Anda di halaman 1dari 10

Makalah Compounding dan Dispensing

“Pendosisan Geriatri dan Penyesuaian Dosis”

APOTEKER ANGKATAN XXX

Dosen : Rahmi Hutabarat, M.Si, Apt

Disusun oleh :

1. Romauli Situmorang, S.Farm 15344025


2. Fiqih Adinda, S.Farm 15344027
3. Tatang Tafdila, S.Farm 15344028
4. Nurmiawati, S.Farm 15344029
5. Dini Ayu Lestari Pratiwi, S.Farm 15344030
6. Ikra Nurohman, S.Farm 15344031

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI
NASIONAL JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas
 petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Compounding dan
Dispensing dengan judul ini dengan tepat waktu dengan judul “ Pendosisan Geriatri
dan Penyesuaian Dosis”. Dalam penyusunannya kami memperoleh banyak
bantuan dari beberapa literatur yang kami dapat, dan kami mengucapkan
trimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen kami Rahmi Hutabarat, S.Si.,
M.Si., Apt. Selaku dosen Compounding dan Dispensing  yang telah memberikan
kami waktu untuk menyelesaikan makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam proses pembelajaran dan penulisan
makalah masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini,
terutama struktur bahasa. Oleh karena itu kami menharapkan pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu
 pengetahuan ini

Jakarta, Desember 2015

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1


I.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
I.2. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5
II.1. Geriatri ........................................................................................... 5
II.2. Dosis Obat ..................................................................................... 14
II.3. Cara Perhitungan Dosis ............................................................... 15
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 17
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Usia lanjut merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang


ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi
terhadap tekanan, baik tekanan internal maupun eksternal. Beberapa ciri
khas dari pasien geriatri adalah jarang didiagnosis dengan hanya satu
 penyakit saja, mempunyai penyakit kronis yang mudah menjadi akut, serta
timbulnya gejala klinis yang tidak sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan 78% usia lanjut menderita tidak


kurang dari 4 macam penyakit, 38% menderita lebih dari 6 macam
 penyakit, dan 13% menderita lebih dari 8 macam penyakit. Banyaknya
 penyakit yang diderita ini sering menyulitkan seorang dokter membuat
diagnosis yang tepat dan memberi pengobatan yang rasional. Sehingga
sering dijumpai, dokter meresepkan obat secara berlebihan (over
 prescribing) atau memberikan obat tidak tepat (incorrect prescribing) pada
 penderita usia lanjut (1).

Salah satu tanggung jawab profesi seorang farmasis adalah


memberikan layanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien, yang
disebut dengan pharmaceutical care (asuhan kefarmasian). Dalam terapi
obat pasien, seorang farmasis diharapkan dapat mengidentifikasi masalah-
masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat (Drug Related Problems)
 baik yang telah terjadi atau yang berpotensi untuk terjadi, kemudian
mengupayakan penanganannya dan pencegahan terhadap masalah yang
teridentifikasi(2).

Penyakit pada usia lanjut sering terjadi pada banyak organ


sehingga pemberian obat sering terjadi polifarmasi. Polifarmasi berarti
 pemakaian banyak obat sekaligus pada seorang pasien, lebih dari yang
dibutuhkan secara logis-rasional dihubungkan dengan diagnosis yang
diperkirakan. Diantara demikian banyak obat yang ditelan pasti terjadi
interaksi obat yang sebagian dapat bersifat serius dan sering menyebabkan
hospitalisasi atau kematian. Kejadian ini lebih sering terjadi pada pasien
yang sudah berusia lanjut yang biasanya menderita lebih dari satu
 penyakit. Penyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi, gagal
 jantung dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus,
gangguan fungsi ginjal dan hati. Selain itu, juga terjadi keadaan yang
sering mengganggu lansia seperti gangguan fungsi kognitif, keseimbangan
 badan, penglihatan dan pendengaran. Semua keadaan ini menyebabkan
lansia memperoleh pengobatan yang banyak jenisnya. (3)

Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-


lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Secara umum, memang
 beberapa penyakit dapat dikendalikan, akan tetapi pada lansia hal ini
masih merupakan suatu masalah, karena berkaitan dengan menurunya
fungsi organ tubuh akibat proses menua. Bahkan diluar negeri yang
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak diragukan lagi, ternyata
angka kematian akibat beberapa penyakit pada lansia masih jauh lebih
tinggi dibandingkan pada usia muda, yang membuktikan bahwa
 pengobatan yang tepat masih merupakan masalah penting pada lansia. (4)

