Anda di halaman 1dari 18

KASUS JIWA I

Tn.I, 36 tahun, Duda, dibawa ke RSJ Cisarua Cimahi. Menurut keluarga klien sejak kurang
lebih satu bulan yang lalu menampakkan gejala – gejala seperti bingung, bicara ngaco,
setelah itu 2 hari sudah masuk Rumah Sakit gejala klien bertambah dengan gejala :
ngamuk, gelisah, bicara ngaco, suka membawa senjata tajam dan meresahkan lingkungan,
klien merusak kios, mudah tersinggung, emosi labil, marah – marah, kesurupan.
Pada saat dikaji pada tanggal 5 agustus 2009 jam 09.50 2009, klien mengatakan diantar ke
RSJ oleh kakak iparnya, sdiknya, satpam, karena ngamuk, memecahkam piring dan mau
membunuh kakaknya, klien mengtakan mendengar bisikan – bisikan yang menyuruhnya
membunuh dan bisikan itu datang ketika klien sedang sendiri. Tapi setelah kurang lebih 2
hari di rumah sakit bisikan – bisikan itu hilang dan sampai sekarang klien tidak
mendengarnya lagi.
Pada saat dilakukan wawancara kontak mata klien kurang, klien sering menundukan kepala
pada saat berinteraksi, klien terlihat cukup kooperatif.
Menurut klien sebelumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa, yang pertama klien
pernah dirawat di yayasan kurang lebih 1 bulan pada tahun 1989, yang kedua di dokter
pribadi pada tahun 1995, yang ketiga di RSJ bandung dan kali ini merupakan yang
keempat kalinya klien dirawat : Regimen therapeutik inefektif
Menurut pengkuan keluarga mengalami aniaya fisik yaitu sebagai korban, klien pernah
dikeroyok 27 orang dalam tawuran dan klien sempat pingsan.
Menurut keterangan klien, klien tidak pernah mengalami penyakit berat yang
mengharuskan dirawat di rumah sakit seperti asma, Hipertensi jantung, TBC dan DM.
Menurut keterangan klien didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit jiwa
sepeti klien. Ibu klien sudah meninggal 1 tahun yang lalu, kemudian pada tahun 2003 klien
bercerai dengan istrinya sehingga membuat klien sedih. Klien merasa gagal menjadi
seorang suami karena klien belum punya pekerjaan sehingga bercerai karena
penghsilannya sebagai pandai besi kurang mencukupi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan data, Kulit klien tampak bersih, tidak tercium bau
badan, rambut tampak acak – acakan kotor dan tidak berketombe, mandi 2 x sehari
memakai sabun mandi, cuci rambut 2 x seminggu tetapi tidak memakai sampo, hanya
diguyur air, ganti pakaian 2 x sehari, kuku terlihat pendek dan bersih, turgor kulit baik saat
dicubit dapat kembali normal, gigi klien terlihat bersih, klien menggosok gigi 2 x sehari
memakai odol. Tekanan darah 110 / 60 mmHg, nadi 80 x / menit, suhu 36,2º C,
bunyi jantung reguler, tidak ada suara tambahan. Frekuensi nafas 20 x / menit, tidak
terdengar bunyi tambahan wheezing maupun ronchi, gerakan dada simetris. Porsi makan
habis satu porsi tidak ada pantangan makanan, BB : abdomen datar, frekuensi BAB + 1 x /
hari, frekuensi mukosa 3 x / hari. Pola BAK + 4 – 5 x / hari, tak ada keluhan saat BAK.
Tak ada kejang maupun kekakuan. Ekstrimitas atas dan bawah dapat digerakan dengan
bebas, bentuk simetris tidak terdapat gangguan, berkekuatan otot
5 5 tinggi badan : 162 cm
5 5
Klien tidak mengalami pembesaran tiroid, tidak ada riwayat penyakit DM. Klien dapat
membaca papan nama perawat dalam jarak + 30 cm tanpa alat bantu, reflek pupil terhadap
cahaya positif, isokor. Klien dapat menjawab prtanyaan perawat tanpa diulang – ulang
sesuai dengan pertanyaan perawat. Klien dapat membedakan bau kopi dan bau kayu putih
pada saat mata tertutup. Klien dapat membedakan rasa panas dan dingin. Klien dapat
membedakan rasa manis gula dan rasa asin garam pada saat mata tertutup.
Pada pengkajian status mental didapatkan data; Penggunaan pakaian sesuai cara
pemakainnya, klien memakai baju rumah sakit, mengganti pakaian 2 x sehari, rambut
klien tampak kotor dan acak – acakan. Klien berbicara pelan, tidak bebicara kasar, klien
memberi respon apabila ditanya dan berkomunikasi sesuai dengan topik pembicaraan. Pada
saat dikaji, klien mengatakan malu untuk bergaul dengan orang lain karena kebanyakan
dari mereka lebih muda darinya sehingga klien takut bicara tidak nyambung dengan
mereka, klien hanya mengenal teman seruangannya saja, klien mengatakan bila bicara
dengan temannya seperlunya saja, interaksi klien dengan pasien lain kurang, kadang –
kadang hanya duduk diruang berkumpul hanya sendiri, tidak banyak berbicara dengan
pasien lain, jarang menekuni kegiatan di rumah sakit.
Pada saat dikaji alam perasaan klien stabil dan tidak ada gangguan. Klien menunjukan afek
yang sesuai dengan stimulus. Pada saat wawancara klien cukup kooperatif, kontak mata
klien kurang, klien terkadang menundukan kepalanya, klien jarang bebicara jika tidak
ditanya terlebih dahulu dan posisi klien tidak membelakangi perawat ketika wawancara.
Klien mengatakan dahulu sebelum masuk rumah sakit ia sering mendengar bisikan –
bisikan yang menyuruhnya membunuh, tapi klien tidak menghiraukannya dan setelah
kurang lebih 2 hari klien dirawat di rumah sakit bisikan – bisikan tersebut hilang sampai
sekarang. Selama wawancara pembicaraan klien koherm, sesuai dengan apa yang dibahas,
klien tidak mengulang – ngulang pembicaraan, klien tidak mengalami waham dan
blocking, klien mampu menyebutkan alamat ia tinggal di Jln. Dago, Gg. Parabon No. 02
– 159 C Kec. Coblong – Bandung. Pada saat dikaji klien tidak menampilkan ada
obsesi, phobia, hipokondria, doporsonalisasi, ide yang terkait, pikiran majis maupun
waham. Pada saat dikaji tingkat kesadaran baik, orientasi klien terhadap waktu baik
ditandai dengan klien dapat menyebutkan dengan benar bahwa hari ini hari jum’at, jam.
11.00 WIB sesuai dengan waktu pengkajian terhadap orang baik ditandai dengan klien
dapat menyebutkan dengan benar nama teman sekamarnya, terhadap tempat baik ditandai
klien dapat menyebutkan dengan benar bahwa ia berada di rumah sakit jiwa
bandung..Klien dapat bercerita mengenai kegiatan yang dilakukan dimulai dengan bangun
pagi klien mandi, dan makan pagi pukul 08.00 WIB dan minum obat. Klien mampu
mengingat bahwa ia dibawa ke RSJ oleh kakak iparnya, adiknya dan satpam karena
ngamuk. Klien mampu mengingat bahwa ia bercerai tahun 2003 dan ia belum punya anak
dari pernikahannya.
Pada saat dikaji konsentrasi klien pada suatu masalah pertanyaan baik, klien dapat
menjawab pertanyaan, klien masih bisa menghitungan dengan hitungan yang sederhana.4 x
4 = 16. Klien mampu mengambil keputusan ketika diberi pilihan mandi dulu atau makan
dulu, klien menjawab mandi dulu tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu. Klien menyadari
bahwa saat ini klien berada di RSJ Bandung karena sakit dan sedang diobati, klien ingin
pulang dan kembali berkumpul dengan keluarganya.
