Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


CA COLORECTAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah


Dosen Pengampu : Ns. Yunita Galih Yudanari, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :
1. Bibit Megowati 012191006
2. Wali Susanti 012191011
3. Choirunnisa Dyah Umno 012191015
4. Susi Rohmawati 012191017

PRODI S1 KEPERAWATAN TRANSFER


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang disusun untuk
memenuhi tugas Keperawatan Medical Bedah sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen bidang studi yang telah
memberikan kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas makalah ini,sehingga
kami menjadi lebih mengerti dan memahami tentang materi “Asuhan Keperawatan CA
Colorectal” Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung secara moril dan materil.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan,kekurangan dan kehilafan
dalam makalah ini. Untuk itu saran dan kritik tetap kami harapkan demi perbaikan
makalah ini kedepan.akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami semua.
Terima kasih

Ungaran, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan........................................................................ 1
C. Manfaat Penelitian..................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian CA Colorectal.......................................................... 2
B. Etiologi....................................................................................... 2
C. Patofisiologi .............................................................................. 3
D. Pathway...................................................................................... 5
E. Manifestasi Klinis......................................................................
F. Pemeriksaan Diagnostik.............................................................
G. Penatalaksanaan.........................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian..................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................
C. Intervensi....................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................... 15
B. Saran........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Dari tahun ke tahun

peringkat penyakit kanker sebagai penyebab kematian semakin

mengkhawatirkan. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari

penyebab kematian) orang meninggal setiap tahunnya di seluruh

dunia karena penyakit kanker. Jika kanker tidak dikendalikan,

diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta

meninggal karena kanker pada tahun 2030. Data tersebut semakin

mengkhawatirkan, karena kejadian kanker akan terjadi lebih cepat di

negara miskin dan berkembang (WHO, 2008).

Kanker dapat terjadi pada seluruh tubuh, termasuk usus besar

(Siegel, 2013). Kanker usus besar dan rektum atau yang dikenal

sebagai kanker kolorektal (karsinoma kolorektal) termasuk dalam

tiga jenis keganasan terbanyak di dunia dan penyebab kematian

keempat terbanyak untuk saat ini (Haggar, 2009). Karsinoma

kolorektal tersebar di seluruh dunia dengan angka insidensi tertinggi

di Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Denmark,

Swedia, dan negara maju lainnya (Robbins, 2012).

Di Amerika Serikat, karsinoma kolorektal merupakan penyebab

ketiga dari semua kematian akibat kanker, baik pada pria maupun

wanita (Haggar, 2009). Dengan perkiraan 134.000 kasus baru per

tahun dan sekitar 55.000 kematian, penyakit ini merupakan

penyebab hampir 15% kematian disebabkan kanker di Amerika

Serikat (Robbins, 2012).


Di Asia, karsinoma kolorektal juga merupakan masalah yang

penting (Yee, 2009). Insidensi di Jepang, yang dahulu rendah,

sekarang meningkat hingga level pertengahan seperti di Inggris

(Robbins, 2012).

Di Indonesia, berdasarkan data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais,

pada tahun 2010 karsinoma kolorektal merupakan jenis kanker

ketiga terbanyak dengan jumlah kasus 1,8/100.000 penduduk dan

hingga saat ini karsinoma kolorektal tetap termasuk dalam 10 besar

kanker yang sering terjadi. Observasi dari bagian patologi Anatomi

RSCM, Jakarta menunjukan bahwa pada tahun 1986-1990, penderita

kanker kolorektal berjumlah 275 orang, dan terus meningkat

menjadi 368 orang pada tahun 1991-1995, sementara data pada

tahun 1999-2003 bahkan angkanya mencapai 584 orang. Ini

membuktikan terjadi peningkatan kejadian karsinoma kolorektal di

Indonesia.

Menurut Sjamsuhidajat, terdapat berbagai faktor yang berkaitan

dengan peningkatan resiko kanker jenis ini, yaitu faktor umur,

riwayat polip kolon, riwayat penyakit inflammatory bowel disease,

riwayat keluarga, diabetes tipe 2, asupan makan (kebiasaan makan),

kurang aktivitas fisik, obesitas, merokok, dan konsumsi alkohol.

