Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

“IDENTIFIKASI ZAT PEMBAWA KARBOHIDRAT”

DISUSUN OLEH :

NAMA : VANESSA AXELIA BESTARY

NIM : 1900096

PRODI : D-III 2B

HARI PRATIKUM : SELASA (14.00-17.00)

GRUP : B4

DOSEN PEMBIMBING: EMMA SUSANTI,M.Farm,Apt

ASISTEN DOSEN :

1. SYAHRUL AMIN
2. NIA DAIATUL ISROQ

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2020
PERCOBAAN II

“IDENTIFIKASI ZAT PEMBAWA KARBOHIDRAT”

I. TUJUAN PRAKTIKUM
- Untuk mengetahui zat-zat pembawa karbohidrat
- Untuk mengidentifikasikan zat dekstrin

II. PRINSIP PERCOBAAN


1. Uji Molisch
Dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji
dicampur dengan pereaksi Molisch kemudian dialirkan H2SO4 dengan hati-hati
melalui dinding tabung agar tidak bercampur. Hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.

2. Uji Iodium
Dilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji dicampurkan dengan
larutan iodium. Hasil positif ditandai dengan amilum dengan iodium berwarna
biru, dan dekstrin dengan iodium berwarna merah anggur.

3. Uji Benedict
Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji
dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau
kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.

4. Uji Barfoed
Dilakukan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Larutan
uji dicampurkan dengan pereaksi Barfoed kemudian dipanaskan. Hasil positif
ditunjukkan dengan monosakarida menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah
bata.

5. Uji Seliwanoff
Dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji
dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange.

6. Uji Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aladehida atau keton bebas
membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.
Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik.
Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila
didinginkan. Namun, sukros tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau
keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.  Sebaliknya, osazon
monosakarida tidak larut dalam air mendidih.

7. Uji Asam Musat


Dilakukan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa. Larutan uji
dicampurkan dengan HNO3 pekat kemudian dipanaskan. Karbohidrat dengan
asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan
galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut.

8. Hidrolisis Pati
Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum digunakan larutan amilum 1%,
larutan iodium, pereaksi Benedict, larutan HCl 2 N, Larutan NaOH 2%. Amilum
ditambahkan dengan HCl lalu dipanaskan. Dilakukan uji iodium setiap 3 menit
hingga warnanya berubah jadi kuning pucat. Kemudian larutan dihidrolisis lagi
selama 5 menit lalu didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH 2%,. Lalu diuji
dengan pereaksi Benedict.

9. Hidrolisis Sukrosa
Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa digunakan larutan sukrosa 1%,
pereaksi Benedict, pereaksi Seliwanoff, pereaksi Barfoed, larutan HCl pekat,
larutan NaOH 2% sebagai bahannya. larutan sukrosa ditambahkan dengan HCl
pekat lalu dipanaskan selama 45 menit. Setelah didinginkan dinetralkan dengan
NaOH 2%. Lalu diuji dengan pereaksi Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed.

III. TINJAUAN PUSTAKA


Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen yang
terdapat di alam dengan rumus empiris Cn(H 2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka
senyawa ini pernah diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga disebut sebagai karbohidrat.
Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan ”hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang
tidak benar. Hal ini karena ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris seperti
karbohidrat tetapi bukan karbohidrat (Tim Dosen, 2010).
Asam asetat misalnya dapat ditulis (C2(H2O)2 dan formaldehid dengan rumus CH2O atau
HCHO. Dengan demikian suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus
empirisnya saja, tetapi yang paling penting ialah rumus strukturnya (Tim Dosen, 2010).
Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada
molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil(aldehid dan keton). Gugus-gugus fungsi itulah
yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat
dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida dan polihidroksiketon atau senyawa yang
menghasilkannya pada proses hidrolisis (Tim Dosen, 2010).
Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan berasal dari
karbohidrat. Menurut Neraca Bahan Makanan 1990 yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik,
di Indonesia energi berasal dari karbohidrat merupakan 72% jumlah energi rata-rata sehari yang
dikonsumsi oleh penduduk. Di negara-negara maju seperti AmerikaSerikat dan Eropa Barat,
angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50%. Nilai energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram
(Almatsier, 2010).

