Anda di halaman 1dari 4

Selamat Siang pemirsa RRI Tahuna, terkhusus anak-anakku siswa SMP yang saat ini sedang

mendengarkan siran RRI, apa kabar hari ini? Harapan Ibu guru, semuanya dalam keadaan sehat.
Kita bersyukur karena Tuhan begitu baik untuk kita, dalam situasi yang terlihat semakin sulit
dengan mewabahnya virus Corona atau Covid-19 ini, kita masih Tuhan berikan kesempatan untuk
menikmati kehidupan dan yang harus kita syukuri juga adalah adanya RRI Tahuna yang peduli
akan kebutuhan belajar adik-adik di masa-masa kita sedang menjalani panggilan sebagai pahlawan
pemutus rantai penyebaran Covic 19. Ibu katakan pahlawan karena kita sedang berjuang dan
mengorbankan banyak hal agar covid 19 tidak menyebar dan memakan banyak korban jiwa. Jadi
tetap semangat ya sayang…..
Sebelum belajar, kita berdoa dalam hati masing2 ya. Mari berdoa..

Baik… hari ini kita akan belajar 1 topik bahasan yang dalam K13 dipelajari di kelas VII semester
genap, tetapi topic ini akan berkelanjutan sampai tingkat SMA bahkan sangat berguna dalam
kehidupan setiap hari…
Mungkin adik-adik pernah mendengar orang-orang di pasar atau dalam percakapan sehari-hari
menyebut kata “rugi”, “untung”. Ada yang pernah dengar toh?
Apalagi akhir-akhir ini, saat semua aktifitas agak terhenti, banyak yang mengeluhkan kata rugi.
Lalu ada juga yang sering dan suka sekali kita dengar, apalagi oleh mama2 kata discount ,
Ada yang bisa menjelaskan perbedaan ketiganya? Pasti sudah ada yang tau ya? Atau sudah lupa?
Hehe….
Istilah-istilah seperti untung-rugi, discount-pajak, dan beberapa istilah lain seperti Netto, Rabat dan
Tara adalah istilah dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan perhitungan matematis. Dan
dikemas dalam Topik Aritmetika Sosial.
Sebelumnya ibu akan memperkenalkan arti dari kata Aritmatika. Aritmatika berasal dari
kata bahasa Yunani arithnos = angka , dulu disebut ilmu hitung. Jadi Aritmatika sosial merupakan
suatu peneraapan dari dasar-dasar perhitungan matematika yang ada di dalam kehidupan sosial
sehari-hari.
Kompetensi Dasar Menganalisis aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan,
kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto,tara)
IPK
3.11.1 Menentukan hubungan antara penjualan, pembelian, untung,dan rugi
3.11.2 Menentukan bunga tunggal dan pajak
3.11.3 Menentukan hubungan antara, bruto, neto, dan tara

Kita masuki dulu pembahasan tentang penjualan, pembelian; untung dan rugi.
Sudah siap semua? Baik
Ada 3 masalah yang akan ibu angkat mengawali pembelajaran
1. Seorang penjual pakaian mencatat total uang yang dikeluarkan untuk membeli pakaian
yang akan dijualnya sebesar Rp. 2.400.000,- sedangkan jumlah yang diterima hasil
penjualannya sebesar Rp. 1.200.000,-
2. Pedagang gula menghitung jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli gula 3.600.000,-
dan jumlah uang hasil penjualan Rp . 4.800.000,-
3. Pedagang buah menghitung jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli buah Rp.
1.000.000,- dan jumlah uang hasil penjualan Rp. 1.000.000,-

Dari ketiga contoh di atas, kita mendengar ada uang yang dikeluarkan untuk membeli, dan uang
yang diterima hasil penjualan.
Uang yang dikeluarkan untuk membeli, selanjutnya akan disebut dengan Harga beli
Uang yang diterima hasil penjualan, selanjutnya akan disebut dengan Harga Jual.
Masalah aritmetika sosial I yang akan kita bahas adalah Untung – Rugi
Untung adalah keadaan di mana HB < HJ, HJ > HB
Rugi adalah keadaan di mana HB > HJ, HJ < HB
Selanjutnya perhitungan untung dan ruginya seperti apa?
Besarnya keuntungan : selisih antara HJ dan HB, secara matematis (rumus) U = HJ – HB;
(HJ = HB + U)
Besarnya kerugian : selisih antara HB dan HJ, secara matematis (rumus) U = HB – HJ
Selain perhitungan besarnya untung ataupun rugi, kita dapat juga menghitung yang
namanya Persentase keuntungan ataupun kerugian.
HJ−HB
PU = x 100 %
HB
HB−HJ
PR = x 100 %
HB
Ingat, pembaginya tetap sama yaitu HB sebagai Harga dasar/awal, sedangkan pembilangnya (yang
dibagi adalah U/R)
Sekarang mari kembali kita perhatikan kasus yang ibu sampaikan tadi.
1
Pada kasus/masalah pertama
1. Seorang penjual pakaian mencatat total uang yang dikeluarkan untuk membeli pakaian
yang akan dijualnya sebesar Rp. 2.400.000,- sedangkan jumlah yang diterima hasil
penjualannya sebesar Rp. 1.200.000,-
Berarti HB = Rp. 2.400.000,-
HJ = Rp. 1.200.000,-
Apa yang lebih besar ? HB, berarti penjual ini mengalami ? kerugian.
Besarnya kerugian = 2.400.000 – 1.200.000
1. 200 . 000
PR ¿ x 100 %=50 %
2. 400 . 000

