Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAN DI INDONESIA

DI SUSUN
OLEH :
KELOMPOK 1
1. MARIA WORA DEGHU (2016610053)
2. PAULINA MUDA BARU (2016610114)
3. BOBBY N. L. D. OLIVIERA (2017610020)
4. HENIADRIANUS NGONGO (2017610042)
5. RICARDO AMARAL (2017610081)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul
“sejarah pendidikan kewarganegaraan di indonesia ”.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas yang
diberikan kepada kami dengan tujuan agar mahasiswa dapat membaca, memahami
dan mempelajari tentang sejarah munculnya pendidikana kewarganegaran di
indonesia.
Kami menyadari bahwa tidak ada ganding yang tak retak. Makalah yang kami
susun ini tak luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya,
kami sebagai penyusun makalah ini sangat mengharapkan adanya kritikan dan
saran yang membangun dari para pembaca.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih………..

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin….


DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………….........I

DAFTAR ISI…………………………………………………………….…….....II

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..…….....4

1.1. Latar Belakang……………………………………………..……..


………….4
1.2. Rumusan masalah………………………………………………..
…………..5
1.3. Tujuan
masalah................................................................................................5

BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………….....6

2.1. Sejarah pendidikan


kewarganegaran............................................................6
2.2. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan
.......................................8
2.3. La ctar belakang pendidikan
kewarganegaraan............................................10
2.4. Tujuan pendidikan
kewarganegaraan..........................................................12
2.5. Perkembangan pendidikan kewarganegaran di
Indonesia.........................12
BAB III PENUTUP……………………...……………………...
………….........15
3.1. kesimpulan.....................................................................................................15
3.2. saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...…................16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Pendidikan  kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan
diseluruh dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah dan nama. Mata kuliah
tersebut sering disebut sebagai civic education, citizenship education dan bahkan
ada yang menyebut sebagai democracy education. Mata kuliah ini memiliki
peranan yang strategis dalam mempersiapkan warganegara yang cerdas,
bertanggung jawab dan berkeadaban. Berdasarkan rumusan “Civic Internation”
pada tahun 1995, disepakati bahwa pendidikan demokrasi penting untuk
pertumbuhan civic culture, Untuk keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan
pemerintah demokrasi.
Dalam pembelajaraan Pendidikan Kewarganegaraan harus diberikan materi
pada mata kuliah keada seluruh Mahasiswa pada Perguruan Tinggi, dan diberikan
pada jenjang pendidikan dasar,mengenah pertama dan menengah atas, sekolah
seharusnya dikembangkan sebagai tatanan sosial yang kondusif atau memberi
suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik. Sekolah
sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai
pusat  pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang
mampu memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokrasi. Dalam makalah
ini akan dijelaskan pengertian, latar belakang lahirnya dan tujuan pendidikan
kewarganegaraan.

1.2.  Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah Pendidikan kewarganegaraan?
2. Bagaimana Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan?
3. Bagaimana Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan?
4. Bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan?
5. Bagaimana Perkembngan Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia?

1.3.  Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan tujuan khusus penulisan makalah ini, diantaranya :
1. Untuk mengetahui dan memahami sejarah PKn.
2. Untuk mengetahui Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan?
3. Untuk mengetahui dan memahami Latar Belakang PKn.
4. Untuk mengetahui dan memahami tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Untuk mengetahui dan memahami Perkembangan PKn di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah pendidikan kewarganegaran


