BAB I Matriks
BAB I Matriks
BAB I Matriks
A. Pengertian Matriks
Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan (Anton, 1987 : 22-23).
Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks. Ukuran (ordo) suatu
matriks dijelaskan dengan menyatakan banyaknya baris (garis horisontal) dan banyaknya kolom (garis
Notasi nama matriks biasanya menggunakan huruf kapital dan cetak tebal. Jika A adalah sebuah
matriks, maka digunakan aij untuk menyatakan entri atau elemen yang terdapat di dalam baris i dan
kolom j dari A. Jadi, matriks dengan ukuran m × n beserta entri-entrinya secara umum dapat dituliskan
sebagai berikut:
a11 a12 ⋯ a1 n
[
A (m×n )= a21 a 22 ⋯ a2 n
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
am 1 am 2 ⋯ a mn ] atau [ aij ]mxn
(squarematriksofordern), dan entri-entri a11, a12, … , anm dikatakan berada pada diagonalutama dari A.
[ a 21 a22
⋮ ⋮
an 1 a n2
⋯ a2n
⋱ ⋮
⋯ a nn ]
Sebuah matriks m x 1 disebut sebagai matriks kolom. Sebuah matriks 1 x n disebut sebagai vector
baris (Johnson & Wichern, 2007 : 88). Notasi nama vector menggunakan huruf kecil dan cetak tebal.
1
Dua matriks A(mxn) = {aij} dan B(mxn) = {bij} dikatakan sama, ditulis A = B, jika aij = bij, i = 1,2,
B. Mengenal Matriks
Berdasarkan ukuran dan elemennya terdapat beberapa jenis matriks yaitu sebagai berikut (Anton,
1987: 23-66):
a. Matriks Baris
Matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri dari 1 baris atau matriks yang berordo 1 x
n, dalam hal ini n > 1 atau ordo matriks yang terdiri atas 1 baris dan n kolom adalah 1 x n.
Contoh 1:
b. Matriks Kolom
Matriks kolom adalah matriks yang hanya terdiri dari 1 kolom atau matriks yang berordo
m x 1, dalam hal ini m > 1 atau ordo matriks yang terdiri atas m baris dan 1 kolom adalah m x
1. Contoh 2:
C=
() 2
1 adalah matriks kolom yang berordo 3 x 1.
Matriks bujur sangkar (persegi) adalah matriks yang mempunyai banyak baris sama
dengan banyak kolom atau matriks yang berordo n x n (sering disebut berordo n). dalam
matriks persegi, elemen-elemen yang terletak pada garis hubung antara elemen a11 dengan ann
2
disebut elemen diagonal utama, sedangkan elemen-elemen yang terletak pada garis hubung
antara elemen an1 dengan a1n disebut elemen diagonal samping. Contoh :
Diagonal Samping
a11 ⋯ ⋯ a1 n
[ ⋮
⋮
⋮
⋮
an 1 ⋯ ⋯ ann ]
Diagonal Utama
2 −2 1
atau D =
[ −15 1 0
3 0 4 ] adalah matriks
Catatan :
Pada matriks yang berordo n, hasil penjumlahan semua elemen diagonal utama disebut trace.
Misalnya :
2 −2 1
D=
[ −15 1 0
3 0 4 ] maka trace D = 2 + 1 + 4 = 7.
matriks diagonal yaitu suatu matriks persegi yang elemen elemennya nol (0),kecuali
Contoh 3 :
2 0 0 3 0 0
D=
[ ]
0 7 0
0 0 5 atau D =
[ ]
0 0 0
0 0 0
3
b. Matriks Segitiga Bawah (L)
Matriks segitiga bawah yaitu suatu matriks persegi yang setiap elemen diatas diagonal
Contoh 4:
1 0 0
L=
[ ]
3 2 0
4 5 6
Matriks segitiga atas yaitu suatu matriks persegi yang setiap elemen dibawah diagonal
Contoh 5:
4 8 7
U=
[ ]
0 5 9
0 0 6
Matriks nol adalah matriks yang semua elemen-elemennya nol (0) atau a ij = 0 untuk
Contoh 6:
0 0 0
O=
[ ]
0 0 0
0 0 0
Matriks identitas adalah suatu matriks persegi dengan elemen-elemen pada diagonal
utama sama dengan 1 (satu) dan elemen-elemen yang lain sama dengan nol.
Contoh 7:
1 0 0
I=
[ ]
0 1 0
0 0 1
4
f. Matriks Simetris (S)
Matriks simetris adalah matriks kuadrat yang setiap elemenya bukan diagonal utama.
Atau dengan kata lain matriks simetris (Sn) adalah suatu matriks persegi yang elemen pada
baris ke-i, dan kolom ke-j sama dengan elemen pada baris ke-j dan kolom ke-i.
Contoh 8:
1 3 5
S=
[ ]
3 0 7
5 7 2
g. Matriks Skalar
Matriks skalar, dinotasikan dengan Kn adalah suatu matriks diagonal yang elemen-elemen pada
Contoh 9:
5 0 0
[ ]
K 3= 0 5 0
0 0 5
C. Operasi Matriks
Definisi 1:
Misalkan A dan B adalah matriks berordo m x n dengan entri-entri aij dan bij matriks C
adalah jumlah matriks A dan matriks B, ditulis C=A +B , apabila matriks C juga berordo
catatan : dua matriks dapat dijumlahkan hanya jika memiliki ordo yang sama dan ordo
matriks hasil penjumlahan dua matriks adalah sama dengan ordo matriks yang dijumlahkan.
Contoh 10:
5
10 2 4 2 2 8
Jika P =
[ 1 3 5 ] [
,Q= 1 0 1
] , maka berapakah P + Q
Jawab:
Definisi 2:
matriks B didefinisikan sebagai jumlah antara matriks A dengan Matriks –B. Ingat , matriks
A−B=A + (−B )
Matriks dalam kurung merupakan matriks yang entrinya berlawanan dengan setiap entri yang
Contoh 11:
−2 9
3
Jika K = 5
[ ] [] 7
dan L= 5 maka berapakah K-L
Jawab:
−2 −9 −11
K-L = K+(-L)=
[ ][ ][ ]
3 + −7 = −4
5 −5 0
Dalam aljabar matriks, bilangan real k sering di sebut sebagai scalar. Oleh karena itu,
perkalian real terhadap matriks juga di sebut sebagai perkalian scalar dengan matriks.
Sebelumnya, pada kajian pengurangan dua matriks, A-B = A+(-B), (-B) dalam hal ini
sebenarnya hasil kali bilangan -1 dengan semua entri matriks B. artinya, matriks (-B) dapat
6
(−B )=k . B , dengan k=(-1)
Misalakan A adalah suatu matriks berordo m x n dengan entri-entri aij dan k adalah suatu
bilangan real. Matriks C adalah hasil perkalian bilangan real k terhadap matriks A, dinotasikan
Contoh 12:
2 3
4 5
[ ]
Jika H= 1 2 , maka berapakah 2H
Jawab :
2 x2 2x3 4 6
[ ][ ]
2x 4 2x5 = 8 10
2H= 2 x1 2x 2 2 4
banyak baris matriks A sama dengan banyak kolom matriks B. Hasil perkalian matriks A
proses menentukan entri-entri hasil perkalian dua matriks dipaparkan sebagai berikut:
Am x n=
[ a21 a 22 a23
a31 a 32 a33
⋮ ⋮ ⋮
am 1 a m 2 a m 3
. ..
…
…
⋮
a2 n
a3 n
⋮
a mn
] [ , dan Bn x p=
b 21
b 31
⋮
bm 1
b 22
b 32
⋮
bm2
b23
b33
⋮
bm3
. ..