Pada saat ditanya bagian tubuh mana yang paling di sukar klien, klien menjawab semuanya
karena tubuhnya sempurna dan tak ada yang cacat. Klien merasa sebagai seorang laki –
laki dan merasa puas terhadap hal tersebut, dan klien berpakaian sesuai dengan jenis
kelaminnya. Di tempat tinggalnya sekarang klien adalah sebagai seorang anak dan kakak
dari adik – adiknya serta sebagai seorang adik dari kakaknya sebagai pria dewasa klien
belum menjalankan perannya dengan baik seharusnya sekarang ia menjadi seorang suami
dan ayah dari anak – anaknya tapi karna cerai maka peran klien belum terpenuhi dan
sebagai seorang anak klien juga belum bisa membahagiakan orang tuanya karena sampai
sekarang klien belum bekerja dan masih menyusahkan orang tuanya. Klien mengatakan
saat ini ingin cepat sembuh dan cepat pulang serta ingin membantu ayahnya dan klien juga
ingin mencari pekerjaan. Klien mengatakan malu karena sampai saat ini klien belum
bekerja dan iapun tidak bisa membahagiakan orang tuanya dan peranannya sebagai seorang
anak belum bisa dilaksanakan dengan baik karena sampai sekarang ia masih tinggal
bersama orang tuanya dan menyusahkannya, klien juga mengatakan gagal sebagai seorang
suami karena ia tidak bekerja dan pekerjaan yang ia jalani belum bisa mencukupi
kebutuhan istrinya maka karena itulah ia bercerai dengan istrinya. Dulu sebelum sakit
klien sering mengikuti kegiatan yang ada lingkungannya seperti karang taruna dan klien
juga pernah punya group band tapi setelah teman – temannya menikah dan bekerja group
band tersebut pun bubar dan mulai sejak itulah klien jarang ikut dalam kegiatan di
lingkungannya klien. Dan sekarang kegiatan klien di rumah sakit ini klien hanya mengenal
sebagian teman seruangannya, klien tidak memiliki teman terdekat di RSJ klien berbicara
hanya seperlunya saja, klien mengatakan minder bila berhubungan. Klien meyakini adanya
allah SWT, klien mengatakan jarang melaksanakan ahalat 5 waktu karna malas
Obat yang diminum klien antara lain.
Iodomer : 5 mg 3 x / oral
Shlorpromazin : 100 mg 0 – 0 – ½ / oral
Hexime : 3 x 1 / oral
Keluarga klien dan klien mengatakan apabila mempunyai masalah klien tidak pernah
bercerita dan selalu memendamnya sendiri. Di lingkungannya klien adalah orang yang
pendiam dan tertutup klien juga jarang bergaul dengan tetangga sekitarnya.
Tugas !
a. Masukkan data-data di atas ke dalam format asuhan keperawatan
b. Tentukan masalah-masalah keperawatan yang muncul
c. Buatlah pohon masalah dari kasus di atas
d. Tentukan diagnose keperawatannya sesuai prioritas
e. Buatlah rencana asuhan keperawatannya
KASUS JIWA II

Tn.C, 26 tahun, Duda, dibawa ke RSJ Jln. Riau Bandung. Seminggu sebelum masuk rumah
sakit keluarga klien mengatakan klien menampakkan gejala – gejala seperti mudah
tersinggung sering gelisah seperti mondar mandir tidur kurang suka mendengar dan
melihat sesuatu. Pada saat di kaji kontak mata klien kurang dan terkadang menundukkan
kepalanya saat wawancara klien mengatakan ingin cepat pulang karena sudah rindu dengan
keluarganya, menurut klien alasan klien masuk rumah sakit karena suka mondar-
mandir,suka mendengar dan melihat suatu bayangan, tidak pulang ke rumah tidur di
mesjid, klien ke rumah sakit di antar oleh orangtua dan adiknya.
Menurut klien dan keluarga klien baru pertama kali dirawat di RSJ, klien menderita
gangguan jiwa sejak lima tahun yang lalu, pertama kali berobat di paranormal tahun 2000,
tetapi hasilnya tidak ada perubahan
Menurut pernyataan klien, klien pernah mengalami gangguan jiwa sejak lima tahun yang
lalu, klien pertama kali klien berobat di para normal tahun 2000 tetapi tidak ada perubahan
kemudian klien berobat jalan di Rumah sakit Dustira selama tiga kali terakhir kontrol dua
bulan yang lalu dan klien tidak mau minum obat.
Menurut keterangan klien, klien tidak pernah mengalami aniaya fisik seksual, tindakan
kriminal baik sebagai pelaku, korban maupun saksi. Menurut keterangan keluarga didalam
keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.seperti yang dialami klien saat ini.
Klien mengatakan sedih sudah berpisah dengan istrinya + 3 tahun yang lalu, klien juga
telah kehilangan neneknya dan kakeknya ketika kecil.
Pada Pemeriksaan fisik, didapatkan hasil; Pada saat dikaji klien tampak kotor, warna kulit
sawo matang, rambut ada kutunya,kulit kepala kotor, tidak terdapat lesi, tidak terdapat
kemerahan, klien mengatakan mandi 1 -2 kali sehari menggunakan sabun, turgor kulit baik
saat dicubit dapat kembali normal dalam waktu dua detik, suhu tubuh 36º c. Tekanan darah
120 / 80 mmhg, nadi 100 x / menit, bunyi jantung reguler, tidak ada suara jantung
tambahan. Frekuensi nafas 20 x / menit, suara nafas vesikuler, tidak terdengar bunyi
tambahan, dada simetris, pada saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
benjolan di dada, Nafsu makan baik, klien makannya habis satu porsi, tidak ada
pantangan makanan, tinggi badan : 150 cm, berat badan :45 kg, keadaan mulut bersih gigi
bersih, tidak tercium bau mulut, tidak terdapat kesulitan ketika mengunyah dan menelan,
keadaan perut datar tidak terdapat benjolan saat diperiksa. Klien buang air kecil 3 – 4 kali
perhari, tidak ada nyeri saat buang air kecil, klien BAK di kamar mandi atau tidak
disembarang tempat. Pergerakan ekstremitas atas dan bawah dapat digerakan kesegala
arah, tidak terdapat kelainan pada ekstrimitas, kuku tangan dan kuku kaki bersih, kekuatan
otot 5. Kesadaran klien compos mentis, tidak ada tremor, tidak terdapat kejang dan
kekakuan. Klien tidak mengalami pembesar kelenjar tyroid, tidak ada gangguan
pertumbuhan, klien tumbuh sesuai dengan jenis kelamin. Klien mengatakan tidak ada
kelainan pada alat kelaminnya.Klien dapat membaca papan nama perawat pada jarak 30
cm, klien dapat membaca tanpa bantuan kaca mata, pupil mengecil saat diberi sinar, Klien
dapat mencium bau minyak kayu putih dan kopi dengan mata ditutup. Klien dapat
menjawab semua pertanyaan sesuai dengan pertanyaan perawat, klien mendengar detik jam
yang didekatkan ditelinganya. Klien dapat membedakan panas dinginnya air saat
ditempelkan pada lengannya
Klien merupakan anak ke satu, dari tiga bersaudara, kedudukan dalam keluarga adalah
anak kandung, klien berpendidikan tamatan Madrasah Tsanawiah, klien sudah bercerai
dengan istrinya, klien tinggal serumah dengan orang tua dan adik –adiknya. Di dalam
anggota keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang di alami klien
saat ini. .
Klien mengatakan bahwa klien menyukai seluruh anggota tubuhnya karena saling
melengkapi satu sama lain. Klien adalah anak pertama dari tiga bersaudara, tetapi belum
mempunya pekerjaan tetap, klien mengatakan bahwa klien seorang laki – laki dan ia
merasa puas sebagai laki – laki dan mempunyai dua adik perempuan. Klien mengatakan ia
seorang anak dari kedua orang tuannya, dan seorang ayah dari seorang anak
perempuannya, walau telah bercerai dari istrinya. Klien tidak bisa menjalankan perannya
sebagai kepala rumah tangga karena tidak mempunyai pekerjaan tetap hanya sebagai guru
ngaji. Klien mengatakan ingin cepat pulang dari Rumah sakit jiwa, agar dapat berkumpul
dengan keluarganya dan ingin mempunyai pekerjaan tetap sebagai petani, dan membantu
ayahnya bekerja di sawah, klien mempunya cita – cita ingin menjadi seperti Aa Gym, dan
hal itu membuat kecewa klien. Klien ingin melanjutkan sekolahnya ke madrasah Aliyah
tapi tidak mempunyai biaya dan umurnya sudah dewasa. Klien merasa malu karena masuk
Rumah sakit jiwa, dan merasa malu karena tidak berguna bagi istri dan anaknya, karena
tidak mempunyai pekerjaan tetap dan penghasilan rendah. Dan klien tidak bisa
menjalankan perannya sebagai kepala keluarga.