Sejarah pendidikan kewarganegaran di indonesia di mulai pada tahun 1957 saat
pemerintahan sukarno atau yang lebih di kenal dengan istilah civics. Penerapan
civics sebagai pelajaran di sekolah sekolah di mulai pada tahun 1961 dan
kemudian berganti nama menjadi pendidikan kewarganegaraan pada tahun 1968.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan resmi masuk dalam kurikulum
sekolah di indonesia pada tahun 1968. Saat terjadi pergantian tahun ajaran yang
awalnya januari -desember dan di ubah menjadi juli-juni pada tahun 1975, nama
pendidikan kewarganegaraan di ubah oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan
indonesia menjadi pendidikan moral pancasila (PMP). Nama mata pelajaran
diubah lagi pada tahun 1994 menjadi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
(PPKn). Pada masa reformasi PPKn di ubah menjadi PKn dengan dengan
meghilangkan kata pancasilayang di anggap sebagai produk orde baru.
Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami perkembangan yang fluktuatif,
baik dalam kemasan maupun substansinya. Hal tersebut dapat dilihat dalam
substansi kurikulum PKn yang sering berubah dan tentu saja disesuaikan dengan
kepentingan negara. Secara historis, epistemologis dan pedagogis, pendidikan
kewarganegaraan berkedudukan sebagai program kurikuler dimulai dengan
diintroduksikannya mata pelajaran Civics dalam kurikulum SMA tahun 1962
yang berisikan materi tentang pemerintahan Indonesia berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945 (Dept. P&K: 1962). Pada saat itu, mata
pelajaran Civics atau kewarganegaraan, pada dasarnya berisikan pengalaman
belajar yang digali dan dipilih dari disiplin ilmu sejarah, geografi, ekonomi, dan
politik, pidato-pidato presiden, deklarasi hak asasi manusia, dan pengetahuan
tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa (Somantri, 1969:7). Istilah Civics tersebut
secara formal tidak dijumpai dalam Kurikulum tahun 1957 maupun dalam
Kurikulum tahun 1946. Namun secara materiil dalam Kurikulum SMP dan SMA
tahun 1957 terdapat mata pelajaran tata negara dan tata hukum, dan dalam
kurikulum 1946 terdapat mata pelajaran pengetahuan umum yang di dalamnya
memasukkan pengetahuan mengenai pemerintahan.
a.     Dalam kurikulum tahun 1968 dan 1969
Istilah Civis dan Pendidikan Kewargaan Negara digunakan secara bertukar
pakai (interchangeably). Misalnya dalam Kurikulum SD 1968 digunakan istilah
Pendidikan Kewargaan Negara yang dipakai sebagai nama mata pelajaran, yang di
dalamnya tercakup sejarah Indonesia, geografi Indonesia,
dan Civics ( diterjemahkan sebagai pengetahuan Kewargaan Negara). Dalam
Kurikulum SMP 1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negaraan yang
berisikan sejarah Indonesia dan Konsititusi termasuk UUD 1945.
b. Dalam tahun 1973/1974
Pendidikan Kewiraan dimulai tahun 1973/1974, sebagai bagian dari
kurikulum pendidikan nasional, dengan tujuan untuk menumbuhkan kecintaan
pada tanah air dalam bentuk PPBN yang dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu
tahap awal yang diberikan kepada  peserta didik SD sampai sekolah menengah
dan pendidikan PPBN tahap lanjut diberikan di PT dalam bentuk pendidikan
kewiraan.
c. Dalam Kurikulum tahun 1975
Istilah Pendidikan Kewargaan Negara diubah menjadi Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) yang berisikan materi Pancasila sebagaimana diuraikan dalam
Pedoman Penghayatan dan pengamalan Pancasila atau P4. Perubahan ini sejalan
dengan misi pendidikan yang diamanatkan oleh Tap. MPR II / MPR / 1973. Mata
pelajaran PMP ini merupakan mata pelajaran wajib untuk SD, SMP, SMA, SPG
dan sekolah Kejuruan.
d. Kurikulum  PPKn 1994
Kurikulum ini mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas
dasar rumusan butir-butir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang
disaripatikan dari P4 dan sumber resmi lainnya yang ditata dengan menggunakan
pendekatan spiral meluas atau Spiral of concept development (Taba, 1967).
Pendekatan ini mengarkulasikan sila-sila Pancasila dengan jabaran nilainnya
untuk setiap jenjang pendidikan dan kelas secara catur wulan dalam setiap kelas.
e. Dalam tahun 2004
Dengan berlakunya Undang-undang Sistem pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003, diberlakukan kurikulum yang dikenal dengan nama Kurikulum
berbasis kompetensi tahun 2004 dimana Pendidikan Kewarganegaraan berubah
nama menjadi Kewarganegaraan.
f. Tahun  2006
Namanya berubah kembali menjadi Pendidikan Kewarganegaraan, dimana
secara substansi tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya kewenangan
pengembangan kurikulum yang diserahkan pada masing-masing satuan
pendidikan, maka kurikulum tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Berbagai perubahan yang dialami dalam pengimlementasian PKn
sebagaimana diuraikan atas menunjukkan telah terjadinya ketidakajekan dalam
kerangka pikir, yang sekaligus mencerminkan telah terjadinya krisis konseptual,
yang berdampak pada terjadinya krisis operasional kurikuler secara Konseptual
istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapat terangkum sebagai berikut :
 Kewarganegaraan (1956)
 Civics (1959)
 Kewarganegaraan (1962)
 Pendidikan Kewarganegaraan (1968)
 Pendidikan Moral Pancasila (1975)
 Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994)
 Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 2003) 

