Konsep Keluarga
Konsep Keluarga
2 Konsep Keluarga
2.2.1 Definisi
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah
bagian dari masyarakat yang perannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat,
dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai, dari keluarga inilah akan tercipta
tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan seseorang dimulai
Secara umum keluarga di definisikan sebagai unit sosial ekonomi terkecil dalam
masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi. Keluarga merupakan kelompok
primer yang terdiri dari dua atau lebih orang mempunyai jaringan interaksi interpersonal,
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-
masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan
anak.
1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong .
musyawarah.
4. Berbentuk monogram
5. Bertanggung jawab
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga berkembang mengikutinya
agar mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat
Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe keluarga
tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non normative. Sussman (1947),
a. Keluarga tradisional
1. Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orang tua campuran atau
2. Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak
yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau
karier keduanya.
3. Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian.
6. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-anaknya
sudah berpisah.
1. Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
2. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hukum
tertentu.
4. Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama hidup
5. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri lebih dari pasangan monogami dengan
Gambaran tentang bentuk atau tipe keluarga tersebut menggambarkan banyaknya bentuk
struktur yang meonjol dalam keluarga. Implikasi bagi keperawatan bahwa tidak ada bentuk
keluarga yang benar atau salah, layak atau tidak layak, melainkan keluarga harus dipahami
dalam konteksnya, tipe tersebut hanya sebuah referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan
berbagai kerangka kelompok kerja primer dengan memperhatikan setiap upaya keperawatan
1. Patrilineal
Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana dalam beberapa
2. Matrilineal
Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana dalam beberapa
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi keluarga berperan
sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus memenuhi tuntutan dan harapna
masyarakat, maka selanjutnya akan di bahas tentang fungsi keluarga sebagai berikut:
Friedman (1998) dalam Padila (2012) mengidentifikasikan lima fungsi dasar keluarga,
yakni:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif , rasa di miliki dan
memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih sayang. Reinforcement dan
Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi afektif adalah:
Setiap anggota keluarga yang mendapat kasih sayang dan dukungan, maka
hangat dan mendukung. Hubungan yang baik dalam keluarga tersebut akan
menjadi dasar dalam membina hubungan dengan orang lain di luar keluarga.
anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui dan di hargai keberadaan
dan haknya.
3. Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat hidup baru.
keinginan yang tidak dapat dicapai sendiri, misalnya mempunyai anak. Hubungan
selanjutnya akan dikembangkan menjadi hubungan orang tua anak dan antar anak
sayang, oleh karena itu perlu diciptakan proees identifikasi yang positif dimana
anak meniru perilaku orang tua melalui hubungan interaksi mereka. Fungsi afektif
penceraian, kenalan anak atau masalah keluarga lainnya timbul akibat fungsi
b. Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi Reproduksi
sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini
sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan
atau diluar ikatan perkawinan sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orang tua
(single parents).
d. Fungsi Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan rumah,
maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga
di bawah garis kemiskinan (gakin atau pra keluarga sejahtera). Perawat berkontribusi
untuk mencari sumber-sumber di masyarakat yang dapat digunakan keluarga
maupun merawat anggota yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota
anggotanya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas
Kelima tugas kesehatan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh keluarga. Perawat
perlu melakukan pengakajian untuk mengetahui sejauh mana keluarga dapat melaksanakan
kelima tugas tersebut dengan baik, selanjutnya memberikan bantuan atau pembinaan terhadap
berikut:
masing
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam situasi sosial
tertentu agar dapat memenuhi harapan – harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik
yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Setiap anggota keluarga mempunyai peran
1. Ayah
pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak – anak, pelindung
keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai
3. Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental,
Perkembangan keluarga adalah sebuah proses perubahan system keluarga yang bergerak
bertahap dari waktu ke waktu. Setiap tahapan umumnya memiliki tugas dan resiko kesehatan
yang berbeda-beda. Duval (Dion & Betan, 2013 dalam Bakri, 2014), membagi keluarga dalam 8
Keluarga baru dimulai ketika dua individu membentuk keluarga melalui perkawinan.
Pada tahap ini, pasangan baru memiliki tugas perkembangan untuk membina
untuk mencapai tujuan bersama, termasuk dalam hal merencanakan anak, persiapan
Ialah masa transisi pasangan suami istri yang dimulai sejak anak pertama lahir
sampai berusia kurang dari 30 bulan. Pada masa ini sering timbul konflik yang dipicu
kecemburuan pasangan akan perhatian yang lebih ditunjukan kepada anggota
keluarga baru.
