Anda di halaman 1dari 23

Pedoman Praktikum Getaran Mekanis

Jurusan Teknik Mesin

KATA PENGANTAR

Dengan disusunnya buku pedoman Getaran Mekanis ini sebagai buku


pegangan bagi mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam melaksanakan Praktikum Getaran
Mekanis sebagai kelengkapan untuk menambah pengetahuan khususnya getaran
mekanis kinematika dan dinamika.
Didalam penyusunan buku pedoman yang kedua ini mungkin masih
terdapat kekurangan maupun kesalahan yang ada dasarnya dapat dikoreksi oleh
pembaca.
Akhir kata kami tim penyusun buku Panduan Praktikum Getaran Mekanis
mengucapkan terima kasih kepada Ketua Program Studi Teknik Mesin, sehingga
dapat terlaksananya buku panduan Praktikum Getaran Mekanis Edisi Kedua ini.

Surabaya, Maret 2015


Program Studi Teknik Mesin
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Umum
 Praktikan tidak diperkenankan memakai sandal, sepatu sandal dan
sejenisnya.
 Praktikan tidak diperkenankan memakai kaos oblong.
 Praktikan dilarang merokok selama praktikum.

2. Mulai Praktikum
 Praktikan masuk ruangan 15 menit sebelum praktikum dimulai, dan bila
tidak hadir satu kali dalam praktikum dianggap gugur.
 Praktikan harus sudah membuat laporan pendahuluan, bila belum
membuat laporan pendahuluan praktikan tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum.

3. Khusus
 Apabila praktikan tidak dapat hadir atau berhalangan hadir dapat
memberitahukan sehari sebelum praktikum kepada asisten Laboratorium
dengan membawa bukti-bukti yang diperlukan agar dapat melanjutkan
praktikum pada hari dan sesion yang disepakati. Dan apabila praktikan
yang berhalangan atau tidak dapat hadir tidak memberitahukan
sebelumnya, maka praktikan dianggap gagal atau tidak lulus.
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar
2. Tata Tertib
3. Daftar Isi
4. Format Laporan
5. Tujuan Percobaan
6. Langkah Percobaan
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

FORMAT LAPORAN

LAPORAN SEMENTARA
Dibuat pada waktu praktikum dan dikumpulkan setelah praktikum berakhir pada
asisten untuk disyahkan asisten tentang hasil percobaan yang telah dilakukan
(Tabel dapat dilihat pada buku panduan ini)

LAPORAN RESMI
Paling lambat dikumpulkan 3 minggu setelah seluruh praktikum selesai pada
dosen pembimbing dan dijilid.

FORMAT LAPORAN RESMI


 Lembar Pengesahan
 Kata Pengantar
 Daftar Isi
 Bab I : Pendahuluan
1.1.Dasar Teori
1.2.Tujuan Percobaan
 Bab II : Analisis Data Hasil Praktikum
2.1.Hitung harga K
2.2.Hitung harga C untuk tiap-tiap fluida redaman
2.3.Carilah respon untuk tiap harga K (cl) dan C (i)
Sebagai fungsi waktu (t)
 Bab III : Kesimpulan
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

KETERANGAN PENULISAN TIAP BAB


a. Tujuan Pengujian
b. Dasar Teori
c. Langkah-langkah Percobaan
d. Data Hasil Pengujian dan Analisa Data
e. Kesimpulan
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

DASAR TEORI

1. Persamaan Gerak-Frekuensi Natural


Sistem berosilasi yang paling sederhana terdiri dari massa dan pegas
seperti ditunjukkan dalam gambar 1. Pegas yang menunjang massa dianggap
mempunyai massa yang dapat diabaikan dan kekakuan k dan Newton per meter
simpangan. Sistem mempunyai 1o kebebasan karena geraknya digambarkan oleh
koordinat tunggal x
Bila digerakkan, osilasi akan terjadi pada frekuensi natural n yang
merupakan milik (properti) sistem. Kita sekarang mengamati beberapa konsep
dasar yang dihubungkan dengan getaran sistem dengan 1 o kebebasan.
Hukum Newton kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak sistem.
Seperti ditunjukkan dalam gambar 2.1.1. perubahan bentuk pegas pada posisi
keseimbangan statik dalam , dan gaya pegas k adalah sama dengan gaya
grafitasi w yang bekerja pada pegas m

k = w mg (1)

