Oleh:
TUGAS
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Dikerjakan oleh:
I MADE ARYATIRTA PREDANA
1404105047
Dosen Pembimbing
Tugas Sistem Penyediaan Air Minum
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
Sistem Penyediaan Air Minum
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat dan berkat-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan Tugas Sistem Penyediaan Air Minum untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Penyediaan Air Minum.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dan memberikan bimbingan, baik langsung maupun tidak
langsung, antara lain:
1. Ir. Gusti Ngurah Kerta Arsana, MT. selaku dosen pengajar dan dosen
pembimbing mata kuliah Sistem Penyediaan Air Minum.
2. Semua pihak yang telah memberikan informasi, bantuan, dan bimbingan
kepada penulis sehingga laporan tugas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan laporan ini selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
5.2 Hasil Analisis Hidraulika pada Sistem Jaringan Pipa dengan WaterNet
(Aliran Constant)................................................................................................60
5.3 Hasil Analisis Hidraulika pada Sistem Jaringan Pipa dengan WaterNet
(Aliran Extended)...............................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3. Perhitungan Statistik Jumlah Penduduk Desa A dan Desa B...............23
Tabel 3.4. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk Desa
A dan Desa B dengan Metode Aritmatik...............................................................24
Tabel 3.5. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk Desa
A dan Desa B dengan Metode Geometri...............................................................24
Tabel 3.6. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk Desa
A dan Desa B dengan Metode Least Square..........................................................25
Tabel 3.9. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk Desa
C dengan Metode Aritmatik...................................................................................29
Tabel 3.10. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk
Desa C dengan Metode Geometri..........................................................................29
Tabel 3.11. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk
Desa C dengan Metode Least Square....................................................................29
Tabel 3.13. Perhitungan Statistik Jumlah Penduduk Desa D dan Desa E.............32
Tabel 3.14. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk
Desa D dan Desa E dengan Metode Aritmatik......................................................33
Tabel 3.15. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk
Desa D dan Desa E dengan Metode Geometri.......................................................34
Tabel 3.16. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk
Desa D dan Desa E dengan Metode Least Square.................................................34
Tabel 3.19. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk
Desa F dengan Metode Aritmatik..........................................................................38
Tabel 3.20. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk
Desa F dengan Metode Geometri...........................................................................38
Tabel 3.21. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk
Desa F dengan Metode Least Square.....................................................................39
Tabel 4.1. Kapasitas Hari Maksimum Tahun 2029 pada Desa Type I (liter/detik)
................................................................................................................................51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.5 Data Pipa dan Aliran (Jam terakhir pada aliran Constant).................62
Gambar 5.8 Data Pipa dan Aliran (Jam terakhir pada aliran Extended)................68
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Persyaratan kontinuitas
Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat
hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia dalam artian air baku
yang ada di alam.
4. Persyaratan keterjangkauan
Persyaratan keterjangkauan untuk penyediaan air bersih artinya sumber
air baku mudah untuk dijangkau sehingga airnya dapat dialirkan ke
instalasi pengolahan air (IPA).
(∑ P ) (∑ t 2) −( ∑ t )( ∑ P⋅t )
a= 2
N⋅( ∑ t 2 ) - ( ∑ t )
n n
SD=
Dimana:
√
n
∑ ( Yi−Ymean )2
i =1
n dan
r=
∑ ( Y −Ymean )2
i =1
SD = standar deviasi
r = koefisien korelasi
Y = jumlah penduduk pada satu tahun tertentu (jiwa)
Ymean = rata-rata dari jumlah penduduk pada satu periode waktu
tertentu (jiwa)
Yi = hasil perhitungan jumlah penduduk pada satu tahun
tertentu dengan metode aritmatik, geometri atau least
square
b. Persamaan Bernoulli
Menurut Bernoulli, jumlah tinggi tempat, tinggi tekanan, dan tinggi
kecepatan pada setiap titik pada aliran air selalu konstan. Persamaan
Bernoulli dapat dipandang sebagai persamaan kekekalan energi,
mengingat z = energi potensial cair tiap satuan berat.