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama berusia 2,5 tahun hingga 5 tahun. Adapun
Tahap ini berlangsung sejak anak pertama menginjak sekolah dasar sampai masuk
awal masa remaja. Dalam hal ini sosialisasi anak semakin melebar. Tidak hanya di
Pada perkembangan tahap remaja ini orang tua perlu memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawab. Hal ini mengingat bahwa remaja adalah seseorang
yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi. Ia ingin mengatur kehidupannya
Tahapan ini dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah. Artinya keluarga
sedang menghadapi persiapan anak yang mulai mandiri. Dalam hal ini, orangtua
mesti merelakan anak untuk pergi jauh dari rumahnya demi tujuan tertentu.
Masa lanjut adalah masa-masa akhir kehidupan manusia. Maka tugas perkembangan
pada masa ini yaitu beradaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, kawan,
ataupun saudara. Selain itu melakukan “life review” juga penting, disamping tetap
kematian.
2.3.1 Pengkajian
1. Data keluarga
4. Fungsi keluarga
(Friedman, 2010).
A. Data Keluarga
Tabel 2.4 Contoh Format Pengisian Identitas
Nama Puskesmas No Register
1. Nama puskesmas
2. Nama perawat
Di isi dengan nama perawat yang melakukan pengakajian atau nama perawat yang
3. No. Register
4. Tanggal pegakajian
Di isi dengan nama kepala keluarga sesuai dengan kartu keluarga yang ditulis
dengan nama inisial dan diikuti dengan lebel status klien. Contohnya: Tn. R (Tn.
Tuan)
3. Pekerjaan
Diisi dengan pekerjaan, profesi, status, atau sesuai dengan pekerjaan klien.
Contohnya: dokter/perawat/wiraswasta/PNS
5. Bahasa Sehari-hari.
6. Alat Transportasi
1. Nama
3. Umur
Contohnya 28 tahun
4. Jk
Di isi dengan jenis kelamin contohnya: Laki Laki (L) / Perempuan (P)
5. Suku
6. Pendidikan terakhir
Diisi sesuai dengan pekerjaan anggota keluarga saat ini. Contohnya: siswa,
Diisi sesuai dengan TB, BB, BMI masing-masing anggota keluarga. Contoh: TB :
165 cm, BB : 56 kg
(BCG,Polio,DPT,HB,Campak)
Di isi dengan alat bantu apa pun dalam menunjang ke seharian setiap individu di
a. Komposisi keluarga
Komposisi ini biasanya terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK
dari masing-masing anggota keluarga yang dibuat dalam bentuk tabel untuk
memudahkanpengamatan.
b. Genogram
3) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki atau perempuan
5) Aturan symbol.
c. Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi
1) Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarg, dikaji asal suku bangsa
dengan kesehatan.
2) Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis
bersifat homogen).
2) Seberapa aktif keluarga tersebut terliabat dalam kegiatan agama atau organisasi-
keluarga.
Reaksi keluarga tidak hanya untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
tahapan perkembangan.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini dan tahap
mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit
D. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar dan lain lain).
rumah meliputi, jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur dan
fentilasi, pemanasan. Apakah lanitai, tangga, susunan dan bangunan yang lain
untuk kebakaran.
E. Struktur Keluarga
3. Struktur peran
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi sosialisasi
4. Fungsi reproduktif
5. Fungsi ekonomi
3. Strategi koping yang digunakan strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi masalah
H. Pemeriksaan Fisik
berikut ini:
1. Sifat masalah. Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan melihat katagori
dengan skor 3.
2. Kriteria kedua, adalah kemungkinan untuk diubah. Kriteria ini dapat ditentukan
dengan melihat pengetahuan, sumber daya keluarga, sumber daya perawatan yang
skornya terdiri atas, mudah dengan skor 2, sebagian dengan skor 1, dan tidak
3. Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini dapat ditentukan
dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri atas, tinggi dengan skor 3, cukup dengan
berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah. Penilaian dari criteria ini
terdiri atas, segera dengan skor 2, tidak perlu segera skornya 1, dan tidak
yang terjadi. Skor yang ditentukan akan dibagi dengan nilai tertinggi, kemudian
dari tiap kriteria dan tidak bisa diubah (Skor/angka tertinggi x bobot).
keluarga.
prioritas.
justifikasi dari skor yang telah ditentukan oleh perawat, Justifikasi yang diberikan
berdasarkan data yang ditemukan dari klien dan keluarga. Contoh skoring prioritas
masalah pada penderita diabetes Asma bronchial Risiko perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada Ibu P yang merupakan keluarga Bapak J, berhubungan dengan
mellitus. Hal tersebut dapat kita lihat pada matriks di bawah ini.