Klien mengatakan orang terdekat dalam kehidupannya adalah ibunya, klien mengatakan
jika dirumah mengajar ngaji kepada ibu – ibu dan anak- anak di mesjid di dekat rumahnya
tetapi, klien jarang bergabung dengan lingkungan sekitar karena merasa belum akrab,
menurut pengakuan ibunya klien merupakan orang yang pendiam dan tertutup, klien belum
mengenal semua teman seruangannya, klien mengatakan jika ngobrol seperlunya saja,
klien mengatakan malu dengan keadaannya sekarang .
Klien beragama islam dan meyakini bahwa Tuhan YME itu ada. Klien mengatakan suka
melaksanakan shalat lima waktu di rumah dan di rumah sakit jiwa.
Cara berpakaian klien rapi, memakai baju rumah sakit terlihat lusuh dan kusut, tercium bau
badan bila di dekati, di rambut klien terdapat kutu dan terkadang klien memakai kopyah,
cara berpakaian klien sesuai, klien keramas tidak menggunakan sampho dan hanya diguyur
air saja, ketika diajak komunikasi klien terkadang menundukan kepala, kontak mata
kurang, klien mandi menggunakan sabun dan gosok gigi mengunakan pasta gigi. Klien
berbicara jelas, klien mampu berkomunikasi sesuai dengan topik perbincangan, tidak
mudah pindah ketopik lain, mampu menjawab pertanyaan perawat sesuai yang ditanyakan.
Klien tampak lesu, kurang bergairah, klien lebih sering duduk sendirian, tapi mampu
memenuhi aktivitas secara mandiri. Pada saat dikaji klien tampak sedih karena ingin cepat
pulang karena sangat rindu pada keluarganya. Pada saat ditanya perasaanya saat tinggal
dirumah sakit, klien mengatakan dirinya selalu rindu pada keluarganya, ekspresi wajah
tampak sedih afek sesuai dengan stimulus.
Pada saat dilakukan wawancara, klien kooperatif, kontak mata kurang, tidak bermusuhan,
tidak curiga, klien berbicara seperlunya saja, terkadang klien menundukan kepalanya.
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit suka mendengar bisikan dan bayangan,
setelah masuk rumah sakit bisikan dan bayangan itu tidak ada lagi.
Pada saat wawancara pembicaraan klien koheren, sesuai dengan apa yang dibahas, klien
tidak mengulang – ulang pembicaraan, klien tidak mengalami bloking, sirkumtansial,
tangensial, ataupun kehilangan asosiasi. Pada saat dikaji, klien tidak menampakan adaya
obsesi, phobia, hipokondria, depersonalisasi, ide yang berkait, pikiran magis atau pun
waham.
Pada saat dikaji tingkat kesadaran klien tampak baik, orientasi klien terhadap waktu baik,
ditandai klien dapat menyebutkan pagi ini hari selasa tanggal 9 Agustus 2005, terhadap
seseorang baik ditandai dengan klien dapat menyebutkan dengan benar yang ada
dihadapannya yaitu suster Sri, terhadap tempat baik ditandai dengan dapat menyebutkan
bahwa ia berada di RSJ Bandung.
Klien mampu mengingat tahun kelahirannya yaitu 1979. Klien dapat mengingat bahwa
kerumah sakit jiwa diantar oleh orang tua dan adiknya. Klien mampu menyebutkan
kegiatan yang telah dilakukan dari bangun tidur
Pada saat dikaji konsentrasi klien pada suatu masalah klien mampu menjawab semua
pertanyaan perawat, klien masih bisa menghitung dengan hitungan sederhana yaitu : 10 +
10 = 20, 9 – 6 =3, 9 x 8 =72. Klien tidak mengalami gangguan penilaian ditandai dengan
klien dapat menilai hal – hal yang baik dan buruk misalnya, makan dulu atau mandi dulu,
klien mengatakan mandi dulu karena lebih segar terus makan. Klien menyadari bahwa
dirinya dirawat di Rumah sakit jiwa Bandung dan perlu pengobatan serta perawatan
Klien mengatakan apabila mempunyai masalah, tidak pernah menceritakannya kepada
siapapun, hanya memendamnya sendiri, klien seorang yang pendiam dan tertutup. Klien
mengatakan jarang bergaul dengan temannya dirumah karena klien malu dan belum akrab
dengan teman temanya. Klien mengatakan sekolahnya lulusan MTs tetapi ingin
melanjutkan sekolahnya ketingkat yang lebih tinggi, tetapi karena tidak punya biaya dan
umurnya yang sudah dewasa. Kien mengatakan tidak mempunyai pekerjaan yang tetap
tetapi hanya sebagai guru ngaji.
Klien mengatakan tahu tentang yang dialaminya sekarang. Klien menyadari kalau klien
mengalami gangguan jiwa disebabkan karena selalu dituntut oleh istrinya agar mempunyai
pekerjaan tetap dan tidak bisa membiayai hidup anak dan istrinya, karena klien hanya
mengaji dan mengaji. Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti asma,
hipertensi dan TBC, klien mengatakan belum pernah minum obat – obatan dan minuman
keras.
Therapi obat :
 Trihexifinidil 2mg : 3 x1 tablet peroral
 Lodomer 3 mg : 3 x 1 tablet peroral
 Chlofomazine 100mg : 001 tablet peroral

Tugas !
a. Masukkan data-data di atas ke dalam format asuhan keperawatan
b. Tentukan masalah-masalah keperawatan yang muncul
c. Buatlah pohon masalah dari kasus di atas
d. Tentukan diagnose keperawatannya sesuai prioritas
e. Buatlah rencana asuhan keperawatannya
KASUS JIWA III

Nn. A, 21 tahun, Belum Menikah, Diagnosa Medis; Psikotik Akut Sementara dibawa ke
RSJ Cisarua Cimahi. Sehari sebelum masuk rumah sakit, klien marah – marah, melempar
barang dan memukul. Sejak 6 bulan setelah klien lulus SMA (tahun 2003), dan tidak apat
melanjutkan kuliah karena tidak ada biaya, klien menjadi sering melaun, tidak mau bergaul
dan tidak mau membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Tiga minggu SMRS, klien jarang mandi, tidak mau makan maupun minum tanpa alasan,
klien sering melamun dan bicara sendiri. 10 hari SMRS klien mengalami demam tinggi,
lalu oleh keluarga dibawa berobat ke mantri dan dinyatakan gejala typus, kemudian diberi
obat empat macam(nara sumber tidak mengetahui nama obatnya). Setelah itu klien tidak
dapat tidur sama sekali dalam waktu empat hari berturut-turut, kemudian di hari berikutnya
klien hanya dapat tidur selama 3 – 4 jam perhari.
Lima hari sebelum masuk rumah sakit, klien jadi banyak bicara. Klien pernah lari keluar
rumah pada jam dua siang hari dan menyatakan bahwa ia melihat anak kecil hitam dan jin
hitam. Klien juga menjadi suka memakan makanan yang panas dan minum dari termos.
Satu hari SMRS klien memukul orang tuanya tanpa alasan yang jelas. Ketika dikaji, klien
mengatakan masih kesel pada keluarga, wajah tampak tegang, tatapan mata tajam.
Namun saat klien ditanya alasan masuk rumah sakit klien mengatakan tidak tahu mengapa
ia sampai dibawa ke rumah sakit. Klien belum pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya.
Saat klien kelas dua SMA klien menderita penyakit typus tapi tidak dirawat di RS. Klien
tidak pernah sakit asma, gastritis, hypertensi DM atau lainnya. Tidak anggota keluarga
yang menderita penyakit yang sama dengan klien. Kehilangan dua orang adik kembar saat
berumur 2 – 3 tahun , reaksi sedih tapi tidak menangis. Gagal masuk Universitas karena
nilai kurang
Pada Pengkajian fisik, didapatkan data; Kulit sawo matang dan bersih, tidak terdapat
penyakit kulit, rambut bersih, tidak mudah dicabut kuku pendek dan bersih. Suhu tubuh
37oC. Konjungtiva berwarna merah muda, tidak sianosis, akral teraba hangat, suara jantung
murni reguler, tidak ada hipotensi orthostatik , Capilary Reffil Time (CRT) < 3 detik,
tekanan darah (TD) 120/80 mmHg, dan nadi 72 x permenit. Bentuk dan pergerakan dada
simetris, hidung bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak menggunakan otot bantu
pernafasan, respirasi 20x permenit, dan suara nafas vesikuler. Bibir klien terlihat kering,
lidah berwarna merah muda, gigi klien tanpak kotor dan mulut bau. Gigi lengkap berwarna
kekuning – kuningan. Klien mengatakan tidak ada mual muntah. Klien tidak mau makan.
