Ketika itu (1993) Menteri Transmigrasi dijabat oleh Ir. Siswono Yudohusodo. Pada masa itu
pula dibentuk forum beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), antara lain PPMA,
LP3ES, BISMI, dan Bina Desa bersama dengan Tim Departemen Transmigrasi yang bernama
Forum Transmigrasi (FORTRANS). Ketua Fortrans adalah DR. M. Dawam Rahardjo, SE
(PPMA) dan sekretarisnya Ir. S. Pramono Budi (BISMI).
Tujuan Fortrans tersebut adalah saling tukar menukar pengalaman, informasi dan kerjasama
dalam proses pembangunan wilayah melalui transmigrasi. Forum ini pula yang mendorong
terjadinya konsolidasi. Kebetulan Sekretaris Fortrans adalah seorang anak transmigran dari
Lampung. Dengan adanya forum tersebut maka konsolidasi yang dilakukan Sekretaris Fortrans
ketika mengunjungi unit permukiman transmigrasi semakin intensif.
Akhirnya pada tanggal 16 Februari 2004 baru dapat terwujud dengan lahirnya sebuah wadah
yang bernama Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI).
PATRI lahir melalui sebuah proses yang cukup panjang, mulai sejak dicetuskannya ide tersebut
oleh para tokoh anak bangsa seperti Prof. DR. Ir. MP. Tjondro Negoro, Prof. DR. Wibowo, SE.
Mphil, Mayjen TNI (Purn) Murwanto, Drs. Djoko Sidik Pramono, MSc, Dra. Dyah
Paramawartiningsih, Ir. Sobagyono, Prof. DR. Ir. Muhajir Utomo, MSc, Drs. H. Sarimun
Hadisaputra, Msi dll, sampai pada saat dilakukannya kongres pertama tanggal 16-17 Pebruari
2004 yang berlangsung di Jakarta dengan menghasilkan beberapa rumusan antara lain Anggaran
Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), Susunan Kepengurusan, Program Kerja dan
Naskah Deklarasi.
PATRI lahir melalui sebuah Deklarasi resmi yang berlangsung pada pada tanggal 9 Maret 2004,
dihadiri oleh Bapak Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta jajaran aparatnya, Dewan
Pengurus Pusat, serta para tamu undangan antara lain Media cetak dan elektronik, Rektor
Universitas Jenderal Sudirman Prof. Drs. Rubijanto Misman beserta para mahasiswanya dari
anak-anak transmigran yang sedang menuntut ilmu di Universitas tersebut.
Acara deklarasi dimulai pada jam 9.00 wib, diawali dengan pembacaan do’a, menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Transmigrasi, sambutan Ketua Umum PATRI,
Pembacaan Deklarasi dan sambutan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.
“PATRI lahir sebagai tantangan atas kebutuhan alamiah dari para generasi anak-anak
transmigran di Indonesia”, demikian dikatakan oleh Ketua Umum (Prof. DR. Ir. Muhajir Utomo,
MSc). Hal ini dapat dimengerti karena keberadaan transmigrasi di Indonesia sudah terjadi sejak
sebelum masa kemerdekaan.
Berdasarkan data (th 2002), transmigrasi telah berhasil mengembangkan sekitar 3.500 desa baru
dengan berbagai infrastrukturnya, yang dihuni oleh sekitar 2,2 juta KK/8,8 juta jiwa, 30 desa
diantaranya telah berkembang menjadi ibukota kabupaten/kota yang terus tumbuh dan
berkembang dengan berbagai aspek dan dinamikanya masing-masing.
Apabila dihitung sejak masa kolonisasi (transmigrasi jaman Belanda), sejak pelaksanaan
transmigrasi pertama 12 Desember 1950, maka jumlah transmigran beserta anak keturunannya
sekitar 20 juta jiwa. Keberhasilan program transmigrasi telah membuka areal produksi baru di
bidang pertanian, perkebunan dan perikanan yang mampu menyerap ribuan, dan bahkan jutaan
tenaga kerja.
Visi :
”Kembalinya Gerakan Transmigrasi sebagai Perekat Nasional Lintas Budaya, Suku, dan
Agama”
Misi :
1. Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa dengan semangat keberagaman.
2. Mengembangkan sumberdaya kawasan transmigrasi demi kemaslahatan seluruh
masyarakat. Dari redaksi Pusdatintrans mengucapkan selamat berjuang buat PATRI.
Tujuan :
1. Mendorong dan mengembalikan solidaritas lintas suku, budaya dan agama para anak
keturunan transmigran dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan negara Indonesia.
2. Menghimpun potensi dan jaringan sumber daya anak dan keluarga transmigran untuk
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas peran serta dukungan dalam membangun daerah
transmigrasi.
Dengan adanya surat tanda terdaftar tersebut maka secara legal formal PATRI dapat
memperluas aktivitasnya untuk seluruh Indonesia.
Adapun DPD PATRI yang sudah dilantik oleh Dewan Pengurus Pusat (DPD) ada 12 (dua belas)
propinsi yaitu :
1. Provinsi Kalimantan Selatan, tanggal pelantikan 7 Maret 2004.
2. Provinsi Kalimantan Barat, tanggal pelantikan 7 Maret 2004.
3. Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, tanggal pelantikan 6 Mei 2004.
4. Provinsi Lampung, tanggal pelantikan 20 Mei 2004.
5. Provinsi Riau, tanggal pelantikan 28 Mei 2004.
6. Provinsi Kalimantan Tengah, tanggal pelantikan 5 Juni 2004.
7. Provinsi Sumatera Selatan, tanggal pelantikan 12 Juni 2004.
8. Provinsi Nusa Tenggara Barat, tanggal pelantikan 19 Juni 2004.
9. Provinsi Sulawesi Tenggara, tanggal pelantikan 10 Juli 2004.
10. Provinsi Papua, tanggal pelantikan 11 September 2004.
11. Provinsi Sumatera Barat, tanggal pelantikan 9 Desember 2004.
12. Provinsi Kalimantan Timur, tanggal pelantikan 21 Juni 2005.
Perpindahan penduduk di Indonesia di mulai sejak tahun 1905 saat itu disebut kolonisasi dan
tahun 1950 disebut transmigrasi.
PATRI bukan hanya wadah bagi anak keturunan transmigran, tetapi juga bagi mereka yang
merantau untuk membangun negerinya, Indonesia.
Keanggotaan PATRI meliputi anak keturunan dan keluarga besar Transmigran, baik transmigran
pendatang maupun transmigran setempat.
Termasuk pula keluarga besar kolonisasi, kuli kontrak, anak keturunan pekerja rodi atau
Romusha, Jawa Deli (Jadel), Jawa Tondano (Jaton), Jawa Gorontalo (Jago), paguyuban
Repatrian Suriname, Paguyuban Anak Keturunan Para Suku Perantau.
Keempat syarat tersebut merupakan implementasi/pengamalan Visi, Misi dan Prasetya PATRI.
PRASETYA PATRI
1. SETIA KEPADA UNDANG-UNDANG DASAR 1945, DAN MENJADI PEMBELA
TEGAKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.
2. BERSEDIA MELAKSANAKAN AMANAH DAN TANGGUNG JAWAB
SEBAGAI PENGURUS PATRI BERDASARKAN ANGGARAN DASAR DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA PATRI.
3. SENANTIASA MENJADI TELADAN, MENJAGA KEHORMATAN, DAN
MENDUKUNG KEMAJUAN DAERAH DEMI KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT.
4. MENJALANKAN VISI, MISI DAN NILAI DASAR, SERTA SENANTIASA
MENGAMALKAN KODE ETIK PATRI, SEBAGAI LANDASAN MENUJU
ORGANISASI YANG BERMANFAAT.