ASKEB KOMUNITAS
OLEH :
KARIN
11.14076.18.017
PALANGKA RAYA
Tujuan umum :
Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga terwujud
keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu
Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kebidanan
komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
Tujuan khusus:
Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas
Melakukan upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan
Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
Mengidentifikasi struktur masyarakat daerah setempat
Meningkatkan kemampuan individu/keluarga/masyarakat untuk melaksanakan
askeb dalam rangka mengatasi masalah
Tertanganinya kelainan resiko tinggi/rawan yang perlu pembinaan dan pelayanan
kebidanan
Tertanganinya kasus kebidanan dirumah
Tertanganinya tidak lanjut kasus kebidanan dan rujukan
Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak
Pelayanan KIA/KB/imunisasi
Menggambarkan keadaan wilayah kerja dengan daerah
Mengidentifikasi faktor penunjang KIA/KB diwilayah
Kunjungan rumah
5. Jaringan kerja
Bayi, Balita
Pada bayi dan balita deteksi dini dapat dilakukan dengan
menggunakan DDST.
Pubertas
Gangguan pada masa pubertas seringkali diakibatkan oleh pola
hidup remaja, dengan pola hidup yang sehat, akan didapatkan
tubuh yang sehat jasmani dan rohani.
Gangguan menstruasi yang dialami pada remaja putri dapat
merupakan indikasi adanya gangguan pada organ reproduksi
wanita.
Bidan dapat melakukan penyuluhan-penyuluhan, bimbingan pada
remaja putri dalam konteks kesehatan reproduksi.
Klimakterium, menopause, senium
o Gangguan yang sering dialami pada masa ini adalah osteoporosis atau
pengeroposan tulang, hipertensi dll.
o Untuk melakukan deteksi dini pada masa ini salah satu progam
pemerintah yakni posyandu lansia dapat merupakan solusinya. Pada
masa ini seorang wanita secara reproduksi sudah tidak dapat berfungsi,
namun bukan berarti terbebas dari risiko gangguan reproduksi. Salah
satunya penyakit kanker serviks atau mulut rahim biasanya terjadi pada
masa ini. Pap smear merupakan salah satu cara untuk deteksi adanya
kanker mulut rahim.
Standar Pelayanan
1. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
2. Standar 14 : Penanganan pada 2 Jam Pertama Setelah Persalinan
3. Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Kunjungan III
Pada hari ke-8 sampai 28 hari setelah kelahiran. Tapi biasanya pada minggu
ke-2 bersamaan dengan saat melakukan kunjungan nifas yang ketiga pada ibu.
a. Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin
b. Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup
c. Bayi harus mendapatkan imunisasi
Kunjungan IV
Pada 6 minggu setelah kelahiran. Kunjungan neonatus hanya 3 kali
kunjungan tapi saat melakukan kunjungan nifas yang ke-4 pada ibu sekaligus
melihat kondisi bayi.
a. Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi meningkat
b. Melihat hubungan antara ibu dan bayi.
c. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk penimbangan
dan imunisasi
3. Pencegahan infeksi
Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2 menit setelah
bayi baru lahir atau setelah penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular
kepada ibu. Hindari pembungkusan tali pusat atau jika di bungkus tutupi
dengan kassa steril dalam keadaan longgar, agar tetap terkena udara dan
akan lebih mudah kering.
5. Kunjungan Neonatal
Adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
1.) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah
lahir
2.) Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
3.) Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat
dilaksanakan di puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Pelayanan yang
diberikan mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM)
termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata,
perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB-0 diberikan
pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak diberikan
pada saat lahir).
Definisi :
Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera
ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab
utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir. (Saifuddin, 2002)
Penyebab utama kematian ibu
a. Perdarahan
Perdarahan jika tidak segera diatasi akan menyebabkan syok.
Tanda-tanda syok diantaranya:
a. Pasien tampak ketakutan, gelisah, bingung, atau kesadaran menurun
sampai tidak sadar
b. Berkeringat
c. Pucat, tampak lebih jelas disekitar mulut, telapak tangan dan pada
kojungtiva
d. Bernapas cepat, frekuensi pernapasan 30 x per menit atau lebih
e. Nadi cepat dan lemah, frekuensi nadi umumnya 110 x /menit atau lebih
f. Tekanan darah rendah, sistol 90 mmHg atau lebih rendah
Penanganan awal syok perdarahan
a) Tindakan umum
• Periksa tanda-tanda vital
• Bebaskan jalan napas
• Jangan memberikan cairan atau makanan ke dalam mulut
• Miringkan kepala pasien dan badannya ke samping
• Jagalah agar kondisi badannya tetap hangat
• Naikkanlah kaki pasien
b) Pemberian oksigen
Oksigen diberikan dalam kecepatan 6 – 8 liter per menit.
c) Pemberian cairan intravena
Infus RL guyur
d) Rujuk
Persiapkan surat rujukan, kendaraan yang mengantar ke tempat rujukan,
keluarga, dan dampingi selama merujuk.
