Anda di halaman 1dari 16

KETETAPAN

BADAN PERWAKILAN MAHASISWA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
Nomor : 001/TAP/BPMSTTG/I/2020

Tentang
TATA TERTIB
BADAN PERWAKILAN MAHASISWA
FAKULTAS TEKNIK
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2019-2020

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.


Badan Perwakilan Mahasiwa
Sekolah Tinggi Teknologi Garut
Periode 2019-2020

Menimbang :
a. Fungsi BPM STTG sebagai lembaga yudikatif dan legislatif.
b. Diperlukannya tata tertib pengurus BPM STTG.
c. Diperlukannya forum pengesahan produk hukum BPM STTG.
Mengingat :
a. AD/ART SEMA STT-Garut
Menetapkan :
BAB I
STATUS DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
STATUS
Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Teknik Sekolah Tinggi Teknologi Garut
selanjutnya disebut BPM FT STTG adalah lembaga legislatif tertinggi di FT
STTG.
Pasal 2
TEMPAT KEDUDUKAN
BPM FT STTG berkedudukan di kantor  BPM FT STTG.
BAB II
MASA JABATAN DAN SUMPAH JABATAN
Pasal 3
MASA JABATAN
Masa jabatan terhitung sejak tanggal dilantik dan dinyatakan demisioner ketika
anggota BPM periode selanjutnya dilantik.
Pasal 4
SUMPAH JABATAN
Sumpah jabatan BPM
Kami seluruh pengurus Badan Perwakilan Mahasiswa, Kami bersumpah :
1. Selalu taat kepada ALLAH SWT.
2. Akan memenuhi kewajiban-kewajiban kami sebagai pengurus Badan
Perwakilan Mahasiswa.
3. Senantiasa bersikap jujur, adil, disiplin, tanggung jawab, dan bekerja sama
mengemban tugas sebagai Badan Perwakilan Mahasiswa.
4. Senantiasa menjaga harkat martabat dan citra akademika FT STTG dalam
menjalankan kehidupan kampus maupun dimasyarakat.
5. Jika di kemudian hari saya melanggar dan manyalahgunakan wewenang
yang saya miliki, maka saya siap untuk mempertanggungjawabkan kapada
hukum dan kepada ALLAH SWT.
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 5
JUMLAH ANGGOTA
Angota BPM FT STTG adalah perwakilan dari masing-masing HIMA/UKM
berjumlah minimal 8 orang maksimal 15 orang.
Pasal 6
KEWAJIBAN ANGGOTA BPM
Setiap anggota BPM FT STTG mempunyai kewajiban :
1. Menjaga nama baik dan kehormatan BPM FT STTG,
2. Melaksanakan, mematuhi dan menjunjung tinggi segala ketetapan dan
keputusan BPM FT STTG,
3. Berperan aktif dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai
anggota BPM FT STTG,
4. Menjaga fasilitas BPM FT STTG, dan
5. Memakai atribut BPM FT STTG saat dinas.
Pasal 7
HAK ANGGOTA BPM
Setiap anggota BPM FT STTG mempunyai hak:
1. Hak inisiatif
2. Hak angket
3. Hak interpelasi
4. Hak petisi
5. Hak budget
6. Hak legislasi
7. Hak manerima pembinaan sebagai anggota BPM FT STTG.
Pasal 8
RANGKAP JABATAN
Anggota BPM FT STTG tidak diperbolehkan menjadi pengurus di lembaga lain
dalam lingkup KBM FT STTG.
Pasal 9
RESHUFFLE
Apabila dipandang perlu, BPM FT STTG berhak melaksanakan reshuffle melalui
rapat paripurna.
Pasal 10
PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Tiap anggota BPM FT STTG dapat diberhentikan keanggotaanya dengan alasan
antara lain:
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Pindah kampus dari STTG
4. Drop Out
5. Melanggar Konstitusi KBM FT STTG dan Peraturan Mahasiswa Fakultas
6. Telah menyelesaikan masa studi
7. 4 minggu berturut-turut tidak aktif tanpa keterangan yang jelas.
Pasal 11
MEKANISME PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Anggota yang diberhentikan, jika :
1. Tidak menghadiri rapat/sidang/kegiatan maksimal 3x berturut-turut tanpa
keterangan dan 3x tidak berturut-turut tanpa keterangan.
2. Tidak menjalankan tugas dan kewajiban  dan menyalahgunakan hak dan
wewenang.
3. Mendapatkan peringatan tertulis sekurang-kurangnya 2x dari ketua BPM
FT STTG
4. Jika surat peringatan 1 tidak diindahkan dengan batas waktu 7 hari maka
ketua BPM FT STTG memberikan surat peringatan 2.
5. Jika surat peringatan 2 tidak diindahkan dengan batas waktu 7 hari maka
ketua BPM FT STTG berwenang mengadakan sidang paripurna.
6. Meminta Keterangan yang jelas kepada seluruh anggota BPM FT STTG
tentang kelayakan pemberhentian anggota BPM FT STTG yang
bersangkutan.