Perut nampak datar, klien belum BAB. Klien hanya makan satu sendok. BB 35 kg Tb 150
cm. Klien buang air kecil (BAK) 3-4 x/hari, klien BAK di kamar mandi dan selalu cebok,
tidak ada keluhan pada saat BAK. Klien tidak mengalami tremor pada tangan dan kaki,
klien dapat merasakan sensasi nyeri saat ujung balpoint ditekan pada kedua lengan dan
kaki klien, orientasi terhadap orang, waktu dan temapt buruk, klien mangatakan bahwa ia
berada di australia dan perawat dinyatakan sebagai Wina yaitu teman sekeloah klien dulu.
Tidak ada gangguan pada nervus kranial. Tidak terdapat kelainan pada ekstremitas atas dan
bawah, klien berjalan dengan menggerakkan tangannya, pandangan kedepan, klien dapat
bergerak bebas, cara berjalan tidak kaku. Kekuatan otot 5 5. Klien tidak mengalami
kelainan pada darah sepeti hemofili, thalasemia. Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
dan tidak memiliki penyakit gula. Klien dapat membaca dalam jarak 30 cm, klien tidak
mengalami penglihatan kabur, klien dapat mendengar detik jam dengan jarak 30 cm, klien
dapat membedakan bau teh dan bau kopi dengan mata tertutup. Klien dapat membedakan
sensasi panas dan dingin dengan menggunakan air hangat dan dingin. Klien dapat
membedakan rasa manis dan asin.
Klien mengatakan mulai tidur malam dari habis Isya (19.30) dan bangun pada jam 05.00.
Klien tidak mengalami gangguan dalam tidur, kadang-kadang klien suka tidur siang. Cara
klien berpakaian tanpak kusut
Sikap tubuh klien relaks, kadang klien duduk bersandar dan kadang pula klien duduk
membungkuk Pada saat interaksi klien terkadang mengalihkan kontak mata pada orang
yang diajak bicara. Kadang-kadang pandangan mata klien menghindar/ berpaling jika
diajak bicara. Cara bicara klien cepat, dengan volume yang keras, jelas. Klien banyak
bicara, hanya saja kadang inkoheren dan ada flight of idea. Klien selalu menanyakan
tentang hasil UMPTN, apakah namanya ada atau tidak. Jenis aktivitas yang dilakukan di
RSJ adalah mandi, merokok, selanjutnya klien duduk di kursi, tempat tidur sendiri, klien
selalu melamun dan terdiam tidak berinteraksi dengan orang lain. Selama interaksi klien
bersikap hati-hati karena ketidakbiasaan klien menceritakan masalahnya pada orang lain,
namun klien dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh perawat dan
menjawab sesuai dengan pembicaran. Klien hanya berbicara saat ditanya. Klien merasa
sedih karena klien tidak bisa berkumpul bersama keluarga. Klien merasa tidak diperhatikan
oleh keluarga dan teman-temannya, klien merasa semua yang dilakukannya selalu salah
dimata keluarga dan teman-temannya. Teman-temannya selalu berkata pada klien bahwa
klien orang yang aneh. Afek yang ditunjukkan sesuai tetapi terkadang datar. Saat bercanda
klien tampak diam, saat mengatakan dirinya sedih klien murung dan saat klien ditanya
tentang keinginannya pulang untuk bekerja lagi klien terlihat tersenyum.
Klien mengatakan sering mendengar Uanya berbicara dan menyuruhnya salat dan
mendengar suara hantu yang selalu datang ketika menyendiri. Bisikan dari Uanya yang
mengatakan dirinya salah selalu datang saat menyendiri dan sebelum tidur. Klien merasa
sedih saat suara-suara itu datang karena selalu mengatakan salah tentang dirinya dalam
berbuat sesuatu. Klien tidak mengalami ilusi, terbukti dengan klien mengatakan meja yang
jaraknya tidak jauh, dari mengatakan yang dipegang perawat adalah balpoint.
Klien tidak memiliki waham kebesaran, religi atau ingin menjadi sosok orang yang
dikagumi. Klien mengatakan dirinya Tutur anak miskin yang memiliki orang tua yang
hidup pas-pasan.
Klien dapat menyebutkan nama perawat dengan benar dan jelas, klien dapat mengatakan
bahwa sekarang klien dirawat di Rumah Sakit Jiwa Bandung dan klien dapat mengatakan
pada saat ini klien dirawat untuk yang ke-6 kalinya. Klien mengatakan ini hari jumat.
Klien dapat menyebutkan kembali nama perawat sebelum berbincang. Klien dapat
mengingat bahwa dirinya baru tiga hari dirawat di RSJ Bandung. Klien dapat menyebutkan
dirinya pernah sekolah di STM, dan dapat menyebutkan dirinya pertama kali masuk RSJ
tahun 2000.
Klien kadang melamun sehingga pembicaraan antara perawat dan klien terganggu karena
pertanyaan harus diulang beberapa kali supaya klien dapat berfokus pada topik
pembicaraan. Klien mampu berhitung, terbukti dengan klien dapat menjumlahkan dan
mengurangi, seperti 4 + 4 = 8 dan 4 - 4 = 0.
Klien belum mampu mengambil keputusan sendiri terbukti ketika perawat mengatakan
topik pembicaraan selanjutnya klien menyerahkan keputusannya kepada perawat. Tetapi
klien mampu menilai sikap yang baik dan buruk, misalnya menyelesaikan masalah dengan
dipendam adalah salah.
Klien tahu bahwa dirinya dimasukkan ke rumah sakit jiwa ini karena melamun, tidak
makan, mondar-mandir, sering kabur dan marah-marah sehingga ayahnya membawanya ke
RSJ Bandung.
Klien mengatakan bahwa setiap mempunyai masalah tidak pernah menceritakannya pada
orang lain, walaupun pada ibunya sendiri. Klien tidak mengetahui cara penyelesaian
masalah karena setiap klien mempunyai masalah selalu memendamnya sendiri akibatnya
klien merasa bebannya terasa bertambah sehingga klien sering menyendiri dan terkadang
marah-marah.
Klien puas dengan keadaan tubuhnya, karena semuanya biasa saja dan mempunyai fungsi
masing-masing. Klien menyadari sebagai seorang laki-laki dan statusnya yang belum
menikah. Klien adalah anak ke-5 dari 9 bersaudara, klien selalu menyelesaikan tugasnya
dengan baik, tetapi sejak menderita gangguan jiwa klien merasa tidak mampu untuk
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Klien berharap cepat sembuh, dan dapat kumpul
dengan keluarga, bisa menyelesaikan pekerjaan rumah seperti sebelum sakit serta dapat
diterima oleh masyarakat di sekitar rumahnya dan mempunyai banyak teman.
Klien mengatakan bahwa dirinya orang miskin tidak memiliki apa-apa dan banyak
kekurangan terutama uang, tidak seperti teman-temannya yang memiliki banyak uang.
Klien mengatakan dirinya tidak diperhatikan, tidak pernah diajak untuk mengobrol saat ada
kumpul-kumpul keluarga, dan di lingkungan rumahnya klien selalu diejek orang aneh.
Teman-teman di sekitar rumahnya tidak memperhatikan dia dan selalu tidak diajak jika
main, sehingga klien mengganggap dirinya tidak berguna.
Orang yang paling berarti bagi klien adalah Uanya. Klien merasa tidak tenang dalam
lingkungan rumah karena klien merasa tidak dihargai. Menurut klien, klien merasa tidak
berarti bagi keluarganya, karena klien tidak pernah diajak ngobrol.
Klien tidak banyak berinteraksi dengan teman sekamarnya, klien jarang ikut dalam
kegiatan di RSJ seperti senam dan karaoke bersama. Klien sering menyendiri dan tidak
kenal dengan teman-temannya yang satu ruangan ataupun satu kamar karena malu, dirinya
tidak berguna.
Apabila ada konflik dalam keluarga klien lebih memilih diam dan memendam masalahnya.
Di masyarakat klien tidak terlibat dalam kegiatan organisasi masyarakat, karena malu
dengan keadaannya dan klien selalu diejek oleh masyarakat sebagai orang aneh. Klien
senang menjadi seorang laki-laki. Klien tidak mengharapkan dirinya sebagai jenis kelamin
yang berbeda.
Klien yakin dengan adanya Tuhan, sebelum sakit klien selalu melaksanakan shalat 5
waktu, tapi sejak dirawat di RSJ klien tidak pernah melakukan kegiatan keagamaan karena
klien mengatakan bahwa di RSJ tidak ada fasilitas untuk beribadah.
Therapi :
Trihexifenidil (THF) 2 mg : 3x1 tablet peroral.
