Anda di halaman 1dari 5

energies

Review

Analisis Potensi pembangkit listrik tenaga biomassa


dari limbah sawit
Findo Triandhana
1 Department of Mechanical Engineering, University Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 113,
Pekanbaru 28284, Indonesia. Findo18tudent.uir.ac.id
Received: date; Accepted: date; Published: date

Abstract: Kelapa Sawit merupakan salah satu tanaman budidaya penghasil minyak nabati berupa
Crude Plam Oil (CPO), sangat banyak ditanam dalam perkebunan di Indonesia terutama di pulau
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Selain menghasilkan Crude Palm Oil (CPO), dalam
proses pengolahan kelapa sawit selain menghasilkan CPO juga menghasilkan limbah sangat banyak
Diketahui untuk 1 ton kelapa sawit akan mampu menghasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa
sawit (TKKS) sebanyak 23% atau 230 kg, limbah cangkang (Shell) sebanyak 6,5% atau 65 kg, wet
decanter solid (lumpur sawit) 4 % atau 40 kg, serabut (Fiber) 13% atau 130 kg serta limbah cair
sebanyak 50%(Mandirim 2012).
Peningkatan populasi manusia menyebabkan peningkatan permintaan akan hasil industri dan
permintaan akan daya listrik. Peningkatan aktivitas perindustrian menyebabkan peningkatan jumlah
limbah perindustrian, salah satunya adalah limbah industri pengolahan kelapa sawit. Paper ini
membahas tentang analisis potensi pembangkit listrik tenaga Biomassa dari limbah sawit sebagai
sumber energy terbarukan Biomassa yang terdapat pada industri pengolahan kelapa sawit (PKS)
merupakan produk sampingan seperti cangkang sawit, serat, tandan buah kosong dan pome. Dari
penimbah, diketahui tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki potensi besar untuk dijadikan
bahan bakar nabati (BBN).TKKS bisa diolah menjadi bioetanol dan bahan bakar pembangkit listrik
tenaga biomasa (PLT Biomassa). Hasil uji laboratorium terhadap limbah TKKS di Distrik Jair,
Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua memiliki jumlah kalor sebesar 4.492,7436 kalori/g
(4.492,7436 Kkal/kg) atau 18.719,4656 joule/g serta mengandung pati 11,550 % bb dan mengandung
selullosa 41,392 % bb, sangat cocok untuk dijadikan menjadi dua jenis bahan bakar tersebut (Lab.
Kimia ITB, 2010). Bahkan TKKS hasil perhitungan akan dapat membangkitkan listrik sebesar 7,33
MW.

Keywords: biomassa; kelapa sawit; limbah sawit;pembangkit listrik

1. Pendahuluan
Biomassa adalah bahan organik yang terbuat dari tumbuhan dan hewan. Biomassa mengandung
energi tersimpan yang berasal dari matahari. Tanaman menyerap energi matahari dalam proses yang
disebut fotosintesis. Energi kimia dalam tumbuhan akan diteruskan ke hewan dan orangorang yang
memakannya. Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan biomassa yang berasal dari
produk samping industri sawit sebagi sumber bahan bakar alternative [1]
Permintaan energi listrik yang meningkat setiap tahunnya menjadi masalah tersendiri di setiap
negara di dunia. Begitu pula dengan Indonesia, khususnya Sumatera Utara. Pertumbuhan beban yang
tidak diikuti dengan pertambahan pusat pembangkit tenaga listrik menyebabkan krisis energi listrik.
Di sisi lain bertambahnya kebutuhan manusia menyebabkan pertumbuhan industri juga meningkat
yang diiringi dengan meningkatnya permasalahan tentang lingkungan. Salah satu industri yang
cukup penting dalam memenuhi kebutuhan umat manusia adalah industri pengolahan kelapa sawit[2]

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki potensi besar menjadi sumber biomassa selulosa
dengan kelimpahan cukup tinggi dan sifatnya yang terbarukan. TKKS merupakan hasil samping dari
pengolahan minyak kelapa sawit yang pemanfaatannya masih terbatas sebagai pupuk, dan media bagi
pertumbuhan jamur serta tanaman. Limbah kelapa sawit jumlahnya sangat melimpah, setiap
pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) akan dihasilkan TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit)
sebanyak 23% TKKS atau sebanyak 230 kg TKKS [3]

