Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya. Berkembangnya zaman maka berkembang

pula teknologi dan pengetahuan. Untuk dapat bersaing dengan tantangan global

maka kita harus bisa mengimbangi perkembangan dari negara-negara lain.

Kemampuan berpikir diberbagai negara dibelahan dunia mulai ditingkatkan tidak

hanya kemampuan tingkat rendah saja namun juga bisa mempunyai kemampuan

berpikir tingkat tinggi. Karena itulah dibuatlah kurikulum 2013 yang

menekankan kepada berbagai aspek tidak hanya aspek pengetahuan (kognitif)

saja namun aspek yang lain juga turut diperhitungkan yaitu aspek psikomotorik

dan afektif. Aspek-aspek tersebut memiliki berbagai tingkatan. Kurikulum 2013

ini membantu kita untuk memngembangkan ketrampilan kita tidak hanya tingkat

rendah saja. Salah satu penerapan baru yaitu kurikulum 2013 pada IPA (sanis) di

SMP.

Sains mempelajari semua gejala-gejala yang ada di alam ini, bumi, dan

antariksa. Karena itu dalam proses pembelajaran sains merupakan pembelajaran

yang menjadi satu-kesatuan. Pembelajaran sains ini menggabungkan berbagai

displin ilmu yaitu berupa kimia, biologi, dan fisika. Pembelajaran sains bukan

merupakan suatu kegiatan belajar yang isinya hanya berupa hafalan namun lebih

dari itu.
Belajar bukan hanya proses menghafal apa yang ada di buku atau apa

yang disampaikan oleh guru. Belajar merupakan suatu proses mental dan proses

berfikir yang dilakukan oleh individu dengan memanfaat segala potensinya.

Dalam pembelajaran di kelas peserta didik dituntut untuk berperan aktif melalui

kegiatan menemukan atau mencari sendiri pengetahuan itu sendiri.

Berdasarkan observasi proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Berbah

pada sabtu 18 Februari 2017 masih bersifat student center hal ini ditunjukkkan

dengan peserta didik masih kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran yang ada. Pembelajaran yang ada kurang menyenangkan sehinga

peserta didik kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Masalah-masalah menyebabkan pemahaman konsep peserta didik masih kurang,

yaitu ditunjukkan dengan nilai peserta didik yang diatas KKM baru 60% dari

total peserta didik.

Pengunaan model TGT dapat meningkatkan pemahaman peserta didik

terhadap materi pelajaran (Awofala et al, 2012). Menurut Fajri et al (2012),

penerapan pembelajaran TGT yang dilengkapi dengan TTS dapat meningkatkan

hasil belajar peserta didik yang menyangkut mengenai peningkatan ketuntasan

belajar dan hasil belajar kemampuan afektif peserta didik. Berdasarkan hasil

penelitian Wyk (2011: 9) tentang model TGT yaitu jika model pembelajaran

TGT ini digunakan untuk waktu yang lama maka model ini dapat meningkatkan

kemampuan akademiknya, begitupula dengan ingatan dan sikapnya juga akan

meningkat.

Salah satu cara untuk meningkatkan mengatasi pemasalahan peserta didik

di SMP Negeri 1 Berbah yaitu dengan menggunakan model pembelajaran TGT.

Metode ini dipilih bedasarkan penelitian-penelitian atau teori-teori yang


menjelaskan bahwa model TGT ini dapat digunakan untuk meningkatkan

pemahaman akademik peserta didik. Oleh sebab itu dalam penelitian ini peneliti

akan meneliti mengenai “Peningkatan Pemahaman Konsep Peserta didik

SMP N 1 Berbah Kelas VII Materi Pesawat Sederhana dengan

Menggunakan Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament)”.

A. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah

sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPA masih banyak berupa hafalan belum banyak yang

menekankan pada pengetahuan yang didapat oleh peserta didik.

2. Pembelajaran masih kurang bersifat student center

3. Peserta didik kurang semangat dalam belajar dan peserta didik cenderung

masih pasif dalam kegiatan pembelajaran

4. Pembelajaran yang ada belum menyenangkan

5. Pemahaman konsep peserta didik masih kurang

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ini akan membantu peneliti dalam mengumpulkan

data yang dibutuhkan agar lebih fokus. Berdasarkan identifikasi masalah fokus

dari penelitian ini yaitu pada point 3, 4, dan 5 (Peningkatan pemahaman konsep

peserta didik SMP dengan KD 3.5 mendeskripsikan kegunaan pesawat sederhana

dalam kehidupan sehari-hari dan hubungannya dengan kerja otot pada struktur

rangka manusia VII semester 1 berbasis inkuiri untuk memfasilitasi kemampuan

pemahaman konsep dan motivasi belajar)

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep peserta didik dengan

menggunakan model pembelajaran (Teams Games Tournamen) TGT ?

2. Bagaimana deskripsi proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran (Teams Games Tournamen) TGT dapat meningkatan

pemahaman konsep peserta didik ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1 Mengetahui peningkatan pemahaman konsep peserta didik dengan

menggunakan model pembelajaran (Teams Games Tournamen) TGT ?

2 Mendeskripsi proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran (Teams Games Tournamen) TGT dapat meningkatan

pemahaman konsep peserta didik ?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini untuk mengetahui peningkatan pemahaman

konsep dengan menggunakan model pembelajaran (Teams Games

Tournamen) TGT

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian yaitu manfaat penelitian bagi guru IPA

dan peneliti sebagai berikut.

a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk membantu memilih

sendiri model yang lebih ideal, sehingga mempermudah guru dalam

pembelajaran dikelas dengan cara yang berbeda

b. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat digunakan untuk masukan dalam penelitian

mengeanai model pembelajaran (Teams Games Tournamen) TGT

F. Definisi Istilah

1 Pemahaman konsep adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh peserta

didik untuk mengeneralisasikan suatu objek.

2 Model pemeblajaran TGT adalah model pembelajaran yang didalamnya

berisi permainan dalam kelompok tanpa membeda-bedakan status. Model ini

dapat meningkatkan kemampuan akademik peserta didik, tidak hanya ingatan

sesaat namun daya ingatnya akan lebih kuat daripada model lainnya.

3 Berdasarkan pernyataan menurut beberapa ahli diatas maka dapat disintesis

bahwa hakekat IPA terdiri dari empat unsure pokok yaitu sikap, proses,

produk, dan aplikasi. Produk itu sendiri bermacam-macam.

Anda mungkin juga menyukai