Chlorpromazine (CPZ) 100 mg : 1x1 tablet peroral.
Haloperidol 5 mg : 3x1 tablet peroral.

Tugas !
a. Masukkan data-data di atas ke dalam format asuhan keperawatan
b. Tentukan masalah-masalah keperawatan yang muncul
c. Buatlah pohon masalah dari kasus di atas
d. Tentukan diagnose keperawatannya sesuai prioritas
e. Buatlah rencana asuhan keperawatannya
TUGAS JIWA IV

Tn. A, 22 tahun, Tidak kawin, dibawa ke RSJ Riau. Sebulan yang lalu klien di PHK dari
pekerjaannya karena saat bekerja klien sering malamun dan pekerjaannya tidak beres.
Setelah di PHK, klien mengatakan bahwa dirinya merasa putus asa dan mulai saat itu klien
terlihat semakin sering melamun dan jarang berbicara meskipun sedang berkumpul dengan
keluarga. Seminggu kemudian klien mulai terlihat mengurung diri di kamar, berteriak
seperti ketakutan, tidak mau makan, susah tidur dan gelisah. Saat ditanya oleh keluarga,
klien mengatakan melihat keranda mayat terbang yang menghampirinya.
Ketika dikaji, klien mengatakan masih melihat keranda mayat terbang menghampirinya,
hal itu sering terjadi di malam hari ketika klien mau tidur.
Keluarga mengatakan tiga hari sebelum masuk rumah sakit klien terus menerus berada di
kamarnya, menyendiri, berteriak-teriak ketakutan, tidak tidur dan makan hanya sedikit
(makan dibantu keluarga ; tiga sendok makan sekali makan) dan karena melihat kondisi
klien yang semakin parah, keluarga membawa klien ke Rumah Sakit Jiwa Bandung.
Pada bulan Januari 2005, klien dan keluarga mengatakan bahwa klien pernah dirawat di
Yayasan Medika Waluya selama dua minggu karena menunjukan gejala gangguan jiwa
seperti, diam terus-menerus, makan sangat sedikit, tidak tidur, tidak mau bicara dan
bergaul dengan orang lain serta gelisah.
Semenjak tiga bulan yang lalu, klien tidak kontrol dan tidak minum obat karena klien dan
keluarga menyangka klien sudah sembuh. Selain itu klien mengatakan bahwa dirinya
berhenti minum obat karena disuruh oleh keluarga terutama ayahnya. Keluarga
berpendapat bahwa jika klien tidak menunjukan gejala – gejala gangguan jiwa berarti klien
sudah sembuh dan tidak perlu berobat lagi. Obat yang biasa diminum di rumah :
Haloperidol 1,5 mg 3 X 1 mg perhari peroral, Triheksifenidil 2 mg 3 X 1 perhari peroral,
Amitriptilin 10 mg perhari peroral.
Sekitar dua bulan yang lalu, klien pernah dipaksa oleh ayahnya untuk menikahi wanita
pilihan ayahnya, sedangkan klien sudah memiliki calon sendiri. Klien tidak berani
menolak dan tidak berani berbicara pada keluarga bahwa klien telah mempunyai pilihan
sendiri. Mulai saat itu klien sering melamun meskipun sedang berkumpul dengan yang
lain. Klien mengatakan bahwa dirinya bingung dan tidak tahu harus melakukan apa pada
saat itu.
Klien dan keluarga mengatakan bahwa klien tidak pernah sakit fisik yang berat yang
menyebabkan klien harus dirawat di rumah sakit. Klien tidak mempunyai riwayat penyakit
asma, gastritis atau lainnya.
Menurut klien dan keluarga, ua (kakak ayah klien sekarang sudah meninggal karena
tertabrak mobil) pernah menunjukan gejala gangguan jiwa (diam terus menerus, tidak mau
makan, tidak bisa tidur, tidak mau bicara dengan orang lain dan sering bicara sendiri) tetapi
tidak diperiksa dan dirawat.
Klien mengatakan merasa sangat kehilangan pekerjaan sewaktu di PHK karena menurut
klien pekerjaannya itu merupakan pekerjaannya yang pertama dan sebagai salah satu cara
untuk membalas budi orang tuanya. Klien mengatakan dengan berhenti dari pekerjaannya
klien kehilangan teman-temannya. Klien mengatakan merasa putus asa saat mengetahui
dirinya di PHK.
Klien mengatakan sangat kecewa sewaktu tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi, karena cita-citanya sebagai sarjana teknik tidak mungkin bisa tercapai jika tidak
kuliah. Klien mengatakan tidak melanjutkan kuliah karena dilarang oleh bapaknya dengan
alasan tidak ada biaya.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan hasil; Rambut berwarna hitam dan tampak acak-
acakan, distribusi merata, kulit kepala lengket dan kotor, klien mengatakan belum cuci
rambut dengan memakai shampo sejak lima hari yang lalu, turgor kulit baik, terbukti bila
dicubit dapat kembali dengan cepat, keadaan kulit lengket, klien mengatakan sudah tiga
hari yang lalu mandi tidak memakai sabun karena sabunnya hilang. Klien mengatakan
biasanya mandi 1 kali sehari pagi saja karena sore harinya malas dan terasa dingin, tidak
ditemukan adanya tanda-tanda penyakit kulit, kuku klien panjang dan kotor. Klien
mengatakan bahwa mandi dua kali sehari dengan memakai sabun, cuci rambut tiga kali
seminggu memakai shampo, serta gunting kuku penting jika kita banyak bergerak,
berkeringat dan terkena matahari. Konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna
putih, tidak ada kebiruan pada kuku, akral teraba hangat, CRT < 3 detik, bunyi jantung S1
dan S2 murni regular. Tidak ada peningkatan jugularis vena pressure (JVP), tekanan darah
110/80 mmHg pada saat berbaring dan 90/70 mmHg saat duduk, nadi 90 x/menit. Klien
mengeluh sering pusing saat berubah posisi terutama dari posisi telentang ke duduk atau
berdiri. Bentuk hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret.
Bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris. Bunyi paru resonan, suara napas bersih
dengan ferekuensi 22 x/menit. Tidak ada keluhan batuk atau sesak napas. Bibir kering dan
simetris, mukosa mulut lembab, tidak ada karies pada gigi, tidak ada nyeri menelan, tonsil
tidak mengalami pembengkakan. Uvula bergerak bebes sewaktu mengatakan "ah". Nafsu
makan baik, klien mengatakan kadang-kadang merasa mual setelah minum obat tetapi
tidak pernah sampai muntah, abdomen datar, bising usus 10 kali/ menit. Klien makan tiga
kali sehari dan habis satu porsi. BAB teratur satu kali perhari dengan konsistensi lembek.
Klien mengatakan BAK lancar, tidak mengalami keluhan, frekuensi BAK tidak dihitung,
tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, minum 7 – 8 gelas perhari. Klien seorang laki-
laki dan belum menikah. Ekstremitas atas dan bawah simetris. Tidak ada kelainan pada
bentuk tulang belakang. Pergerakan bebas tapi lambat, tidak ada pergerakan yang tidak
disadari, kekuatan otot. Klien tidak mengalami kelainan darah. Tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid, paratiroid dan getah bening, tidak terdapat ginekomastia. Kesadaran klien
kompos mentis, tidak terdapat tremor pada ekstremitas terbukti saat disimpan kertas pada
telapak tangan kertas tidak bergetar. Klien dapat membaca tulisan pada papan nama
perawat dengan jarak 30 cm tampa alat bantu, klien mengatakan sering mengalami
penglihatan seperti berkabut. Klien dapat membedakan bau masakan, kayu putih dan sabun
dengan benar. Klien dapat menjawab pertanyaan dengan benar tanpa harus mengulang
pertanyaan. Klien dapat membedakan rabaan kasar dan halus. Klien dapat membedakan
rasa asin, manis dan pahit pada makanan dan obat. Menurut klien, malam tadi tidurnya
nyenyak, klien tidak tahu mulai tidur jam berapa dan bangun jam berapa karena tidak ada
jam, klien mengatakan bangun hanya satu kali karena ingin BAK, tetapi langsung tertidur
kembali. Klien biasanya tidur siang 1-2 jam perhari.
Klien berpenampilan dan berpakain seragam serta sesuai dengan usia dan norma yang
berlaku, klien mengatakan tidak perlu rapih karena tidak akan jalan - jalan kaluar dari
rumah sakit. Sikap klien tekesan tegang, terlihat sering duduk sendiri dan terlihat malamun.