2.2. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan


Warga Negara = Warga + Negara
Warga = anggota, peserta;
Negara = organisasi bangsa, atau organisasi kekuasaan suatu bangsa.
Jadi, warga negara = anggota, peserta, atau warga dari suatu organisasi
bangsa.
Istilah warga negara dalam bahasa Inggris adalah citizen yang mempunyai
arti :
1. Warga negara,
2. Petunjuk dari sebuah kota,
3. Sesama warga negara, sesame penduduk, orang se-tanah air,
4. Bawahan atau kawula,
5. Anggota dari suatu komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
Dengan demikian kewarganegaraan (citizenship), berarti keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara.
Adapun istilah kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis dan Sosiologis :
1) Dalam arti yuridis, ditandai dengan adanya ikatan hukum antara warga negara
dengan negara yang menimbulkan akibat hukum tertentu. Tanda adanya ikatan
hukum dimaksud misalnya ada akte kelahiran, surat pernyataan bukti
kewarganegaraa, kartu keluarga, kartu tanda penduduk, akte perkawinan, dll.
2) Dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi ikatan
emosional (perasaan), ikatan keturunan (darah), ikatan nasib, ikatan sejarah,
dan ikatan tanah air. Ikatan-ikatan ini lahir dari penghayatan warga negara
bersangkutan.
b. Kewarganagaraan dalam Arti Formal dan Material :
1) Dalam arti formal, menunjuk pada tempat kewarganegaraan. Dalam sistem
hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik;
2) Dalam arti material, menunjuk pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban. Dengan memiliki status
sebagai warga negara, orang mempunyai hubungan dengan negara yang
tercermin dalam hak dan kewajiban. Pada zaman penjajahan Belanda dipakai
istilah kawula, menunjukkan hubungan warga yang tidak sederajat dengan
negara.
Beda antara istilah rakyat, penduduk, dan warga negara :
a. Rakyat :
Merupakan konsep politis, menunjuk pada orang-orang yang berada di bawah
satu pemerintahan, dan tunduk pada pemerintahan itu. Istilah rakyat umumnya
dilawankan dengan istilah penguasa/pemerintah.
b. Penduduk :
Orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah negara. Penduduk di
Indonesia terdiri dari Warga Negara Indonesia (WNI) dan orang asing atau
Warga Negara Asing (WNA). Terdapat juga yang nonpenduduk, yaitu orang-
orang yang tinggal di Indonesia untuk sementara, misalnya turis asing.
c. Warga Negara :
Penduduk yang secara resmi menjadi anggota/warga suatu negara. Atau warga
suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang undangan yang
berlaku di negara bersangkutan.

2.3. Latar belakang pendidikan kewarganegaraan


Latar belakang lahirnya pendidikan Kewarganegaraan berawal dari perjalanan
sejarah panjang bangsa Indonesia yang dimulai sejak dari perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan sampai pada pengisian kemerdekaan, bahkan terus
berlangsung hingga zaman reformasi. Kondisi perebutan dan mempertahankan
kemerdekaan itu ditanggapi oleh bangsa indonesia berdasarkan kesamaan nilai-
nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang. Kesamaan
nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa, tekad dan semangat kebangsaan.
Kesemuanya itu tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan yang mampu
mendorong proses Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan diselenggarakan untuk membekali para
mahasiswa selaku secalon pemimpian dimasa depan dengan kesadaran bela
negara serta kemampuan berpikir secara komprehensif integral dalam rangka
ketahanan nasional kesadaran bela negara ini berwujud sebagai kerelaan dan
kesadaran melakukan kelangsungan hidup bangsa melalui profesinya kesadaran
bela negara dengan demikian  kesadaran bela negara mengandung arti :

