Gangguan Penghidu COVID 19
Gangguan Penghidu COVID 19
dimulai di Wuhan, Cina, pada akhir 2019. Lebih dari 16% pasien mengalami sindroma
gangguan pernapasan akut, dan rasio kematian sekitar 1% -2%. Karakteristik klinis COVID-
19 termasuk gejala pernapasan, demam, batuk, dispnea, dan pneumonia. Telah terungkap
bahwa SARS -CoV-2 memiliki urutan genom yang 75% -80% identik dengan SARS-CoV,
dan memiliki lebih banyak kemiripan dengan beberapa corona virus pada kelelawar. SARS-
CoV-2 adalah anggota yang menginfeksi manusia ketujuh yang dilaporkan dari keluarga
Coronaviridae, yang juga termasuk SARS-CoV dan sindrom pernapasan Timur Tengah
(MERS)-CoV.1
Daftar Pustaka
1. Cai Q, Yang M, Liu D, Chen J, Shu D, Xia J, et al. Experimental Treatment with
Favipiravir for COVID-19 : An Open-Label Control. Engineering [Internet].
2020;1(1):1–12. Available from: https://doi.org/10.1016/j.eng.2020.03.007
2. Brann D, Tsukahara T, Weinreb C. Non-neural expression of SARS-CoV-2 entry
genes in the olfactory epithelium suggests mechanisms underlying anosmia in COVID-
19 patients. bioRxiv. 2020;1(1):1–25.
3. Lechien JR, Estomba CMC, Siati DR De, Horoi M. Olfactory and gustatory
dysfunctions as a clinical presentation of mild - to - moderate forms of the coronavirus
disease ( COVID - 19 ): a multicenter European study. Eur Arch Oto-Rhino-
Laryngology [Internet]. 2020;2:1–11. Available from: https://doi.org/10.1007/s00405-
020-05965-1
4. Association AM. Alterations in Smell or Taste in Mildly Symptomatic Outpatients
With SARS-CoV-2 Infection. JAMA. 2020;1(1):1–2.