b. Infeksi Akut dan Sepsis
1. Tanda dan gejala
Infeksi akut ditandai dengan kalor, rubor, dolor, tumor, dan functio lesa. Kalor
artinya panas/demam, rubor artinya merah, dolor artinya nyeri, tumor artinya
benjolan atau pembengkakan, dan functio lesa artinya fungsi terganggu. Dengan
kata lain infeksi akut di organ tubuh ditandai dengan demam, kulit di daerah
infeksi berwarna kemerahan, terasa nyeri dan terdapat pembengkakan di daerah
organ itu serta fungsi organ tersebut terganggu. Selain itu, tidak jarang jaringan
yang terkena infeksi mengeluarkan bau atau cairan yang berbau busuk, misalnya
infeksi di organ genetalia dapat disertai pengeluaran cairan pevaginam berbau
busuk. (Saifudin, 2006)
2. Diagnosa
Beberapa hal yang harus dinilai sebagai berikut :
o Tentukan kasus dalam kondisi demam atau tidak
o Tentukan kasus dalam kondisi syok atau tidak
o Cari keterangan tentang faktor predisposisi atau penyakit yang erat
hubungannya, misalnya pembedahan, cedera (trauma), atau sumber infeksi
yang dapat menyebabkan sepsis atau syok sepsis
o Tentukan sumber infeksi berdasarkan criteria kalor, rubor, dolor, tumor,
function lesa.
o Pada infeksi genetalia beberapa kondisi berikut dapat terjadi :
1) Secret/cairan berbau busuk keluar dari vagina
2) Pus keluar dari servik
3) Air ketuban hijau kental dapat berbau busuk atau tidak
2) Subinvolusi rahim
3) Tanda-tanda infeksi pelvis : nyeri rahim, nyeri goyang servik, nyeri perut
bagian bawah, nyeri bagian adneksa.
3. Penanganan
a. Tindakan umum
Pantaulah tanda-tanda vital
b. Pemberian Oksigen
• Pastikan bahwa jalan napas bebas.
• Oksigen tidak perlu diberikan apabila kondisi penderita stabil dan kecil resiko
mengalami syok septic.
• Apabila kondisi penderita menjadi tidak stabil, oksigeen diberikan dalam
kecepatan 6-8 L/menit.
c. Pemberian Cairan Intravena
Banyaknya cairan yang diberikan harus diperhitungkan secara hati-hati, tidak
sebebas seperti syok pada perdarahan,oleh karena tidak terdapat kehilangan
jumlah cairan yang banyak.
d. Pemberian Antibiotik
Antibiotik harus diberikan apabila terdapat infeksi, misalnya pada kasus sepsis,
syok septik, cedera intraabdominal dan perforasi uterus. Apabila tidak terdapat
tanda-tanda infeksi, misalnya pada syok perdarahan, antibiotika tidak perlu
diberikan. Apabila diduga ada proses infeksi atau sedang berlangsung, sangat
penting untuk memberikan antibiotika dini. Macam-macam antibiotika antara lain
ampisilin, sepalosporin, eritromisin, klorampenikol dan lain-lain.
e. Pemeriksaan laboratorium
o Pemeriksaan darah
a) Apabila penderita tampak anemik, diperiksa hemoglobin dan hematokrit,
sekaligus golongan darah dan cross-match
b) Pemeriksaan darah lengkap selain menunjukkan ada atau tidaknya anemia
juga menunjukkan kemungkinan leukositosis atau leucopenia, neutropenia dan
biasanya trombositopenia.
c) Periksa kemungkinan DIC
d) Serum laktat dehidrogenase meningkat pada asidosis metabolic
e) Kultur darah harus dilakukan untuk mengetahui jenis kuman
f) Analisis gas darah arteri menunjukkan kenaikkan PH darah dan tekanan
parsial oksigen, peenurunan tekanan parsial CO2 serta alkalosis respiratorik
pada tahap awal
o Pemeriksaan urin
a) Dalam kondisi syok biasanya produksi urin sedikit sekali atau bahkan tidak
ada
b) Berat jenis urin meningkat lebih dari 1.020
Ruptur uteri
1. Diagnosis
Ruptur uteri mengancam
1) Peningkatan aktivitas kontraksi persalinan
2) Terhentinya persalinan
3) Regangan berlebihan dengan nyeri pada segmen bawah rahim
4) Pergerakan cincin Bandl’s ke atas
5) Tegangan pada ligamentum rotundum
Ruptur uteri yang sebenarnya
1) Kontraksi persalinan menurun atau berhenti mendadak
2) Berhentinya DJJ atau pergerakannya
3) Keadan syok peritoneum
4) Perdarahan eksternal (hanya pada 25 % kasus)
5) Perdarahan internal : anemia, tumor yang tumbuh cepat di samping rahim
yang menunjukkan hematoma karena ruptur inkomplit
2. Penatalaksanaan
Terapi suportif
Perbaiki syok dan kehilangan darah. Tindakan ini meliputi pemberian oksigen,
cairan intravena, darah pengganti dan antibiotik untuk infeksi.