 Kecintaan kepada tanah air,


 Kesadaran berbangsa dan bernegara,
 Keyakinan akan pancasila dan UUD 1945,\
 Kerelaan berkorban bagi bangsa dan negara serta\
 Sikap dan perilaku awal bela negara.
Negara Indonesia diproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan pada
tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan yang diproklamasikan itu berangkat dari
perjalanan sejarah peperangan yang panjang yang berabad-abad lamanya melawan
penjajahan dalam suasana perpecahan tidak adanya semangat persatuan dan
kesatuan menyebabkan lamanya dibumi nusantara. Penjajahan itu mengakibatkan
kebodohan dan penderitaan yang pada awal abad ke-20 mendorong timbulnya
semangat kebangsaan kebangkitan nasional ini ditandai dengan lahirnya gerakan
Budi Utomo pada tahun 1908 peristiwa sumpah pemuda yang diikrarkan pada
tanggal 28 oktober 1928 merupakan tonggak sejarah yang sangat penting. Sumpah
tersebut merupakan perjuangan sikap dan tekad bangsa Indonesia untuk bersatu
dalam wadah negara bangsa dan bahasa Indonesia. “Satu tanah air menunjukkan
serta kesatuan geografis satu bangsa menunjukkan satu kesatuan politikdan  satu
bahasa menujukkan satu kesatuan sosial budaya” tekad ini mewujudkan perjuagan
yang akhirnya melahirkan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945.
Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum
dan selama penjajahan kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era kemerdekaan menimbulkan
kondisi dan menuntut yang berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan
tuntutan yang berbeda indones ditanggapi oleh bangsa  Indonesia berdasarkan
kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang.
Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa tekad dan semangat kebangsaan.
Kesamaan itu timbul menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses
terwujudnya negara kesatuan Republik Indonesia dalam wadah nusantara.

