PKN Integrasi
PKN Integrasi
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Secara etimologi, integrasi nasional berasal dari bahasa Latin yaitu Integrate yang
artinya memberi tempat bagi unsur tertentu demi mewujudkan suatu keseluruhan.
Sementara itu, kata Nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu Nation yang artinya
bangsa. Jadi istilah Nasional ini mengandung beberapa pengertian yaitu kebangsaan dan
bersifat bangsa sendiri.
Secara umum integrasi nasional secara politis adalah penyatuan berbagai
kelompok sosial dan budaya dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional. Sementara itu, secara antropologis, integrasi nasional adalah proses
penyesuaian antara unsur-unsur kebudayaan yang beranekaragam untuk mencapai suatu
keserasian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat. Integrasi nasional juga dapat diartikan
sebagai suatu usaha maupun proses yang memiliki tujuan untuk mempersatukan
perbedaan – perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga dapat tercapai keserasian
dan keselarasan secara nasional.
Pemilu tahun 2019 akan dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019 dan diikuti
sebanyak 20 partai politik, termasuk di dalamnya 4 (empat) partai lokal asal Aceh.
Pemilu serentak 2019 ini merupakan pemilihan umum yang paling rumit sepanjang
sejarah pelaksanaan pemilu di Indonesia. Pada pemilu 2019, masyarakat dihadapkan pada
lima kertas suara untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, DPRD Provinsi dan
Kabupaten/Kota, Dewan Perwakilan Daerah, serta presiden dan wakil presiden. Dengan
merebaknya kampanye hitam dan negatif, kebhinekaan sebagai pengikat sosial diuji
dengan kecenderungan praktik ujaran kebencian yang dipromosikan melalui media sosial.
Kondisi itu diperparah oleh penyalahgunaan media sosial seperti persebaran berita
bohong atau informasi palsu (hoaxs) yang dampaknya menimbulkan permusuhan dan
tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang mengutamakan toleransi. Kondisi ini
terjadi, karena masyarakat politik belum berhasil mengembangkan etika sosial dan
habitus politik yang sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Integritas pemilu
dapat kita deskripsikan sebagai pemilihan yang didasarkan pada prinsip-prinsip
demokrasi hak pilih universal dan kesetaraan politik sebagaimana tercermin dalam
standar dan perjanjian internasional, profesional, tidak memihak, dan transparan dalam
persiapan dan administrasi sepanjang siklus pemilihan (Yayasan Kofi Annan, 2012).
Integritas adalah suatu kepribadian seseorang yang bertindak secara konsisten dan utuh, baik dalam
perkataan maupun perbuatan, sesuai dengan nilai-nilai dan kode etik.
Kata “integritas” berasal dari Bahasa Latin, yaitu “integer” yang mengandung arti;
Keteguhan sikap dalam mempertahankan prinsip yang menjadi landasan hidup dan melekat pada
diri seseorang sebagai nilai-nilai moral.
Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
Integritas pemilu tidak datang dengan begitu saja, perlu usaha keras dan komitmen
mewujudkannya. Integritas pemilu dapat kita deskripsikan sebagai pemilihan yang didasarkan
pada prinsip-prinsip demokrasi hak pilih universal dan kesetaraan politik sebagaimana tercermin
dalam standar dan perjanjian internasional, profesional, tidak memihak, dan transparan dalam
persiapan dan administrasi sepanjang siklus pemilihan (Yayasan Kofi Annan, 2012).
Pemilu tanpa integritas berakibat pada rendahnya kepercayaan publik baik di dalam negeri
maupun kancah internasional, karena akan menghasilkan para pemimpin dan wakil rakyat yang
tidak terpercaya, dan pemerintah tidak memiliki legitimasi. Kepercayaan terhadap pemilu ini
akan sangat bergantung bagaimana kita menjaga integritas pemilu. Secara teori, semakin
berintegritas suatu pemilu, maka akan semakin kuat kepercayaan terhadap Pemilu.
Tujuh Pernyataan Sikap Rektor se-Bogor.
1. Kami mengimbau KPU dan Bawaslu untuk bertugas profesional, jujur, adil, independen,
transparan, dan bertanggung jawab sesuai tahapan pemilu sehingga kepercayaan masyarakat
terhadap pelaksanaan pemilu tetap terjaga.
2. Kami mengajak seluruh elite dan elemen bangsa untuk menjaga kondusivitas sosial dan politik
agar tercipta suasana yang damai, harmonis, dan sejuk setelah pemilu 2019;
3. Dari hasil pemilu setelah ditetapkan KPU, bila ada hal yang dianggap sebagai masalah, kami
mengajak semua pihak untuk menyelesaikannya melalui mekanisme yang sah dan jalur hukum
yang berlaku;
4. Kami mengajak seluruh masyarakat agar tidak terprovokasi oleh sikap para elite yang dapat
mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara baik secara politik maupun sosial;
5. Kami mengajak elite kedua pihak beserta seluruh pimpinan partai pendukung untuk menyikapi
proses pemilu ini secara arif dan bijaksana agar tercipta suasana yang damai dan harmonis;
6. Kami meyakini bahwa situasi ekonomi masyarakat akan terganggu bila terjadi
ketidaktentraman politik dan sosial. Oleh karena itu, apa yang menjadi ajakan kami pada poin-
poin di atas dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah bangsa yang besar ini;
7. Kami mengajak semua pihak untuk memberikan kesempatan kepada KPU bertugas dalam
menyelesaikan kewajibannya sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan.
(http://www.radarbogor.id/2019/05/09/sikapi-kondisi-nasional-pasca-pemilu-ini-7-pesan-rektor-
se-bogor/)
https://m.detik.com/news/kolom/d-4515991/mengawal-integritas-pemilu-2019
DAFTAR PUSTAKA
https://thegorbalsla.com/integrasi-nasional/
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-integrasi-nasional.html
https://news.detik.com/kolom/d-4515991/mengawal-integritas-pemilu-2019
http://proceedings.id/index.php/pkn/article/download/741/739
https://geotimes.co.id/opini/integrasi-indonesia-butuh-waktu/
http://hawarimuhtarom.blogspot.com/2016/11/makalah-pentingnya-integrasi-nasional-bagi-
bangsa-indonesia.html