I. 2 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk :
1. Mengetahui pengertian geriatri
2. Mengetahui bagaimana cara mendosiskan pada pasien geriatri
Kimble, menyatakan bahwa geriatri juga telah mengalami
 perubahan dalam hal farmakokinetik dan farmakodinamik obat.
Perubahan farmakokinetik yang terjadi karena adanya penurunan
kemampuan absorbsi yang disebabkan oleh perubahan dari saluran
gastrointestinal,
 perubahan distribusi terkait dengan penurunan cardiac output dan ikatan
 protein-obat, perubahan metabolisme karena penurunan fungsi hati dan
atau ginjal, serta penurunan laju ekskresi karena terjadinya penurunan
fungsi ginjal. Obat harus berada pada tempat kerjanya dengan
konsentrasi yang tepat untuk mencapai efek terapetik yang didapatkan.
Perubahan-
 perubahan farmakokinetik pada pasien lanjut usia memiliki peranan
(5)
 penting dalam bioavailabilitas obat tersebut.

Proses-proses farmakokinetik obat pada usia lanjut dijelaskan


pada uraian di bawah ini :

a) Absorbsi
Penundaan pengosongan lambung, reduksi sekresi asam lambung dan
aliran darah organ absorbsi secara teoritis berpengaruh pada absorbs
itu sendiri. Namun pada kenyataannya perubahan yang terkait pada
usia ini tidak berpengaruh secara bermakna terhadap bioavailabilitas
total obat yang diabsorbsi. Beberapa pengecualian termasuk pada
digoksin dan obat dan substansi lain (misal thiamin, kalsium, besi dan
beberapa jenis gula).

 b) Distribusi
Farktor-faktor yang menentukan distribusi obat termasuk komposisi
tubuh, ikatan plasma-protein dan aliran darah organ dan lebih spesifik
lagi menuju jaringan, semuanya akan mengalami perubahan
dengan
 bertambahnya usia, akibatnya konsentrasi obat akan berbeda pada pasien
lanjut usia jika dibandingkan dengan pasien yang lebih muda pada
 pemberian dosis obat yang sama.(5)
c) Komposisi Tubuh
Pertambahan usia dapat menyebabkan penurunan total air. Hal ini
menyebabkan terjadinya penurunan volume distribusi obat yang larut air
sehingga konsentrasi obat dalam plasma meningkat. Pertambahan usia
 juga akan meningkatkan massa lemak tubuh. Hal ini akan menyebabkan
volume distribusi obat larut lemak meningkat dan konsentrasi obat dalam
 plasma turun namun terjadi peningkatan durasi obat (missal golongan
 benzodiazepin) dari durasi normalnya.(5)

d) Ikatan Plasma Protein


Seiring dengan pertambahan usia, albumin manusia juga akan turun.
Obat-obatan dengan sifat asam akan berikatan dengan protein albumin
sehingga menyebabkan obat bentuk bebas akan meningkat pada pasien
geriatric. Saat obat bentuk bebas berada dalam jumlah yang banyak maka
akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi obat dalam plasma
meningkat. Hal ini menyebabkan kadar obat tersebut dapat melampaui
konsentrasi toksis minimum (terlebih untuk obat-obatan paten).(9)

e) Aliran Darah pada Organ


Penurunan aliran darah organ pada lansia akan mengakibatkan
 penurunan perfusi darah. Pada pasien geriatri penurunan perfusi darah
terjadi sampai dengan 45%. Hal ini akan menyebabkan penurunan
distribusi obat ke jaringan sehingga efek obat akan menurun.(9)

f) Eliminasi
Metabolisme hati dan eskresi ginjal adalah mekanisme penting yang
terlibat dalam proses eliminasi. Efek dosis obat tunggal akan diperpanjang
dan pada keadaan steady state akan meningkat jika kedua mekanisme
menurun.(5)
 Metabolisme hati

Substansi yang larut lemak akan dimetabolisme secara ekstensif di


hati, sehingga mengakibatkan adanya penurunan bioavaibilitas sistemik.
Oleh karena itu adanya penurunan metabolism akan meningkatkan
 bioavaibilitas obat. Pada pasien geriatri adanya gangguan first past
metabolism akan meningkatkan biovaibilitaas obat. (5)