Laparatomi
Laparatomi segera setelah diagnosis ditegakkan, lakukan persiapan untuk
pembedahan. Pada saat itu volume darah diperbaiki dengan cairan intravena
dan darah.
c. Inversio uteri
1. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan ketika dalam catatan tenaga kesehatan terdapat
penurunan abnormal tinggi fundus atau tidak bisa melakukan palpasi pada
fundus abdominal setelah kelahiran janin atau ketika uterus terlihat di rongga
vagina atau introitus. Inversio biasanya disertai oleh perdarahan dan syok pada
ibu.
2. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang lebih penting adalah pencegahan inversio uteri.
Ketegangan pada pelepasan tali pusat yang tergesa-gesa pada kala III tidak baik
dilakukan dan mungkin berbahaya bagi ibu. Diperlukan penanganan segera
pada uterus yaitu dengan melakukan gerakan tinju atau memasukkan beberapa
jari pada tangan yang dominan atau kompresi bimanual dapat menurunkan
perdarahan. Pemberian cairan IV dapat memperbaiki keadaan umum dan
oksitosin atau metilergonovine dapat mencegah atonia. Jika penanganan segera
tidak dilakukan, anastesi dan operasi harus dilakukan. (Walsh, 2001)
B. Kegawatdaruratan neonatus yaitu:
1. Asfiksia
asfiksia neonatorum merupakan gangguan kesehatan yang dialami oleh bayi
baru lahir, dimana tubuh bayi kekurangan oksigen sehingga mengakibatkan
kesulitan bernafas dan kondisinya juga tampak lemah. Keadaan asfiksia
biasanya sudah terindikasi sejak bayi di dalam rahim. Penyebabnya bisa
dikarenakan adanya kelainan pada rahim, gangguan kesehatan ibu atau proses
persalinan yang berat.
Diagnosa:
1) Observasi DJJ:
Normal = 120-160X per menit
a) Takikardi = 160-180X per menit; membahayakan janin
Di atas 180 X per menit; sangat membahayakan bagi janin
b) Bradikardi = 120 – 100 X per menit; membahayakan janin
Di bawah 100 X per menit; sangat membahayakan janin
c) Ketidakteraturan
• DJJ tidak teratur atau berubah lebih dari 40 X dalam 1 kontaksi
membahayakan janin.
• DJJ tidak teratur bersama bradikardi; sangat membahayakan janin
• DJJ harus dipantau setiap 15 menit dalam tahap dilatasi dan setelah kontraksi
selama periode persalinan.
Gejalanya :
Seorang bayi yang menderita asfiksia dapat dikenali dari
gejalanya. Diantaranya yaitu:
Kehilangan kesadaran
2. hipotermi
Hipotermia adalah turunmya suhu tubuh bayi dibawah 30
Hipotermia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap
dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.
Hipotermia adalah suhu rektal bayi dibawah 35 0C.
Hipotermi pada BBL adalah suhu di bawah 36,5 ºC, yang terbagi atas : hipotermi
ringan yaitu suhu antara 36-36,5 ºC, hipotermi sedang yaitu antara 32-36ºC, dan
hipotermi berat yaitu suhu tubuh <32 ºC.
1. Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi.
Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada
permukaan tubuh bayi setelah lahir karena bayi tidak cepat dikeringkan
atau terjadi setelah bayi dimandikan
2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakkan diatas meja,
tempat tidur atau timbangan yang dingin akan cepat mengalami
kehilangan panas tubuh melalui konduksi
3. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat
benda yang mempunyai temperatur tubuh rendah dari temperature tubuh
bayi. Bayi akan mengalami kehilangan panas melalui cara ini meskipun
benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan
tubuh bayi.
4. Konveksi Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling
bayi. Missal: bayi diletakkan dekat, pintu / jendela terbuka.
15.Pelayanan kontrasepsi
Pengertian KB
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk merencanakan
pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan sejahtera lahir dan
bathin. Keluarga Berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasihat perkawinan, pengobatan
kemandulan dan penjarangan kelahiran.
Manfaat Keluarga Berencana
Manfaat Usaha Keluarga Berencana Di Pandang Dari Segi Kesehatan
Untuk ibu : dengan tujuan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu mendapat
manfaat berupa :
Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang
kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya
waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak untuk beristirahat dan menikmati
waktu terluang serta melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
Untuk anak-anak lain : Memberikan kesempatan kepada mereka agar
perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan
yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan
yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk
setiap anak.
perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-
sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup
semata-mata.
Untuk ayah : Untuk memberikan kesempatan kepadanya agar dapat :
memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kesemasan berkurang serta
lebih banyak waktu yang tertuang untuk keluarganya.
Alur pelaksanaan
Persiapan :