Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Covid-19


Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan
sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan
indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2014).
Berdasarkan hasil survey yang diperoleh dari 10 kuesioner tentang
pengetahuan terkait Covid-19 didapatkan bahwa banyak masyarakat yang
sudah paham dengan Covid-19. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan dan
pekerjaan masyarakat dimana pendidikan yang paling tinggi lulusan SLTA
sebanyak 475 orang (40,5%) dan pekerjaan yang paling banyak wiraswasta
sebanyak 411 orang (35%). Hal ini sesuai dengan teori (Pitra, 2017) yang
menyebutkan bahwa yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor
internal (pendidikan, pekerjaan, usia) dan faktor eksternal (lingkungan sosial
budaya).
Tingkat pendidikan dan pekerjaan seseorang akan berpengaruh
dalam memeberikan respon terhadap sesuatu yang akan datang dari luar.
Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula mereka
mendapatkan informasi dan pada akhirnya makin banyak pengetahuan yang
diperoleh. Orang yang berpendidikan tinggi dan pekerjaan yang bagus akan
memberikan respon yang rasional terhadapa informasi yang didapat, serta
dapat berpikir lebih jauh apa saja yang akan diperoleh dari gagasan
tersebut.
Selain itu juga pekerjaan berhubungan erat dengan interaksi sosial,
dimana untuk memperoleh wawasan pengetahuan yang baik dibutuhkan
interaksi sosial yang baik pula. Tetapi karena sekarang tidak boleh
berinteraksi secara langsung. Interaksi sosialnya dapat dilakukan secara
online untuk bisa memperoleh informasi yang lebih akurat.
B. Gambaran Sikap Masyarakat tentang Covid-19
Survey ini dilakukan dengan menjawab kuesioner yang terdiri dari 10
soal diamana jawabannya menggunakan skal likert. Berdasarkan hasil
survey yang didapatkan mengenai sikap masyarakat terhadap pandemi
Covid-19 dibilang cukup baik sikapnya. Karena dilihat dari jawaban
kuesioner yang diberikan masih banyak masyarakat yang memahami
tentang pandemi Covid 19, karena dalam menjawab pertanyaan banyak
masyarakat yang menjawab “sangat setuju”.
Sikap merupakan bentuk respon dari suatu stimulus, dimana sikap
manusia akan menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam suatu
kegiatan dimana diperlukan adanya niat yang dapat membentuk perilaku
seseorang dalam situasi atau kondisi dilingkungan sekitarnya (Utami, 2014).
Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pembentukan sikap diantara meliputi pengalama pribadi, kebudayaan, orang
yang dianggap penting, dan media masa, yang dapat mengakibatkan respon
yang tidak sama pada setiap,orang. Faktor tersebut dapat memeberikan
stimulus yang sama akan tetapi belum tentu memunculkan sikap yang sama
sehingga perilaku yang ditampilakn juga bisa tidak sama, sehingga sikap
tidak selalu berpengaruh terhadap perilaku yang ditampilkan, karena sikap
memiliki komponen yang kompleks menyangkut kepribadian personal,
lingkungan, sosial ekonomi, ras, jenis kelamin, pendidikan dan keturunan
(Azwar, 2011).
Untuk media masa sendiri ada salah satu pertanyaan yaitu “dalam
kondisi seperti ini penting sekali masyarakat untuk dapat memilih berita dan
meninjau kembali sumber berita tersebut supaya tidak menyebarkan berita
hoax/palsu”, banyak masyarakat yang sangat setuju sebanyak 733 orang
(62%) dengan pernyatan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat
dapat besikap dengan baik meskipun ada hal-hal yang negatif berdatangan.