Polisakarida tersusun dari banyak unit monosakarida yang terikat antara satu dengan
yang lain melalui ikatan glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida menghasilkan monosakarida.
Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya
spesifik.Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan
untukmenentukan struktur molekul polisakarida (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana
yangtersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercaban. Gula sederhana ini terutama
adalahglukosa. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen,
dan polisakarida nonpati (Almatsier, 2010).
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan
merupakankarbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat
dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian. 
Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain bergant
ung jenis tanaman asalnya. Rantai glukosa terikatsatu sama lain melalui ikatan alfa yang dapat
dipecah dalam proses pencernaan (Almatsier,2010).
Dekstrin merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui
hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat dalam makanan.
Cairan glukosadalam hal ini merupakan campuran dekstrin, maltosa, glukosa, dan air. Dekstrin
maltosa,suatu produk hasil hidrolisis parsial pati, digunakan sebagai makanan bayi karena
tidakmudah mengalami fermentasi dan mudah dicernakan (Almatsier, 2010).
Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidrat
didalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan otot.
Glikogenterdiri atas unit-unit glukosa dalam bentuk rantai lebih bercabang. Struktur yang
lebih bercabang ini membuat glikogen lebih mudah dipecah. Glikogen dalam otot hanya dapatdi
gunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hatidapat
digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh. Kelebihan
glukosamelampaui kemampuan menyimpannya dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi
lemakdan disimpan dalam jaringan lemak. Glikogen tidak merupakan sumber karbohidrat
yang penting dalam bahan makanan, karena hanya terdapat di dalam makanan berasal
dari hewanidalam jumlah terbatas (Almatsier, 2010).
 Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan.
Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena baik amilum maupun
glikogen,tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glikogen dalam air akan membentuk koloid dan
memberikan warna merah dangan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa dalamsel
tubuh diatur oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaliknya,
proseshidrolisis glikogen menjadi glukosa disebut glycogenolisis (Sirajuddin dan
Najamuddin,2011)
Mengenai penjelasan tentang serat, akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian
karena peranannya dalam mencegah berbagai penyakit. Definisi terakhir yang diberikan untuk
seratmakanan adalah polisakarida nonpati yang menyatakan polisakarida dinding sel. Ada
duagolongan serat, yaitu yang tidak dapat larut dan yang dapat larut dalam air. Serat yang
tidakdapat larut dalam air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam
airadalah pektin, gum, mukilase, glukan dan algal (Almatsier, 2010).
Selulosa, hemiselulosa, dan lignin merupakan kerangka struktural semua tumbuh-
tumbuhan. Selulosa merupakan bagian utama dinding sel tumbuh-tumbuhan yang terdiri
atas polimer linier panjang hingga 10.000 unit glukosa terikat dalam bentuk ikatan beta.
Polimerkarbohidrat dalam bentuk ikatan beta tidak dapat dicernakan oleh enzim pencernaan
manusia(Almatsier, 2010).
Pektin, gum, dan mukilase terdapat di sekeliling dan di dalam sel tumbuh-
tumbuhan.Ikatan-ikatan ini larut atau mengembang di dalam air sehingga membentuk gel. Oleh
karenaitu, di dalam industri pangan digunakan sebagai bahan pengental, emulsifer,dan
stabilizer(Almatsier, 2010).
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut
dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali polisakarida bersifat tidak
larut dalamair. Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan
terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental
semacamgel (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).

Adapun fungsi dari karbohidrat diantaranya (Almatsier, 2010):


 
1. Sumber energi
 fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.Karbohidrat merupakan
sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyak didapat alam dan harganya
relatif murah. Karbohidrat di dalam tubuh beradadalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera;sebagiandisimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan
sebagian diubah menjadilemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam
jaringan lemak.2.
 
2. Pemberi rasa manis pada makanan
 karbohidrat memberi rasa manis pada makanan,khususnya mono dan disakarida. Sejak
lahir manusia menyukai rasa manis. Alat kecapan pada ujung lidah merasakan rasa manis
tersebut. Gula tidak mempunyai rasamanis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis.3.
 
3. Penghemat protein
 bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akandigunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanyasebagai zat pembangun.
Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, proteinterutama akan digunakan sebagai zat
pembangun.
 