Faktor asupan makan (kebiasaan makan) yang saat ini paling banyak

mendapat perhatian adalah rendahnya kandungan serat sayuran yang

tidak dapat diserap dan tingginya kandungan lemak dari daging

(Robbins, 2012). Menurut analisis data survei tingkat konsumsi

serat yang dikumpulkan Puslitbang Direktorat Gizi Masyarakat

Departemen Kesehatan RI, konsumsi serat harian rata-rata penduduk

Indonesia baru sekitar 10 gram/hari, ini masih jauh dari kebutuhan

serat yang dianjurkan dari WHO yaitu 25-30 gram/hari.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan diet rendah lemak dan tinggi

serat bisa mengurangi resiko kanker ini. Namun, hasil penelitian


tidak semuanya menyatakan demikian atau tidak konklusif. Pada

tahun 2003, terdapat dua penelitian besar yang dipublikasikan di

Lancet dan mempunyai hasil yang saling berhadapan. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Ulrike Peters menunjukkan bahwa

asupan tinggi serat secara bermakna menurunkan insiden terjadinya

kanker kolorektal, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Sheila A. Bingham tidak menunjukkan bahwa asupan tinggi serat

dapat menurunkan insiden terjadinya kanker kolorektal (Barclay,

2003). Penelitian lainnya mengenai hal ini dipublikasikan di New

England Journal of Medicine, 1999, dan melibatkan 89.000 perawat

di Amerika Serikat. Hasilnya, asupan serat tidak bermakna

menurunkan insiden jenis kanker ini. Ketidakkonsistenan hasil

penelitian besar tersebut kemudian berlanjut hingga pada tahun 2005

dipublikasikan kembali hasil penelitian analisis terhadap 13

penelitian kohort prospektif dengan tujuan yang sama.

Dipublikasikan di Journal of the American Medical Association

(JAMA) dengan total subjek 752.628 orang, penelitian tersebut

menunjukkan bahwa asupan serat yang tinggi mengurangi insiden

kanker kolorektal. Namun, setelah disesuaikan (adjusted) dengan

faktor risiko lain, hubungan tersebut menjadi tidak bermakna secara

statistik (Lubis, 2010).

B. RumusanMasalah
a. Bagimana pengertian kanker kolorektal?
b. Bagimana Tanda dan Gejala kanker Kolorektal?
c. Bagaimana Patofisiologi kanker Kolorektal ?
d. Bagimana Manifestasi klinis pasien dengan CA kolorektal

e. Bagaimana Pemeriksaan diagnosticpada pasien dengan CA

kolorektal

f. Bagimana penatalaksanaan pasien dengan CA kolorektal


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan CA

kolorektal

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian dari CA kolorektal

b. Mengetahui tanda dan gejala pasien dengan CA

kolorekteal

c. Mengetahui jalan penyakit pasien dengan CA kolorektal

d. Mengetahui Manifestasi klinis pasien dengan CA

kolorektal

e. Mengetahui Pemeriksaan diagnosticpada pasien dengan

CA kolorektal

f. Mengetahui penatalaksanaan pasien dengan CA

kolorektal
BAB II

KONSEP PENYAKIT

A. Pengertian
Kanker kolorektal merupakan kanker yang menyerang bagian usus
besar, yakni bagian akhir dari sistem pencernaan. Sebagian besar kasus kanker
kolorektal dimulai dari sebuah benjolan/polip kecil, dan kemudian membesar
menjadi tumor (Mulansari, 2018).
Kanker kolorektal adalah suatu tumor maligna yang muncul dari
jaringan epitel dari kolon atau rektum. Kanker kolorektal ditujukan pada
tumor ganas yang ditemukan di kolon dan rektum. Kolon dan rektum adalah
bagian dari usus besar pada sistem pencernaan yang disebut juga traktus
gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon berada dibagian proksimal usus besar
dan rektum di bagian distal sekitar 5-7 cm di atas anus. Kolon dan rektum
berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh dan membuang zat-zat yang
tidak berguna (Sayuti, 2019).
Kanker kolorectal merupakan suatu tumor maligna yang muncul pada
jaringan ephitel dari colon/rectum. Umumnya tumor kolorektal adalah
adenokarsinoma yang berkembang dari polip adenoma (Wijaya, 2013).