Tabel 2.7 Skoring Diagnosa Keperawatan
KRITERIA SKOR BOBOT PEMBENARAN
1. Sifat Masalah 3 1
Skala : 2
Tidak/kurang sehat 1
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah 3 2
dapat diubah 2
Skala : 1
Mudah 0
Sebagian
Tidak dapat
4. Menonjolnya masalah 2 1
Skala : 1
Masalah berat, harus 0
segera ditangani
Ada masalah tetapi tidak
perlu
ditangani
Masalah tidak dirasakan
Jumlah
a. Definisi
Pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam proes keluarga suatu program untuk
b. Batasan karakteristik
1) Akselerasi gejala penyakit seorang anggota keluarga
c. Populasi beresiko
1) Kesulitan ekonomi
2.3.4 Implementasi
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawat mengasuh
keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi
kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan dirumah. Ada 3 tahap dalam tindakan
1. Tahap 1 : persiapan
yang akan didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang perlu
mendapatkan informasi).
2. Tahap 2 : intervensi
a. Independent
Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan kompetensi
keperawatan tanpa petunjuk dan perintah dari tenaga kesehatan lainnya. lingkup
1) Tindakan diagnostik
2) Tindakan terapeutik
3) Tindakan edukatif
4) Tindakan merujuk
b. Interdependent
Yaitu suatu kegiatan yang memerluka suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan
lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter yang lainnya.
c. Dependent
3. Tahap 3 : Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
2. Tanggal/jam
3. Tindakan
c. Jangan menuliskan istilah sering, kecil, besar, atau istilah lain yang dapat
Contoh: “memberikan makan lebih sering dari biasanya”. Lebih baik tuliskan
pada jam berapa saja memberikan makan dan dalam berapa porsi makanan
diberikan.
e. Bila penkes dilakukan secara singkat, tuliskan tindakan dan respon pasien
4. Paraf
Tuliskan paraf dan nama terang
2.3.5 Evaluasi
kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemamuan keluarga dalam mencapai
tujuan.
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan
dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. Format yang
1) S : Data Subjektif
perawat secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah
3) A : Analisis
suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga
4) P : Planning
5) I : Implementasi
6) E : Evaluasi
7) R : Reassesment
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan
dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam
proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau
a. Metode Evaluasi
1) Observasi langsung
2) Wawancara
3) Memeriksa laporan
4) Latihan stimulasi
b. Mengukur pencapaian keluarga
1) Kognitif
b) Mengontrol gejala-gejalanya.
c) Pengobatan.
e) Risiko komplikasi.
g) Pencegahan.
1) Interview
diajarkan.
c) Mengajak keluarga pada situasi hipotesa dan tanyakan tindakan yang tepat
Dengan cara observasi langsung, yaitu dengan cara observasi wajah, postur
tubuh, nada suara, isi pesan verbal pada waktu melakukan wawanncara.
4) Psikomotor
Dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan yang
diharapkan.
1) Keluarga telah mecapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga rencana
mungkin dihentikan.
2) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu
3) Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu :
b) Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak realistis atau
perawat.
2. Tanggal/Jam
keperawatan.
hasil, jadi jangan menuliskan data yang tidak perlu atau meniadakan data
yang diperlukan.
e. Tulislah dalam analisis (A) tujuan teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi
atau dihentikan.
R/reassessment.
4. Paraf
METODOLOGI PENELITIAN
Studi kasus dalam karya tulis ini adalah untuk mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan pada keluarga yang mengalami Hipertensi dengan Masalah Keperawatan Kesiapan
Bondowoso.
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada keluarga yang
pada studi kasus ini dilakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami
Hipertensi.
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang di
gunakan
1. Wawancara (hasil anamnesa berita tentang identitas klien. Keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang – dahulu – dan lain-lain). Sumber data dari klien, keluarga dan
perawat lainnya.
3. Studi dukumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain yang
revelan).
Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/nformasi yang di peroleh
sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Disamping intergritas penulis (karena
penulis menjadi instrument utama), uji keabsahan data dilakukan yaitu dengan :
2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber data utama
yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti.
3.7 Analisis Data
sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
Teknis analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi dokumentasi yang
menghasilkan data untuk selanjutnya diitrepretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai
bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut. Urutan dalam analisis adalah :
1. Pengumpulan data
Data dikumpulkan dari hasil WOD ( wawancara, observasi, dan dokumen ). Hasil
di tulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian di salin dalam bentuk transkrip
( catatan terstruktur )
2. Mereduksi data
Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan di jadikan satu
dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data subyektif dan obyektif,
normal.
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks naratif.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajiakan, kemudian data dibahas dan di bandingkan dengan hasil-
hasil penulisan terdahulu dan secara teontis dengan perilaku kesehatan. Penarikan
kesimpulan ddilakukan dengan cara indikasi. Data yang dikumpulkan terkait dengan
penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian pada responden, jika responden
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang didapat untuk
3. Confidentiality ( kerahasian )
Subjek berhak untuk meminta bahwa data yang diberikan untuk dirahasiakan.