…
…
⋮
b2 p
b3 p
⋮
b mp
]
Jika C adalah matriks hasil perkalian matriks Am x n terhadap matriks Bn x pdan dinotasikan
C=A . B ,maka :
a. Matriks C berordo m x p
7
b. Entri-entri matriks C pada baris ke-i dan kolom ke-j, dinotasikan
c ij , dperoleh
dengan cara mengalikan entri baris ke-i dari matriks A terhadap entri kolom ke-j dari
Contoh 13:
1 2
3 1
[ ] 2 1 2
[
Jika A= 4 2 dan B= 1 2 0 maka berapakah A
] x B
Jawab :
A x
[
3 x2+1 x1 3 x1+1 x2 3 x2+1 x 0 = 7 5 6
B = 4 x 2+2x1 4 x1+2 x2 4 x2+2 x 0 10 8 8
][ ]
D. Invers Perkalian Matriks Ordo 2 x 2
a b
Jika A =
[ ]
c d maka invers dari matriks A adalah
1 d −b = 1 d −b
A−1 =
[ ]
det ( A ) −c a ad−bc −c a [ ]
Dengan syarat det (A) =ad-bc ≠0
Jika det (A) = 0 ( A merupakan matriks singular ), matrik A tidak mempunyai invers.
Contoh 14:
3 −2
Tentukan invers matriks A =
[ ]
5 −4
8
Penye:
3 −2
A= [
5 −4 ]
1 −4 2
A−1 =
−12−(−10 ) −5 3 [ ]
1 −4 2
¿
−2 −5 3[ ]
2 −1
[ ]
¿ 5 −3
2 2
a b c
Jika A =
[ ]
d e f
g h i maka invers dari matriks A adalah:
A−1 =
1
det ( A )
Adj ( A )
dengan
|e f | −|b c | |b c |
Adj (A) =
[ |
h
−|d
d
g
g
i
e
h
| −|
h i
a b
g h
| |
e f
f | |a c | −|a c |
i g i d f
a b
d e
| ]
Contoh 15:
5 3 2
Jawab:
= ( 5 x 4 x 3 ) + (3 x 1 x 2) + (2 x 6 x 1) - (2 x 4 x 2) – (1 x 1 x 5) – (3 x 6 x 3)
=60 + 6 + 12 – 16 – 5 – 54
=3
|4 1| −|3 2| |3 2|
Adj A =
[ |
1
−|6
6
2
2
3
4
1
| −|
1 3 4 1
1 | |5 2| −|5 2|
3 2 3
5 3 5 3
| |
2 1 6 4
6 1
| ]
11 −7 −5
[
−16 11 7
= −2 1 2 ]
1
A−1 = Adj( A )
det A
11 7 5
[ ]
− −
3 3 3
16 11 7
11 −7 −5 −
1
= 3
[ −16 11 7
−2 1 2 ] =
−
3
2
3
3
1
3
3
2
3
10
Jika A dan B merupakan matriks persegi berordo sama dan mempunyai invers, berlaku sifat sifat
berikut:
1) AA-1 = A-1A = I
2) (AB)-1 = B-1A-1
3) (A-1)-1 = A
1 −1
A
5) (kA)-1 = k
6) (AT)-1 = (A-1)T
7) (kA-1)n = kn (A-1)n
F. Persamaan Matriks
Salah satu diantara penggunaan invers matriks adalah untuk menyelesaikan persamaan matriks.
Contoh 16:
A= 4 −1 B= 4 −4
Diketahui matriks
[ ]
2 1 dan 14 −2 [ ] . Jika X.A = B tentukan Matriks X
Jawab :
X.A = B
11
⇔ X =BA−1
1
⇔ X = 4 −4 1 1
[ ] [ ]
14 −2 4−(−2 ) −2 4
1
⇔ X = 4 −4 1 1
[ ][ ]
14 −2 6 −2 4
1 4 −4 1 1
⇔X=
[ ][ ]
6 14 −2 −2 4
1 12 −12
⇔X=
[ ]
6 18 6
2 −2
⇔X= [ ]
3 1
X = 2 −2
Jadi matriks
[ ]3 1
G. Determinan Matriks
Suatu matriks persegi selalu dapat dikaitkan dengan suatu bilangan yang disebut determinan.
Determinan dari matriks persegi A di notasikan dengan det (A) atau |A| .
A= a b
a b
Jika c d [ ] maka determinan matriks A adalah det (A) = |A|
=| |
c d =ad −bc .
Contoh 17:
A= 1 2
Jika 3 4 [ ] maka berapakah det (A)?