2.4. Tujuan pendidikan kewarganegaraan


Terdapat 2 tujuan tentang Pendidika Kewarganegaraan, yaitu Tujuan
Umum dan Tujuan khusus dari pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri :
a. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada Mahasiswa
mengenai hubunga antara warga negara dengan negara serta PPBN agar
menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.  
b. Tujuan Khusus
 Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban
secara santun,  jujur dan demokrasi serta ikhlas sebagai Warga Negara
Indonesia terdidik dan bertanggung jawab.
 Agar mahasiswa mmenguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya
dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berdasarkan Pancasila,
Wawasan Nusantara, dan ketahanan nasional.
 Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilku yang sesuai dengan nilai-nilai
perjuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
2.5. Perkembangan pendidikan kewarganegaran di indonesia
1.      Sebelum Proklamasi Kemerdekaan
Pada jaman Hindia Belanda di kenal dengan nama “Burgerkunde”. Pada
waktu itu ada 2 buku resmi yang digunakan, yaitu :
a.       Indische Burerschapkunde, yang di bicarakan dalam buku tersebut, masalah
masyarakat pribumi. Pengaruh barat, bidang sosial, ekonomi, hukum,
ketatanegaraan dan kebudayaan, masalah pertanian, masalah perburuhan. Kaum
menengah dalam industri dan perdagangan, terbentuknya dewan rakyat, masalah
pendidikan, kesehatan masyarakat, pajak, tentara dan angkatan laut.
b.      Rech en Plich (Bambang Daroeso, 1986: 8-9) karangan J.B. Vortman yang
dibicarakan dalam buku tersebut yaitu : Badan pribadi yang mengutarakan
masyarakat dimana kita hidup, obyek hukum dimana dib icarakan eigondom
eropah dan hak-hak atas  tanah. Masalah kedaulatan raja terhadap kewajiban-
kewajiban warga negara dalam perinta Hindia Belanda. Masalah Undang-Undang,
sejarah alat pembayaran dan kesejahteraaan.
Adapun tujuan dari buku tersebut, yakni: agar rakyat jajahan lebih memahami
hak dan kewajibannya terhadap pemerintah Hindia Belanda, sehingga diharapkan
tidak menganggap pemerintah belanda sebagai musuh tetapi justru memberikan 
dukungan dengan penuh kesadaran dalam jangka waktu yang panjang.
Pada tahun 1932 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan yang
disetujui Volksraad, bahwa setiap ugru harus memiliki izin. Dalam
pertimbangannya adalah banyak guru sekolah partikelir bukanlah lulusan sekolah
guru, dan yang berhak mengajar  hanyalah lulusan sekolah guru. Sedangkan 
lewat pendidikan non-formal terutama dilakukan oleh para tokoh pergerakan
nasional yakni bung Karno dan Bung Hatta. Pelaksanaan pendidikan politik baik
yang dilakukan oleh guru-guru sekolah partikelir maupun yang dilakukan para
tokoh pergerakan nasional, pada prinsipnya dapat di nyatakan sebagai “cikal
bakal” pendidikan politik atau PKn di Jaman Indonesia merdeka.
2.      Sesudah Proklamasi kemerdekaan
Gambaran Nu’man Somantri (1976: 34-35), yakni :
a.       Kewarganegaraan (1957)
Isi pelajaran kewarganegaraan adalah membahas cara memperoleh dan kehilangan
kewarganegaraan.
b.      Civics (1961)
Isi civics banyak membahas tentang sejarah kebangkitan nasional . Uud, pidato-
pidato politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk “nation and character
building” Bangsa Indonesia seperti pada waktu pelaksanaan civics di America
pada tahun-tahun setelah declaration of Independence Amerika.
c.       Pendidikan Kewargaan  Negara (1968)
Diberlakukannya kurikulum 1975, PKn pada prinsipnya merupakan unsur dari
PMP. Lahirnya UU no.2 Tahun 1989 tentang SPN (Sistem Pendidikan Nasional).
menunjuk pasal 39 ayat 2, yang menentukan bahwa PKn bersama dengan
pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama harus di muat dalam kurikulum 
semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan maka PKn akan mengalami
perkembangan lagi.
Menurut ali emran (1976: 4) isi PKn meliputi :
a.         Untuk SD : pengetahuan Kewargaan negara, sejarah Indonesia, ilmu Bumi.
b.        Untuk SMP : Sejarah kebangsaan, kejadian setelah kemerdekaan, UUD 1945,
Pancasila, Ketetapan MPRs.
c.         Untuk SMA : Uraian pasal-pasal dari UUD 1945 yang dihubungkan dengan
tatanegara, sejarah, ilmu bumi dan ekonomi.
Tahun 1970 PKn difusikan ke dalam mata pelajaran IPS. Tahun 1972, dalam
seminar di Tawangmangu Surakarta, menetapkan istlah ilmu kewargaan Negara
(IKN) sebagai pengganti CIVICS, dan pendidikan Kewargaan Negara (PKn)
sebagai istilah civic Education. Dengan demikian, IKN lebih bersifat teoritis dan
PKn lebih bersifat praktis antara keduanya merupakan kesatuan tak terpisahkan,
karna perkembangan PKn sangat tergantung pada perkembangan IKN.
d.        Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Menurut Kurikulum 1994.
Kurikulum 1994 mengintegraiskan antara pengajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dengan nama mata pelajaran PPKn.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan :
1.      Istilah Civics tersebut secara formal tidak dijumpai dalam Kurikulum tahun
1957 maupun dalam Kurikulum tahun 1946. Namun secara materiil dalam
Kurikulum SMP dan SMA tahun 1957 terdapat mata pelajaran tata negara dan
tata hukum, dan dalam kurikulum 1946 terdapat mata pelajaran pengetahuan
umum yang di dalamnya memasukkan pengetahuan mengenai pemerintahan.
2.      Latar belakang lahirnya pendidikan Kewarganegaraan berawal dari perjalanan
sejarah panjang bangsa Indonesia yang dimulai sejak dari perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan sampai pada pengisian kemerdekaan, bahkan
terus berlangsung hingga zaman reformasi. Kondisi perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan itu ditanggapi oleh bangsa indonesia
berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh
dan berkembang. Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa, tekad dan
semangat kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh dan berkembang menjadi
kekuatan yang mampu mendorong proses Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3.      Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada Mahasiswa
mengenai hubunga antara warga negara dengan negara serta PPBN agar
menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

3.2. Saran
Sebagai warga negara yang mencintai negaranya, kita harus memahami
dan mengetahui sejarah perkembangan Pendidikan kewarganegaraan agar dalam
melaksanakan pendidikan tidak terjadi kesalahan. Hal ini penting karena
Pendidikan kewarganegaran adalah pelajaran yang diwajibkan di semua jenjang
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdiar, 2010, Pengertian, Tujuan, Sejarah Pendidikan


Kewarganegaraanhttp://abdiar.wordpress.com/2010/05/05/pengertian-
tujuan-sejarah-pendidikan-kewarganegaraan/
Raharjo,2009. Pengertian, Tujuan, Sejarah
Pendidikan Kewarganegaraanhttp://raharjo.wordpress.com/2009/11/10/27
6/
Ardi. 2012, Perkembangan PKn (Pendidikan Kewarganegarana).  
Widya, Ratna. 2012, Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia. 
Ilham, Nurfadil. 2013, Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan. http://inflifestyle.blogspot.com/2013/09/pengertian-
fungsi-dan-tujuan-pendidikan.html 
Sumarsono, dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai