Cerpen Firli
Cerpen Firli
Radit menaiki motor pemberian ayahnya. Sampailah Radit di rumah “Yesss, benar katakukan. Bagaimana ini kita ikut atau tidak festival ini?”
Sanjaya. “ Assalamualaikum. Jaya,Jaya.” “ Waalaikumsalam.” Jawab Sanjaya Tanya Radit pada kawan-kawannya. “ Hmmm tentu saja kita harus iku dong.”
terkejut melihat Radit. “ Ayokk kita berangkat bareng.” “ Ehh Radit, tumben jam Saut Rangga. “ Ok, kalau begitu mari kita mulai mempersiapkannya mulai dari
segini kerumah, dan masih jam segini. Kamu kesambet apa kemaren.” “ Ehhh ini sekarang.” Jawab Surya. “ Iya,,, memang kita harus mempersiapkannya mulai
orang ngejek mulu, emang aku setiap hari seperti ini. Kamu aja yang gak tau.” dari sekarang. Akan tetapi permasalahannya sekarang, siapa yang akan menjadi
“Hmm iyah sudah.” “ Ayok berangkat, ntar kita terlambat.” “ Ibuuu, aku vokalis di band kita nanti?” Ucap Sanjaya sambil berpikir “ Benar juga siapa yah
berangkat bareng Radit buu.” “ Ehh ada Radit, hati- hati yah nak.” “ Iyahh bu di sekolah iniyang bisa bernyanyi, dan memiliki suara yang merdu?” jawab
siap, anak anda aman ditangan saya hehehe.” “Assalamualaikum.” “ Waalaikum Rangga. “ Tunggu sebentar. Aku pernah mendengar bahkan melihat langsung
salam.” Melodi bernyanyi di kelasnya. Suaranya sangat merdu, sepertinya dia cocok
untuk menjadi vokalis di band kita.” “ Tunggu sebentar, melodi bisa bernyanyi?
Mereka melaju menuju sekolah dan sampailah mereka di seolah dengan Emangnya iya, kenapa dia tidak pernah cerita kepadaku. Dan kamu kenapa
tepat waktu. Mereka bertemu dengan Surya dan sedang menunggu kedatangan memperhatikan Melodi.” “ Sabar dong, Melodikan sekelas dengan Bunga, masak
Rangga. “ Hai kawan-kawan, tumben ini anak datang tepat waktu?” tanyak kamu lupa sihh.” Jawab Surya sambil menatap kelas Melodi.
Rangga sambil mengacak-acak rambut Radit. “ Aku terlambat di protesin, aku
tepat waktu di komenin. Dasar kalian.” “ Hahaha habisnya kamu aneh.” Jawab Bunga adalah nama seorang gadis yang disukai oleh Surya, Ia satu kelas
Sanjaya pada kawan-kawannya. “ Dit, rambut kamu kok banyak yang rontok.” dengan Melodi. “ Bagaimana kalau kita ke Melodi saja.” Saut Sanjaya memotong
Tanyak Rangga heran kepada Radit. “ Owhh, ini gara-gara aku selalu ganti merek perkataan Surya dan Radit. “ Iyaa,, benar kata Sanjaya, bagaimana kalau kita ke
Melodi saja langsung.” Ujar Rangga sambil mengajak sahabtnya. Merekapun Waktu yang telah ditunggu-tunggupun tiba. Hari ini adalah hari
akhirnya pergi kelas Melodi. Mereka terkejut saat masuk ke kelas Melodi, berlangsungnya perlombaan basket. Suasana lapangan yang sangat berbeda dari
mendengar serta melihat secara langsung suara Melodi yang sangat merdu biasanya membuat hati menjadi sangat berdebar. Sorakan penonton yang
bernyanyi di dalam kelasnya. Melodi adalah siswi terbaik di SMA Negeri Nusa menyoraki jagoannya membuat kami seolah-olah tak berhenti terpejam
Indah, dia bahkan hampir jarang masuk ke sekolah, pernah Ia 3 bulan lamanya menatapnya. Peraturan yang dibacakan oleh wasit serta panitia membuat kami
tidak memasuki sekolah karena mengikuti perlombaan Story Telling di Jakarta. semakin tak sabar untuk merebut bola tersebut. Peluit berbunyi sebagai
Hal ini menyebabkan dirinya tidak begitu dikenal oleh siswa-siswi di sekolahnya. dimulainya pertandingan ini. Suara teman-teman yang mendukung kami
“ Melodi suara kamu merdu sekali.” Teriak Radit kagum pada Melodi. “ Ehh membuat semangat Radit dan timnya menjadi lebih berkobar. Kepala sekolah
Radit, tumben masuk ke kelasku biasanya kamu cuman menungguku diluar sengaja memulangkan muridnya lebih awal, hal ini dilakukan hanya karna
kelas.” “ Aku dengar kamu pintar bernyanyi, mangkanya aku kesini ternyata mereka harus menjadi sporter SMA Negeri Nusa Indah saat perlombaan basket
memang benar. Mengapa tidak pernah cerita kepadaku.” Tanya Radit pada dimulai. Terlihat di tempat sporter paling depan Melodi yang sedang memberi
Melodi. “ Hehehe, aku malu untuk mengatakannya.” Jawan Melodi malu. semangat serta dukungan untuk sahabat-sahabatnya
“Mengapa kamu malu, dasar Melodi.” “ Sudah-sudah kok bertengkar sihh?” Saut
Sanjaya memotong perkataan Radit. “ Ohh iya Melodi kamu mau nggak gabung Perlombaan basket ini dilaksanakan pada siang hari, diamana cuaca dan
di grup band kita.” Ajak Rangga pada Melodi. “ Mau yahh melodi, lagi pula suasana semakin lama semakin memanas, lapangan basket terlihat seolah
suaramu bagus banget kok.” Saut Surya menanggapi Sanjaya “ Emmm... kalau bersinar oleh pancaran mentari yang sangat panas. “ Hari ini kita harus
begitu aku mau gabung ke band kalian.” “ Yeiiii, sekarang kita bisa mengikuti mencetak angka teman-teman.” Ucap Surya sambil menyemangati teman-
festifal itu.” Ucap Radit girang. “ Kalau bigitu aku mau daftar ke pak Kartawi dulu temannya. “ Okk marilah kita berusaha sekuat tenaga, yokk semangat!!!” Teriak
yahh, dadah kawan-kawan.” Saut Sanjaya sambil berlari menuju kantor. “ Aku Radit sambil merebut bola lawan. Bola yang dipegang oleh Radit kemudian Ia
ikutt Jaya.” Teriak Rangga sambil membuntuti Sanjaya. oper kepada Surya, dan dengan sigap Surya melemparnya ke ring lawan, dan
masukkkk 2 poi untuk SMA Negeri Nusa Indah. Para supoter serta guru-guru
Setelah Sanjaya dan Rangga mendaftar untuk mengikuti lomba musik yang melihat seketika teriak bahagia, karena bola tersebut masuk ke ring lawan
tersebut, mereka membicarakan jadwal latian agar tidak bertabrakan dengan
latian basket serta les privat Melodi. Mereka sering berlatih bersama, bahkan Pertandingan masih berlanjut, tertinggal beberapa menit lagi
mereka akhirnya menjadi sahabat yang sangat dekat. Tak tersa mereka telah pertandingan ini akan berakhir. Wasitpun meniup pluitnya dan mengatakan
melewati satu bulan, layaknya masih kemarin mereka membahas tentang siapa waktu yang tersisa adalah 5 menit lagi. Rangga berhasil mengambil bola dari
yang akan menjadi vokalis di band mereka sekarang telah memasuki bulan tangan lawan dan ia masih menguasai bola tersebut dan sayangnya bola
dimana mereka akan bertanding basket untuk memperebutkan sebuah tersebut direbut kembali oleh tangan lawan. Dengan mengecoh lawan mainnya
kejuaraan. Yahh sekarang adalah bulan Januari di bulan inilah mereka akan Radit berhasil kembali menguasai bola, dan waktu yang tersisa sudah tidak lama
melaksanakan lomba basket tersebbut. Radit dan kawan-kawannya telah lagi. Akan tetapi saat Radit memainkan bola tersebut tiba-tiba kepalanya pusing
mempersiapkan banyak hal untuk perlombaan basket tahun ini,mulai dari dan sekali lagi keluarlah dari dari dalam lubang hidungnya, akan tetapi halini
kekompakan,kekuatan fisik, dan mental mereka. Segalanya telah mereka tidak membuat Radit patah semangat. Ia dengan sangat yakinnya melakukan
lakukan dan tak lupa berdoa agar sukses saat perlombaan berlangsung lemparan dari luar garis dann bola tersebut masuk ke dalam ring gawang. “ Tri
point untuk SMA Negeri Nusa Indah.” Ucap wasit. Di samping itu darah yang
keluar dari hidung Radit semakin lama semakin banyak, dan Raditpun terjatuh Pintu UGD itupun terbuka keluarlah seorang dokter dari balik pintu
lalu kemudian pingsan di tengah lapangan yang sangat panas tersebut. tersebut dan menyakan siapa keluarga pasian. Serontak kedua orang tua Radit
berdiri dan langsung pergi menemui dokter tersebut. “ Mohon maaf ibu,
Teman-teman Radit yang melihat hal itu lansung berlarian menuju Radit, kesehatan Radit semakin lama semakin buruk penyakit yang dideritanya
pak Kartawi yang berada di lapangan langsung menggendong Radit dan semakin lama semakin menggerogoti tubuhnya. Ditambah lagi nak Radit yang
membawanya ke rumah sakit. Disamping itu Sanjaya menelfon telfon rumah jarang datang kemari dan terkadang ia lupa untuk meminum obatnya.” Ucap
Radit dan memberitahukan keadaan Radit pada bibik. Bibik yang menerima dokter sambil melihat data hasil pemeriksan kesehatan Radit. Disamping itu
telfon dari Sanjaya seketika langsung terkejut dan segera menelfon kedua kedua orang tua Radit terheran-heran dan bingung dengan apa yang dikatakan
majikannya, bibik menelfon kedua orang tua Radit sambil menangis. Ibu Radit oleh dokter tersebut tentang Radit. “ Memangnya penyakit apa yang dihidap
yang mendengar hal itu langsung meneteskan air matanya dan langsung berniat oleh anak kami dok?” Tanya ayah Radit mulai cemas. “ Apa? Jadi bapak dan ibu
untuk kembali ke kota Malang, Ayah Radit yang sedang dinas di luar kotaun tidak mengetahui penyakit yang sekarang dihadapi oleh Radit.” “ Memang kami
memutuskan untuk segera pulang ke rumah karna mendengar anaknya yang tidak selalu bersama Radit dok.” Jawan Ibu radi menyesal. “ Di usia yang masih
sekarat. dini ini biasanya menjadi beban yang sunggu berat bagi seseorang dalam
Diperjalanan menuju rumah sakit Radit terlihat sangat pucat dan banyak hidupnya. Pantas saja Radit apabila kontrol ke rumah sakit ini selalu sendiri dan
sekali darah yang keluar dari hidungnya tersebut. Sesampainya di rumah sakit tanpa didampingi oleh siapun. Radit Putra Susanto telah berobat di rumah sakit
Radit langsung ditangani oleh suster yang ada di rumah sakit ini. Akan tetapi ada ini selama 3 bulan yang lalu, ia mengidap penyakit kangker darah dan akan
yang aneh para perawat dan suster itu malah membawanya ke ruang UGD, memasuki tahapan stadium 4,yang artinya umurnya bisa saja dihitung mulai dari
disini kami bingun antara cemas dan khawatir mengapa Radit langsung di bawa detik ini.” Mendengar penjelasan dari dokter Orangtua Radit langsung
ke ruang UGD padahal diakan hanya mimisan, sepertinya ada yang yang aneh. meneteskan air matanya, ibu Radit tidak henti-hentinya mengeluarkan air
Kami semua curiga, ataukah Radit menyembunyikan sesuatu dari kami. Sudah 2 matanya. “ Dokter, apakah anak saya masih bisa disembuhkan?” Tanya ayah
jam Radit berada didalam ruangan UGD, dan tak lama kia menunggu datanglah Radit penuh harapan sambil menangis pada dokter. “ Untuk disembuhkan