4. Pengatur metabolisme lemak 
 karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yangtidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asamasetoasetat,aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.
 
5. Membantu pengeluaran feses
 karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan
cara peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makananmengatur
peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam
usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akandikeluarkan.

Bila tidak ada karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak dapat
diubahmenjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf pusat. Oleh sebab itu, tidak
adaketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk manusia. Untuk memelihara
kesehatan,WHO (1990) menganjurkan agar 50-65% konsumsi energi total berasal dari
karbohidratkompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula sederhana (Almatsier,
2010).

IV. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
1. rak tabung reaksi
2. penjepit buaya
3. pipet tetes
4. plat tetes
5. tabung reaksi

B. BAHAN
1. larutan dekstrin
2. uji molish
3. uji Benedict
4. uji selwanof
5. uji iodium
6. H2SO4

V. CARA KERJA

1. Uji molish
Masukkan 15 tetes dekstrin kedalam tabung reaksi lalu tambahkan 3 tetes pereaksi
molish.
kocok sampai tercampur keduanyatambahkan 1 ml H 2SO4 pekat melalui dinding tabung.
lalu perhatikan bentuk cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan yang
menandakan reaksi positif karbohidrat.
2. Uji iodium
Masukkan 3 tetes dekstrin kedalam tabung reaksi tambahkan 2 tetes larutan iodium
amati.

3. Uji Benedict
Masukkan 5 tetes larutan dekstrin dan 15 tetes pereaksi Benedict kedalam tabung reaksi
campurkan dengan baik, didihkan diatas api kecil selama 2 menit, dinginkan perlahan-
lahan perhatikan.

4. Uji sellwanof
Masukkan 5 tetes larutan dekstrin dan tambahkan 15 tetes pereaksi sellwanof kedalam
tabung reaksi,didihkan diatas api kecil selama 30 detik,lalu amati.

VI. HASIL

1.      Uji Molisch

KARBOHIDRAT
NO. ZAT UJI HASIL UJI MOLISCH
(+/-)
1. Amilum 1% Terbentuk cincin ungu +
2. Dekstrin 1% Terbentuk cincin ungu +
3. Sukrosa 1% Terbentuk cincin ungu +
4. Maltosa 1% Terbentuk cincin ungu +
5. Galaktosa 1% Terbentuk cincin ungu +
6. Fruktosa 1% Terbentuk cincin ungu +
7. Glukosa 1% Terbentuk cincin ungu +
8. Arabinosa 1% Terbentuk cincin ungu +

2.      Uji Iodium

POLISAKARIDA
NO. ZAT UJI HASIL UJI IODIUM
(+/-)
1. Amilum 1% Biru +
2. Dekstrin 1% Merah anggur +
3. Sukrosa 1% Kuning -
4. Maltosa 1% Kuning -
5. Galaktosa 1% Kuning -
6. Fruktosa 1% Kuning -
7. Glukosa 1% Kuning -
8. Arabinosa 1% Kuning -

3.      Uji Benedict


GULA REDUKSI
NO ZAT UJI HASIL UJI BENEDICT
(+/-)
1. Amilum 1% Biru -
2. Dekstrin 1% Hijau -
3. Sukrosa 1% Endapan Merah Bata +
4. Maltosa 1% Endapan Merah Bata +
5. Galaktosa 1% Endapan Merah Bata +
6. Fruktosa 1% Endapan Merah Bata +
7. Glukosa 1% Endapan Merah Bata +
8. Arabinosa 1% Endapan Merah Bata +

4.      Uji Barfoed

NO MONOSAKARIDA
ZAT UJI HASIL UJI BARFOED
. (+/-)
1. Sukrosa 1% Biru +
2. Maltosa 1% Biru -
3. Galaktosa 1% Merah Bata +
Orange (endapan merah
4. Fruktosa 1% +
bata)
5. Glukosa 1% Merah Bata +
6. Arabinosa 1% Merah Bata +

5.      Uji Seliwanoff

HASIL UJI
NO. ZAT UJI KETOSA (+/-)
SELIWANOFF
1. Sukrosa 1% Kuning keorengan -
2. Galaktosa 1% Kuning Bening -
3. Fruktosa 1% Merah Orange +
4. Glukosa 1% Bening -
5. Arabinosa 1% Kuning -

6.      Uji Osazon

NO ZAT UJI HASIL UJI OSAZON GAMBAR


1. Sukrosa Tidak terdapat kristal

2. Maltosa Ada kristal, namun jarang

3. Galaktosa Terdapat kristal, namun sedikit

4. Glukosa Terdapat kristal

7.      Uji Asam Musat

N
ZAT UJI HASIL UJI ASAM MUSAT GAMBAR
O

1. Amilum Tidak terdapat kristal

2. Glikogen Tidak terdapat kristal


3. Galaktosa Terdapat kristal, namun sedikit

4. Fruktosa Tidak terdapat kristal

8.      Hidrolisis Pati

HIDROLISIS
NO HASIL UJI IODIUM HASIL
(MENIT)
1. 3 Biru kehitaman Amilosa
2. 6 Ungu Amilopektin
3. 9 Kuning coklat Akrodekstrin
4. 12 Kuning pucat Glukosa
Hasil akhir dengan uji Benedict : Terbentuk endapan merah bata

9.      Hidrolisis Sukrosa


PERLAKUAN UJI HASIL UJI
Benedict Sebelum dipanaskan : biru muda
5 tetes larutan
(dipanaskan) Setelah dipanaskan : merah bata
5 tetes larutan Seliwanoff Oranye
Barfoed Sebelum dipanaskan : biru muda
5 tetes larutan
(dipanaskan) Setelah dipanaskan : biru muda

VII. PEMBAHASAN

1.      Uji Molisch


Berdasarkan percobaan ini diperoleh data bahwa semua larutan uji ketika direaksikan
dengan pereaksi Molisch, dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan
yang diujikan adalah amilum, dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan
arabinosa semuanya menunjukkan hasil yang positif. Hal ini membuktikan adanya suatu
karbohidrat dalam larutan tersebut. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi
Molisch, dialirkan dengan larutan H2SO4 pekat dengan cara memiringkan tabung reaksi. Hal ini
dilakukan agar larutan H2SO4 tidak bercampur dengan larutan yang ada dalam tabung, sehingga
pada akhir reaksi diperoleh suatu pembentukan cincin berwarna ungu pada batas antara kedua
lapisan larutan dalam tabung. Terbentuknya kompleks berwarna ungu ini karena pengaruh hasil
dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol dari pereaksi Molisch.

Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :


                                               H                                 O
                                  │                                 ║ 
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O +H2SO4 →     ─C—H + 
                                                                                                      │
                                                                                                      OH
         Pentosa                                                                
Furfural           α-naftol

                                                                H                                                            


                                                                │                                                           
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 
Heksosa                                                         
                         O
                                ║
→ H2C─       ─C—H  
       │                     │            
      OH                  OH
5-hidroksimetil furfural                 α-naftol

Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah  sebagai berikut:  


                                O
                                ║
SO3H
H2C -----──C──────OH

Cincin ungu senyawa kompleks

2.      Uji Iodium


Pada percobaan ini, suatu polisakarida dapat dibuktikan dengan terbentuknya kompleks
adsorpsi yang spesifik pada setiap jenis polisakarida ini. Di mana amilum dengan iodium
menghasilkan larutan berwarna biru pekat dan dekstrin yang menghasilkan warna larutan merah
anggur yang menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji
monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu
hasil yang ditunjukkan negatif. Terbentuknya warna biru dan warna merah anggur ini disebabkan
molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan
iodium. Oleh karena itu, monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang
spesifik karena tidak mengandung amilosa dan amilopektin.

3.      Uji Benedict


Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang
berwarna merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk
berwarna merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang
dikandung oleh tiap-tiap larutan uji . Dekstrin, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan
arabinosa menunjukkan hasil yang positif. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil
reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung
dalam gula reduksi yang berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimilki oleh
pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat. Selain itu, amilum dan
sukrosa tidak membentuk endapan merah bata dan warna larutan setelah dipanaskan menjadi
biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa tidak mengandung gula pereduksi, oleh karena
itu amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil yang negatif.

