PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari anabolisme karbohidrat
2. Untuk mengetahui proses-proses yang termasuk dalam anabolisme
BAB II
PEMBAHASAN
1. Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa
(glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk
dikatabolisir menjadi energi. Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi
untuk aktivitas, misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya.
Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa
yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan
glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh
dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam
hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa
otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa
mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak. Seperti amilum, glikogen
merupakan polimer -D-Glukosa yang bercabang.
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan
mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati
sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk
mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat di antara waktu
makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras
habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah seseorang
melakukan olahraga yang berat dan lama. Rangkaian proses terjadinya
glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
A. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang
lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir
oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.
B. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan
bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan
mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam
reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Glikogen Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1→4 untuk
membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada
otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen,
sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah
molekul glikogenin.
Ada dua macam fosforilase yaitu fosforilase a, bentuk aktif, dan fosforilase b,
suatu benntuk tidak aktif yang dapat diaktifkan. Aktivasi fosforilase b
berlangsung oleh adanya fosfokinase, ATP dan ion Mg++.
Mg++
Dalam hati glukosa-1-fosfat diubah menjadi glukosa-6-fosfat yang kemudian
diubah menjadi glukosa dan fosfat oleh enzim fosfatase. Glukosa yang terjadi
masuk ke dalam darah dan dibawa ke jaringan-jaringan. Glukosa-1-fosfat yang
dihasilkan oleh pengurai glikogen dalam otot diubah menjadi glukosa-6-fosfat
untuk digunakan lebih lanjut dalam proses glikolisis. Akan tetapi karena dalam sel
otot tidak terdapat enzim fosfatase, maka glukosa-6-fosfat tidak dapat diubah
menjadi glukosa.
3. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses pembentukan D-glukosa dari prekursor
yang bukan karbohidrat. Karena prekursor yang digunakan bukan karbohidrat,
maka sumber karbonnya adalah sejumlah prekursor glukogenik yang terutama
berasal dari asam amino-L, laktat atau gliserol. Proses ini terjadi jika makanan
yang dimakan tidak cukup mengandung D-glukosa yang dapat menyebabkan
turunnya kadar glukosa darah. D-glukosa harus dibentuk karena senyawa ini
penting untuk fungsi sebagian besar sel dan mutlak dibutuhkan oleh sistem syaraf
dan eritrosit. Jalur metabolisme ini terjadi terutama di hati dan ginjal, tetapi
glukoneogenesis secara fisiologis tidak berarti dalam otot karena otot tidak
mempunyai enzim glukosa 6-fosfatase yang mengubah glukosa 6-fosfat menjadi
glukosa untuk dilepaskan ke darah.
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke
hati. Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian
reaksi dalam suatu proses yang disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah sistesis glukosa dari senyawa-senyawa
bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses
glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Walaupun proses
glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikan dari proses
glikolisis, karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel,
artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
1. Glukosa + ATP heksokinase glukosa-6-fosfat + ADP
2. Fruktosa-6-fosfat + ATP fosfofruktokinase fruktosa-1,6-difosfat + ADP
3. Fosfoenol piruvat + ADP piruvatkinase asam piruvat + ATP
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses
gluconeogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu:
1. Fosfoenolpiruvat dibentuk di asam piruvat melalui pembentukan asam oksalo
asetat
a. Asam piruvat + CO2 + ATP + H2O asam oksalo asetat + ADP + fosfat + 2 H+
b. Oksalo asetat + guanosin trifosfat fosfoenol piruvat + guanosin difosfat + CO2
Cree, Laurie. 2005. Sains dalam Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003, Biokimia Harper, Edisi
XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Stryer L. 1996. Biokimia Edisi IV. Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah
Bagian Biokimia FKUI). Jakarta: EGC
Supardan. 1989. Metabolisme Karbohidrat. Malang: Lab. Biokimia Universitas
Brawijaya
Toha, Abdul, Hamid, H. 2001. Biokimia Metabolisme Biomolekul. Bandung:
Alfabeta
Yazid, Eisten. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis.
Yogyakarta: CV Andi Offset