Saat berkomunikasi klien terlihat sering menunduk, tetapi masih bisa berkonsentrasi. Klien
berbicara dengan volume suara yang tidak terlalu tinggi, bicara klien dimengerti, klien
tidak mengalami gagap atau mengalami gangguan bicara yang lain.
Aktivitas klien lamban, tidak banyak bergerak dan terlihat hanya duduk melamun
meskipun berkumpul dengan klien lain. Klien pernah ke ruang rehabilitasi karena diajak
perawat lain. Klien mengatakan ingin mengobrol dengan yang lain tetapi malu untuk
memulainya. Klien kooperatif ketika dilakukan pengkajian. Klien banyak diam dan hanya
berbicara dan menjawab jika ditanya saja.
Klien mengatakan hari ini dirinya bahagia karena akan dikunjungi oleh keluarganya. Klien
mengatakan merasa lebih enak dan nyaman dari pada saat baru datang ke rumah sakit.
Klien menunjukan afek yang sesuai dengan perasaannya, hal ini terbukti saat klien
menceritakan hal yang membahagiakan menurutnya, klien tersenyum dan ketika
menceritakan saat klien di PHK klien terlihat sangat sedih.
Klien melihat keranda mayat terbang yang mendekati dirinya dan mendengar suara laki –
laki yang menyuruh supaya jangan ngobrol dan bergaul dengan orang lain, klien
mengatakan tidak tahu alasannya mengapa suara tersebut menyuruhnya demikian. Klien
mengatakan sering melihat keranda mayat dan suara laki – laki tersebut ketika klien sendiri
dan melamun, baik itu pada malam ataupun siang hari. Tetapi, menurut klien yang paling
sering adalah pagi hari setelah bangun tidur. Klien mengatakan sangat takut jika melihat
keranda mayat terbang tersebut. Klien mengatakan biasanya jika melihat keranda mayat
terbang, klien menutup mata dan beristigfar, kadang – kadang keranda tersebut hilang
kadang masih terus ada. Ketika mendengar suara atau bisikan, klien menuruti kata-kata
tersebut dengan menghindar dari orang lain, karena jika tidak dituruti suara – suara
tersebut terdengar lebih keras dan menakutkan. Klien tidak mengalami ilusi dan hal ini
terbukti klien menyebutkan dengan benar bahwa yang dipegang perawat adalah lampu
senter. Klien tidak mengalami waham, obsesi atau fobia.
Klien mengenal perawat, tetapi lupa namanya, klien mengenal salah satu teman
sekamarnya yaitu Tn. A. Klien mengatakan bahwa sekarang dirinya berada di Rumah Sakit
Jiwa, klien mengetahui bahwa rumahnya di Sekeloa Bandung. Klien mengetahui bahwa
saat pengkajian siang hari, klien mengatakan bahwa sekarang bulan Agustus tahun 2005,
tetapi lupa tanggalnya
Klien menyebutkan sebelum diperiksa, klien ngobrol dengan Tn. A, lalu makan dan minum
obat. Klien mampu mengingat dan menyebutkan bahwa sekarang merupakan untuk yang
pertama kali dirinya berada di Rumah Sakit Jiwa Bandung. Selain itu, klien mengatakan
kemarin kakaknya datang tetapi tidak boleh bertemu oleh petugas. Klien mengatakan
dirinya dibawakan oleh – oleh berupa kue dan rokok. Klien mengatakan bahwa dirinya
lahir 27 Agustus 1983 dan hari kemerdekaan Indonesi yaitu 17 agustus 1945.
Klien mampu menyebutkan bahwa benda yang ditunjukan perawat adalah pulpen dan
senter setelah sebelumnya diperlihatkan lalu disembunyikan dan menyebutkan angka-
angka yang sebelumnya disebutkan. Klien dapat menyebutkan bahwa 2 x 2 x 2 = 8
Klien menganggap bahwa berdoa itu hal yang baik untuk dilakukan dan melamun
merupakan perbuatan yang kurang baik. Klien mengatakan dirinya dibawa ke rumah sakit
karena tidak mau makan, tidak bisa tidur, sering melamun, dan berteriak – teriak karena
ketakutan. Klien mengatakan bahwa dirinya stres tetapi tidak gila.
Klien mengatakan jika dirinya mempunyai dan mangalami kesulitan klien memendamnya
sendiri dan dilamunkan bahwa masalah tersebut tidak ada karena takut menyusahkan orang
tuanya. Klien malu jika harus bercerita kepada orang lain. Klien mengatakan dengan diam,
masalah bisa hilang dengan sendirinya, meskipun hal tersebut menyebabkan klien sakit
hati. Klien mengatakan tidak mengetahui cara yang paling baik untuk mengatasi masalah.
Klien mengatakan dirinya menyukai seluruh bagian tubuh meskipun tidak ada yang
istimewa. Klien adalah seorang anak, belum menikah dan tidak bekerja. Klien mengatakan
bahwa sebagai anak untuk saat ini tidak bisa menjadi anak yang bisa membahagiakan
keluarganya, tetapi klien berharap suatu saat menjadi anak yang berguna. Klien
mengatakan bahwa dirinya ingin cepat keluar dari Rumah Sakit Jiwa. Klien mempunyai
cita – cita menjadi sarjana teknik, tetapi sekarang klien sadar bahwa hal itu sulit terwujud.
Tetapi, klien mengatakan untuk menjadi orang yang berguna tidak harus sekolah tinggi.
Klien bertekad setelah keluar dari rumah sakit dirinya akan kembali bekerja sehingga dapat
membantu keluarga dan menjadi orang yang berguna kembali. Klien mengatakan malu
berada di Rumah Sakit dan oleh karena hal ini klien bertekad tidak mau masuk lagi ke
Rumas Sakit Jiwa. Klien mengatakan bahwa dirinya jago dalam main gitar. Hal ini
menurut klien merupakan kelebihannya. Sedangkan untuk kekurangan, klien mengatakan
dirinya tidak bisa bergaul dengan baik dan tidak bisa memulai pembicaraan.
Klien mengatakan orang yang paling berarti bagi dirinya adalah keluarga terutama ibunya.
Klien mengatakan dirinya jarang bergaul dengan masyarakat sekitar. Klien mengatakan
bahwa keluarga sangat berarti baginya dan klien merasa bahwa keluarganya
mengharapkan dia untuk cepat pulang terutama ibunya. Namun, menurut klien ayahnya
yang galak seperti tidak memperhatikan dirinya lagi.
Klien jarang mengobrol dengan klien lainnya, hanya terlihat mengobrol sekali - kali
dengan Tn. A. Klien mengatakan merasa malu dan takut untuk memulai pembicaraan
seandainya saat ngobrol tiba – tiba klien melihat keranda mayat terbang atau mendengar
suara laki-laki yang menyuruhnya untuk tidak mengobrol dengan orang lain. Menurut
keluarga, dari kecil klien mempunyai sifat pemalu dan tertutup serta sering mengalah pada
siapapun. Klien mengatakan bahwa dirinya sering bertengkar dan dimarahi oleh ayahnya,
tetapi klien tidak berani membantah dan lebih sering mengurung diri di kamar jika
dimarahi ayahnya. Klien mengatakan disuruh oleh keluarganya untuk tidak kontrol dan
berobat lagi karena klien sudah sembuh. Keluarga mengatakan jika anaknya sudah keluar
dari rumah sakit dan tidak menunjukan gejala seperti sakit jiwa obatnya sudah tidak perlu
lagi. Klien mengatakan jarang berkumpul dengan masyarakat sekitar dan tidak pernah
mengikuti kegiatan organisasi apapun di lingkungannya. Klien merasa puas sebagai
seorang laki - laki. Klien tidak mengharapkan menjadi jenis kelamin yang berbeda. Klien
ingin menikah dan mendapatkan istrri yang sekiranya mau menerima kondisi dan menjadi
isteri yang baik untuknya
Klien mengatakan dirinya beragama Islam dan rajin shalat serta berdoa. Menurut klien
selama di RSJ dirinya melaksanakan shalat dan berdoa. Klien mampu beradaptasi dengan
ligkungan, dan klien mengatakan ingin mempunyai banyak teman. Menurut klien jika
nanti mempunyai masalah, klien akan mencoba memecahkan sendiri dahulu, jika belum
bisa diselesaikan, klien akan mencari pertolongaan orang lain dengan cara membicarakan
dengan keluarga atau teman yang bisa dipercaya.
Terapi
Stelazin 5 mg 3 X 1 Perhari Peroral
Triheksifenidil 2 mg 3 X 1 Perhari Peroral
Amitriptilin 25 mg 1X Perhari Peroral
Clorfomazid 100 mg 1X Perhari Peroral

Tugas !
a. Masukkan data-data di atas ke dalam format asuhan keperawatan
b. Tentukan masalah-masalah keperawatan yang muncul
c. Buatlah pohon masalah dari kasus di atas
d. Tentukan diagnose keperawatannya sesuai prioritas
e. Buatlah rencana asuhan keperawatannya
KASUS JIWA V

Tn. T, 22 Tahun, Belum Menikah, Diagnosa Medis; Skizoprenia Paranoid dibawa ke RSJ
Riau. Klien masuk RS dengan alasan Ngamuk, marah-marah pada ibu, bicara kacau,
gelisah.  3 minggu yang lalu klien menunjukan gejala tidak mau minum Obat dikarenakan
klien merasa sudah sembuh ( putus obat dan bingung lagi akhirnya klien dibawa ke RSJ
riau untuk yang ketiga kalinya ).
Ketika dikaji klien mengatakan “Saya masih kesal”, tatapan mata tajam, tangan agak
mengepal.
Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan dirawat di RSJ untuk yang ketiga
kalinya. Pada tahun 2003, juli 2004 dengan alasan ngamuk-ngamuk dan marah-marah,
serta merusak lingkungan. Menurut pengakuan klien pernah menggunakan alkohol dan
obat-obat terlarang Pada saat ini klien keluar SMP.
Menurut pengakuan klien dulu dan sekarang klien tidak pernah menderita penyakit fisik
seperti Asma, gastritis, Hipertensi, kencing manis dan yang lainnya. Menurut pengakuan
klien, dikeluarga ada yang pernah mengalami gangguan jiwa yaitu kakak sepupu yang
pernah dirawat 2 kali di RSJ Bandung.
Pada Pengkajian Fisik didapatkan data; Kulit tampak bersih, kuku panjang dan kotor,
distribusi rambut merata. Rambut kotor dan teraba lengket, suhu tubuh 36,7 C klien
mengatakan mandi 1 X / hari. Klien mnegatakan keramas malas pakai shampo.
Konjungtiva warna merah muda, nadi teraba kulit dengan frekwensi 84 x / menit, tekanan
darah 120/80 mmHg, suara jantung  dan T2 murni dan reguler. Klien mngatakan tidak
pusing saat perubahan posisi dari tidur ke duduk. Bentuk hidung simetris, tidak terdapat
sekret, tidak terdapat PCH, tidak terdapat oto bantu pernafasan. Suara nafas vesikuler,
frekwensi nafas 18 x / menit. Bentuk biibir simetris, bibir tampak kering, makosa mulut
warnanya merah muda, gigi kotor, kuning terasa bau, gigi lengkap reflek menekan baik,
bentuk abdomen datar, bising usus 8 x / menit, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
distensi abdomen. Tidak terdapat distensi kandung kemih, tidak terdapat nyeri tekan pada
daerah supra pubis, klien mengatakan tidak ada keluhan saat Bab, frekwnsi Bab 3-4 x /
hari. Terdapat tremor pada tangan , wajah sangat simetris saat tersenyum, leleuasa bergerak
saat klien menhatakan ‘ Ah “, reflek menelan baik, klien dapat menoleh kesamping kiri dan
kanan,lidah dapat digerakan kesegala arah. Cara berjalan normal, tidak terdapat kelainan
pada tulang belakang, posisi klien saat berjalan lurus, pergerakan ekstrimitas tasa dan
bawah bebas, kekuatan otot 5 5 reflek bisep ++ / ++, trisep ++ / ++, potela ++ / ++ ,
babiski -- / --. Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit darah, konjungtiva merah
muda CRT kembali dalam waktu kurang dari 3 detik. Tidak terdapat pembesaraan KGB,
kelenjar tiroid tidak teraba, tidak terdapat polipagi, polidipsi, poli uri. Klien dapat
membaca papan nama perawat pada jarak  30 cm tanpa menggunkan alat bantu, klien
dapat mendengar pertanyaan dari perawat tanpa harus diulang, klien dapat membedakan
bau makanan dan bau pesing, klien dapat merasakan panas dan dingin, klien mengatakan
manis saat makan semangka, asin saat makan nasi goreng, dan pahit saat minum obat.
Klien berpakaian bersih, klien menggunakan pakaian ruanagan dan mengganti 1 x / hari.
Sikap tubuh klien kaku saat duduk dan ngobrol dengan perawat. Kontak mata kurang dan
mudah berpaling, sering menunduk. Frekwensi bicara tertahan, volume lembut, sulit
dimengerti, sedikit bicara, koheren, pada saat pertama kali berkomunikasi dengan perawat.
Tingkat aktivitas klien lamban, terdaopat NC, tidak ada isyarat tubuh seperti maherisme,
kompulsi. Selama wawancara, klien tampak hati-hati dan curiga, banyak diam, berbicara
jika ditanya saja oleh perawat, kontak mata kurang, klien banyak menunduk.Perasaan klien
saat dikaji takut karena melihat ada orang yang memperhatikannya ketika divalidasi orang
tersebut tidak ada. Klien menunjukan afek yang sesuai muka, klien tampak tegang, sikap
tubuh dekortikasi sambl memegang tangan perawat. Klien mengalami halusinasi
penglihataan isinya, melihat orang yang memperhatikannya, kenal dengan orang yang
dilihatnya. Halusianasi muncu tidak tahu kadang pagi, sore-sore, saat klien sedang
menyendiri. Perasaan klien saat halusinasi muncul kadang bingung, kadang takut. Pada
saat halusinasi muncul klien diam atau meratap kembali halusinasinya. Klien tidak
mengalami Ilusi dibuktikan dengan klien bisa menebutkan apa yang ditunjukan perawat
adalah pinsil. Klien tidak ada letihan, Hipokordria, ideas yang terkait, tidak ada pemikiran
yang logis, nibirilistik, obsesi, kobia, depersonalisasi, dan neologis. Klien mampu
menyebutkan nama perawat, nama saudaranya. Klien menyebutkan bahwa dirinya berada
di Rumah Sakit Jiwa. Klien tidak mampu menyebutkan Tahun dan bulan sekarang. Klien
mampu menyebutkan kembali nama perawat setelah berkenalaan. Klien mampu
menyebutkan tanggal masuk ke RSJ, yaitu tanggal 17 januari. Klien mampu menyebutkan
tahun kelahirannya yaitu tahun 1983. Konsentarsi mudah beralih, tiap ada orang lewat
klien terus menegoknya sampai dia tidak terlihat lagi. Klien mampu berhitung dengan
dibukakan dengan mampu menghitung saudaranya. Klien mengatakan bahwa marah-marah
pada buktinya tidak baik karena dosa. Klien tidak mampu mengungkapkan penebab masuk
rumah sakit jiwa dan klin tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa.
Bila klien mengalami kesulitan dan ada masalah klien biasanya bercerita pada bunga dan
diam, klien tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah yaitu bercerita pada ibunya dan
merasa lega tetapi klien juga mengatakan ada masalah yang tidak bisa diceritakan pada
orang lain . klien hanya diam dan menyelesaikan sendiri. Menurut klien penyelesaian
maslahnya selama ini baik dan membuat perasaan lega.
Klien menyukai seluruh bagian tubuhnya. Klien seorang anak, pada awalnya klien melihat
dirinya bingung apakah dia laki-laki atau perempuan. Klien tidak mampu membedakan
antara laki-laki dan perempuan. Pada awal pengkajian klienpun mengharapkan jenis
kelamin perempuan. Klien berharap dirinya cepat sembuh dan berkumpul dengan keluarga,
klienpun berharap setelah keluar dari sini mau membersihkan tatonya, ikut sekolah
persamaan( ujian persamaan ) dan bekerja dengan kakaknya di dinas perikanan, bermain
gitar bagus. Menurut klien kelebihannya adalah klien mampu bermain gitar dan bernyanyi
kekurangannya adalah mentalnya lemah dan mudah menciut bila dibandingkan dengan
orang lain kadang klien merasa iri terhadap orang lain yang lebih baik darinya dan ingin
sepertinya. Orang yang berarti dalam kehidupan klien tempat mengadu, bicara dan
meminta bantuan adalah ibunya. Klien merasa tenag dengan lingkungan yang dada
dirumah, yang tenag, dan tidak terlalu ribut dan damai.