C. Gambaran Prilaku Masyarakat tentang Covid-19


Berdasarkan hasil survey yang didapatkan bahwa masih banyak
perilaku masyarakat yang belum sesuai dengan pedoman pencegahan
Covid-19. Pada survey perilaku terdapat 10 penyataan dimana jawabannya
menggunakan skala likert.
Salah satu pernyataan yaitu “jika batuk atau bersin saya menutup
menggunakan telapak tangan” banyak sekali masyarakat yang menjawab
“selalu” sebanyak 575 orang (49%), seharusnya perilaku tersebut tidak boleh
dilakukan karena ketika batuk mengeluarkan droplet apabila menggunakan
telapak tangan maka akan menempel pada tangan, dan dapat meyebabkan
penularan.
Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang) namun dalam memberikan respon
sangat tergantung pada karakteristik ataupun faktor-faktor lain dari orang
yang bersangkutan (Azwar, 2016).
Masih banyak juga masyarakat yang belum sadar untuk menjaga
kesehatannya dengan berolahraga, sebagian masyarakat masih kadang-
kadang dalam melakukan olahraga sebanyak 471 orang (40%). Hal ini
membuktikan bahwa masyarakat masih belum bisa untuk menjaga
kesehatannya dengan baik. Salahsatu upaya dalam berprilaku sehat
masyarakat harus berolahraga dengan teratur, dimana dengan berolahraga
dapat meningkatkan imunitas tubuh dan mencegah terjangkitnya Covid-19.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor (Notoatmodjo,
2014), diantaranya: faktor predisposisi yaitu faktor yang mempermudah
terjadinya perilaku seseorang, faktor pemungkin yaitu faktor yang
memungkinkan atau memfasilitasi individu untuk berperilaku, dan faktor
penguat yaitu faktor yang mendorong atau mendukung terjadinya perilaku
terwujud dalam adanya dukungan sosial, sikap, dan perilaku dari orang lain
yang dapat memotivasi masyarakat.
Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang berprilaku dengan baik
dan mengikuti aturan yang diberlakukan oleh pemerintah dimana pada saat
kita akan keluar rumah harus menggunakan masker dan masyarakat sudah
paham dengan hal itu meskipun masih ada masyarakat yang belum taat
dengan peraturan yaitu dengan pulang kampung padahal mereka berasal
dari zona merah yang beresiko menularkan Covid-19. Diharapkan
masyarakat dapat sadar akan halnya menjaga kesehatan dengan baik, yaitu
dengan olahraga yang teratur, menjaga pola makan, berjemur dibawah sinar
matahari, dan selalu melakukan penyemprotan disinfektan pada area-area
yang selalu dipegang oleh orang lain.
D. Gambaran Psikososial Masyarakat tentang Covid-19
Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang
mencakup aspek psikis dan sosial. Psikososial menunjukan hubungan yang
dinamis antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lainnya. Kata psiko sendiri mengacu pada aspek
psikologis dari individu (pikiran, perasaan, dan perilaku) sedangkan sosial
mengacu pada hubungan eksternal individu dengan orang-orang
disekitarnya (Chaplin,2011).
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dengan menggunakan 10
kuesioner terkait psikososial tentang covid-19 didapatkan bahwa masyarakat
cemas dan khawatir dengan adanya virus Covid-19 ini. Adanya kecemasan
tersebut menimbulkan beberapa masalah yang terjadi di masyarakat.
Banyak masyarakat yang berlomba-lomba untuk membeli masker dan obat-
obatan yang menimbulkan pasokannya menjadi sedikit dan harganya
menjadi mahal.
Banyak masyarakat yang takut akan tertular karena banyak sekali
masyarakat yang dari zona merah berdatangan pulang kampung. Adanya
wabah ini juga menimbulkan berbagai masalah dari berbagai bidang
diantaranya ekonomi, dimana banyak masyarakat yang kehilangan
pekerjaannya karena harus melakukan physical dictancing. Serta tidak dapat
beraktivitas diluar rumah seperti biasanya.
Kecemasan masyarakat juga disebabkan oleh banyaknya berita
hoax/ tidak benar yang terdapat pada media sosial yang menambah
kecemasan masyarakat. Sehingga hal tersebut dapat memungkinkan
terganggunya psikis masyarakat, yang dapat menimbulkan terjadinya stress.
Salah satu cara yang dapat mengurangi kecemasan yaitu dengan
spiritual yang dapat meningkatkan perasaan rileks dan mengalihkan dari
rasa takut dan cemas. Untuk sekarang masyarakat dianjurkan oleh
pemerintah untuk beribadah dirumah selain dapat mengurangi penularan
Covid-19 beribadah dirumah juga menjadi lebih khusyuk.
Daftar Pustaka

Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya
(Edisi 2). Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologis. Diterjemahkan: Kartini Kartono.
Jakarta: PT RadjaGrafindo Persada.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Pitra, I. A. (2017). Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Lansia


Terhadap Kesehatan Di Desa Bonto Bangun Kecamatan Rilau Ale
Kabupaten Bulukumba Skripsi. Universitas Hasanudin.

Utami, Hana D.N. 2014. Mempengaruhi Sikap Dan Perilaku.

Anda mungkin juga menyukai