Dengan mengukur simpangan x dari posisi kesetimbangan statik, maka


gaya-gaya yang bekerja pada m adalah k (  + x ) dan w yang dipilih positif dalam
arah kebawah, semua besaran gaya, kecepatan dan percepatan juga positif dalam
arah kebawah

Gambar 1
Sistem pegas massa dan diagram benda bebas
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

Sekarang hukum newton kedua untuk gerak diterapkan pada massa m



mx F  w  k ( x)
Dan karena k = w, diperoleh

m x  k x (2)

Jelaslah bahwa posisi keseimbangan statik sebagai kesetimbangan acuan untuk x


mengeliminasi w gaya yang disebabkan gravitasi dan gaya pegas statik k dari
persamaan gerak hingga gaya resultante pada m adalah gaya pegas karena
simpangan x saja.
Dengan mendefinisikan frekuensi pribadi angular n sebagai :

k
2 n  (3)
m

Persamaan (2.1.2) dapat ditulis sebagai :



x  n 2 x  0 (4)

Dan dengan membandingkan persamaan x  2 x disimpulkan bahwa gerak
adalah harmonik. Persamaan (4). Suatu persamaan diferensial linier orde kedua
yang homogen, mempunyai solusi umum sebagai berikut :

X = 4 sin n t + B cos n t (5)

Dengan A dan B adalah kedua konstanta yang perlu. Konstanta-konstanta ini


dihitung dari kondisi awal x (0) dan x (0), dan persamaan (5) dapat ditunjukkan
menjadi :

x (0)
x sin n t  x (0) cos n t (6)
n

Periodik natural osilasi dibentuk dari  n = 2 , atau

m
2 (7)
k
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

Dan frekuensi natural adalah :

1 m
n  (8)
2 k

Besaran-besaran ini dapat dinyatakan dalam penyimpangan static  dengan


mengamati persamaan (1), k  = mg. Jadi persamaan (8) dapat dinyatakan alam
penyimpangan statik  sebagai :

1 g
n  (9)
2 
Dan frekuensi natural system dengan 1o kebebasan ditentukan secara unik oleh
penyimpangan statik 
Satuan yang digunakan dalam persamaan diatas harus konsisten. Misalnya
bila g diberikan dalam inch/S2, maka  harus dalam inch. Dengan menggunakan g
= 9,81 m/S2 .  harus dalam meter. Namun lebih mudah menggunakan  dalam
mm . m = mm x 10-3, dalam hal ini persamaan (9) menjadi :

1 9,81 15,76
n   ( 10 )
2  mm  mm

2. Getaran Bebas Teredam Karena Kekentalan


Bila system linier dengan 1o kebebasan dirangsang, maka responya akan
tergantung pada jenis rancnagan dan redaman yang ada. Bentuk persamaan
geraknya pada umunya adalah :

m x  Fd  kx  F (t ) ( 11 )

Dengan F (t) adalah peransang dan Fd gaya redaman. Walaupun gambaran gaya
redaman sebenarnya sulit, dapat diasumsikan model-model redaman ideal yang
sering menghasilkan perkiraan respons yang memuaskan. Dari model-model ini,
gaya redaman karena kekentalan, yang sebanding dengan kecepatan, dan
dinyatakan oleh persamaan
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

Fd = c x ( 12 )
Dengan c adalah konstanta redaman secara simbolik gaya ini dinyatakan oleh
peredam seperti dalam gambar 2.2.1. Dari diagram benda bebas persamaan
geraknya dapat ditulis sebagai :
 
m x  c x  kx  F ( t ) ( 13 )
Solusi persamaan diatas ada dua macam. Jika F (t) = 0, maka diperoleh persamaan
diferensial homogen yang solusinya sesuai dengan getaran teredam bebas. Dengan
F (t) ≠ 0, diperoleh solusi khusus yang disebabkan karena rangsangan tanpa
tergantung pada solusi homogen. Mula-mula akan diperiksa persamaan homogen
yang akan memberi pengertian tentang peranan redaman dengan persamaan
homogen :
 
m x  c x  kx  0 ( 14 )
Maka pendekatan yang biasa adalah memisalkan solusi dengan bentuk
X = est ( 15 )