2. Pedagang gula menghitung jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli gula 3.600.000,-
dan jumlah uang hasil penjualan Rp . 4.800.000,-
Berarti HB = Rp. 3.600.000,-
HJ = Rp. 4.800.000,-
Apa yang lebih besar ? HJ, berarti penjual ini mengalami ? Keuntungan.
Besarnya keuntungan = 4.800.000 – 3.600.000 = 1.200.000
1 .200 . 000
PR ¿ x 100 %=25 %
4 . 800 . 000

3. Pedagang buah menghitung jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli buah Rp.
1.000.000,- dan jumlah uang hasil penjualan Rp. 1.000.000,-
Berarti HB = Rp. 1.000.000,-
HJ = Rp. 1.000.000,-
Dalam kasus ini HB=HJ, keadaan seperti ini disebut IMPAS (bukan Imbas ya…tapi
Impas, bahasa sehari-hari. Drow atau pulang pokok.
Sekarang, mari kita menyimak beberapa contoh tentang Untung Rugi sebelum kita masuk
pada pembahasan selanjutnya..

Contoh Soal pertama.


Arya membeli 5 buah masker seharga Rp.80.000,- dan dijual kembali, dan mendapatkan untung
Rp.20.000,- maka berapa harga penjualan masker perbuah jika semuanya habis terjual ?
Pertama :
Diketahui = harga Beli Rp.80.000,- dan Untung Rp.20.000,-
Kedua :
Setelah diketahui harga pembelian dan keuntungan, lalu kita dapat menggunakan rumus diatas
Harga Jual = Harga Beli + Untung
Harga Penjualan = Rp.80.000 + Rp.20.000 = Rp.100.000
Harga Penjualan 5 buah masker sebesar Rp.100.000,- jika yang ditanya harga penjualan masker per
buah, berarti 100.000/ 5 = Rp. 20.000,-
Sebuah televisi terjual dengan harga Rp1.800.000,00. Jika penjual mengalami kerugian sebesar
10%, maka berapa harga pembelian televisi tersebut?

Pembahasan soal kedua:


Kalo rugi 10% berarti harga yang terjual itu adalah 90% dari harga beli, iya kan?

Diketahui:
Harga jual (HJ) = Rp1.800.000,00
Rugi (%) = 10%
Ditanyakan: Harga beli (HB)
Penyelesaian:
Rugi (Rp) = Rugi (%) x Harga beli (HB)
= 10/100 x HB
= 0,1HB
Harga beli (HB) = Harga jual (HJ) + Rugi (Rp)
HB = Rp1.800.000,00 + 0,1HB
HB – 0,1HB = Rp1.800.000,00
0,9 HB = Rp1.800.000,00
HB = Rp1.800.000 : 9/10
HB = Rp1.800.000 x 10/9
HB = Rp2.000.000,00
Jadi, jawaban yang tepat dari soal di atas adalah option C.
Baik anak2ku…sekarang kita lanjut dengan membahas Bunga Tunggal, Discount dan Pajak
Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya mengenai kegiatan ekonomi, kita juga mendengar istilah
bunga. Secara umum bunga dapat diartikan sebagai jasa berupa uang yang diberikan oleh pihak
2
peminjam kepada pihak yang meminjamkan modal atas persetujuan bersama. Adakalanya juga
bunga dapat diartikan sebagai jasa berupa uang yang diberikan oleh pihak bank kepada pihak yang
menabung atas persetujuan bersama. Ada dua jenis bunga dalam dunia ekonomi yakni bunga
tunggal dan bunga majemuk. Namun di SMP adik-adik akan belajar dulu tentang bunga tunggal.
Bagaimana menghitung Bunga ?
Rumus untuk menghitung nilai bunga yang diperoleh, yaitu:
Bunga = M x P x t
dengan M = modal atau nilai tabungan awal yang disimpan
  P = persentase suku bunga tiap periode
  t = masa tabungan disimpan
Tabungan Nia di bank sebesar Rp. Rp 4.000.000,00. Berapakah tabungan Nia setelah 3 tahun suku
bunga 9% per tahun.?