4.      Uji Barfoed


Pada percobaan ini, diperoleh data bahwa suatu monosakarida dapat dibedakan dengan
disakarida yang dapat diamati dari terbentuknya endapan merah bata pada senyawa glukosa,
galaktosa, fruktosa dan arabinosa, sedangkan pada zat uji lainnya tidak terbentuk endapan merah
bata, sehingga dianggap sebagai disakarida. Sama halnya dengan pereaksi Benedict, pereaksi
Barfoed ini juga mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ . Pada dasarnya, monosakarida dapat
mereduksi lebih cepat dibandingkan dengan disakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah
tidak memberikan hasil positif oleh karena itu, larutan uji disakarida tidak membentuk warna
merah orange pada percobaan ini.

5.      Uji Seliwanoff


Pada uji ini diperoleh data bahwa hanya fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang
spesifik yakni warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam
karbohidrat jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff ini
mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi
setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah orange. Hal ini tidak
dialami oleh zat uji yang lain di mana sukrosa, galaktosa, glukosa, dan arabinosa menunjukkan
hasil negatif terhadap adanya ketosa. Akan tetapi sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat
menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena adanya
pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa
sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan
larutan berwarna merah orange.

6.      Uji Osazon


Pada percobaan ini diperoleh data bahwa karbohidrat dapat dibedakan dari bermacam-
macam gambar kristalnya. Hal ini dikarenakan semua karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau oaszon bila dipanaskan bersama
fenilhidrazin berlebih. Maltosa, fruktosa, dan glukosa pada reaksinya terbentuk kristal. Berbeda
dengan sukrosa, ketika direaksikan tidak terbentuk kristal. Hal ini dikarenakan gugus aldehida
atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.

7.      Uji Asam Musat


Pada percobaan ini diperoleh data bahwa glukosa dan galaktosa dapat dibedakan
berdasarkan bentuk kristalnya. Sukrosa memiliki kristal yang jarang-jarang, laktosa yang
bertebaran seperti pasir, galaktosa memiliki kristal terpisah-pisah, dan glukosa yang sangat
jarang. Galaktosa yang dioksidasi oleh asam nitrat pekat ( HNO 3 ) menghasilkan asam musat
yang kurang larut dalam air dibandingkan dengan glukosa dapat larut baik dengan air. Setelah
larutan diamati dibawah mikroskop dan dengan penambahan Mertion Oil yang berfungsi
memperjelas gambar kristal di bawah mikroskop, maka diperoleh bentuk kristal glukosa sangat
jarang dan sedikit sekali jika dibanding gambar kristal galaktosa yang cukup jarang namun tidak
lebih sedikit jika dibanding dengan glukosa. Akibat dari kristal inilah sehingga asam musat
glukosa lebih larut dalam air dibanding galaktosa.

8.      Hidrolisis Pati


Berdasarkan percobaan hidrolisis pati ini, diperoleh data bahwa hasil hidrolisis pati
dengan penambahan iodium tiap 3 menit menghasilkan warna larutan yang berbeda dari warna
biru hingga larutan berwarna kuning pucat. Akan tetapi, hasil percobaan yang diperolah berbeda
dengan dasar teori yang digunakan sebagai acuan. Di mana, setelah menit ke enam ternyata
larutan yang diberi iodium tidak berubah menjadi berwarna ungu seperti yang ditunjukkan pada
data acuan. Demikian pula pada menit-menit berikutnya hingga warna memperlihatkan kuning
pucat. Hal ini mungkin disebabkan karena alat yang digunakan kurang steril dan masih
terkontaminasi dengan senyawa lain, ketidaktelitian praktikan dalam mereaksikan sejumlah
bahan yang seharusnya sesuai dengan prosedur kerja, dan pemanasan yang berlebihan sehingga
mempengaruhi hasil reaksi. Adapun hasil hidrolisis setelah dinetralkan dengan NaOH, lalu diuji
dengan pereaksi Benedict akan menghasilkan larutan yang memberntuk endapan merah bata.

9.      Hidrolisis Sukrosa


Berdasarkan hasil percobaan hidrolisis sukrosa diperoleh data bahwa sukrosa yang
ditambahkan HCl pekat dan dipanaskan serta dinetralkan dengan NaOH bila diambil beberapa
tetes dan diuji dengan Benedict, sebelum dipanaskan berwarna biru ternyata setelah dipanaskan
menghasilkan suatu endapan berwarna merah bata. Dengan uji Seliwanoff yang ditambah HCl
pekat, sebelum dipanaskan berwarna kekuningan dan setelah dipanaskan berwarna orange. Uji
seliwanoff  ini menunjukkan hasil yang positif. Hal ini membuktikan bahwa pada sukrosa
terkandung fruktosa setelah dihidrolisis. Sedangkan pada uji Barfoed yang sebelum dipanaskan
berwarna biru bening namun setelah dipanaskan tetap berwarna biru bening. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan sukrosa tidak mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan pada waktu
percobaan, sukrosa belum terhidrolisis sempurna. Ketidaktelitian praktikan memicu tejadinya
kesalahan pengamatan. Berdasarkan teori, sukrosa bereaksi postif terhadap pereaksi barfoed. Jika
telah terhidrolisis sempurna menandakan bahwa sukrosa bila dipanaskan akan terhidrolisis
menjadi dua senyawa monosakarida. Senyawa fruktosa dan glukosa. Monosakarida itulah yang
menunjukkan reaksi dengan pereaksi tersebut.
Dekstrin adalah karbohidrat yang dibentuk selama hidrolisis pati menjadi gula oleh
panas, asam dan atau enzim. Dekstrin dan pati memiliki rumus umum yang sama  yang mana
unit glukosa bersatu dengan yang lainnya membentuk rantai (polisakarida) tetapi dekstrin
memiliki ukuran lebih kecil dan kurang kompleks dibandingkan pati. Dekstrin larut dalam air
tetapi dapat diendapkan dengan alkohol. Dektrin memiliki sifat seperti pati. Beberapa dekstrin
bereaksi dengan iodin memberikan warna biru dan larut dalam alkohol 25% (disebut
amilodekstrin) sedang yang lainnya berwarna coklat-kemerahan dan larut dalam alkohol 55%
(disebut eritrodekstrin) dan yang lainnya tidak membentuk warna dengan iodin serta larut dalam
alkohol 70 (disebut akhrodekstrin), yang juga diidentifikasi sebagai desktrosa ekuivalen (DE).
DE yang tinggi menunjukkan adanya depolimerisasi pati yang besar. Maltodekstrin adalah
produk dengan DE rendah.

VIII. KESIMPULAN
1. Suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna     ungu
pada amilum, dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan
arabinosa.
2. Polisakarida dibuktikan dengan terbentuknya kompleks berwarna spesifik,       
amilum berwarna biru dan dekstrin berwarna merah anggur sehingga menandakan
polisakarida.
3. Gula reduksi pada suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya
endapan berwarna merah bata pada  maltosa, galatosa, fruktosa, glukosa dan
arabinosa, hijau kekuningan pada dekstrin, dan jingga pada maltosa.
4. Monosakarida dan disakarida dapat dibedakan dengan terbentuknya endapan
merah bata pada monosakarida sedangkan pada disakarida tidak terbentuk
endapan merah bata.
5. Pada pengujian ketosa dibuktikan dengan terbentuknya senyawa kompleks
berwarna merah orange pada fruktosa sehingga mengandung ketosa.
6. Karbohidrat tersebut dibedakan dari gambar kristalnya. Karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau
osazon. Sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang
terikat pada monomernya sudah tidak bebas.
7. Glukosa dan galaktosa dibedakan berdasarkan bentuk kristalnya, kristal    glukosa
bertebaran dan sangat jarang, sedangkan kristal galaktosa tepisah-pisah dan
berjauhan.
8. Hasil hidrolisis amilum diidentifikasi dengan terbentuknya endapan merah bata
dan warna larutan bening kebiruan.
9. Hasil hidrolisis sukrosa dengan pengujian Benedict menghasilkan endapan  merah
bata, dengan Seliwanoff berwarna orange, dan dengan Barfoed tidak berubah
warna.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran    


EGC 

Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : 


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar. Makassar : UPT MKU

Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar 2. Makassar : UPT MKU

X. LAMPIRAN
DEKSTRIN

Anda mungkin juga menyukai