Menurut klien keluarga mengangggap klien orang yang berarti. Dirumah sakit klien
awalnya berinteraksi dengan perawat tidak dengan pasien karena klien lebih senag
menyendiri, diam, dan tidak mau ngobrol dengan pasien lain. Jika ada masalah dalam
keluaraga klien hanya diam dan memendamnya. Klien lebih banyak menyendiri, diam dan
melamun. Klien merasa bingung apakah klien laki-laki atau perempuan. Klien mengatakan
ingin pacar jilbab seperti perawat.
Klien menganggap bahwa semua agama, oleh karena itu klien menganggap Tuhan itu
sama. Tetapi klien yakin penyakitnya akan disembuhkan oleh Tuhan. Klien yakin akan
adanya kekuatan yang melebihinya. Klien tidakmmelaksanakan kegiatan keagamaan
Klien akan mencoba untuk berinteraksi dengan orang lain, bergaul ke luar rumah, dan tidak
terus menyendiri. Jika klien mempunyai masalah, dia akan mencoba menyelesaikannya.
Therapi
 Haloperidol 5 mg 3x1 PO
 Trihexypenidil 2 mg 3x1 PO
 Chlorpomazine 100 mg 001 PO
 New diatab 3x2 PO

Tugas !
a. Masukkan data-data di atas ke dalam format asuhan keperawatan
b. Tentukan masalah-masalah keperawatan yang muncul
c. Buatlah pohon masalah dari kasus di atas
d. Tentukan diagnose keperawatannya sesuai prioritas
e. Buatlah rencana asuhan keperawatannya
KASUS JIWA VI

Menurut catatan medis Klien masuk ke RSJ Provinsi Jawa barat Tanggal 28 Oktober 2014
dianter oleh keluarganya. Menurut keluarga Klien kurang lebih 2 minggu sebelum masuk
ke RSJ selama dirumah klien menunjukan gejala marah – marah bahkan sampai mengamuk
, bicara sendiri, kurang tidur , kurang makan dan keluyuran tanpa tujuan. Keluarga tidak
tahu cara menanganinya , akhirnya klien di bawa ke RSJ Provinsi Jawa barat.
Pada saat dilakukan pengkajian Tanggal 20 November 2014 jam 09.00 wib. Klien tampak
menyendiri , tidak mau bergabung dengan orang lain , pada saat wawancara klien
mengatakan malas untuk berinteraksi dengan orang lain , klien hanya menjawab bila
ditanya sambil menundukan kepala dank lien mengatakan masih suka mendengar suara –
suara tapi sudah jarang.
Sebelumnya Klien belum pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah pula dirawat di
RSJ. Klien mengatakan belum pernah mengalami penganiayaan fisik oleh orang tua
maupun oleh orang lain. Didalam anggota keluarga klien , tidak ada yang menderita
gangguan jiwa dan tidak ada yang mengalami keadaan seperti klien saat ini. Pengalaman
yang tidak menyenangkan yaitu terjadi pada saat Ayahnya meninggal, itu terjadi pada saat
klien berusia 10 Tahun.
Terdapat memar – memar di kedua pergelangan tangan bekas klien di ikat sewaktu klien
mengamuk pada saat dirawat di Ruang koswari.
Genogram

Keterangan :
= Laki-laki
= Meninggal
= Perempuan
= Meninggal
= Klien
----- = Tinggal serumah

Klien adalah anak ke lima dari lima bersaudara , Klien tinggal serumah dengan ibu dan
kakaknya yang paling tua . klien jarang berkomunikasi dengan ibu dan kakaknya karena
klien merupakan orang yang mempunyai kepribadian tertutup. pola asuh klien sejak
ayahnya meninggal Klien tinggal bersama ibu dan kakak – kakaknya . pengambil
keputusan ada ditangan kakaknya yang paling tua.
Pada saat dikaji klien mengatakan kadang – kadang masih mendengar suara – suara yang
tidak jelas, itu pun jarang. Pada saat klien menjawab , klien menjawab dengan suara pelan
dan klien hanya mau menjawab bila ditanya , tanpa ada kontak mata dengan lawan bicara.
Klien tampak letih kurang bersemangat , klien selalu mengikuti kegiatan rutin tetapi
kurang bersemangat , selebihnya klien hanya berbaring ditempat tidur menyendiri dan
sering melamun.
Klien mengatakan , klien menyukai seluruh bagian tubuhnya. Klien merasa sebagai
seorang laki – laki. Klien berperan sebagai seorang anak ke lima atau bungsu , tugas klien
di rumah yaitu membantu kakaknya beres – beres rumah. Klien ingin cepat pulang dan
jika nanti klien sudah pulang klien akan mencari pekerjaan. Klien merasa malu karena ia
merasa membebani keluarganya karena ia belum bekerja.
Selama wawancara klien cukup kooperatif namun kontak mata kurang dan kadang –
kadang membuang pandangan dan melihat kerah jendela. Saat dikaji penampilan klien
cukup bersih , kuku tangan tampak panjak dan terlihat kotor , gigi kotor , cara berpakaian
sesuai ( tidak terbalik ) .
Klien jarang mengikuti kegiata di masyarakat hanya sekali – kali apabila ada kerja bakti.
Klien mengatakan , klien malas bila berhubungan dengan orang lain. Menurut pengakuan
klien orang yang paling dekat dengan klien adalah kakak perempuannya yang no tiga .
Klien seorang beragama islam yang tidak terlalu taat , klien suka melaksanakan sholat
sebelum sakit walau pun jarang – jarang, selama di RS klien suka melaksanakan sholat
tetapi dengan motifasi perawat.
Klien tampak sedih, murung , tidak tampak atau tidak pernah kelihatan ceria. Selama
interaksi dalam menjawab pertanyaan klien dapat menjawab dengan baik dan langsung ke
pokok pertanyaan. Afek datar klien tampak acuh , waktu wawancara klien tidak
menunjukan perubahan mimik muka. Selama pengkajian dan interaksi klien tidak
mengalami gangguan isi fikir maupaun waham. Pada saat dilakukan pengkajian klien tidak
mengalami gangguan kesadaran maupun disorientasi terbukti klien mengetahui tempat,
waktu dan orang. Klien mampu mengambil keputusan tanpa bantuan ketika dihadapkan
dua pilihan sederhana dicontohkan dengan klien memilih cuci tangan dulu atau makan
dulu. Klien memilih cuci tangan dulu.
Kemampuan klien berkonsentrasi dan berhitung sederhana cukup baik, terbukti pada saat
klien ditanya ada berapa tempat tidur dikamar klien , klien dapat menjawab dengan tepat
dan benar. Kemampuan memori klien cukup baik terbukti klien mampu mengingat
kejadian jangka panjang, jangka pendek maupun saat ini. Terbukti ketika ditanya tanggal
lahir, tadi pagi makan sama apa, dan kegiatan yang baru klien lakukan , klien mampu
menjawab dengan baik. Saat diwawancara apa alasan klien dibawa kesini , klien tidak
mengetahuinya hanya tahu setelah ada di RS saja.
Klien mampu melakukan makan secara mandiri tanpa bantuan orang lain, klien makan 3 x
sehari porsi makan habis tidak ada alergi terhadap makanan , klien mampu merapikan
sendiri alat makan tanpa motifasi dari perawat. Klien mampu BAB / BAK dikamar mandi
dan mampu membersihkannya secara mandiri. Klien mandi satu kali sehari dan
melakukannya secara mandiri. Klien mampu berpakaian dengan sesuai. Klien di RS
minum obat teratur dan sesuai dengan waktunya, obat selalu diberikan oleh perawat setiap
klien sudah makan. Klien mengatakan jarang sakit, walaupun sakit klien hanya makan obat
dari warung. Aktivitas dirumah klien hanya membantu kakaknyan untuk beres-beres di
rumah. Klien mengatakan jarang berinteraksi dengan orang lain hanya sekali-kali kalau
kewarung dengan berjalan kaki.
Ketika menghadapi masalah biasanya klien berbicara dengan kakak perempuan yang no 3
(adaftif) tetapi kadang hanya disimpan sendiri dan hanya mengurung diri dikamar (mal
adaftif)
Diagnosa medic : Skizofrenia Hebrefenik
Therapi :
- Clorpomazin 100 mg 1x1
- Haloporidol 2x1
- Trihxyphenidil 2x1
Tugas !
a. Masukkan data-data di atas ke dalam format asuhan keperawatan
b. Tentukan masalah-masalah keperawatan yang muncul
c. Buatlah pohon masalah dari kasus di atas
d. Tentukan diagnose keperawatannya sesuai prioritas
e. Buatlah rencana asuhan keperawatannya

Anda mungkin juga menyukai