Gambar 2
Sistem Pegas Massa-Redaman dan Diagram Benda Bebas

Dengan x adalah konstanta dengan mensubtitusikan kedalam persamaan


diferensial, diperoleh :
( ms2 + cs + k ) est = 0
Yang dipenuhi untuk semua nilai t, bila :
c k
s2  s 0 ( 16 )
m m
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

Persamaan (2.2.6), yang dikenal sebagai persamaan karakteristik, mempunyai dua


akar
2
c  c  k
s1.2      ( 17 )
2m  2m  m

Jadi solusi umum persamaan gerak diberikan oleh persamaan

X = Aes1t + Bes2t ( 18 )

Dengan A dan B adalah kosntanta yang harus dihitung dari kondisi awal x (0) dan
x (0).
Persamaan (17) yang disubtitusikan kedalam persamaan (18) menghasilkan :

 (c / 2m) 2  ( k / m) t 
 (c / 2 m) t  (c / 2m) 2  ( k / m) t  Be
Xe  Ae 
 
 
– ( c / 2m )t
Suku pertama e adalah fungsi waktu yang meluruh (decaying) secara
eksponensial. Tetapi sifat suku-suku didalam kurung tergantung pada nilai
numeric dibawah akar yaitu apakah positif, nol atau negatif.
Bila suku redaman (c/2m)2 lebih besar dari k m, maka eksponen pada
persamaan diatas merupakan bilangan riil dan getaran tidak mungkin keadaan ini
disebut teredam (overdamped).
Bila suku redaman (c/2m)2 kurang dari k m, maka eksponen menjadi

bilangan khayal,  i k / m  ( c / 2m ) 2 t karena

2 2
k  c  k  c 
e k / m  ( c / 2m ) t  cos
2
  t  i sin   t
m  2m  m  2m 

Maka suku-suku persamaan (2.2.9) dalam kurung adalah berosilasi didefinisikan


redaman kritis sebagai nilai e yang mereduksi nilai dibawah tanda akar (radikal)
menjadi nol.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap tiga keadaan itu dengan lebih
teliti, dengan menggunakan besaran-besaran yang dipakai dalam praktek dan
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

dimulai dari redaman kritis.


Redaman kritis, untuk redaman kritis Cc, radikal dalam persamaan (19) adalah :
2
 Cc  k
    n atau C 2  2m km  2mn
2
( 20 )
 2m  m
Nilai suatu redaman biasanya dinyatakan dalam redaman kritis oleh rasio
nondimensional
C
 ( 21 )
Cc
Yang disebut rasio redaman, dengan mengingat bahwa.
C C
  c  n
2m 2m
Akar persamaan (17), dinyatakan dalam  sepanjang persamaan (17) menjadi

S1.2       2 1  n ( 22 )
 

Dan ketiga keadaan redaman yang dibahas diatas sekarang tergantung pada
apakah  lebih besar dari, kurang dari, atau sama dengan satu.
Gambar (3) menunjukkan persamaan (2.2) yang digambar pada bidang kompleks
dengan  sepanjang sumber horizontal. Bila  = 0, persamaan (2.2) menjadi S1,2 /
n = ± 1 sehingga akar pada sumbu khayal menunjukkan keadaan tanpa redaman.
Untuk 0    1, persamaan (2.2) ditulis kembali menjadi
S1.2
   i 1  2
n
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

Gambar 3
Pertambahan Nilai 

Jadi akar-akar S1 dan S2 adalah titik-titik yang kompleks konjugasi pada busur
lingkaran yang konvergen dititik S1.2 / n = -1,0 pada gambar 3. Bila  bertambah
sebelum satu maka akar-akr terpisah sepanjang sumbu horizontal dan tetap
merupakan bilangan nyata/riil. Dengan mengingat diagram ini solusi yang
diberikan oleh persamaan (2) akan diperiksa.
Gerak berosilasi   1,0 keadaan kurang teredam. Dengan mensubtitusikan
persamaan (2.2) keadaan (18), solusi umum menjadi :

 2 2 
X  e   nt  Ae  n t   nt  Be n t    n t  ( 23 )
 

Persamaan diatas juga dapat ditulis menjadi salah satu dari bentuk berikut :

X  Xe  n t sin  1   2 n t    ( 24 )


 c   n t C1 sin 1  2 n t  C2 cos 1 2 n t  ( 25 )

Dengan konstanta-konstanta X, , atau C1, C2 ditentukan dari kondisi awal.