Sebuah bank menerapkan suku bunga 8% per tahun. Setelah 2 1/2 tahun, tabungan Lucky di bank
tersebut menjadi Rp3.000.000,00. Tabungan awalnya adalah ⋯⋅
Persentase bunga yang diperoleh adalah i=8%×212=8%×52=20%
Tabungan awal Lucky dinyatakan oleh
M=100
100+20×3.000.000
=100
120×3.000.000=2.500.000
Jadi, tabungan awal Lucky adalah Rp2.500.000,00.
Diskon
Potongan harga disebut juga “diskon” dan “rabat”. Harga produk sebelum dipotong diskon disebut
harga kotor, sedangkan harga produk setelah dipotong diskon disebut harga bersih.
Rumus untuk menghitung nilai potongan harga atau diskon, yaitu:
Diskon = (Besar diskon (%) / 100) x Harga barang
Untuk menghitung biaya yang harus dibayar alias harga bersih, gunakan rumus berikut:
Yang harus dibayar = Harga barang - Diskon

Jika harga sebuah tas diberi potongan dengan diskon 50%+20%, maka persentase harga akhir
terhadap harga sebelum diskon adalah ⋯⋅ 40%

Pajak
Jika diskon adalah potongan atau pengurangan nilai terhadap nilai atau harga awal, maka
sebaliknya pajak adalah besaran nilai suatu barang atau jasa yang wajib dibayarkan oleh
masyarakat kepada Pemerintah. Pada materi ini yang perlu dipahami adalah bagaimana cara
menghitung besaran pajak secara sederhana. Besarnya pajak diatur oleh peraturan perundang-
undangan sesuai dengan jenis pajak. Dalam transaksi jual beli terdapat jenis pajak yang harus
dibayar oleh pembeli, yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN).Pajak Pertambahan Nilai(PPN) adalah
pajak yang harus dibayarkan oleh pembeli kepada penjual atas konsumsi/pembelian barang atau
jasa. Penjual tersebut mewakili pemerintah untuk menerima pembayaran pajak dari pembeli untuk
disetorkan ke kas negara. Biasanya besarnya PPN adalah 10% dari harga jual.

Contoh: Seorang menjual suatu barang dengan harga Rp200.000,00(tanpapajak). Barang tersebut
dibeli oleh seseorang dengan dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10%. Sehingga uang yang
harus dibayarkan oleh pembeli(termasuk pajak) adalah 100%+10%×200.000 = 220.000.

Jenis pajak berikutnya yang terkait dengan transaksi jual beli yaitu pajak UMKM(Usaha Mikro Kecil
dan Menengah). Besarnya Pajak UMKM sebesar 1% dari nilai omzet

Omzet adalah jumlah uang hasil penjualan barang dagangan tertentu selama suatu masa jual (satu
hari/ satu bulan/ satu tahun).

Contoh:
Pak Agus berhasil menjual bakso setiap hari sebanyak 1.000 mangkok dengan harga pef mangkok
Rp10.000,00. Untuk menarik pelanggan, Pak Agus memberikan diskon 10% setiap mangkoknya.
Berapakah pajak UMKM yang harus dibayar Pak Agus dalam satu bulan?
Jawab:
Omzet sehari=1000×(Rp10.000×(100%–10%))
=1.000×9.000
=9.000.000,00
Omzet sebulan =9.000.000,00×30
=270.000.000,00
Pajak UMKM = omzet sebulan × tariff pajak UMKM
3
=270.000.000,00×1%
=2.700.000,00
Jadi pa Agus harus menyetor pajak UMKM atas usahanya sebesar Rp 2.700.000,00 sebulan ke kas
Negara melalui kantor bank terdekat.

Bruto adalah berat kotor suatu produk. Tara adalah berat kemasan atau pembungkus suatu produk.
Netto adalah berat bersih suatu produk.
Rumus untuk menghitung bruto, netto, dan tara suatu produk sekaligus sebagai relasi antara
ketiganya, yaitu:
Bruto = Netto + Tara
Berdasarkan rumusan tersebut, Anda juga dapat menghitung nilai tara dan netto dengan rumus-
rumus berikut:
 Tara = Bruto – Netto
 Netto = Bruto + Tara
 Contoh :
Sebuah karung beras ditimbang, ternyata beratnya 50,25 kg, artinya berat karung + berat beras =
50,25 kg.
Jika berat karung 0,25 kg maka berat beras saja (neto) = 50,25 kg – 0,25 kg = 50 kg
Secara matematis dikatakan :
Berat kotor (bruto) = 50,25 kg,
Berat bungkus (tara) = 0,25 kg, dan
Berat bersih (neto) = 50 kg.

Anda mungkin juga menyukai