 Eliminasi Ginjal

Penurunan aliran darah ginjal, ukuran organ, filtrasi glomerulus dan


fungsi tubuler merupakan perubahan yang terjadi dengan tingkat yang
 berbeda pada pasien geriatri. Kecepatan filtrasi glomerolus menurun
kurang lebih 1 % per tahun dimulai pada usia 40 tahun. perubahan tesebut
mengakibatkan beberapa obat dieliminasi lebih lambat pada lanjut usia.
Beberapa kasus menunjukan bahwa konsentrasi obat dalam jaringan akan
meningkat sebanyak 50% akibat penurunan fungsi ginjal. Penurunan
klirens kreatinin terjadi pada dua pertiga populasi. Penting untuk diketahui
 bahwa penuruna klirens kreatinin ini tidak dibarengi dengan peningkatan
kadar kreatinin yang setara dalam serum karena produksi kreatinin juga
menurun seiring berkurangnya massa tubuh dengan pertambahan usia.
Akibat yang segera ditimbulkan oleh perubahan ini adalah pemanjangan
waktu-paruh banyak obat dan kemungkinan akumulasinya dalam kadar
toksik jika dosis tidak diturunkan dalam hal ukuran atau frekuensi.
Rekomendasi pemberian obat untuk para lansia sering kali mencakup
 batasan dosis untuk klirens ginjal yang menurun. (9)
Paru berperan penting pada ekskresi obat volatile. Akibat
 berkurangnya kapasitas pernapasan dan peningkatan insidens penyakit
 paru aktif pada lansia, anesthesia inhalasi menjadi lebih jarang digunakan
dan agen parenteral menjadi lebih sering digunakan pada kelompok usia ini.
(9)
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 KESIMPULAN

Salah satu hal yang menjadi fokus dalam keberhasilan


 pengobatan adalah dapat menentukan dengan tepat jumlah dosis yang
akan diberikan pada pasien, khususnya pada pasien geriatri, Oleh
karena itu, tenaga kesehatan, harus dapat menguasai pengetahuan
tentang penentuan dosis obat sesuai dengan kebutuhan klien atau
 pasien.

IV.2 SARAN

Kemampuan untuk menerapkan rumus perhitungan dosis


dalam memberikan dosis obat yang tepat dan akurat pada pasien
geriatri sangat bermanfaat, selain itu juga diperlukan memahami
kondisi mental dari pasien geriatri agar lebih mendorong pasien
 bersemangat untuk terus patuh dalam pengobatan supaya tingkat
kesembuhan cepat diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rahmawati, Fitri, dkk.  Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 1 Januari


2008, Hal 23-29 :  Problem Pemilihan Obat Pada Pasien Rawat Inap
Geriatri di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta, Fakultas Farmasi UGM.
2. Chistiane, Merry, dkk.  Jurnal Farmasi Indonesia Vol. V, No. 3 Desember
2008, 138-149 : Kejadian Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki Yang
 Menyebabkan Pasien Usia Lanjut Dirawat Di Ruang Perawatan Penyakit
 Dalam Instalasi Rawat Inap B Rumah Sakit DR. Cipto Mangunkusumo,
Fakultas FMIPA jurusan Farmasi UI.
3. Anonim, 2004,  Bagi Kaum Lansia Obat tidak Selalu Menjadi Sahabat
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0804/01/index.htm.. Diakses tanggal
14 Maret 2009
4. Darmansjah, Iwan, Prof. 1994.  Jurnal Ilmiah : Polifarmasi pada Usia
 Lanjut . Diakses tanggal 14 Maret 2009
5. Darmojo-Boedi, Martono Hadi (editor). 2006.  Buku Ajar Geriatri. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran UI. Jakarta
6. Bustami,Z.S. 2001. Obat Untuk Kaum Lansia. Edisi kedua. Penerbit ITB.
Bandung
7. Syamsuni, (2005) Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit
Buku Kedokteran (EGC)
8. Craven, RF., Hirnle, CJ. (2000). Fundamental of Nursing : Human Health
and Function, 3rd Ed., New York : Lippincott Pub.
9. Supriati, Tati., Bahan Ajar Praktikum Farmasetika, Jurusan Farmasi
Poltekkes Jakarta II
10. Manjoer, Arif M, 2000,  Kapita Selekta Kedokteran, 12, Media
Aesculapius, Jakarta.
11. Anonim, 2006, Terapi pada Usia Lanjut (Geriatri
), http://pojokapoteker.blogspot.com/2008/12/terapi-pada-usia-lanjut-
geriatri.html diakses 14 Maret 2009

Anda mungkin juga menyukai