B. Etiologi
Kanker kolorektal atau lebih dikenal dengan nama kanker usus besar,
memiliki beberapa tahapan penyakit atau stadium penyakit yaitu stadium 1
hingga stadium 4. Hal ini tergantung dengan perkembangan dan keparahan
penyakit, pada stadium 4 kanker telah menyebar ke organ tubuh lainnya.
Sebelum menjadi kanker, usus besar normal mengalami
Beberapa tahapan dari timbulnya lesi pra kanker, rata-rata waktu yang
dibutuhkan dari usus besar normal hingga akhirnya menjadi adalah 10 hingga
15 tahun, namun dapat lebih cepat ataupun lambat bergantung dari faktor-
faktor yang mempengaruhi. Faktor genetik dan lingkungan telah diketahui
berperan penting dalam proses terjadinya kanker. Pada kanker kolorektal,
faktor lingkungan memiliki peranan yang besar terutama berhubungan dengan
pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat (Mulansari, 2018).
C. Patofisiologi

Keberadaan sel kanker pada seseorang tidak hanya berasal dari


efek karsinogen seseorang, baik yang didapat dari luar ataupun
dari dalam tubuh manusia itu sendiri. Kanker kolorektal
khususnya, memiliki hubungan terhadap kondisi feses dari
individu, serta riwayat penyakit yang diderita, dimana kondisi
tersebut merupakan dampak dari faktor resiko yang ada pada
individu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kanker pada
kolon dan rektum dapat diawali dengan adanya riwayat polip
pada individu. Polip merupakan massa dari jaringan
yangmenonjol pada lumen usus (Smeltzer & Bare, 2002). Polip
yang tidak diatasi atau dilakukan intervensi, dapat berubah
menjadi maligna. Polip yang telah berubah menjadi ganas tersebut
akan menyerang dan menghancurkan sel yang normal dan meluas
di jaringan sekitarnya. Manusia pada dasarnya memiliki at
karsinogen atau zat pemicu kanker pada tubuh. Efek karsinogen
akan semakin meningkat apabila mendapat penyebab kanker dari
luar. Zat karsinogen juga berpotensi untuk menyebabkan
proliferasi sel kanker. Corwin mengatakan, kurangnya asupan
antioksidaan dengan minimnya konsumsi buah dan sayuran yang
mengandung antioksidan (seperti vitamin E, vitamin C, dan beta
karoten) dapat mengurangi perlindungan sel terhadap efek
karsinogen. Buah dan sayuran yang segar memiliki enzim aktif
yang dapat memelihara dan meningkatkan pertumbuhan sel yang
sehat.
Kondisi feses yang kurang baik juga dapat memicu terjadinya
kanker kolon. Aktivitas atau olahraga yang kurang teratur dan
terukur dapat mengakibatkan feses menjadi lebih lama berada di
kolon atau rektum, terlebih jika individu melakukan diet rendah
serat. Kondisi ini dapat mengakibatkan toksin yang terdapat dalam
feses mencetuskan pertumbuhan sel kanker. Feses yang
mengandung banyak lemak juga dapat memicu sel kanker.
Tingginya lemak dalam feses diakibatkan oleh konsumsi tinggi
lemak seperti daging. feses yang mengandung banyak lemak dapat
mengubah flora dalam feses menjadi bakteri
Clostrida&Bakteriodes yang mempunyai enzim 7-alfa
dehidrosilase yang mencerna asam menjadi asam Deoxycholi dan
Lithocholic (yang bersifat karsinogenik) meningkat dalam feses.
Massa kanker yang terdapat pada kolon ataupun rektum akan
menyebabkan adanya sumbatan atau obstruksi, yang
mengakibatkan evakuasi feses yang terhambat atau tidak lengkap
setelah defekasi. Akibat lebih lanjutnya ialah konstipasi, distensi
atau nyeri abdomen, hingga feses berdarah. Apabila massa kanker
ini tidak dideteksi sejak dini dan dibiarkan, maka besar
kemungkinan sel kanker akan melakukan metastasis. Metastasis
pada sel kanker kolorektal terdiri dari penyebaran langsung,
penyebaran limfogen, dan hematogen.
D. Pathway