Jawab :
a b c a b c a b
Jika
B= d e f
g h i [ ] maka determinan matriks B adalah
|B|=|d e f | d e
g h i g h
12
=aei+bfg+cdh−ceg−afh−bdi
Contoh 18:
1 2 3
Jika
B= 4 3 2
1 5 4 [ ] maka berapakah det (B)?
Jawab :
Menurut Anna Yuni Astuti dkk (2009:67-69), berikut ini akan memberikan metode penyelesaian
SPLDV di atas dapat diselenggarakan dengan cara invers matriks, determinan (aturan Cramer),
Sistem persamaan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut :
a11 a12 x = b1
[ a21 a22 ][ ] [ ]
y b2
A X B
13
Penyelesaian SPL adalah elemen-elemen pada matriks X.
a a
D=| 11 12|
a21 a22
Didefinisikan determinan variabel x (Dx), yaitu determinan diperoleh dengan menggantikan koefsien-
b a
D x=| 1 12|
b2 a22
Didefinisikan determinan variabel y (Dy) yaitu determinan yang diperoleh dengan menggantikan
a b
D y =| 11 1 |
a 21 b2
Dx Dy
x= y=
Nilai x dan y ditentukan dengan rumus: D dan D . Banyaknya suatu SPL dapat dilihat
14
2. Sistem Persamaan Linear dengan Tiga Variabel.
Diberikan sistem persamaan linear dengan tiga variabel (SPLTV) sebagai berikut.
SPLTV di atas dapat diselesaikan menggunakan cara invers matriks, metode Cramer, dan metode
Sistem persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut.
b 1 a12 a 13
|b 2 a22 a 23|
Determinan variabel x: Dx =
b3 a32 a 33
15
a11 b1 a13
|a 23 b2 a23|
Determinan variabel y: Dy =
a 31 b 32 a33
a11 a12 b1
|a 23 a22 b2 |
Determinan variabel z: Dz =
a 31 a32 b3
Dx Dy D
x= y= z= z
Nilai x, y, dan z ditentukan dengan rumus: D , D , dan D .
Contoh 19:
2x+3 y=8
Diketahui sistem persamaan linear −3 x+ y=−1 . Tentukanlah nilai x dan y menggunakan :
a. Invers matriks
b. Aturan Cramer
Jawab :
−1
2 3 2 3 ¿ ( x¿) ¿ ¿
⇒ ( )( )
−3 1 −3 1 ¿ ¿
¿
Jadi, x = 1 dan y = 2
16
D=|2 3 |=2.1−3 .(−3)=2+9=11
−3 1
8 3
D x=| |=8 .1−3 .(−1 )=8+3=11
−1 1
D y =|2 8 |=2.(−1)−8 .(−3)=−2+24=22
−3 −1
D x 11
x= = =1
D 11
D y 22
y= = =2
b) D 11
Jadi, x = 1 dan y = 2
17
Latihan
A= 4 7
1. Diketahui matriks 1 2 [ ] . Tentukan :
a. Ordo matriks A
b. Trace matriks A
A= 1 2 B= −1 5 C= 0 2
2. Diketahui matriks 3 4 [ ] ,
[2 −4 ] dan 2 0[ ] . Tentukan :
a. A + B
b. 5B + 2C
5 3 2
A= 3 −1 B= 4 −4
4. Diketahui matriks 2 0 [ ] dan
[
14 −2 ] . Jika XA = B, tentukan Matriks X.
5. Tia pergi ke toko buku. Tia membeli dua buku tulis, satu pulpen, dan satu pensil seharga rp. 6500.
Harga dua pulpen dan satu pensil sama dengan dua kali harga sebuah buku tulis. Selisih harga
sebuah buku tulis dan harga sebuah pensil sama dengan dua pertiga kali harga sebuah pulpen.
Tentukan :
18
DAFTAR PUSTAKA
E.S. Pesta dan H.F.S. Cecep Anwar. 2008. Matematika Aplikasi Jilid 3 Untuk SMA dan MA Kelas XII.
Suparno dkk. 2015. Matematika Kelas XII. Klaten : penerbit Intan Pariwara.
Astuti, Anna Yuni dkk. 2009. Matematika Untuk Kelas XII Semester 1. Klaten : Penerbit Intan
Pariwara.
19