kedua orang tua Radit dengan cemas. mungkin sangat minim agar nak Radit ini benar-bear sembuh, namun kita bisa
melakukan pengobatan secara teratur dengan cara cuci darah sekurang-
“ Assalamualaikum.. mohon maaf kenapa anak saya bisa masuk UGD. kurangnya 2 kali dalam 1 bulan. Kita dapat mencukur habis rambutnya agar
Bukannya dia hanya ada pendarahan di hidungnya?” Tanya ibu Radit pada Pak darah Radit yang sudah tercemar tidak mengalir ke syaraf otaknya.” Jawab
Kartawi. “ Waalaikum salam, mohon maafsebelumnya buk. Kami juga tidak tahu dokter kepada ayah Radit. “ Apapun itu asalkan anak kami bisa tertolong
mengapa Radit langsung dimasukan ke ruang UGD. Saya tadi berpikir bahwa dokter.”
keluar Radit memang mengetahui apa yang terjadi oleh Radit, ternyata tidak.”
Jawab Pak Kartawi pada ibu Radit. “ Kami juga tidak tahu pak, karena kami Dokterpun menyuruh perawat untuk mencukur habis rambut yang ada di
jarang di rumah. Setahu kami Radit di Malang baik-baik saja.” Disaat orang tua kepala Radit. “ Silahkan pak, bu Radit sudah diperboleh untuk dilihat,akan tetapi
Radit berbincang dengan Pak Kartawi datanglah tim basket Radit sambil sebelum itu silahkan untuk memakai pakaian ini dan masker agar mengurangi
membawa piala penghargaan perlombaan basket tadi. Mereka semua terkejut radiasi penyakit pasien” Ucap perawat pada kedua orang tua Radit. Kedua orang
karena melihat susana rumah sakit yang seketika sunyi tua Raditpun melakukan apa yang diperintahkan oleh perawat tersebut.
“Assalamualaikummm nak,” Salam yang diberikan oleh ibu Radit sambil
menangis. “ Waalaikumsalam. Mama apa benar itu mama?” Ujar Radit sambil saat itulah Radit berobat secara diam-diam, Ia tidak menceritakannya kepada
menengok ke arah pintu. “ Iya ini mama nak.” Jawab ibu Radit sambil memeluk siapaun, karena ia tahu bahwa kedua orang tuanya sedang sibuk di luar sana.
erat Radit. “ Ma, Radit kangen mama.” Tangis Radit dalam pelukan ibunya, ayah Dia menyembunyikan rasa sakitnya itu sendiri dengan senyuman dan sifat
Raditpun langsung memeluk Radit dari sampingnya, Radit yang sangat kegombalannya itu. Semua teman Radit merindukan sosok Radit yang dulu
merindukan sosok ayah yang tidak pernah bertemu selama berbulan-bulan
sekita langsung menangis, sebuah keluar kecil yang jarang sekali Sebulan te;ah berlalu, bulan ini adalah bulan dimanaperlombaan musik
berpelukan,jangankan berpelukan untuk duduk bersama di tempak yang dimulai. Teman-teman Radit mengikuti perlombaan tersebut tanpa kehadiran
seatappun mereka jarang melakukan hal itu. Seorang anak tunggal yang begitu Radit. Sahabat-sahabat Radit menginginkan Radit bisa ikut bersama dengan
sangat dibanggakan, disayangi sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. mereka, akan tetapi kondisi Rait tidak memungkinkan hal itu. Mereka berjanji
Hal ini lah yang saat ini dirasakan oleh kedua orang tuanya. akan apabila mereka memenangkan perlombaan tersebut, juara tersebut akan
diberikannya kepada sahabat terbaik mereka
“ Assalamualaikummm... “ Ucap sahabat-sahabat Radit memasuki
kamarnya kemudian menyalimi tangan kedua orang tua Radit . Mereka berlombaan, dan tak lupa berdoa. Doa mereka terkabul,
“Waalaikumsalam sahabat-sahabatku, kenalin Ma,Yah. Ini Sanjaya, kalau yang Sahabat-sahabat Radit memenangkan perlombaan festival musik tersebut.
hitam manis ini Surya, yang tinggi ini Rangga, dan yang cantik ini namanya Mereka berencana akan menjenguk Radit dan menunjukan piala yang telah
Melodi.” Ucap Radit sambil memperkenalkan sahabat-sahabatnya pada kedua mereka peroleh. Sesampainya di rumah sakit mereka terkejut melihat kondisi
orang tuanya. “ Oalahh ini tohh teman-temannya Radit.” Ucap Ayah Radit “ Nak Radit yang kian memburuk. Melihat kedua orang tua Radit menangis membuat
Melodi ini, pacarnya Radit kah?” Tanya ibu Radit sambil tersenyum. “ Bukan ma, mereka tak mampu menjaga air mata ini untuk tidak terjatuh. Seolah rumah
itu teman Radit hehe. Dia pinter banget bernyanyi loh ma. Ohh ya Melodi jangan sakit tersebut sepi, sungyi yang tersisa hanyalah suara dengusan nafas tangis
karna aku sekarang botak kamu jadi tidak menykaiku.” “ walaupun kamu botak oleh kami.
kami tetap menyukaimu kok.” Jawan Melodi sambil menahan air matanya. “ Dokter keluar dari ruangan Radut dan berkata. “ Mohon maaf nyawa
Hehhh kamu mangkanya jangan jadi jagoan, sekaranf lihat ini kamu hanya bisa Radit tidak bisa tertolong. Kami dari pihak rumah sakit turut berduka cita atas
terbaring saja. Besok-besok kita nakal bareng lagi ok.” Ujar Surya sambil kepergian nak Radit.” Kami mendengar ucapan dari dokter terdiam dan terpaku
mengelus kepala Radit. “ Hahaha kamu ini jangan pegang-pegang kepalaku dan tak percaya sahabat kami yang sangat kami saynagi telah meninggalkan
yangmulus ini.” “ Kamu ini Radit,Radit, selalu saja membuat kami tertawa.” Saut kami. Meninggalkan segala kenangan yang telah kami lewati bersama, tawa,
Rangga sambil duduk disamping Radit. “ Kamu juga main rahasia-rahasiaan pada sedih,canda yang telah ia ukir dihati kami, kini kami tidak bisa mersakan itu lagi.
kami. Kalau udah begini baru kami tahu.” “ Aku tidak merahasiakan apapun Seorang anak yang sangat disayangi kini telah pergi jauh dan tak akan pernah
pada kalian, begitu juga pada Ayah dan Ibu. Lagipula mengapa aku harus kembali. Rasa sesal kedua orang tua Radit yang selama ini menyibukan diri
mengumbar kesusahanku pada kalian yang aku sayangi?” mereka masing-masing, sekarang hanyalah tinggal kisah lama yang hingga saat
Radit ternyata telah menyembunyikan penyakit berat yang dideritanya ini menjadikan seorang Radit tinggal sebuah nama. Kami semuanya merasa
sejak ia baru pertama naik kelas 9. Ia menyadari penyakitnya itu saat dia sering kehilangan sudah tak ada lagi sosok penghibur dikala kami susah. Kami akan
sekali mimisan, ia lalu memeriksakan kondisinya ke pukesmas. Namun pihak selalu mengingat semua kenangan yang telah kita ukir bersama.
pukesmas malah menyruhnya ke rumah sakit tempat sekarang ia dirawat. Sejak
CELAH Siapa sangka seorang remaja lelaki yang sangat
sempurna memiliki sebuah rahasia yang sangat besar.
Rahasia tersebut membuat hujan di mata semua
KARYA:
FIRLI AULIA ARSY
CELAH RAHASIA
Profil pengarang: