Anda di halaman 1dari 36

KOMPEM

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

Struktur 2

Undang - Undang 2

Landasan Teori 12

1
KOMPEM

Struktur

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
2. LANDASAN TEORI
3. METODE PENELITIAN
4. HASIL PENELITIAN
5. ANALISIS MASALAH
- Analisis Masalah 1
- Analisis Masalah 2
- Analisis Masalah 3
6. SIMPULAN & SARAN
7. DAFTAR PUSTAKA

Undang - Undang

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725)​;

Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

2
UU No. 1 Tahun 2011 Bab 1 ayat 7​: Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai
tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat
penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

UU No. 1 Tahun 2011 Bab 1 ayat 24​: Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang selanjutnya
disingkat MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu
mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah.

UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman​, perumahan berada dan
merupakan bagian dari permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan (pasal 1 ayat 2).

UU Ketenagakerjaan Republik Indonesia No 13 Tahun 2013​, pemberi kerja atau pengusaha


yang mempekerjakan karyawan melebihi waktu kerja, wajib membayar upah kerja lembur.
UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Pasal 79​ mengenai waktu kerja.

Pasal 52 ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003​ tentang Ketenagakerjaan juga menegaskan bahwa :
Perjanjian kerja dibuat atas dasar:
● kesepakatan kedua belah pihak
● kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum
● adanya pekerjaan yang diperjanjikan
● pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan,
dan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Pasal 6 UU No. 3/1992 dan Pasal 2 ayat (1) PP No. 14/1993​, lingkup program jaminan sosial
tenaga kerja saat ini adalah meliputi 4 (empat) program, yakni:
● jaminan kecelakaan kerja (JKK)
● jaminan kematian (JK)

3
● jaminan hari tua (JHT)
● jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK)

Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. ​Undang- Undang ini menyatakan
bahwa secara khusus ​perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi
mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke
tempat kerja baru​, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta
pemeriksaan kesehatan secara berkala​. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai
alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.

Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan
pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal.
Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja dan syarat kesehatan kerja.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008


TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA PASAL 19
AYAT 5 ​Dalam hal peringatan dini ditentukan, seketika itu pula keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) disebarluaskan melalui dan wajib dilakukan oleh lembaga pemerintah,
lembaga penyiaran swasta, dan media massa untuk mengerahkan sumber daya.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008


TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PASAL 2 C BNPB
mempunyai tugas menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada
masyarakat;

4
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2005
TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENANGANAN BENCANA PASAL 3 D
pemberian dukungan, bantuan dan pelayanan di bidang sosial, kesehatan, sarana dan prasarana,
informasi dan komunikasi, transportasi dan keamanan serta dukungan lain terkait dengan
masalah bencana dan kedaruratan

Pasal 1 UU no. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran

1. Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan,
keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.
16. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa
terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan
antarmoda transportasi.
20. Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat kapal
bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang,
dan/atau tempat bongkar muat barang.
34. Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi,
bangunan, permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan termasuk
perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah
dilakukan pemeriksaan dan pengujian.
36. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga
angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya
dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung
yang tidak berpindah-pindah.

Pasal 1 UU no. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan

5
1. Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara,
pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan keamanan,
lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
3. Pesawat Udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya
angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang
digunakan untuk penerbangan.
13. Angkutan Udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk
mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar
udara ke bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara.
48. Keselamatan Penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan
dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi
penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. 49. Keamanan Penerbangan
adalah suatu keadaan yang memberikan perlindungan kepada penerbangan dari tindakan
melawan hukum melalui keterpaduan pemanfaatan sumber daya manusia, fasilitas, dan prosedur.
50. Lisensi adalah surat izin yang diberikan kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan
tertentu untuk melakukan pekerjaan di bidangnya dalam jangka waktu tertentu.
51. Sertifikat Kompetensi adalah tanda bukti seseorang telah memenuhi persyaratan
pengetahuan, keahlian, dan kualifikasi di bidangnya.

Pasal 1 UU no. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

12. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

6
17. Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang berupa lambang, huruf, angka,
kalimat, dan/ atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau
petunjuk bagi Pengguna Jalan.

21. Perusahaan Angkutan Umum adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan orang
dan/ atau barang dengan Kendaraan Bermotor Umum.
24. Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja
melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban
manusia dan/ atau kerugian harta benda.

31. Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang
dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan,
dan/ atau lingkungan.

34. Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah sekumpulan
subsistem yang saling berhubungan dengan melalui penggabungan, pemrosesan, penyimpanan,
dan pendistribusian data yang terkait dengan penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal 1 angka 1 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (“UU 35/2009”)​, adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini.

Pasal 1 angka 1 ​UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (“UU 5/1997”)​, pengertian
psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

7
Das sollen berisi peraturan perundang undangan yang seharusnya berlaku. Situasi ideal yang
diharapkan.
UU No.19 Tahun 2013 Perlindungan & Pemberdayaan Petani Pasal 1 poin 1 :
Perlindungan Petani adalah segala upaya untuk membantu Petani dalam menghadapi
permasalahan kesulitan memperoleh prasarana dan sarana produksi, kepastian usaha, risiko
harga, kegagalan panen, praktik ekonomi biaya tinggi, dan perubahan iklim

UU No.19 Tahun 2013 Perlindungan & Pemberdayaan Petani Pasal 1 poin 2 :


Pemberdayaan Petani adalah segala upaya untuk meningkatkan kemampuan Petani untuk
melaksanakan Usaha Tani yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan
pendampingan, pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil Pertanian, konsolidasi dan
jaminan luasan lahan pertanian, kemudahan akses ilmu pengetahuan,teknologi dan informasi,
serta penguatan Kelembagaan Petani
UU No.19 Tahun 2013 Perlindungan & Pemberdayaan Petani Pasal 7 no 3 :
Strategi Pemberdayaan Petani dilakukan melalui:
a. pendidikan dan pelatihan;
b. penyuluhan dan pendampingan;

c. pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil Pertanian;


d. konsolidasi dan jaminan luasan lahan Pertanian;
e. penyediaan fasilitas pembiayaan dan permodalan;
f. kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi;
g. penguatan Kelembagaan Petani.

UU 36 Tahun 2009
Pasal 5
1. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di
bidang kesehatan.

8
2. Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau.
3. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

Pasal 6
Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang
dan bertanggung jawab.

Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan
dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.

Pasal 14
Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan
mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

Das Sollen:
1. PKPU nomor 23 Tahun 2018 Tentang Kampanye Pemilu Pasal 1 ayat 29. ​Bahan
Kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program,
dan/atau informasi lainnya dari Peserta Pemilu, simbol atau tanda gambar yang disebar
untuk keperluan Kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih Peserta
Pemilu tertentu.
2. PKPU nomor 23 Tahun 2018 Tentang Kampanye Pemilu Pasal 1 Pasal 69 ayat 1.
Pelaksana, peserta, dan Tim Kampanye Pemilu dilarang:

9
(c) menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu yang
lain;
(d) menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat;
(e) mengganggu ketertiban umum;
(f) mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan
kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau Peserta Pemilu yang lain;
(j) menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta Kampanye; dan

UU No. 20 Tahun 2001


Pengertian Korupsi Menurut UU No. 20 Tahun 2001 adalah tindakan melawan hukum dengan
maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat merugikan negara atau
perekonomian negara

UU No 24 Tahun 1960
Pengertian Korupsi Menurut UU No.24 Tahun 1960 adalah perbuatan seseorang, yang dengan
atau karena melakukan suatu kejahatan atau dilakukan dengan menyalah gunakan jabatan atau
kedudukan.

Undang - undang no. 41 tahun 1999, pasal :


1. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan
hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.
2. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
3. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
4. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah.
5. Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah.

10
Undang-undang No. 12 Tahun 2012 Pasal 11 Ayat 1 & 3 Sivitas Akademika merupakan
komunitas yang memiliki tradisi ilmiah dengan mengembangkan budaya akademik.
Pengembangan budaya akademik tersebut dilakukan dengan interaksi sosial tanpa membedakan
suku, agama, ras, antargolongan, jenis kelamin, kedudukan sosial, tingkat kemampuan ekonomi,
dan aliran politik.

Undang-undang No. 12 Tahun 2012 Pasal 13 ayat 6 ​Mahasiswa ​berkewajiban menjaga etika
dan menaati norma Pendidikan Tinggi untuk menjamin terlaksananya Tridharma dan
pengembangan budaya akademi

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang “Guru dan Dosen” dan Permendiknas No. 16
tahun 2007 tentang “Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru” menyebutkan
bahwa seorang guru/dosen dituntut memiliki empat (4) kompetensi: yaitu, kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Pasal 106 ayat (5) ​Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (“UU LLAJ”) ​mengatur bahwa pada saat diadakan pemeriksaan kendaraan bermotor di
jalan setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor wajib menunjukkan:
a. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) atau Surat Tanda Coba Kendaraan
Bermotor;
b. Surat Izin Mengemudi (SIM);
c. bukti lulus uji berkala; dan / atau
d. tanda bukti lain yang sah.

Pasal 33 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air​.

11
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat Syarat
dan Pengawasan Air Minum

Landasan Teori
Teori Perubahan Sosial (Samuel Koening)
Perubahan sosial merujuk pada modifikasi dalam pola kehidupan manusia. Modifikasi tersebut
bisa terjadi karena sebab dari internal dan eksternal yang mengakibatkan perubahan.
Teori Perubahan Sosial (Selo Soemardjan)
Definisi perubahan sosial menurut Selo Soemardjan merujuk pada perubahan lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang berpengaruh pada sistem sosialnya. Perubahan
ini mencakup nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku.
Teori Industri (Winardi)
I​ndustri adalah usaha untuk produktif terutama dalam bidang produksi atau perusahaan tertentu
yang menyelenggarakan jasa-jasa misalnya transport atau perkembangan yang menggunakan
modal atau tenaga kerja dalam jumlah relative besar.
Teori Perubahan Sikap Menurut Carl Hovland
Teori perubahan sikap ( attitude change theory ) memberikan penjelasan bagaimana sikap
seseorang terbentuk dan bagaimana sikap seseorang itu dapat berubah melalui proses komunikasi
dan bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.
Dalam teori perubahan sikap ( attitude change theory ) menyatakan bahwa seseorang
akan mengalami proses ketidaknyamanan di dalam dirinya bila dihadapkan pada sesuatu yang
baru yang bertentangan dengan keyakinannya. Sehingga membutuhkan waktu untuk menganalisa
sehingga sampai pada sebuah keyakinan untuk mengambilnya atau tidak sesuai dengan
tabiatnya.
Dalam upaya mengurangi ketidaknyamanan tersebut, seseorang secara otomatis akan
melakukan tiga proses selektif yaitu:

12
1. Penerimaan Informasi Selektif Merupakan proses dimana orang hanya akan menerima
informasi yang sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang sudah dimilikinya.
2. Ingatan Selektif Ingatan selektif mengasumsikan orang tidak mudah lupa atau sangat
mengingat pesan yang sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang sudah dimiliknya.
3. Persepsi Selektif Orang akan memberikan interpretasinya terhadap setiap pesan yang
diterimanya sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang sudah dimilikinya.
Faktor – Faktor yang memperngaruhi Perubahan Sikap Perubahan sikap akan ditentukan
oleh dua faktor, yaitu :
1. Faktor internal (individu itu sendiri), yaitu cara individu dalam menanggapi dunia
luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
2. Faktor eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan
stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.
The Effects of Synthetic Experience: ​Teori yang berawal dari hasil penelitian Funkhouser dan
Shaw ini menyatakan bahwa gambar bergerak, TV, dan komputer dapat membentuk persepsi
public tentang realitas. Dapat memanipulasi dan merencanakan kembali, baik isi, serta proses
dari pengalaman berkomunikasi. Media elektronik dikatakan dapat menampilkan pengalaman
tiruan.

The Spiral of Silence: ​Teori yang dikembangkan oleh Elizabeth Noelle Neuman ini
mengemukakan bahwa: efek media massa dalam membentuk opini public sangat kuat
pengaruhnya (baca juga: teori komunikasi massa). Hal tersebut terjadi karena media massa
merupakan sumber informasi bagi banyak orang. Audiens yang membentuk pesan opini tersebut
dapat membuat media massa menimbulkan spiral of silence, atau spiral kebisuan. Oleh karena
itu, teori ini disebut juga teori spiral keheningan.

The Powerful Effects Model​: Teori yang dikemukakan oleh Elizabeth Noelle Neuman ini
memperkuat teori spiral of silence. Teori ini mengatakan bahwa media massa dapat
mempengaruhi prilaku public (baca juga: metode penelitian komunikasi).

13
-TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL: ANALISA SOLUSI PROBLEMATIKA
KORUPSI
Raho (2007) mengatakan bahwa fungsionalisme structural adalah salah satu perspektif di dalam
sosiologi yang memandang masyarakat atau sesuatu sebagai satu system yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan bagian yang satu tak dapat berfungsi
tanpa ada hubungan dengan bagian yang lain. Perkembangan fungsionalisme didasarkan atas
model perkembangan system organisme yang didapat dalam biologi.