Dengan kondisi awal x (0) dan x (0), dapat ditunjukkan bahwa persamaan
(25) menjadi
 x (0)    x (0) 
x  c  n t  n
sin 1   2 n t  x (0) cos 1   2 n t  ( 26 )
  1  2 
 n 
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

Persamaan ini menunjukkan bahwa frekuensi getaran teredam adalah sama


dengan
2
d   n 1  2 ( 27 )
d

Gambar 4
Getaran Teredam   1,0

Gerak teredam kritis  = 1,0. Untuk  = 1, diperoleh akar ganda S1 dan S2


= n, dan kedua suku persamaan (18) bergabung hingga membentuk suku tunggal

X  ( a  b ) e  n t  Ce  n t ( 28 )

Yang kurang dalam jumlah konstanta yang dibutuhkan untuk memenuhi kondisi

awal. Solusi untuk kondisi awal X (0) dan X (0) dapat dicari dari persamaan (28)
dengan mengambil   1

X  e n t  C1 cos  d t   C2 sin  d t   ( 29 )

Dimana :

X O   n X O
C1  ; C2  XO
n 1   2

Gambar 5 menunjukkan tiga jenis respon dengan simpangan awal x (0). Bagian-
bagian yang bergerak pada banyak meter dan instrumen adalah teredam untuk
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

mencegah penyimpangan yang melampaui batas dan osilasi

Gambar 5
Gerak Teredam Kritis  = 1,0

3. Penurunan Logaritmik
Salah satu cara untuk menentukan jumlah redaman yang ada dalam system
dengan cara mengukur laju peluruhan osilasi bebas. Makin besar redamannya,
makin besar laju peluruhannya.
Suatu getaran teredam yang dinyatakan oleh persamaan (24) yaitu :


X  Xe  n t sin 1   2 n t   
Yang ditunjukkan secara grafik pada gambar (6) disini dengan menggunakan
istilah pengurangan logaritmik (logarithmic decrement) yang didefinisikan
sebagai logaritma natural dan rasio dua amplitudo yang berurutan. Jadi
pengurangan logaritmik menjadi :

  1n
X1 
e   n t sin 1   2 nt1   
X2
1n    t

e n ( t1   d )  m 1    n ( t1   d    ( 30 )

Dan nilai-nilai dari sinusnya adalah sama bila waktu ditambah dengan periode
redaman d mak hubunhan diatas menjadi :
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

Gambar 6
Laju Peluruhan Osilasi Yang diukur Dengan Pengurangan Logaritmik

e  nt1
  1n   n ( t1  d )
 1n e  nd   nd ( 31 )
e

Dengan mensubtitusikan periode redaman  d  2 /  n 1  2 , maka pengurangan


logaritmik diatas menjadi :

2
 ( 32 )
2
1 

Yang merupakan persamaan yang eksak bila  kecil 1  2 1 , dan diperoleh

persamaan pendekatan

2π ( 28 )

Gambar di bawah ini menunjukkan diagram nilai-nilai  yang eksak maupun


pendekatannya sebagai fungsi 
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

Tugas Sebelum Praktikum


1. Carilah Respm getaran paksa dari sistem getar seperti gambar dibawah ini.
Jika kondisi awal X (o) = 0; X (0) = Vo

2. Carilah persamaan getaran dari sistem getar dibawah ini :

Tentukan / carilah :
a. Jumlah dof, apa saja
b. Persamaan getaran sistem

3. Hitunglah massa batang / pipa jika diketahui material batang terbuat dari besi.
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

Gambar 7
Pengurangan Logaritmik Sebagai Fungsi 

LANGKAH PERCOBAAN

1. Siapkan perlatan, pasang ball point & kertas grafik pada tempatnya
2. Pasang beban F (buah timbangan) pada pegas untuk harga beban N; 1 kg,
1,25 kg, 1,5 kg, 1,75 kg dan 2 kg (sambil harga g = 10 m/det2) sebagaimana
pada tabel dibawah
3. Catat perpindahan (displacement) pegas pada tiap perubahan beban
4. Pasang pegas dan redaman dengan fluida pelumas mesran MS-40 pada
tempatnya dan ukur posisi masing-masing lc = 0,2 m dan lk = 0,6 m
5. Hidupkan motor pemutar kertas grafik
6. Berikan simpangan pada ujung poros sebesar X = 30 mm kemudian lepaskan
7. Ukur X1 dan X2 dari grafik yang diperoleh
8. Lakukan langkah 4 denagn merubah lc = 0,4 m
9. Lakukan langkah 5,6 dan 7
10. Lakukan langkah 4 denagn merubah lc = 0,6 m
11. Lakukan langkah 5,6 dan 7
12. Pasang pegas dan redaman dengan fluida pelumas mesran minyak tanah pada
tempatnya dan ukur posisi masing-masing lc = 0,6 dan lk = 0,4
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