m. g . z
≈z
m.g
p
≈ Tenaga potensial zat cair
y
p.v m. g F
≈p ≈
m. g γ y
v2
=tenaga kinetik
2g
1
m. v 2
2 v2
≈
m.g 2g
Dengan neraca massa energi yang masuk sama dengan yang keluar
energi di A = energi di B sehingga
p v2
H=z + +
γ 2g
p 1 v2 p 1 v2
z 1+ + +hf =z 1+ + + hf
γ 2g γ 2g
v .d
dihitung dengan formula: ℜ=
v
2. Minor losses, terjadi akibat perubahan penampang pipa, sambungan,
belokan, dan katup. Kehilangan tenaga akibat gesekan pada pipa
panjang biasanya jauh lebih besar daripada kehilangan tenaga
sekunder, sehingga pada keadaan tersebut biasanya kehilangan tenaga
sekunder diabaikan. Pada pipa pendek kehilangan tenaga sekunder
harus diperhitungkan. Apabila kehilangan tenaga sekunder kurang dari
5% dari kehilangan tenaga akibat gesekan maka kehilangan tenaga
tersebut dapat diabaikan. Untuk memperkecil kehilangan tenaga
sekunder, perubahan penampang atau belokan jangan dibuat
mendadak tapi berangsur-angsur. Persamaan minor losses:
V2
he=k
2g
Analisis Aliran Pipa
Headloss dalam pipa air dapat dihitung melalui persamaan Darcy-
Weisbach (Triatmodjo, 1995)
L V2
hf =fx .
D 2g
6. Klik tombol pipa dan bawa cursor ke jendela grafis maka cursor
akan berbentuk pensil, siap menggambar pipa. Tekan mouse sebelah
kiri dan drag (tarik dengan tetap menekan mouse) untuk menggambar
pipa dengan panjang sesuai keinginan. Lepaskan mouse dan sebuah
pipa akan tergambar di layar. Gambar kembali pipa-pipa lain dengan
mengingat bahwa pipa-pipa tersebut pada akhirnya harus membentuk
jaringan, yaitu ada kaitan antara satu pipa dengan pipa lain sehingga air
dapat mengalir dari pipa satu ke pipa lain.
7. Jaringan sederhana telah siap disimulasi (di Run). Klik tombol GO dan
akan muncul jendela informasi variabel yang digunakan dalam simulasi
secara singkat. Klik Go pada jendela variabel, hasil running dilaporkan
secara singkat dengan jendela Report.
BAB III
ANALISIS PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM
1. Metode Aritmatik
Pn = Po + Ka.(n)
Po = Pn - Ka.(n)
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
n = periode waktu proyeksi
Ka = rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun (jiwa)
Diketahui:
Pn = P16 = 11700 jiwa
Ka = 824 jiwa
Maka:
P12 = 11700 - 824.(4) = 8404 jiwa
P13 = 11700 - 824.(3) = 9228 jiwa
P14 = 11700 - 824.(2) = 10052 jiwa
P15 = 11700 - 824.(1) = 10876 jiwa
P16 = 11700 - 824.(0) = 11700 jiwa
2. Metode Geometri
Pn = Po (1 + r)n
Po = Pn / (1 + r)n
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
n = periode waktu proyeksi
r = rata-rata presentase pertumbuhan penduduk per tahun (%)
Diketahui:
Pn = P16 = 11700 jiwa
r = 8,64% = 0,0864
Maka:
P12 = 11700 / (1 + 0,0864)4 = 8340 jiwa
P13 = 11700 / (1 + 0,0864)3 = 9125 jiwa
P14 = 11700 / (1 + 0,0864)2 = 9913 jiwa
P15 = 11700 / (1 + 0,0864)1 = 10769 jiwa
P16 = 11700 / (1 + 0,0864)0 = 11700 jiwa
(∑ P ) (∑ t 2) −( ∑ t )( ∑ P⋅t )
a= 2
N⋅( ∑ t 2 ) - ( ∑ t )
Tabel 3.3. Perhitungan Statistik Jumlah Penduduk Desa A, Desa B, Desa C, dan
Desa D
Tahun Tahun ke (t) Jumlah Penduduk (Jiwa) (P) P.t t2
2012 1 8404 8404 1
2013 2 9280 18560 4
2014 3 10048 30144 9
2015 4 11049 44196 16
2016 5 11700 58500 25
Jumlah 15 50481 159804 55
Rata-
3 10096 31960.8 11
Rata
Maka:
SD=
Dimana:
√
n
∑ ( Yi−Ymean )2
i =1
n dan
r=
∑ ( Y −Ymean )2
i =1
SD = standar deviasi
r = koefisien korelasi
Y = jumlah penduduk pada satu tahun tertentu (jiwa)
Ymean = rata-rata dari jumlah penduduk pada satu periode waktu
tertentu (jiwa)
Yi = hasil perhitungan jumlah penduduk pada satu tahun
tertentu dengan metode aritmatik, geometri atau least
square
Tabel 3.4. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk Desa
A, Desa B, Desa C dan Desa D dengan Metode Aritmatik
Tahun ke Jumlah Penduduk Hasil perhitungan
Tahun (Yi-Ymean)2 (Y-Ymean)2 (Y-Yi)2
(X) (Y) Aritmatik (Yi)
2012 1 8404 8404 2863541 2863541 0
2013 2 9280 9228 753771 666182 2704
2014 3 10048 10052 1954 2323 16
2015 4 11049 10876 608088 907828 29929
2016 5 11700 11700 2572174 2572174 0
Jumlah 31156 - 6799528 7012049 32649
Koefisien
Ymean 10096 Standar Deviasi 1166 0,9977
Korelasi (r)
Tabel 3.5. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk Desa
A, Desa B, Desa C dan desa D dengan Metode Geometri
Tahun ke Jumlah Hasil perhitungan
Tahun (Yi-Ymean)2 (Y-Ymean)2 (Y-Yi)2
(X) Penduduk (Y) Geometri (Yi)
2012 1 8404 8399 2878854 2863541 20
2013 2 9280 9125 943109 666182 24006
2014 3 10048 9913 33445 2323 18138
2015 4 11049 10770 453566 907828 78024
2016 5 11700 11700 2572174 2572174 0
Jumlah 50481 - 6881148 7012049 120188
Koefisien
Ymean 6231 Standar Deviasi 1173 0,9914
Korelasi (r)
Tabel 3.6. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk Desa
A dan Desa B dengan Metode Least Square
Jumlah Hasil perhitungan
(Yi-Ymean)2 (Y-Ymean)2 (Y-Yi)2
Penduduk (Y) Least Square (Yi)
8404 7588 6291569 2863541 666019
9280 8428 2796253 666182 732736
10048 9260 699063 2323 620786
11049 10096 0 907828 907828
11700 10932 699063 2572174 589363
50481 - 10485948 7012049 3516733
Koefisien
10096 Standar Deviasi 1448 0.7060
Korelasi (r)
1. Metode Aritmatik
Pn = Po + Ka.(n)
Po = Pn - Ka.(n)
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
n = periode waktu proyeksi
Ka = rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun (jiwa)
Diketahui:
Pn = P16 = 8778 jiwa
Ka = 578 jiwa
Maka:
P12 = 8778 - 578.(4) = 6467 jiwa
P13 = 8778 - 578.(3) = 7045 jiwa
P14 = 8778 - 578.(2) = 7623 jiwa
P15 = 8778 - 578.(1) = 8200 jiwa
P16 = 8778 - 578.(0) = 8778 jiwa
2. Metode Geometri
Pn = Po (1 + r)n
Po = Pn / (1 + r)n
Dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
n = periode waktu proyeksi
r = rata-rata presentase pertumbuhan penduduk per tahun (%)
Diketahui:
Pn = P16 = 8778 jiwa
r = 7,9% = 0,079
Maka:
P12 = 8778 / (1 + 0,079)4 = 6465 jiwa
P13 = 8778 / (1 + 0,079)3 = 6978 jiwa
P14 = 8778 / (1 + 0,079)2 = 7533 jiwa
P15 = 8778 / (1 + 0,079)1 = 8132 jiwa
P16 = 8778 / (1 + 0,079)0 = 8778 jiwa
(∑ P ) (∑ t 2) −( ∑ t )( ∑ P⋅t )
a= 2
N⋅( ∑ t 2 ) - ( ∑ t )
Tabel 3.8. Perhitungan Statistik Jumlah Penduduk Desa E, Desa F dan Desa G
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Tahun Tahun ke (t) (P) P.t t2
2012 1 6467 6467 1
2013 2 6976 13952 4
2014 3 7543 22629 9
2015 4 8294 33176 16
2016 5 8778 43890 25
Jumlah 15 38058 120114 55
Rata-Rata 3 7612 24022.8 11
Maka:
P12 = 5829,6 + 594.(0) = 5830 jiwa
P13 = 5829,6 + 594.(1) = 6424 jiwa
P14 = 5829,6 + 594.(2) = 7018 jiwa
P15 = 5829,6 + 594.(3) = 7612 jiwa
P16 = 5829,6 + 594.(4) = 8206 jiwa
SD=
√ ∑ ( Yi−Ymean )2
i =1
n dan
n n
r=
√
Dimana:
∑ ( Y −Ymean )2−∑ (Y −Yi )2
i=1
n
∑ ( Y −Ymean )2
i =1
i=1
SD = standar deviasi
r = koefisien korelasi
Y = jumlah penduduk pada satu tahun tertentu (jiwa)
Tabel 3.9. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk Desa
E, Desa F dan Desa G dengan Metode Aritmatik
Tahun ke Jumlah Hasil perhitungan
Tahun (Yi-Ymean)2 (Y-Ymean)2 (Y-Yi)2
(X) Penduduk (Y) Aritmatik (Yi)
2010 1 6467 6467 1310109 1310109 0
2011 2 6976 7045 32319 403987 4727
2012 3 7543 7623 119 4706 6320
2013 4 8294 8200 346509 464670 8789
2014 5 8778 8778 1360489 1360489 0
Jumlah 38058 - 3338545 3544961 19836
Ymean 7612 Standar Deviasi 817 Koefisien Korelasi (r) 0.9972
Tabel 3.10. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk
Desa E, Desa F dan Desa G dengan Metode Geometri
Tahun ke Jumlah Hasil perhitungan
Tahun (Yi-Ymean)2 (Y-Ymean)2 (Y-Yi)2
(X) Penduduk (Y) Geometri (Yi)
2010 1 6467 6465 1315541 1310109 6
2011 2 6976 6978 400926 403987 6
2012 3 7543 7533 6173 4706 99
2013 4 8294 8132 270528 465670 26334
2014 5 8778 8778 1360489 1360489 0
Jumlah 38058 - 3353658 3544961 26445
Ymean 7612 Standar Deviasi 819 Koefisien Korelasi (r) 0.9963
Tabel 3.11. Perhitungan Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi (r) Penduduk
Desa E, Desa F dan Desa G dengan Metode Least Square
Tahun ke Jumlah Hasil perhitungan
Tahun (Yi-Ymean)2 (Y-Ymean)2 (Y-Yi)2
(X) Penduduk (Y) Least Square (Yi)
2010 1 6467 5830 3175524 1310109 406279
2011 2 6976 6424 1411344 403987 305146
2012 3 7543 7018 352836 4709 276045
Desa F
Tabel 3.27. Data Proyeksi Penduduk Desa F
Desa G
Tabel 3.28. Data Proyeksi Penduduk Desa G
Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk
Tahun
(Jiwa) Jiwa Persen (%)
2012 2159
2013 2328 169 7.8
2014 2515 187 8.0
2015 2769 254 10.1
2016 2925 156 5.6
Jumlah 766 31.6
Rata-Rata 192 7.9
V = 397,57 m3 ≈ 360 m3
4. Perhitungan volume reservoir IV yang meliputi Desa F
Perhitungan volume reservoir I di Tahun 2029
(15−20)%×K ×24×3600 0,2×21 , 09×24×3600
V= =
1000 1000
V = 364,37 m3 ≈ 300 m3
Maka:
V 300
A= = =100 m 2
h 3
dengan P = L = 10 meter
2. Perhitungan dimensi reservoir II yang meliputi Desa C
Volume reservoir II = 145,92 m3 ≈ 120 m3
Tinggi reservoir diambil = 3 meter
Maka:
120 120
A= = =40 m 2
h 3
dengan P = 8 meter dan L = 5 meter
3. Perhitungan dimensi reservoir III yang meliputi Desa D dan Desa E
Volume reservoir III = 397,57 m3 ≈ 360 m3
Tinggi reservoir diambil = 3 meter
Maka:
360 360
A= = =120 m 2
h 3
dengan P = 12 meter dan L = 10 meter
4. Perhitungan dimensi reservoir IV yang meliputi Desa F
Volume reservoir IV = 364,67 m3 ≈ 300 m3
Tinggi reservoir diambil = 3 meter
Maka:
300 300
A= = =100 m 2
h 3
dengan P = L = 10 meter
memenuhi syarat bahwa air valve harus diletakan di posisi punggung suatu
jaringan perpipaan dan diletakkan setidaknya pada jarak 600 meter, maka
penempatan air valve dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Pemasangan air valve I pada STA 0+ 500
Pemasangan air valve II pada STA 1+ 500
Pemasangan air valve III pada STA 2+ 000
Pemasangan air valve IV pada STA 2+ 500
Pemasangan air valve V pada STA 3+ 000
Pemasangan air valve VI pada STA 3+ 500
Pemasangan air valve VII pada STA 4+ 000
Pemasangan air valve VIII pada STA 4+ 500
Pemasangan air valve IX pada STA 5+ 100
Pemasangan air valve X pada STA 5+ 600
Pemasangan air valve XI pada STA 6+ 200
Pemasangan air valve XII pada STA 6+ 800
Pemasangan air valve XIII pada STA 7+ 500
Pemasangan air valve XIV pada STA 8+ 300
Pemasangan air valve XV pada STA 9+ 000
BAB IV
ANALISIS HIDRAULIKA PADA JARINGAN PIPA
Besar debit yang digunakan dalam perhitungan adalah dari hasil perhitungan
kapasitas hari maksimum pada Bab III yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Kapasitas Hari Maksimum Tahun 2029 pada Desa Type I (liter/detik)
A B C D E F
13.84 7.12 8.44 7.91 15.10 21.09
0.38
Q
D=
( (0 ,2785×C×S 0,54 ) )
0 .38
0,0735
D=
( (0,2785×120×0,090 ,54 ) )
D = 0,16 meter
Estimasi diameter pipa untuk type I selanjutnya akan disajikan dalam Tabel 4.2.
P v2 P v2
+ z + = + z + +h e
γ 2g γ 2g
dengan :
P = tekanan
z = tinggi datum
V = kecepatan rata-rata aliran dalam pipa
g = percepatan gravitasi bumi
he = kehilangan tinggi tenaga
γ = berat per unit volume
hf = kehilangan tinggi tenaga karena gesekan
hs = kehilangan tinggi tenaga sekunder (turbulensi lokal)
L Q2 L V2
h f =8 f atau h f =f
D5 π 2 g D 2g
❑
dengan :
hf = kehilangan energi atau tekanan ( mayor atau utama ) ( m )
Q = debit air dalam pipa ( m3/s )
f = koefisien gesek ( Darcy Weisbach )
L = panjang pipa ( m )
D = diameter pipa ( m )
g = percepatan gravitasi bumi ( m/s2 )
2. Persamaan Hazen Wiliams
Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54
Dimana :
Q = debit aliran (m3/detik)
1,85
0 ,0735
Hf =
( (0,2785×120×0,302 ,63 ) ) ×1000
Hf = 4,239 meter
Q2 v2
k k
Hm = 2 A2 g atau Hm = 2g
dengan :
k = koefisien kehilangan energi minor
V = kecepatan aliran
Koefisien tergantung pada bentuk fisik belokan, penyempitan, katup dan
sebagainya. Harga k ini (selain katup) biasanya berkisar antara 0 sampai dengan 1.
Kehilangan Energi Minor (Hm) Sebelum BPT 1
v2
k
Hm = 2g
Hm =
1,0403 2
((2×1,5 )+(25×0,4 )+(5×0,3)+(0×0,9)+(1×0,9)+(1×0 , 15))×
2×9, 81
Hm = 15,55 x 0.0551
Hm = 0,8578 meter
BAB V
APLIKASI WATERNET
5.2 Hasil Analisis Hidraulika pada Sistem Jaringan Pipa dengan WaterNet
(Aliran Constant)
a. Data Umum
Viskositas cairan yang dialirkan : 0.000001
Persamaan friksi yang digunakan : Hazen Williams
Tipe aliran atau kebutuhan tiap node tetap
Digunakan kebutuhan rerata pada setiap Node
Gambar 5.5 Data Pipa dan Aliran (Jam terakhir pada aliran Constant)
Sumber : Hasil Analisa WaterNet
b. Data Tangki
Tangki Nomor 1
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 520 m2
Elevasi Maksimum = 587.5 m
Elevasi Minimum = 585.5 m
Elevasi Simulasi = 587 m
Tangki Nomor 2
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 520 m2
Elevasi Maksimum = 492.5 m
Elevasi Minimum = 490.5 m
Elevasi Simulasi = 492 m
Tangki Nomor 3
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 100 m2
Elevasi Maksimum = 423 m
Elevasi Minimum = 420.5 m
Elevasi Simulasi = 422.5 m
Tangki Nomor 4
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 40 m2
Elevasi Maksimum = 273 m
Elevasi Minimum = 270.5 m
Elevasi Simulasi = 272.5 m
Tangki Nomor 5
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 380 m2
Tangki Nomor 6
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 310 m2
Elevasi Maksimum = 287.5 m
Elevasi Minimum = 285.5 m
Elevasi Simulasi = 287 m
Tangki Nomor 7
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 100 m2
Elevasi Maksimum = 133 m
Elevasi Minimum = 130.5 m
Elevasi Simulasi = 132.5 m
Tangki Nomor 8
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 120 m2
Elevasi Maksimum = 183 m
Elevasi Minimum = 180.5 m
Elevasi Simulasi = 182.5 m
c. Komentar
Komentar yang diberikan berikut ini didasarkan pada hitungan
hidraulika dan merupakan komentar umum. Pengguna dipersilakan
mencermati komentar tersebut, apakah jaringan perlu diperbaiki atau
dikaji ulang untuk mendapatkan hasil yang optimal.
1. Komentar Umum
Aliran yang diuji adalah aliran rerata. Kecepatan pada aliran rerata
biasanya mencapai 0,5 kecepatan saat maksimum.
2. Komentar Node
Kebutuhan rerata maksimum seluruh node : kebutuhan rerata
minimum pada seluruh node = 10.32
Range kebutuhan ini biasa digunakan
Tekanan minimum pada node kurang dari 10 meter (misal node 18).
Tekanan ini mungkin tidak mencukupi jika node tersebut melayani
daerah yang luas. Perhitungkan kemungkinan tersebut
Sistem Jaringan di run untuk aliran rerata. Koefisien kebutuhan
untuk semua node adalah 1
3. Komentar Pipa
Ada 18 pipa merupakan pipa lurus.
4. Komentar Tangki
Tangki nomer 1 sekitar setengah ukuran tangki yang biasa
digunakan. Ukuran tangki mungkin cukup jika fluktuasi yang anda
gunakan tidak sebesar standar perumahan (misal Gupta, Cipta
Karya)
5. Komentar Pompa
Tak ada pompa dalam jaringan
5.3 Hasil Analisis Hidraulika pada Sistem Jaringan Pipa dengan WaterNet
(Aliran Extended)
a. Data Umum
Viskositas cairan yang dialirkan : 0.000001
Persamaan friksi yang digunakan : Hazen Williams
Tipe aliran atau kebutuhan tiap node Extended
Gambar 5.8 Data Pipa dan Aliran (Jam terakhir pada aliran Extended)
Sumber : Hasil Analisa WaterNet
b. Data Tangki
Tangki Nomor 1
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 520 m2
Elevasi Maksimum = 587.5 m
Elevasi Minimum = 585.5 m
Elevasi Simulasi = 587 m
Tangki Nomor 2
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 520 m2
Elevasi Maksimum = 492.5 m
Elevasi Minimum = 490.5 m
Elevasi Simulasi = 492 m
Tangki Nomor 3
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 100 m2
Elevasi Maksimum = 423 m
Elevasi Minimum = 420.5 m
Tangki Nomor 4
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 40 m2
Elevasi Maksimum = 273 m
Elevasi Minimum = 270.5 m
Elevasi Simulasi = 272.5 m
Tangki Nomor 5
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 380 m2
Elevasi Maksimum = 380.5 m
Elevasi Minimum = 378.5 m
Elevasi Simulasi = 380 m
Tangki Nomor 6
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 310 m2
Elevasi Maksimum = 287.5 m
Elevasi Minimum = 285.5 m
Elevasi Simulasi = 287 m
Tangki Nomor 7
Bentuk Tangki : Uniform
Luas tampang = 100 m2
Elevasi Maksimum = 133 m
Elevasi Minimum = 130.5 m
Elevasi Simulasi = 132.5 m
Tangki Nomor 8
Bentuk Tangki : Uniform
c. Komentar
Komentar yang diberikan berikut ini didasarkan pada hitungan
hidraulika dan merupakan komentar umum. Pengguna dipersilakan
mencermati komentar tersebut, apakah jaringan perlu diperbaiki atau
dikaji ulang untuk mendapatkan hasil yang optimal.
1. Komentar Umum
Aliran yang diuji adalah aliran EXTENDED dengan tahapan waktu
60 menit
2. Komentar Node
Kebutuhan rerata maksimum seluruh node : kebutuhan rerata
minimum pada seluruh node = 10.32
Range kebutuhan ini biasa digunakan
3. Komentar Pipa
Ada 18 pipa merupakan pipa lurus.
Diantara pipa lurus yang ada, sejumlah 18 pipa belum diberi
koefisien kehilangan energi sekunder
Sebagian atau semua koefisien kehilangan energi sekunder pada
pipa mungkin terlalu kecil. Seyogyanya koefisien kehilangan energi
sekunder minimum yang dimasukkan = 1.0
Perbaiki data pipa
4. Komentar Tangki
Tangki nomer 1 sedikit lebih besar dari kebiasaan ukuran tangki
yang digunakan. Hal ini mungkin anda perlukan jika fluktuasi yang
anda gunakan lebih besar dari standar perumahan (misal Gupta,
Cipta Karya)
5. Komentar Pompa
Tak ada pompa dalam jaringan
DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar mata kuliah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) tahun 2014