-Teori Ekonomi Politik


Menurut Clark (1998:21-23), munculnya teori ekonomi dapat dilacak pada periode antara abad
ke-14 dan ke-16, yang biasa disebut sebagai masa ransformasi besar di Eropa Barat sebagai
implikasi dari sistem perdagangan yang secara perlahan menyisihkan sistem ekonomi foedal di
abad pertengahan. Sedangkan istilah ekonomi politik sendiri pertama dikenalkan oleh penulis
Perancis Antoyne de Montchetien (1575 – 1621) dalam bukunya yang berjudul Treatise on
Political Economy. Dalam bahasa Inggris, istilah ekonomi politik digunakan pada tahun 1767
oleh Sir James Steuart (1712-1789) melalui publikasi Inequiry into the Principles of Political
Economy.

Secara definitif, pendekatan ekonomi politik dimaknai sebagai interrelasi di antara aspek, proses,
dan institusi politik dengan kegiatan ekonomi (produksi, investasi, penciptaan harga,
perdagangan, konsumsi, dll). Berdasarkan definisi diatas, pendekatan ekonomi politik
mengaitkan seluruh penyelenggaraan politik, baik yang menyangkut aspek, proses, maupun
kelembagaan dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat maupun oleh
pemerintah. Pendekatan ini meletakkan bidang politik subordinat terhadap ekonomi. Maksud
dari pernyataan tersebut adalah, bahwa instrumen-instrumen ekonomi seperti mekanisme pasar,
harga, dan investasi dianalisis dengan menggunakan setting sistem politik dimana kebijakan atau
peristiwa ekonomi itu terjadi. Dengan kata lain, pendekatan ini melihat ekonomi sebagai cara
untuk melakukan tindakan (a way of acting) dan politik sebagai penyedia ruang bagi tindakan
tersebut (a place to act).

14
-Teori Kekuasaan
Harold D. Laswell (1984 : 9) berpendapat bahwa kekuasaan secara umum berarti ‘’kemampuan
pelaku untuk memengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku
pelaku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan’’.
Sejalan dengan itu, dinyatakan Robert A. Dahl (1978 : 29) bahwa ‘’kekuasaan merujuk pada
adanya kemampuan untuk memengaruhi dari seseorang kepada orang lain, atau dari satu pihak
kepada pihak lain’’. “Kekuasaan merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok orang
untuk memengaruhi pikiran atau tingkah laku orang atau kelompok orang lain, sehingga orang
yang dipengaruhi itu mau melakukan sesuatu yang sebetulnya orang itu enggan melakukannya.
Bagian penting dari pengertian kekuasaan adalah syarat adanya keterpaksaan, yakni
keterpaksaan pihak yang dipengaruhi untuk mengikuti pemikiran ataupun tingkah laku pihak
yang memengaruhi “(Mochtar Mas’oed dan Nasikun, 1987 : 22). “Kekuasaan merupakan suatu
kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh yang dimiliki untuk memengaruhi perilaku
pihak lain, sehingga pihak lain berperilaku sesuai dengan kehendak pihak yang memengaruhi.
Dalam pengertian yang lebih sempit, kekuasaan dapat dirumuskan sebagai kemampuan
menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk memengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan, sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya dan masyarakat pada
umumnya” (Ramlan Surbakti, 1992 : 58) ‘’Kekuasaan merupakan penggunaan sejumlah besar
sumber daya (aset, kemampuan) untuk mendapat kepatuhan dan tingkah laku menyesuaikan dari
orang lain’’ (Charles F. Andrain, 1992 : 130). Kekuasaan pada dasarnya dianggap sebagai suatu
hubungan, karena pemegang kekuasaan menjalankan kontrol atas sejumlah orang lain. Pemegang
kekuasaan bisa jadi seseorang individu atau sekelompok orang, demikian juga obyek kekuasaan
bisa satu atau lebih dari satu.

-Teori Keadilan
Rawls mengemukakan suatu ide dalam bukunya A Theory of Justice bahwa teori keadilan
merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menghasilkan keadilan. Ada prosedur-prosedur
berfikir untuk menghasilkan keadilan.

15
Teori Rawls didasarkan atas dua prinsip yaitu Ia melihat tentang Equal Right dan juga Economic
Equality. Dalam Equal Right dikatakannya harus diatur dalam tataran leksikal, yaitu different
principles bekerja jika prinsip pertama bekerja atau dengan kata lain prinsip perbedaan akan
bekerja jika basic right tidak ada yang dicabut (tidak ada pelanggaran HAM) dan meningkatkan
ekspektasi mereka yang kurang beruntung. Dalam prinsip Rawls ini ditekankan harus ada
pemenuhan hak dasar sehingga prinsip ketidaksetaraan dapat dijalankan dengan kata lain
ketidaksetaraan secara ekonomi akan valid jik tidak merampas hak dasar manusia.

Bagi Rawls rasionalitas ada 2 bentuk yaitu Instrumental Rationality dimana akal budi yang
menjadi instrument untuk memenuhi kepentingan-kepentingan pribadi dan kedua yaitu
Reasonable, yaitu bukan fungsi dari akal budi praktis dari orang per orang. Hal kedua ini melekat
pada prosedur yang mengawasi orang-orang yang menggunakan akal budi untuk kepentingan
pribadinya untuk mencapai suatu konsep keadilan atau kebaikan yang universal. Disini terlihat
ada suatu prosedur yang menjamin tercapainya kebaikan yang universal, dengan prosedur yang
mengawasi orang per orang ini akan menghasilkan public conception of justice.

-Teori Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘​deon​’ yang berarti kewajiban. Dalam pemahaman
teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme
menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar
melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. Dalam suatu perbuatan pasti ada
konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan.
Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib
dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang
baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan
jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik.

-Teori Hak

16
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling
banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Hak
didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Maka, teori hak pun
cocok diterapkan dengan suasana demokratis. Dalam arti, semua manusia dari berbagai lapisan
kehidupan harus mendapat perlakuan yang sama. Seperti yang diungkapkan Immanuel Kant,
bahwa manusia meruapakan suatu tujuan pada dirirnya (​an end in itself). ​Karena itu manusia
harus selalu dihormati sebagai suatu tujuan sendiri dan tidak pernah boleh diperlakukan
semata-mata sebagai sarana demi tercapainya suatu tujuan lain (Bertens, 2000).

Landasan Teori:
Teori Perubahan Sikap Menurut Carl Hovland
Teori perubahan sikap ( attitude change theory ) memberikan penjelasan bagaimana sikap
seseorang terbentuk dan bagaimana sikap seseorang itu dapat berubah melalui proses komunikasi
dan bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.
Dalam teori perubahan sikap ( attitude change theory ) menyatakan bahwa seseorang
akan mengalami proses ketidaknyamanan di dalam dirinya bila dihadapkan pada sesuatu yang
baru yang bertentangan dengan keyakinannya. Sehingga membutuhkan waktu untuk menganalisa
sehingga sampai pada sebuah keyakinan untuk mengambilnya atau tidak sesuai dengan
tabiatnya.
Dalam upaya mengurangi ketidaknyamanan tersebut, seseorang secara otomatis akan
melakukan tiga proses selektif yaitu:
1. Penerimaan Informasi Selektif Merupakan proses dimana orang hanya akan menerima
informasi yang sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang sudah dimilikinya.
2. Ingatan Selektif Ingatan selektif mengasumsikan orang tidak mudah lupa atau sangat
mengingat pesan yang sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang sudah dimiliknya.
3. Persepsi Selektif Orang akan memberikan interpretasinya terhadap setiap pesan yang
diterimanya sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang sudah dimilikinya.

17
Faktor – Faktor yang memperngaruhi Perubahan Sikap Perubahan sikap akan ditentukan
oleh dua faktor, yaitu :
1. Faktor internal (individu itu sendiri), yaitu cara individu dalam menanggapi dunia
luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
2. Faktor eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan
stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.

Teori Komunikasi Humanisme

Teori ini dikembangkan oleh ​Ncnei​l (1977) yang diilhami oleh perkembangan psikologi
humanisme. Komunikasi humanisme pernah diimplementasikan dalam dunia pendidikan melalui
Humanistic curriculum. Isi teori lebih menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggung
jawab bersama antar peserta didik. Dengan harapan, nantinya peserta didik dapat menyesuaikan
dalam kehidupan masyarakat.

Teori Komunikasi Lasswell

Harold Lasswell​, Teoritikus ternama yang banyak menyumbangkan ide dan fikirannya terkait
cabang ilmu sosial dan komunikasi. Di tahun 1948, Ia mengemukakan model komunikasi yang
sederhana dan hingga kini masih diterapkan sebagai model komunikasi dasar. Model tersebut
yakni :

Siapa (Who) – Berbicara apa (Says What) – Dengan media apa (In Which Channel) – Kepada
Siapa (To Whom) – Dan dengan Efek apa (With What Effect)

Teori Komunikasi Behaviorisme

Jenis teori komunikasi yang satu ini mungkin sangat sering anda dengar. Teori ini dikembangkan
oleh ilmuan asal Amerika Serikat bernama ​Jhon B. Watson ​(1878 – 1958). Menurutnya Teori
Behaviorisme ini mencakup semua perilaku, termasuk tindakan balasan atau respon terhadap
suatu rangsangan atau stimulus. Artinya bahwa selalu ada kaitan antara stimulus dengan respon

18
pada perilaku manusia. Jika suatu stimulus atau rangsangan yang diterima seseorang telah
teramati, maka dapat diprediksikan pula respon dari orang tersebut.

Teori ​Uses and Gratifications​ (Penggunaan dan Kepuasan)

Teori ini dikembangkan oleh ​Blummer dan ​Kutz (1974)​. Mereka berpendapat bahwa pengguna
media memiliki peran aktif dalam memilih media yang digunakannya. Sehingga, pengguna
media dapat dikatakan sebagai pihak utama dalam suatu proses komunikasi. Dalam hal ini,
pengguna mempunyai pilihan untuk menentukan media yangs sesuai dengan kebutuhanya.

Teori Norma dan Budaya

Teori ini beranjak dari pada pengaruh media massa yang kuat mengenai suatu hal. Hal tersebut
dapat mempengaruhi kondisi sosial budaya dalam masyarakat. Pesan dari media massa mampu
mengubah norma yang sudah ada dalam masyarakat, disisi lain juga mampu memperkuat norma
yang ada dalam masyarakat. Lebih dari itu, mampu menciptakan norma baru dalam masyarkat.

Teori Komunikasi Lasswell

Harold Lasswell​, Teoritikus ternama yang banyak menyumbangkan ide dan fikirannya terkait
cabang ilmu sosial dan komunikasi. Di tahun 1948, Ia mengemukakan model komunikasi yang
sederhana dan hingga kini masih diterapkan sebagai model komunikasi dasar. Model tersebut
yakni :

Siapa (Who) – Berbicara apa (Says What) – Dengan media apa (In Which Channel) – Kepada
Siapa (To Whom) – Dan dengan Efek apa (With What Effect)

ads

Teori Komunikasi Behaviorisme

19
Jenis teori komunikasi yang satu ini mungkin sangat sering anda dengar. Teori ini dikembangkan
oleh ilmuan asal Amerika Serikat bernama ​Jhon B. Watson ​(1878 – 1958). Menurutnya Teori
Behaviorisme ini mencakup semua perilaku, termasuk tindakan balasan atau respon terhadap
suatu rangsangan atau stimulus. Artinya bahwa selalu ada kaitan antara stimulus dengan respon
pada perilaku manusia. Jika suatu stimulus atau rangsangan yang diterima seseorang telah
teramati, maka dapat diprediksikan pula respon dari orang tersebut.

Teori Komunikasi Humanisme

Teori ini dikembangkan oleh ​Ncnei​l (1977) yang diilhami oleh perkembangan psikologi
humanisme. Komunikasi humanisme pernah diimplementasikan dalam dunia pendidikan melalui
Humanistic curriculum. Isi teori lebih menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggung
jawab bersama antar peserta didik. Dengan harapan, nantinya peserta didik dapat menyesuaikan
dalam kehidupan masyarakat.

Teori Informatif

Teori ini dikembangkan oleh ​Sannon dan ​Weaver (1949). Teori informasi merupakan salah satu
teori klasik, dimana teori ini menitikberatkan pada komunikasi sebagai suatu transmisi pesan dan
bagaimana transmitter menggunakan media dalam berkomunikasi. Dalam hal ini, jika sinyal
media yang digunakan baik, maka komunikasi akan berjalan efektif, begitu pula sebaliknya.
Apabila sinyal media tidak baik, maka komunikasi tidak akan berjalan dengan lancar.

Teori ​Uses and Gratifications​ (Penggunaan dan Kepuasan)

Teori ini dikembangkan oleh ​Blummer dan ​Kutz (1974)​. Mereka berpendapat bahwa pengguna
media memiliki peran aktif dalam memilih media yang digunakannya. Sehingga, pengguna
media dapat dikatakan sebagai pihak utama dalam suatu proses komunikasi. Dalam hal ini,
pengguna mempunyai pilihan untuk menentukan media yangs sesuai dengan kebutuhanya.

Teori Kontruktivisme

20
Piaget dan ​Vigotski​ adalah dua nama yang selalu dikaitkan dengan teori ini. Teori
kontruktivisme beranggapan bahwa manusia selalu memiliki pandangan sendiri terhadap
kenyataan, Mereka senantiasa mencari dan mempelajari untuk menemukan bahasa pertama dan
kedua. Di sisi lain, teori ini juga didefinisikan sebagai pembelajaran generatif. Pembelajaran
yang merupakan suatu tindakan untuk menciptakan suatu makna dari apa yang telah dipelajari.

Teori Nativisme

Chomsky dan ​Hadley (1993) dalah tokoh pendukung teori nativisme. Teori ini berpandangan
bahwa manusia satu-satunya makhluk Tuhan yang dapat berkomunikasi melalui verbal. Disisi
lain, bahasa merupakan suatu yang kompleks, oleh karenanya manusia senatiasa belajar untuk
dapat berkomunikasi dengan makhluk Tuhan yang lain.

Teori Kognitivisme

Teori kognitivisme mengedepankan proses belajar dibandingkan dengan hasil proses itu sendiri.
Belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Tetapi juga
melibatkan proses berfikir yang kompleks. Lebih dari itu, belajar merupakan proses perubahan
persepsi dan pemahaman. Menurut aliran ini kita belajar didasarkan atas kemampuan kita
menafsirkan peristiwa atau kejadian dalam suatu lingungan. Dimana proses belajar tersebut
terdapat empat tahapan yaitu Asimilasi, Akomodasi, Disquilibari, dan Equilibrasi.

Teori Norma dan Budaya

Teori ini beranjak dari pada pengaruh media massa yang kuat mengenai suatu hal. Hal tersebut
dapat mempengaruhi kondisi sosial budaya dalam masyarakat. Pesan dari media massa mampu
mengubah norma yang sudah ada dalam masyarakat, disisi lain juga mampu memperkuat norma
yang ada dalam masyarakat. Lebih dari itu, mampu menciptakan norma baru dalam masyarkat.

Teori Belajar Sosial

Teori ini dicetuskan oleh ​Bandura (1925). Ia mengemukakan bahwa perilaku manusia dalam
konteks sebuah interaksi tingkah laku terdapat hubungan timbal baik yang saling

21
berkesinambungan. Interaksi terjadi antara perilaku kognitif dan pengaruh lingkungan.
Pengalaman melalui observasi dan pengamatan terhadap suatu pesan yang disampaikan menjadi
suatu hal yang penting dalam teori ini.

Dalam teori ini, terdapat empat tahapan, pertama pembelajaran sosial terjadi atas adanya
perhatian dari individu. Kedua, pembelajaran sosial dilakukan melalui ingatan. Ketiga,
pembelajaran sosial dilakukan melalui tindakan, serta terakhir yaitu pembelajaran sosial
dilakukan atas dasar motivasi dari masing-masing individu

Teori Pengharapan Nilai

Teori ini merupakan bagian dari teori komunikasi massa. Teori pengharapan nilai bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan media terhadap massa dinilai dari kepentingan
penggunaannya. Sikap seseorang terhadap segmen – segmen media ditentukan dari evaluasi dan
prespektif mereka terhadap media tersebut. Teori ini merupakan turunan dari Teori Uses and
Gratifications.

Teori ​Systematic Behavior (Hull)

Clark C Hull ​mendalami teori Thorndike dalam usahanya mengembangkan teori belajar dalam
komunikasi. Beberapa prinsip yang digunakan memilki kesamaan dengan prinsip para
behaviorus yang berdasarkan adanya stimulus dan respon serta motivasi.
Teori ini mengungkapkan bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdesak oleh motif tujuan,
maksud tertent, harus dimiliki dalam seseorang yang sedang belajar. Kebutuhan tersebut harus
ada sebelum suatu respon yang dapat diperkuat oleh dasar pengurangan kebutuhan. Kemudian,
dalam hal efisiensi belajar, tergantung pada besarnya tingkat pengurangan serta kepuasan motif.
Lalu timbul usaha belajar dari keberadaan respon tersebut. Di sisi lain, setiap obyek atau situasi
dapat memiliki nilai motivasi apabila hal itu berhubungan dengan penurunan terhadap
kekurangan pada diri individu tersebut.
Baca juga:

22
● Komunikasi Pembelajaran
● Jenis- jenis Interaksi Sosial
Teori​ Operant Conditioning (Skinner)

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Skinner (1904-1990). Skinner menganggap
penghargaan dan motivasi adalah dua faktor penting dalam pembelajaran. Tak hanya itu, Skinner
berpendapat bahwa tujuan psikologi dalam komunikasi adalah untuk mengontrol tingkah laku.
Pada teori ini, seorang guru memberikan penghargaan hadiah atau nilai tinggi yang bertujuan
agar anak menjadi lebih rajin. Di sisi lain, Operant conditioning merupakan suatu proses
pemberian motivasi terhadap suatu perilaku yang kemudian mengakibatkan perilaku tersebut
dapat terulang atau menghilang sesuai keinginan.

Kemudian, Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak ada tanda – tanda
keberadaan stimuli, maka guru tidak bisa membimbing siswa untuk mengarahkan perilakunya.
Dalam proses ini, guru mempunyai peran untuk mengontrol dan membimbing siswa dalam suatu
proses belajar. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

Terdapat beberapa Prinsip belajar Skinners, diantaranya:

● Hasil belajar harus segera disampaikan pada siswa. Jika salah dibenarkan jika benar
diberi motivasi.
● Proses belajar harus mengikuti pola dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai
sistem modul.
● Dalam proses pembelajaran, lebih mementingkan aktivitas sendiri, sedangkan hukuman
tidak berlaku. Untuk itu, lingkungan perlu di modifikasi untuk menghindari hukuman.
● Tingkah laku yang sesuai dengan keinginan pendidik layak diberikan penghargaan, dan
sebaliknya.
● Dalam pembelajaran menggunakan ​shapping.​
Teori Agenda Setting
Teori ini dikembangkan oleh Mc combs dan Shaw (1972). Teori Agenda Setting beranggapan
apabila media memberikan tekanan pada suatu peristiwa maka, media tersebut akan membuat

23
masyarakat menganggap peristiwa itu penting. Dalam hal ini, media mempunyai efek yang
sangat kuat dalam mempengaruhi asumsi masyarakat. Sehingga akan muncul asumsi bahwa apa
yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting oleh masyarakat.

Teori Ketergantungan
Teori ini dikemukakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Malvin Defluer (1976). Fokus dari teori
ini terletak pada kondisi struktural yang ada dimasyarakat. Fokus ini sangat cenderung mudah
untuk dipengaruhi oleh media massa. Teori ini dapat disematkan pada komunitas masyarakat
modern, dimana pada masyarakat modern, media massa dianggap suatu hal yang sangat penting
dalammencapai tujuan beberapa proses. Di antaranya yaitu proses memelihara, perubahan, serta
konflik dalam tataran masyarakat dan masalah perorangan dalam suatu aktivasi sosial.

Teori Standpoint (Sikap)


Teori ini menilai bahwa pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki individu, sebagian besar
dibentuk oleh kelompok sosial dimana mereka cenderung aktif berkomunikasi.Teori ini
dikemukakan oleh Wood, J. T. (1982), dalam West, R., & Turner, L. H., (2000). Melalui
pendapat ini, dapat terlihat kerangka tentang sistematika pengaruh kekuatan untuk pembentuk
identitas.
Teori sikap (standpoint theory-ST), membentuk kerangka agar dapat memahami sistem
kekuasaan. Teori kerangka ini dibangun berdasarkan pengetahuan yang berasal dari kehidupan
sehari-hari. Individu-individu adalah konsumen aktif dari realitas. Kemudian, perspektif
individu-individu adalah sumber informasi yang terpenting terkait pengenalan terhadap
pengalaman mereka (Riger,1992). Bahkan, teori ini mengakui bahwa pengalaman, pengetahuan,
dan perilaku komunikasi individu sebagian besar terbentuk oleh kelompok sosial dimana
individu berpartisipasi.

Teori Sibernetik
Wiener (1945) adalah tokoh dibalik teori ini. Teori ini tergolong teori baru sejalan dengan
berkembangnya teknologi informasi dan ilmu sosial. Teori sibernatik merupakan suatu sistem

24
pengontrol yang didasarkan pada komunikasi, antara sistem dengan lingkungan dan antar sistem
itu sendiri. Pengontrol dari sistem berfungsi dalam memperhatikan lingkungan. Penerapan teori
sibernetik biasanya diperuntukkan kepada siswa agar mencapai hasil yang efektif

Teori Belajar Sosial


Teori ini dicetuskan oleh Bandura (1925). Ia mengemukakan bahwa perilaku manusia dalam
konteks sebuah interaksi tingkah laku terdapat hubungan timbal baik yang saling
berkesinambungan. Interaksi terjadi antara perilaku kognitif dan pengaruh lingkungan.
Pengalaman melalui observasi dan pengamatan terhadap suatu pesan yang disampaikan menjadi
suatu hal yang penting dalam teori ini.

Dalam teori ini, terdapat empat tahapan, pertama pembelajaran sosial terjadi atas adanya
perhatian dari individu. Kedua, pembelajaran sosial dilakukan melalui ingatan. Ketiga,
pembelajaran sosial dilakukan melalui tindakan, serta terakhir yaitu pembelajaran sosial
dilakukan atas dasar motivasi dari masing-masing individu.

Teori Humanisme (Ini cocok untuk diterapkan pada materi pembelajaran tentang perubahan
sikap, analisis terhadap fenomena sosial)
Teori Humanisme merupakan suatu teori komunikasi dalam pembelajaran yang menekankan
pada pola pikir, perasaan dan tingkah laku siswa dengan menghubungkan materi yang diajarkan
pada kebutuhan dasar dan kebutuhan hidup. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa
merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan
sikap atas kemauan sendiri memiliki dampak dalam praktek pendidikan.

Teori Komunikasi Massa


Dr. Jalaluddin Rakhmat dalam Dewabrata (2010:3) memberikan definisi komunikasi massa
sebagai “jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen
dan anonim melalui media cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaat”.

25
Teori Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi dari indera penerima kita.
Dimana stimulus yang diterima kemudian diseleksi, diorganisasikan dan diinterpretasikan oleh
individu. Persepsi yang terbentuk pada diri seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan keadaan
lingkungan sekitarnya (Setiadi, 2003:160). Hubungannya dengan ilmu komunikasi, persepsi
bagian dari inti komunikasi. Dalam proses komunikasi, persepsi mempengaruhi seseorang untuk
menerima ataupun menolak pesan. Selanjutnya, persepsi tersebut mempengaruhi seseorang
dalam menafsirkan pesan.

Teori Informatif ​Teori ini dikembangkan oleh ​Sannon dan ​Weaver (1949). Teori informasi
merupakan salah satu teori klasik, dimana teori ini menitikberatkan pada komunikasi sebagai
suatu transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan media dalam berkomunikasi.
Dalam hal ini, jika sinyal media yang digunakan baik, maka komunikasi akan berjalan efektif,
begitu pula sebaliknya. Apabila sinyal media tidak baik, maka komunikasi tidak akan berjalan
dengan lancar.

Teori Inokulasi ​Teori ini pada mulanya disampaikan oleh Mc Guaire,​ dimana inokulasi dapat
pula disebut sebagai suntikan yang mengambil analogi pada ilmu medis. Ibaratkan orang yang
tidak siap menahan penyakit maka dia harus disuntikan vaksin untuk memperkuat daya tahan
tubuhnya. Teori ini mengemukakan bahwa lebih baik membekali terbujuk dengan argumen
sanggahan daripada membiarkanya tidak siap menyangkal perspektif lawan.

Teori Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi dari indera penerima kita.
Dimana stimulus yang diterima kemudian diseleksi, diorganisasikan dan diinterpretasikan oleh
individu. Persepsi yang terbentuk pada diri seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan keadaan
lingkungan sekitarnya (Setiadi, 2003:160). Hubungannya dengan ilmu komunikasi, persepsi
bagian dari inti komunikasi. Dalam proses komunikasi, persepsi mempengaruhi seseorang untuk

26
menerima ataupun menolak pesan. Selanjutnya, persepsi tersebut mempengaruhi seseorang
dalam menafsirkan pesan.

Teori Teknologi (Read Bain)


Pada tahun 1937, muncullah pendapat lainnya mengenai teknologi. Pendapat ini dicetuskan oleh
seorang sosiolog yang berasal dari Amerika, bernama Read Bain. Bain (1937) mengatakan
bahwa teknologi pada dasarnya meliputi semua alat, mesin, perkakas, aparat, senjata,
perumahan, pakaian, peranti pengangkut dan komunikasi, dan juga keterampilan, dimana hal ini
memungkinkan kita sebagai seorang manusia dapat menghasilkan semua itu.

Berdasarkan pendapat Bain tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi merupakan
segala sesuatunya yang bisa diciptakan dan juga dibuat oleh seorang atau sekelompok manusia
yang kemudian bisa memberikan nilai dan manfaat bagi sesama.

Teori Efektivitas (Sondang P. Siagian)


Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana, dan prasarana dalam jumlah tertentu yang
secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang
telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi
efektivitasnya.

Teori Pola Pikir (Adi W. Gunawan)


Pola Pikir atau ​mindset adalah s​ ekumpulan kepercayaan (​belief)​ atau cara berpikir yang
mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan
hidupnya. ​(​Adi W. Gunawan dalam Yoga, 2008).
Adi ​meyakini bahwa belief ​menentukan cara berpikir, berkomunikasi dan bertindak seseorang.
Dengan demikian jika ingin mengubah ​pola pikir,​ yang harus diubah adalah ​belief atau
​ weck, 2008, mengatakan
kumpulan ​belief. D bahwa “Pandangan yang orang adopsi untuk
dirinya sangat mempengaruhi cara orang tersebut mengarahkan kehidupan”. Artinya

27
kepercayaan atau keyakinan seseorang memiliki kekuatan yang dapat mengubah pikiran,
kesadaran, perasaan, sikap, dan lain-lain, yang pada akhirnya membentuk kehidupannya saat ini.

Sistem transportasi terdiri dari beberapa sistem makro yaitu (Tamin, 1997) :

1. Sistem kegiatan
2. Sistem jaringan prasarana transportasi
3. Sistem pergerakan lalu lintas
4. Sistem kelembagaan

Khisty and Lall, 2003 menyatakan bahwa empat elemen utama transportasi adalah :

1. Sarana perhubungan (link) : jalan raya atau jalur yang menghubungkan dua titik atau
lebih. Pipa, jalur darat, jalur laut, dan jalur penerbangan juga dapat dikategorikan sebagai
sarana perhubungan.
2. Kendaraan : alat yang memindahkan manusia dan barang dari satu titik ke titik lainnya di
sepanjang sarana perhubungan. Contohnya mobil, bis, kapal, dan pesawat terbang.
3. Terminal : titik-titik dimana perjalanan orang dan barabg dimulai atau berakhir. Contoh :
garasi mobil, lapangan parkir, gudang bongkar muat, dan Bandar udara.
4. Manajemen dan tenaga kerja : orang-orang yang membuat, mengoperasikan, mengatur
dan memelihara sarana perhubungan, kendaraan dan terminal.

Teori Informatif

Teori ini dikembangkan oleh ​Sannon dan ​Weaver (1949). Teori informasi merupakan salah satu
teori klasik, dimana teori ini menitikberatkan pada komunikasi sebagai suatu transmisi pesan dan
bagaimana transmitter menggunakan media dalam berkomunikasi. Dalam hal ini, jika sinyal
media yang digunakan baik, maka komunikasi akan berjalan efektif, begitu pula sebaliknya.
Apabila sinyal media tidak baik, maka komunikasi tidak akan berjalan dengan lancar.

Teori Belajar Sosial

28
Teori ini dicetuskan oleh ​Bandura (1925). Ia mengemukakan bahwa perilaku manusia dalam
konteks sebuah interaksi tingkah laku terdapat hubungan timbal baik yang saling
berkesinambungan. Interaksi terjadi antara perilaku kognitif dan pengaruh lingkungan.
Pengalaman melalui observasi dan pengamatan terhadap suatu pesan yang disampaikan menjadi
suatu hal yang penting dalam teori ini.

Dalam teori ini, terdapat empat tahapan, pertama pembelajaran sosial terjadi atas adanya
perhatian dari individu. Kedua, pembelajaran sosial dilakukan melalui ingatan. Ketiga,
pembelajaran sosial dilakukan melalui tindakan, serta terakhir yaitu pembelajaran sosial
dilakukan atas dasar motivasi dari masing-masing individu.

Teori Komunikasi Humanisme


Teori ini dikembangkan oleh ​Ncnei​l (1977) yang diilhami oleh perkembangan psikologi
humanisme. Komunikasi humanisme pernah diimplementasikan dalam dunia pendidikan melalui
Humanistic curriculum. Isi teori lebih menekankan pada pembagian pengawasan dan tanggung
jawab bersama antar peserta didik. Dengan harapan, nantinya peserta didik dapat menyesuaikan
dalam kehidupan masyarakat.

Teori Komunikasi Lasswell


Harold Lasswell​, Teoritikus ternama yang banyak menyumbangkan ide dan fikirannya terkait
cabang ilmu sosial dan komunikasi. Di tahun 1948, Ia mengemukakan model komunikasi yang
sederhana dan hingga kini masih diterapkan sebagai model komunikasi dasar. Model tersebut
yakni :

Siapa (Who) – Berbicara apa (Says What) – Dengan media apa (In Which Channel) – Kepada
Siapa (To Whom) – Dan dengan Efek apa (With What Effect)

Teori ​Uses and Gratifications​ (Penggunaan dan Kepuasan)


Teori ini dikembangkan oleh ​Blummer dan ​Kutz (1974)​. Mereka berpendapat bahwa pengguna
media memiliki peran aktif dalam memilih media yang digunakannya. Sehingga, pengguna

29
media dapat dikatakan sebagai pihak utama dalam suatu proses komunikasi. Dalam hal ini,
pengguna mempunyai pilihan untuk menentukan media yangs sesuai dengan kebutuhanya.

Teori Norma dan Budaya


Teori ini beranjak dari pada pengaruh media massa yang kuat mengenai suatu hal. Hal tersebut
dapat mempengaruhi kondisi sosial budaya dalam masyarakat. Pesan dari media massa mampu
mengubah norma yang sudah ada dalam masyarakat, disisi lain juga mampu memperkuat norma
yang ada dalam masyarakat. Lebih dari itu, mampu menciptakan norma baru dalam masyarkat.

Teori Media (Medium Theory)

Marshall McLuhan dan Harold Innis adalah dua orang peneliti yang seringkali diasosiasikan
dengan teori media. Teori media dicetus oleh Marshall McLuhan (1964) yang menyatakan
bahwa medium is the message atau media adalah pesan.

Pernyataan ini menekankan pada bagaimana media komunikasi berbeda tidak hanya dalam
terminologi isi tetapi juga pada bagaimana mereka dibangun dan disalurkan melalui pikiran dan
rasa. Ia membedakan media dengan proses kognitif. Ide McLuhan yang paling terkenal adalah
saluran sebagai kekuatan dominan yang harus dipahami untuk mengetahui bagaimana media
mempengaruhi masyarakat dan budaya.

Teori Masyarakat Massa

Masyarakat massa dalam teori budaya, suatu masyarakat terdiri dari sejumlah besar orang yang
sangat mudah dipengaruhi oleh media massa dan birokrasi pemerintah. Satu contoh yang
menggambarkan hal ini dapat ditemukan dalam novel karya George Orwell yang berjudul 1984
pada tahun 1949 (Danesi, 2009 : 189).

30
Teori masyarakat massa pertama kali muncul pada akhir abad ke 19 dan menitikberatkan pada
adanya hubungan timbal balik antar institusi yang memegang kekuasaan dan intergrasi media
terhadap sumber kekuasaan sosial dan otoritas. Isi media cenderung melayani kepentingan
pemegang kekuasaan politik dan ekonomi. Media juga memiliki kecenderungan untuk
membantu publik bebas dalam menerima keberadaannya sebagaimana adanya.

Teori Sosial Kognitif (Social Cognitive Theory)

Teori sosial kognitif dibangun pertama kali oleh seorang psikolog Albert Bandura sekitar tahun
1960an.

Teori ini menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa orang-orang cenderung untuk meniru
apa yang dilihat melalui media. Ini adalah teori yang fokus pada kapasitas kita untuk belajar
dengan mengalaminya secara langsung.

Proses belajar melalui pengamatan ini bergantung pada sejumlah faktor, yaitu kemampuan
subyek untuk memahami dan mengingat apa yang ia lihat, mengidentifikasi karakter bermedia,
dan berbagai hal yang membimbing kepada proses pemodelan perilaku. Teori sosial kognitif
adalah salah satu teori yang paling sering digunakan untuk meneliti media dan komunikasi
massa.

Teori manajemen neo klasik adalah teori manajemen yang diperuntukan untuk manajer agar
lebih memerhatikan tingkat psikologi dan hubungan antar manusia dalam lapangan pekerjaan.
Teori ini dibuat akibat mucul ketidakpuasan terhadap teori manajemen klasik yang tidak
sepenuhnya menghasilkan efisiensi dan keharmonisan dalam lingkungan kerja. Tingkat psikologi
dan hubungan antar manusia dalam dunia pekerjaan dianggap penting untuk mendongkrak hasil
efektifitas kerja yang lebih optimal.

31
Teori Fusi (​Bakke & ​Argyris)​ ​Karena dengan adanya kesadaran akan masalah pada kepuasan
minat manusia yang berbeda-beda dalam suatu birokrasi, maka Bakke pada tahun 1950 telah
menyarakan adanya proses fusi. Dia mengatakan bahwa organisasi, hingga suatu tahap tertentu,
mempengaruhi individu. Sementara pada saat yang sama, individu memberikan pengaruh pada
organisasi yang dipersonalisasikan oleh setiap individu pegawai dan invidu lainnya
disosialisasikan oleh organisasi. Hal tersebut menyebabkan adanya pegawai menunjukkan
ciri-ciri organisasi, dan setiap jabatan nampak unik dan berbeda dengan ciri khasnya
masing-masing. Sehingga membuat setiap individu dan jabatan dapat dimodifikasi sesuai dengan
minat dan bakat khusus individu. Di tahun 1957, Argyris yang juga seorang rekan Bakke di
Universitas Yale telah menyempurnakan pendapat Bakke. Ia mengemukakan bahwa ada suatu
ketidaksesuaian yang mendasar antara kebutuhan pegawai yang matang dengan persyaratan
ormas organisasi.

Teori Interaksi Simbolik ​Teori interaksi simbolik merupakan teori yang memiliki asumsi
bahwa manusia pasti membentuk makna melalui proses komunikasi. Teori ini lebih cenderung
pada pentingnya konsep diri dan paradigm yang dimiliki setiap individu berdasarkan
interaksinya dengan individu lain.

Teori Komunikasi Lasswell ​Harold Lasswell​, Teoritikus ternama yang banyak


menyumbangkan ide dan fikirannya terkait cabang ilmu sosial dan komunikasi. Di tahun 1948,
Ia mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan hingga kini masih diterapkan sebagai
model komunikasi dasar. Model tersebut yakni :

Siapa (Who) – Berbicara apa (Says What) – Dengan media apa (In Which Channel) –
Kepada Siapa (To Whom) – Dan dengan Efek apa (With What Effect)

Teori Toleransi

32
Teori Kematangan Beragama

Teori Alturisme

33
Altruism (altruisme) adalah tindakan sukarela untuk membantu orang lain tanpa pamrih, atau
ingin sekedar beramal baik (Schroder, Penner, Dovido, & Piliavin, 1995). Berdasarkan definisi
ini, apakah suatu tindakan bisa dikatakan altruistik akan bergantung pada niat si penolong.

Orang asing yang mempertaruhkan nyawanya untuk menarik korban dari bahaya kebakaran dan
kemudian dia pergi begitu saja tanpa pamit adalah orang benar-benar melakukan tindakan
altruistic. (Shelley E. Taylor, Letitia Anne Peplau, David O. Sears, 2009 : 457)

Menurut Auguste Comte altruisme berasal dari bahasa Perancis, autrui yang artinya orang lain.
Comte memercayai bahwa individu-individu mempunyai kewajiban moral untuk berkidmat bagi
kepentingan orang lain atau kebaikan manusia yang lebih besar.

Menurut Baron dan Byrne (1996) altruisme merupakan bentuk khusus dalam penyesuaian
perilaku yang ditujukan demi kepentingan orang lain, biasanya merugikan diri sendiri dan
biasanya termotivasi terutama oleh hasrat untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain agar
lebih baik tanpa mengaharapkan penghargaan.

Teori Perubahan Sikap Menurut Carl Hovland


Teori perubahan sikap ( attitude change theory ) memberikan penjelasan bagaimana sikap
seseorang terbentuk dan bagaimana sikap seseorang itu dapat berubah melalui proses komunikasi
dan bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.
Dalam teori perubahan sikap ( attitude change theory ) menyatakan bahwa seseorang akan
mengalami proses ketidaknyamanan di dalam dirinya bila dihadapkan pada sesuatu yang baru
yang bertentangan dengan keyakinannya. Sehingga membutuhkan waktu untuk menganalisa
sehingga sampai pada sebuah keyakinan untuk mengambilnya atau tidak sesuai dengan
tabiatnya.
Dalam upaya mengurangi ketidaknyamanan tersebut, seseorang secara otomatis akan melakukan
tiga proses selektif yaitu:

34
1. Penerimaan Informasi Selektif Merupakan proses dimana orang hanya akan menerima
informasi yang sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang sudah dimilikinya.
2. Ingatan Selektif Ingatan selektif mengasumsikan orang tidak mudah lupa atau sangat
mengingat pesan yang sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang sudah dimiliknya.
3. Persepsi Selektif Orang akan memberikan interpretasinya terhadap setiap pesan yang
diterimanya sesuai dengan sikap atau kepercayaan yang sudah dimilikinya.
Faktor – Faktor yang memperngaruhi Perubahan Sikap Perubahan sikap akan ditentukan oleh
dua faktor, yaitu :
1. Faktor internal (individu itu sendiri), yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luarnya
dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
2. Faktor eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan stimulus
untuk membentuk atau mengubah sikap.

35

Anda mungkin juga menyukai