13. Hidupkan motor pemutar kertas grafik


14. Berikan simpangan pada ujung poros sebesar X = 30 mm, kemudian lepaskan
15. Ukur X1 dan X2 dari grafik yang diperoleh
16. Lakukan langkah 12 dengan merubah lk = 0,6 dengan lc tetap
17. Lakukan langkah 14 s/d 15
18. Lakukan langkah 12 dengan merubah lk = 0,8 denagn lc tetap
19. Lakukan langkah 13 s/d 15
20. Pasang pegas dan redaman dengan fluida minyak tanah pada tempatnya dan
ukur posisi masing-masing dengan lc = 0,6 m dan lk 0,6m

Data Pengamatan Kekakuan Pagas 1

F
Gaya F L0 L1 k
No x = L1 – L0 x
(N) (m) (m)
(N/m)
1 10
2 12,5
3 15
4 17,5
5 20

Data Pengamatan Kekakuan Pagas 2

F
Gaya F L0 L1 k
No x = L1 – L0 x
(N) (m) (m)
(N/m)
1 10
2 12,5
3 15
4 17,5
5 20

n
k   ki / n
i 1

dimana : n = jumlah pengamatan


Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

KONSTRUKSI ALAT UJI

PEMODELAN MEKANIK

c k

lc

lk

TUJUAN PERCOBAAN
 Untuk mengetahui harga K
 Untuk mengetahui pengaruh viskositas fluida terhadap harga redaman
(damping system) C
 Untuk mengetahui pengaruh variasi posisi pegas – redaman (lk) dan (lc)
terhadap perilaku system (respon)
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

TATA TERTIB PRAKTIKUM


 Seluruh mahasiswa untuk semua kelompok harus mengikuti seluruh rangkaian
praktikum awal dari awal s/d selesai dengan mengisi absensi yang telah
disediakan
 Selama praktikum seluruh praktikan harus menjaga keberhasilan dan
ketertiban
 Setiap praktikan wajib membuat laporan dengan terlebih dahulu melakukan
bimbingan pada dosen pembimbing masing-masing
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

DATA PENGAMATAN REDAMAN (DAMPING)


Pegas 2
C = 2m . n .
 3k . l k
Fluida Lc Lk X1 X2 X   n   K
No.   ln  1  4 . 2 m.L Ket
Peredam (m) (m) (m) (m)  X2   S (N/m)
(l/det) N . 
 m
1 SAE 40 0.2 0.6
2 SAE 40 0.4 0.6
3 SAE 40 0.6 0.6

1 SAE 40 0.6 0.2


2 SAE 40 0.6 0.4

1 Minyak Tanah 0.2 0.6


2 Minyak Tanah 0.4 0.6
3 Minyak Tanah 0.6 0.6

1 Minyak Tanah 0.6 0.2

2 Minyak Tanah 0.6 0.4


Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

DATA PENGAMATAN REDAMAN (DAMPING)


Pegas 2
C = 2m . n .
 3k . l k
Fluida Lc Lk X1 X2 X  n   K
No.   ln  1   m.L Ket
Peredam (m) (m) (m) (m)  X2  4. 2  S (N/m)
(l/det) N . 
 m
1 SAE 40 0.2 0.6
2 SAE 40 0.4 0.6
3 SAE 40 0.6 0.6

1 SAE 40 0.6 0.2


2 SAE 40 0.6 0.4

Minyak
1 0.2 0.6
Tanah

2 Minyak 0.4 0.6


Tanah
3 Minyak 0.6 0.6
Pedoman Praktikum Getaran Mekanis
Jurusan Teknik Mesin

Tanah

Minyak
1 0.6 0.2
Tanah
Minyak
2 Tanah 0.6 0.4

Anda mungkin juga menyukai