2. Pemanfaatan Limbah Sawit


Berdsarkan sudi literature yang ada, bahwa limbah kelapa sawit dapat berupa limbah kering yang
terdiri atas : tandan kosong kelapa sawit (TKKS), cangkang (shell) dan serabut (fiber) secar keseluruhan
dapat dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat yaitu dijadikan energy terbarukan contohnya bioethanol,
biodiesel, dan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga Biomassa (PLTB). Kelapa sawit Indonesia
merupakan salah satu komoditi yang mengalami pertumbuhan sangat pesat. Peningkatan luas
perkebunan kelapa sawit telah mendorong tumbuhnya industri-industri pengolahan, diantaranya pabrik
kelapa sawit (PKS) yang menghasilkan crued palm oil (CPO). PKS merupakan industri yang sarat
dengan residu pengolahan. PKS hanya menghasilkan 25-30 %
produk utama berupa 20-23 % CPO dan 5-7 % inti sawit (kernel). Sementara sisanya sebanyak 70-75
% adalah limbah yang dapat digolongkan kedalam tiga golongan yaitu limbah cair, limbah padat, dan
limbah gas. Jumlah limbah padat yang dihasilkan oleh PKS berkisar antara 40 – 41% dari setiap ton
sawit yang diolah. Limbah PKS sesungguhnya adalah buangan yang merupakan komponen pencemar,
namun dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai sumber energi listrik [4]

3. Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dari Limbah Sawit

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data PKS milik PT Perkebunan Nusantara II
(Persero), PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang
berlokasi di Provinsi Sumatera Utara berupa jumlah unit dan kapasitas produksi PKS. Melalui data
kapasitas produksi PKS dapat dihitung ketersediaan limbah PKS dan kemudian dapat dihitung energi
dan daya listrik yang mampu dihasilkan. Limbah padat PKS berpotensi membangkitkan daya listrik
sekitar 3,61 MW sedangkan limbah cair PKS menghasilkan biogas yang berpotensi membangkitkan
daya listrik sekitar 1,45 MW untuk PKS yang berkapasitas produksi 60 ton tbs/jam. Total potensi daya
listrik yang dapat dihasilkan dari limbah PKS berkapasitas 60 ton tbs/jam adalah sekitar 5,06 MW.
Adapun potensi daya listrik yang dapat dihasilkan dari limbah seluruh unit PKS adalah sekitar 115,95
MW. Biaya pembangkitan energi listrik berbahan bakar limbah padat PKS adalah sekitar Rp
714,64/KWh dan biaya pembangkitan energi listrik berbahan bakar biogas limbah cair PKS adalah
sekitar Rp 1.106,04/KWh[2]

Pada PKS PTPN IV. Dolok Sinumbah yang berkapasitas 30 ton tbs/jam serat buah sawit dan
cangkang sawit telah dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap guna
memasok ketel uap pembangkit tenaga listrik. Dengan pemanfaatan tersebut maka penggunaan
generator yang memakai bbm dapat dikurangi hal ini tentu memberikan nilai tambah bagi
perusahaan. Dari analisa yang dilakukan ternyata bahan serat dan cangkang yang dihasilkan ternyata
mencukupi untuk memasok kebutuhan uap 18 ton/jam untuk boiler. Bahan cangkang bahkan berlebih
sebanyak 441,5 ton perbulan. Dengan memanfaatkan 2 jenis biomassa yang tersedia saja kebutuhan
listrik pabrik sebesar 734 Kwh dapat dipenuhi. Sementara bahan lainnya seperti tandan kosong dan
pome dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah dan profitabilitas bagi PKS [4]
Dari penelitian pemanfaatan limbah, diketahui tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki
potensi besar untuk dijadikanbahan bakar nabati (BBN).TKKS bisa diolah menjadi bioetanol dan
bahan bakar pembangkit listrik tenaga biomasa (PLT Biomassa). Hasil uji laboratorium terhadap
limbah TKKS di Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua memiliki jumlah kalor sebesar
4.492,7436 kalori/g (4.492,7436 Kkal/kg) atau 18.719,4656 joule/g serta mengandung pati 11,550 % bb
dan mengandung selullosa 41,392 % bb, sangat cocok untuk dijadikan menjadi dua jenis bahan bakar
tersebut (Lab. Kimia ITB, 2010). Bahkan TKKS hasil perhitungan akan dapat membangkitkan listrik
sebesat 7,33 MW [2]

4. keuntungan Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dari Limbah Sawit


a. Pemanfaatan potensi sumber daya khusus berupa bahan nabati (bahan bakar pembangkit
listrik,biomassa, bioetanol, biodiesel) untuk kesejahteraan dan kebutuhan masyarakat.
b. Mendukung pemerintah dalam mencari energi alternatif dari bahan bakar nabati
(BBN) yang ramah lingkungan serta mengurangi ketergantungan akan energi listrik dan
energi konvensional bahan bakar dari fosil (solar, premium, minyak tanah).
c. Mendukung pengurangan efek rumah kaca dengan Go Green/renewable energi atau
energi terbarukan yang ramah lingkungan
d. Memanfaatkan potensi limbah yang dihasilkan oleh pabrik minyak kelapa sawit atau CPO
(crude palm oil) agar menjadi lebih bermanfaat dan mempunyai nilai tambah (value
added) dan manfaat bagi kehidupan masyarakat
e. Memberikan masukan atas pemanfaatan limbah kelapa sawit dari segi tingkat kelayakan
teknis, kelayakan ekonomis dan finansial untuk dimanfaat sebagai sumber bahan bakar
terkait
f. Memberikan gambaran tentang teknologi pengolahan dengan memanfaatkan tandan
kosong kelapa sawit (TKKS), cangkang, serat, wet decanter solid, serta limbah cair menjadi
BBN (biomass/bioetanol/biogas /bahan bakar [2]

5. Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dari Limbah Sawit

Energi memilki peranan penting dalam proses pembangunan yang pada akhirnya untuk mencapai
tujuan social, ekonomi dan lingkungan untuk serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi
social. Sumber energi terbarukan yang berasal dari pemanfaatan limbah sawit pembangkit listrik
biomassa. Kita ketahui bahwa Indonesia merupakan penghasil sawit yang sangat besar dan
mempunyai limbah sawit yang sangat banyak yaitu dalam proses pengolahan kelapa sawit selain
menghasilkan CPO juga menghasilkan limbah sangat banyak Diketahui untuk 1 ton kelapa sawit akan
mampu menghasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebanyak 23% atau 230 kg,
limbah cangkang (Shell) sebanyak 6,5% atau 65 kg, wet decanter solid (lumpur sawit) 4 % atau 40 kg,
serabut (Fiber) 13% atau 130 kg serta limbah cair sebanyak 50%(Mandirim 2012).
Maka dari iu limbah sawit tersebut di gunakan untuk berbagai pemanfaatan yaitu termasuk
biomassa pembangkit listrik yang mana secara tidak langsung pemanfaatan limbah sawit yang
dihasilkan oleh pabrik minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil) agar menjadi lebih bermanfaat
dan mempunyai nilai tambah (value added) dan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Analisis potensi
pembangkit listrik tenaga biomassa dari limbah sawit dapat kita lihat dari berbagai macam penelitian
yang meneliti pemanfaatan limbah sawit untuk pembangkit listrik tenaga biomassa yang sangat
banyak dilakukan yaitu Limbah padat PKS berpotensi membangkitkan daya listrik sekitar 3,61 MW
sedangkan limbah cair PKS menghasilkan biogas yang berpotensi membangkitkan daya listrik sekitar
1,45 MW untuk PKS yang berkapasitas produksi 60 ton tbs/jam. Total potensi daya listrik yang dapat
dihasilkan dari limbah PKS berkapasitas 60 ton tbs/jam adalah sekitar 5,06 MW. Adapun potensi daya
listrik yang dapat dihasilkan dari limbah seluruh unit PKS adalah sekitar 115,95 MW. Biaya
pembangkitan energi listrik berbahan bakar limbah padat PKS adalah sekitar Rp 714,64/KWh dan
biaya pembangkitan energi listrik berbahan bakar biogas limbah cair PKS adalah sekitar Rp
1.106,04/KWh (2) hasil uji laboratorium terhadap limbah TKKS di Distrik Jair, Kabupaten Boven
Digoel, Provinsi Papua memiliki jumlah kalor sebesar 4.492,7436 kalori /g serta mengandung pati
11,550 % bb dan menandung selullosa 41,392 % bb, sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar tersebut
(Lab.kimia ITB 2016) bahkan TKKS hasil perhitungan kan dapat membangkit listrik sebesar 7,33 MW.
Dari hasil penelitian berbagai jurnal untuk limbah sawit yang dijadikan pembangkit listrik tenaga
biomassa sangat efektif dan sangat menguntungkan untuk petani sawit dan masyarakat. Dari hasil
analisa masih didapatkan kelebihan dari bahan bakar cangkang sebesar 883 kg/jam setelah seluruh
kebutuhan uap terpenuhi. Dengan demikian PKS ini dapat menggunakan biomassa yang
dihasilkannya dengan ketersedian yang cukup aman untuk seluruh kebutuhan listriknya, disamping
masih terdapat biomassa potensial yang masih dapat dimanfaatkan seperti janjang kosong dan POME
yang merupakan limbah cair. Bahan bahan biomassa lainnya dapat digunakan untuk mendapatkan
nilai tambah bagi perusahaan sekaligus meningkatkan profitabilitas [4]

6. Kesimpulan
a. Peningkatan populasi manusia menyebabkan peningkatan permintaan akan hasil industri dan
permintaan akan daya listrik. Peningkatan aktivitas perindustrian menyebabkan peningkatan
jumlah limbah perindustrian, salah satunya adalah limbah industri pengolahan kelapa sawit.
b. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki potensi besar menjadi sumber biomassa
selulosa dengan kelimpahan cukup tinggi dan sifatnya yang terbarukan. TKKS merupakan
hasil samping dari pengolahan minyak kelapa sawit yang pemanfaatannya masih terbatas
sebagai pupuk, dan media bagi pertumbuhan jamur serta tanaman. Limbah kelapa sawit
jumlahnya sangat melimpah, setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) akan
dihasilkan TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) sebanyak 23% TKKS atau sebanyak 230 kg
TKKS [3]
c. Memanfaatkan potensi limbah yang dihasilkan oleh pabrik minyak kelapa sawit atau CPO
(crude palm oil) agar menjadi lebih bermanfaat dan mempunyai nilai tambah (value added)
dan manfaat bagi kehidupan masyarakat
d. Dari hasil penelitian berbagai jurnal untuk limbah sawit yang dijadikan pembangkit listrik
tenaga biomassa sangat efektif dan sangat menguntungkan untuk petani sawit dan
masyarakat. Dari hasil analisa masih didapatkan kelebihan dari bahan bakar cangkang
sebesar 883 kg/jam setelah seluruh kebutuhan uap terpenuhi. Dengan demikian PKS ini dapat
menggunakan biomassa yang dihasilkannya dengan ketersedian yang cukup aman untuk
seluruh kebutuhan listriknya, disamping masih terdapat biomassa potensial yang masih dapat
dimanfaatkan seperti janjang kosong dan POME yang merupakan limbah cair. Bahan bahan
biomassa lainnya dapat digunakan untuk mendapatkan nilai tambah bagi perusahaan
sekaligus meningkatkan profitabilitas [4]
Daftar Pustaka
[1] S. Canbolat and M. Parlaktuna, “Well selection criteria for water shut-off polymer gel injection
in carbonates,” Soc. Pet. Eng. - Abu Dhabi Int. Pet. Exhib. Conf. 2012, ADIPEC 2012 - Sustain.
Energy Growth People, Responsib. Innov., vol. 1, pp. 195–205, 2012.
[2] A. D. Putra, I. Yusuf, and U. A. Gani, “Studi Potensi Limbah Biomassa Kelapa Sawit Sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Pltu) Di Pt. Perkebunan Nusantara Xiii Pks Parindu,” Univ.
Tanjungpura Pontianak, 2016.
[3] N. Kamal, “Karakterisasi dan Potensi Pemanfaatan Limbah Sawit,” Itenas Libr., pp. 61–68, 2012.
[4] L. Parinduri, “Analisa Pemanfaatan Biomassa Pabrik Kelapa Sawit Untuk Sumber Pembangkit
Listrik,” J. Electr. Technol., vol. 1, no. 2, pp. 37–40, 2016.

Anda mungkin juga menyukai