Kelainan Kolon Kebiasaan konsumsi makanan kurang


serat

Kolitis Ulseratif
Perubahan feses dan degradasi
garam empedu
Pembentukan Abses

Masa transisi feses meningkat

Kontak zat berpotensi karsinogenik


dengan mucosa usus bertambah lama

Menyerang dinding usus

CA Colorectal
Kelainan Kolon

Inflamasi Jaringan Destruksi jaringan syaraf


Perubahan ststus kesehatan

Kehilangan fungsi Merangsang serabut syaraf nyeri Status psikologis


kolon
anoreksia
Gangguan absorbsi cairan hipotalamus

Korteks cerebri Intake in adekuat


Diare

Nyeri Akut Penurunan berat badan

Hipovolemia
Resiko Defisit Nutrisi

Ansietas

Kurangnya Informasi

Defisit Pengetahuan
E. Manifestasi Klinis
Menurut Smelzer (2017). Manifestasi Klinis pada CA Colorectal adalah :
1. Perubahan kebiasaan defekasi (merupakan manifestasi gejala yang paling
sering terjadi), keluarnya darah di dalam atau pada feses (gejala kedua
yang paling sering dijumpai).
2. Anemia yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, anoreksia, penurunan
berat badan dan keletihan.
3. Lesi sisi kanan kemungkinan disertai dengan nyeri abdomen yang tumpul
dan melena (feses berwarna hitam keabu-abuan).
4. Lesi sisi kiri dikaitkan dengan obstruksi (nyeri dan kram abdomen,
penyempitan ukuran feses, konstipasi, dan distensi) dan darah berwarna
merah terang di feses.
5. Lesi rektal dikaitkan dengan tenesmus (mengejan yang nyeri dan tidak
efektif saat defekasi), nyeri rektal, merasa tidak lampias setelah defekasi,
mengalami konstipasi dan diare secara bergantian dan feses berdarah.
6. Tanda-tanda komplikasi, obstruksi usus parsial atau komplet, ekstensi
tumor dan ulserasi ke pembuluh darah sekitar (perforasi, pembentukan
abses, peritonitis, sepsis dan syok).
7. Dalam benyak kasus, gejala tidak muncul sampai kanker kolorektal berada
dalam stadium lanjut.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemeriksaan abdomen dan rektal, pemeriksaan darah samar pada feses,
barium enema, proktosigmoidoskop dan kolonoskopi, biopsy atau asupan
sitologi.
2. Pemeriksaan CEA harus kembali normal dalam 48jam sejak eksisi tumor
(reliable dalam memprediksi prognosis dan kekambuhan) (Smelzer,
2016).

G. Penatalaksanaan
1. Medis
Terapi kanker tergantung pada stadium penyakit dan komplikasi yang
terkait. Obstruksi ditangani dengan cairan IV dan pengisapan nasogastric
dengan terapi darah jika perdarahan cukup berat. Terapi suportif dan terapi
pelengkap (mis, kemoterapi, terapi radiasi, imunoterapi) termasuk dalam
penatalaksanaan medis.
2. Penatalaksanaan Bedah
a. Pembedahan adalah terapi primer untuk sebagian besar kanker kolon
dan rektal jenis pembedahan bergantung pada lokasi dan ukuran tumor
dan dapat bersifat kuratiif atau paliatif
b. Kanker yang terbatas pada satu tempat dapat diangkat melalui
kolonoskop
c. Kolostomi laparaskopik dengan polipektomi meminimalkan luasnya
pembedahan yang diperlukan dalam beberapa kasus
d. Neodymium : laser ittrium-alumunium-garnet (Nd:YAG) efektif pada
beberapa lesi
e. Reaksi usus dengan anastomosis dan kemungkinan kolostomi atau
ileostomi sementara atau permanen (kurang dari sepertiga pasien) atau
pembuatan kantung/wadah koloanal (kantung J kolonik) (Smelzer,
2016).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon diperoleh data sebagai berikut
sbb:
1. Aktivitas/istirahat
Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada
abdomen dengan keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan
pengkajian terhadap
2. pola istirahatdan tidur.
SirkulasiGejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan:
perubahan pada tekanan darah.
3. Integritas ego
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi
stress ( misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan,
keyakinan religius/ spiritual) Masalah tentang perubahan dalam
penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat, pembedahan.Menyangkal
diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
merasakan,rasa bersalah, kehilangan.Tanda : Kontrol,
depresi.Menyangkal, menarik diri, marah.
4. Eliminasi
Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada
defekasi pasien,konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana
kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi,komposisi, jumlah, warna, dan cara
pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan
yang menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di
rumah.Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan
fisik dengan observasi adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan
faeces.Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase,
asites, pembesaran kelenjar inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra
klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat badan, lingkar perut, dan
colok dubur.
5. Makanan/cairan
Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak
dan komposisi setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu
makanan, ada keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh (begah), muntah,
nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan menurun.Tanda:
Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema
6. Neurosensori
Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur
sehingga sirkulasi darah ke otak tidak lancar.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan
ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
8. Pernapasan
Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang
perokok).Pemajanan asbes
9. Keamanan
Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari
lama/berlehihan.Tanda: Demam.Ruam ku1it, ulserasi
10. Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan perubahan pada
tingkat kepuasan.Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida,
pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.
11. Interaksi sosial
Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
12. Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan,
atau bantuan)
Masalah tentang fungsi/ tanggungjawab peran
penyuluhan/pembelajaranGejala: Riwayat kanker pada keluarga misalnya
ibu atau bibi dengan kanker payudaraSisi primer: penyakit primer, tangga
ditemukan didiagnosisPenyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat;
bila tidak ada, riwayat alamiah dari primerakan memberikan informasi
penting untuk mencari metastatik.
13. Riwayat pengobatan
Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan pengobatan yang
diberik

14. Analisa Data


N Data penunjang Etiologi Masalah
O
1 DS : Ca Colon Nyeri Kronis
-Pasien mengatakan
nyeri pada perut bagian Kompresi tumor pada
bawah dinding kolon
-Pasien mengatakan
tidak nafsumakan Kompresi ujung saraf nyeri
-Pasien mengatakan
keluar banyakkeringat Nyeri abdominal
-Pasien mengatakan
sulit tidur Nyeri kron
-Pasien mengatakan
skala nyeri 5
-P : Nyeri terasa saat
pasien beraktivitas
maupun istirahat
-Q : Nyeri terasa seperti
ditusuk
-R : Nyeri terasa di
perut bagian bawah
-S : Skala nyeri 5
-T : nyeri dirasa lebih
dari 3 buulan,muncul
sewaktu-waktu
dengandurasi yang tidak
menentu.
DO :
-Skala nyeri wajah
psien 6
-Mata kurang bercahaya
Dilatasi pupil
-Gerakan mata hanya
berfokus pada bagian
yang sakit
-Pasien tampak
meringis
-Pasien tampak
memegangi perutnya
bagian bawah
-Pasien tampak geliah
-Nadi : > 100 x/menenit
2 DS : Ca Colon Keletihan
-Pasien mengatakan
tidak mampu Kompresi tumor pada
beraktivitas seperti dinding kolon
biasanya
-Pasien mengatakan Kerusakan jaringan
tidak mampu pembuluh darah
melaksanakan tanggung
jawabnya Pecahnya pembuluh darah
-Pasien mengatakan
mudah lelah Perdarahan intestinal, feses
-Pasien mengatakan campur darah
sering mengantuk
-Pasien mengatakan Anemia
semuaaktivitasnya di
bantu oleh keluarga Keletihan
DO :
-Wajah pasien tampak
pucat
-Konjungtiva anemis
-Mukosa bibir tampak
pucat
-Kuku-kuku tampak
pucat
-CRT > 3 detik
-Hb < normal
-Pasien tampak lemas
dan berbaring di tempat
tidur

3 DS : CA Colon Ketidakseimbangan
-Pasien mengatakan nutrisi kurang dari
tidak nafsu makan kompresi tumor pada kebtuhan tubuh
Pasien mengatakan dinding kolon
nyeri abdomen
-Pasien mengatakan Anoreksia
tidak nafsumakan
DO : Asupan nutrisi tidak adekuat
-Bising usus > dari
normal Ketidakseimbangan nutrisi
-Membran mukosa bibir kurang dari kebtuhan tubuh
tampak pucat
-Berat badan di bawah
ideal
-Penurunan berat badan
-Hanya menghabiskan
setengah porsi makanan
4 DS: CA colon Resiko infeksi
-Pasien mengatakan
sudah melakukan intervensi bedah kolostomi
operasi pembedahan
kolostomi Luka pasca bedah
DO :
-Pasien tampak luka Risiko ifeksi
pasca bedah kolostomi

15. Diagnosa keperawatan


a. Nyeri kronis berhubungan dengan kompresi tumor pada ujung saraf
nyeri didinding kolon
b. Keletihan berhuungan dengan anemia karena adanya perdarahan
intestinal danfeses bercampur darah
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat
d. Risiko infeksi berhubungan dengan luka paca bedah kolostomi
16. Intervensi

N Diagnosa NOC NIC


O
1 Nyeri Kronis (00133) Kriteria hasil : (1400) Manajemen Nyeri
Domain 12 :Kenyamanan Setelah dilakukan tindakan 1.Lakukan pengkajian nyeri
Kelas 1 :Kenyamanan keperawatan 3x24 jam Secara Komprehensif
Fisik diharapkan pasien mampu untuk: Termasuk
Definisi: pengalaman 1.Meunjukkan kontrol lokasi,karakteristik,
sensorik dan emosional nyeridengan durasi,frekuensi, kualitas
tidak menyenangkan indikator : dan faktor presipitasi
dengan kerusakan a.Mengenali factor penyebab 2.Observasi reaksi non
jaringan actual atau dari verbal dari
potensial atau sekala 2 jarang menjadi ketidaknyamanan
digambarkan sebagai sekala 3.Gunakan teknik
suatu kerusakan 4sering melakukan komunikasiterapeutik
(International b.Mengenali onset lamanya untuk mengetahui
Associantion for the study sakit pengalaman nyeri pasien
of pain), awitan yang dari sekala 2 jarang menjadi 4.Kaji kultur yang
tiba-tiba atau lambat sekala 4 sering melakukan mempengaruhi respon
dengan intensitas ringan c.Menggunakan metode nyeri
hingga berat, terjadi pencegahan dari sekala 2 5.Kaji tipe dan sumber
konstan atau berulang jarang nyeri untuk
yang berakhirnya tidak menjadi sekala 4sering menentukan intervensi
dapat diantisipasi atau melakukan 6.Ajarkan tentang teknik
diprediksi, dan d.Menggunakan metode non non farmakologi
berlangsung lebih dari 3 analgetik untuk mengurangi 7.Berikan analgetik
bulan. nyeri dari sekala 2 jarang untuk mengurangi
menjadi sekala 4 sering nyeri
melakukan 8.Evaluasi keefektifan
e.Menggunakan analgetik kontro lnyeri
sesuai 9.Kolaborasikan
kebutuhan dari sekala 2 Dengan dokter jika
jarang Ada keluhan dan
menjadi sekala 4 sering tindakan nyeri tidak
melakukan berhasi
2 Keletihan (00093) Kiteria hasil: (0180) Manajemen energi
Domain4 Setelah dilakukan tindakan 1.Kaji statu fisiologis pasien
:Aktivitas/istirahat Kelas keperawatan 3x24 jam yang menyebabkan
3 :Keseimbangan energy diharapkan Pasien mampu untuk: kelelahan
Definisi: keletihan terus- 1.Menunjukkan tingkat kelelahan 2.Ajarkan pasien
menerus dan penurunan dengan indikator: mengungkapkan
kapasitas kerja fisik dan a.Kelelahan dari skala 2cukup perasaan secara verbal
mental pada tingkat yang berat 3.Perbaiki defisit status
lazim. ditingkatkan ke skala 4 fisiologis pasien
menjadi 4.Pilih intervensi untuk
ringan mengurangi kelelahan
b.Kehilangan selera makandari baik secara farmakologi
skala 2 cukup berat maupun non
ditingkatkan farmakologi
ke skala 4 menjadi ringan 5.Monitor intake/asupannutrisi
c.Kelenjar getah bening untuk mengetahui sumber
dariskala 2 energi yang adekuat
cukup berat ditingkatkan ke 6.Monitor lokasi sumber nyeri
skala yang dialami pasien
4 menjadi ringan 7.Tingkatkan tirah baring dan
d.Kegiatan sehari-hari dari skala batasi kegiatan
2
cukup berat ditingkatkan ke
skala
4 menjadi ringan

3 Ketidakseimbangan Kriteria hasil: (1100) Manajemen nutrisi


nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1.Tentukan status gizi pasien dan
kebutuhan tubuh keperawatan 3x24 jam kemampuan pasien untuk
(00002) diharapkan Pasien mampu untuk: memenuhi kebutuhan gizi
Domain 2 : Nutrisi Kelas 1. Menunjukkan tingkat 2.Tentukan apa yang menjadi
1 :Makan kelelahan dengan indikator : referensi makanan bagi
Definisi: asupan nutrisi a.Asupan gizi dari skala 2 pasien
tidak cukup untuk banyak menyimpang dari 3.Tentukan jumlah makanan dan
memenuhi kebutuhan rentang normal ditingkatkan kalori untuk memenuhi
metabolik. ke skala 4 sedikit kebutuhan gizi
menyimpang dari rentang 4.Monitor kalori dan asupan
normal makanan
b.Asupan makanan dariskala (0180) Manajemen energi
2 banyak menyimpang dari 1.Kaji statu fisiologis pasien
rentang normal ditingkatkan yang menyebabkan kelelahan
ke skala 4 sedikit 2.Ajarkan pasien
menyimpang dari rentang mengungkapkan perasaan
normal secara verbal
c.Energi dari skala 2 banyak 3.Perbaiki defisit status fisiologis
menyimpang dari rentang Pasien
normal ditingkatkan ke skala 4.Pilih intervensi untuk
4 sedikit menyimpang dari mengurangi kelelahan baik
rentang norma secara farmakologi maupun
non farmakologi
5.Monitor intake/asupan nutrisi
untuk mengetahui sumber
energi yang adekuat
6.Monitor lokasi sumber nyeri
yang dialami pasien
7.Tingkatkan tirah baring dan
batasi kegiata
4 Risiko Infeksi (00004) Kriteria hasil: (6540) Kontrol infeksi
Domain 11 Setelah dilakukan tindakan 1.Cuci tangan sebelum dan
:Keamanan/perlindungan keperawatan 3x24 jam sesudah melakukan perawatan
Kelas 1 : Infeksi diharapkan Pasien mampu untuk: ke pasien
Definisi: Rentan 1.Menunjukkan tingkat kontrol 2 Pastikan teknik perawatan luka
mengalami invasi dan infeksi dengan indikator : yang tepat
multiplikasi organisme a.Mengidentifikasi faktor risiko 3.Ajarkan pasien dan keluarga
patogenik yang dapat infeksi dari skala 2 jarang mengenai tanda dan gejala
menganggu kesehatan. menunjukkan ditingkatkan ke infeksi dan kapan harus
skala 4sering mennjuk kan melapor ke tenaga kesehatan
b.Mengetahui perilaku yang 4.Kolaborasi untuk memberikan
berhubungan dengan risiko terapi antibiotic yang sesuai
infeksi dari skala 2 jarang
menunjukkan ditingkat kan ke
skala 4 sering mennjuk kan
c.Mempertahankan lingkungan
yang bersih dari skala 2 jarang
menunjukkan di tingkatkan ke
skala 4 sering menunjukkan

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker kolorectal merupakan suatu tumor maligna yang muncul pada
jaringan ephitel dari colon/rectum. Umumnya tumor kolorektal adalah
adenokarsinoma yang berkembang dari polip adenoma. Kanker kolorektal
ditujukan pada tumor ganas yang ditemukan di kolon dan rektum. Kolon
dan rektum adalah bagian dari usus besar pada sistem pencernaan yang
disebut juga traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon berada dibagian
proksimal usus besar dan rektum di bagian distal sekitar 5-7 cm di atas
anus. Kolon dan rektum berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh
dan membuang zat-zat yang tidak berguna.
Faktor genetik dan lingkungan telah diketahui berperan penting
dalam proses terjadinya kanker. Pada kanker kolorektal, faktor lingkungan
memiliki peranan yang besar terutama berhubungan dengan pola makan
dan gaya hidup yang tidak sehat.
Terapi kanker tergantung pada stadium penyakit dan komplikasi yang
terkait. Pembedahan adalah terapi primer untuk sebagian besar kanker
kolon dan rektal jenis pembedahan bergantung pada lokasi dan ukuran
tumor dan dapat bersifat kuratiif atau paliatif

B. Saran
Penulis menyadari dalm pembutan makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan demi perbaikan penulisan yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Wiwik. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem


Hematologi. Penerbit Salemba, 2008.
Mulansari, Nadia Ayu. (2018). Kanker Kolorektal-World Cancer Day 2018.
HARPA Edisi 2/April 2018. Jakarta : Yayasan Kanker Indonesia
Robbins, G. T., & Nie, D. (2012). PPARgamma, bioactive lipids, and cancer
progression. Frontiers in bioscience: a journal and virtual
library, 17, 1816.
Sayuti, Muhammad & Nouva. (2019). Kanker Kolorektal. Jurnal Avverrous
Vol 5 No 2 November 2019
Smeltzer, Susan C. (2016). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 12. Jakarta : EGC
Wijaya, A. S & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2,
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha
Medika

Anda mungkin juga menyukai