7. Mengadakan sidang peripurna sebagai hasil final dari pemberhentian
anggota BPM FT STTG yang telah melalui tahapan di atas.
BAB IV
SANKSI DAN MEKANISME PEMBERIAN SANKSI
Pasal 12
Setiap anggota BPM FT STTG yang terbukti melanggar tata tertib ini dikenakan
sanksi organisasi melalui rapat paripurna. Mekanisme pemberian sanksi adalah
sebagai berikut:
1. Teguran secara lisan sekurang-kurangnya 1x dalam jangka waktu 3 x 24
jam.
2. Teguran secara tertulis sekurang-kurangnya 1x dalam jangka waktu 7 hari.
3. Jika teguran secara tertulis 1 tidak diindahkan maka dilakukan teguran
tertulis 2.
4. Jika teguran secara tertulis 2 tidak diindahkan maka diadakan sidang
paripurna.
5. Pencabutan hak sebagai anggota BPM FT STTG.
6. Diberhentikan secara tidak terhormat.
BAB V
TUGAS DAN KEWAJIBAN BPM FT STTG
Pasal 13
BPM FT STTG sebagai lembaga legislatif tertinggi di FT STTG mempunyai
tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Menjunjung tinggi dan melaksanakan Konstitusi KBM FT STTG,
Undang-Undang KBM FT STTG, Keputusan BPM FT STTG, Peraturan
Fakultas, dan program kerja, serta peraturan perundang-undangan lainnya.
2. Menampung dan memperjuangkan aspirasi mahasiswa fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan.
3. Mengawasi PRESMA BEM dalam menjalankan Konstitusi KBM FT
STTG, Undang-Undang KBM FT STTG, Keputusan BPM FT STTG,
Peraturan Fakultas, dan program kerja, serta peraturan perundang-
undangan lainnya.
4. Membuat Rancangan Peraturan Fakultas.
5. Membahas Rancangan Peraturan Fakultas bersama PRESMA BEM untuk
mendapatkan persetujuan bersama.
6. Jika Rancangan Peraturan Fakultas ini tidak mendapat persetujuan
bersama, maka Rancangan Peraturan Fakultas ini tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan DPM-F pada kepengirusan BPM FT STTG tersebut.
7. Dalam hal Rancangan Peraturan Fakultas disetujui, maka Rancangan
Peraturan Fakultas tersebut sah menjadi perauran Fakultas dan wajib
diundangkan.
8. Mengawasi kegiatan UKM atau HIMA.
9. Meminta pertanggung jawaban PRESMA dan Wakil PRESMA BEM.
10. Mensosialisasikan hasil kerja kepada mahasiswa fakultas yang
bersangkutan secara umum.
11. Menetapkan ketetapan-ketetapan lainnya.
BAB VI
HAK DAN WEWENANG
Pasal 14
BPM FT STTG sebagai lembaga legislatif tertinggi di FT STTG mempunyai hak
dan wewenang sebagai berikut :
1. Meminta penjelasan kepada PRESMA BEM mengenai kegiatan-kegiatan
BEM.
2. Meminta dan memberikan persetujuan rancangan program kerja dan
Laporan Pertanggunjawaban BEM, UKM, dan Himpunan Mahasiswa
Jurusan.
3. Meminta dan memberikan penilaian Laporan Pertanggun jawaban BEM,
UKM, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan
4. Mempunyai hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat, dan
hak mengajukan pernyataan dalam menjalankan peran dan fungsinya yang
selanjutnya diatur dlam Undang-Undang KBM FT STTG.
5. Memiliki fungsi legislasi, anggaran, pengawasan, dan aspirasi.
6. Memberikan penjelasan terhadap Peraturan Mahasiswa dan Peraturan
Perundang-Undangan lainnya di fakultas.
7. Mempunyai wewenang untuk mengeluarkan peringatan berupa
msemorandum 1(satu) apabila BEM dipandang tidak melaksanakan tugas
atau menyimpang dari Konstitusi KBM FT STTG dan Peraturan
Perundang-Undangan lainnya dengan batas waktu 2 (dua) minggu.
8. Jika memorandum 1 (satu) tidak diindahkan, maka BPM berhak dan
berwenang mengeluarkan memorandum 2 (dua) dengan batas waktu 2
(dua) minggu.
9. Jika memorandum 2 (dua) tidak diindahkan, maka BPM berwenang untuk
mengadakan Sidang Istimewa.
10. Memberhentikan PRESMA dan atau Wakil PRESMA BEM melalui
Sidang Istimewa, apabila telah terbukti melanggar aturan-aturan hukum
berupa Konstitusi KBM FT STTG, Ketetapan Undang-Undang KBM FT
STTG, Keputusan BPM, dan Peraturan Perundang-Undangan Lainnya.
11. Mengkritisi, menerima atau menolak pertanggungjawaban PRESMA dan
Wakil PRESMA BEM.
12. Memberikan surat peringatan kepada ketua UKM dan HMJ berupa surat
peringatan 1(satu) apabila UKM dan HMJ dipandang tidak melaksanakan
tugas atau menyimpang dari Konstitusi KBM FT STTG, dan Peraturan
Perundang-Undangan lainnya dengan batas waktu 2 (dua) minggu.
13. Jika surat peringatan 1 (satu) tidak diindahkan, maka BPM berhak dan
berwenang mengeluarkan surat peringatan 2 (dua) dengan batas waktu 2
(dua) minggu.
14. Jika surat peringatan 2 (dua) tidak diindahkan, maka BPM berwenang
untuk mengadakan Sidang Istimewa.
BAB VII
ALAT KELENGKAPAN LEMBAGA
Bagian pertama
Pasal 15
PIMPINAN LEMBAGA
Pimpinan lembaga adalah kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif yang terdiri
dari seorang ketua dan wakil ketua BPM yang dipilih melalui rapat paripurna dan
ditetapkan melalui sidang paripurna
Pasal 16
KETUA
Ketua BPM adalah satu orang anggota BPM yang mencalonkan diri atau
dicalonkan sebagai ketua, dipilih melalui rapat paripurna dan ditetapkan melalui
sidang paripurna.
Pasal 17
Sekertaris
Sekertaris adalah seorang yang membantu ketua untuk penyelanggaraan kegiatan
administratif yang akan menunjang kegiatan manajerial seorang ketua atau
kegiatan operasional organisasi.
Pasal 18
Bid. Keuangan
Bid Keuangan adalah seorang yang mengurus anggaran internal dan ORMAWA
KBM FT STTG.
Pasal 19
KOMISI - KOMISI
Terdiri dari seorang ketua komisi, sekretararis komisi, dan anggota komisi yang
dipilih dan diangkat melalui rapat paripurna, ditetapkan melalui rapat paripurna
dan terdiri dari 3 komisi, yaitu :
Komisi 1 : hukum dan perundang – undangan (legislasi)
Komisi 2 : Pengawasan
Komisi 3 : aspirasi
Pasal 20
Ketua komisi
Ketua komisi adalah satu orang anggota komisi yang dipilih melalui rapat
paripurna dan ditetapkan dalam sidang paripurna
Pasal 21
Sekretaris komisi
Sekretaris komisi adalah satu orang anggota komisi selain ketua komisi yang
dipilih melalui rapat paripurna dan ditetapkan dalam sidang paripurna.
Pasal 23
Anggota komisi
Anggota komisi adalah anggota BPM yang dipilih melalui rapat paripurna dan
ditetapkan dalam sidang paripurna.
Pasal 24
MEKANISME PENGISIAN JABATAN ANGGOTA KOMISI
1. Pemilihan setiap anggota komisi dilakukan secara bertahap yang dimulai
dari komisi 1, komisi 2, komisi 3, dan seterusnya.
2. Setiap komisi maksimal memiliki 3 anggota komisi.
3. Anggota komisi dicalonkan atau mencalonkan diri.
4. Apabila terdapat lebih dari 3 orang yang mencalonkan atau dicalonkan
dari setiap komisi maka dilakukan voting.
5. Anggota komisi terpilih ditetapkan sebagai anggota komisi BPM
Bagian ketiga
Pasal 25
TUGAS DAN WEWENANG
Ketua BPM bertugas :
1. Membuat rencana pembagian kerja;
2. Menentukan kebijakan lembaga dan anggaran belanja lembaga;
3. Menentukan kebijakan kerjasama antar lembaga;
4. Mengeluarkan pernyataan yang berhubungan dengan tugas-tugas lembaga;
5. Memimpin rapat paripurna, sidang paripurna, rapat harian anggota;
6. Melakukan koordinasi internal dengan seluruh anggota BPM FT STTG;
7. Mewakili BPM FT STTG dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan
pihak lain;
8. Menunjuk delegasi yang akan mengikuti acara.
Sekertaris BPM berfungsi:
1. Membantu Ketua menyusun program kerja dan rencana pelaksanaan
kepengurusan pengurus BPM FT STTG.
2. Menyiapkan segala administrasi yang diperlukan untuk Program kerja
pengurus BPM FT STTG.
3. Mengatur dan mengadministrasi pelaksanaan program kerja pengurus
BPM FT STTG.
4. Menginventarisasi semua keperluan pengurus BPM FT STTG.
5. Membantu Ketua menyusun pembagian tugas Pengurus dalam Kegiatan
pengurus BPM FT STTG.
6. Bersama seluruh Komisi membantu ketua, menyiapkan segala kebutuhan
program kerja, diantaranya perlengkapan kebutuhan sekretariat.
7. Menggantikan ketua bila berhalangan hadir
8. Membantu Ketua membuat laporan penyelenggaraan Program kerja
pengurus BPM FT STTG.
Bidang keuangan berfungsi :
1. Meminta Rancangan anggaran belanja dan anggaran belanja BEM, HMJ,
dan UKM;
2. Mengawasi budgeting kemahasiswaan;
3. Menindaklanjuti permasalahan dana kemahasiswaan;
4. Mengeluarkan disposisi pencairan dana kemahasiswaan untuk seluruh
lembaga kemahasiswaan dilingkungan FKIP Unila;
5. Mengajukan program kerja kepada pimpinan lembaga selambat-sambatnya
satu bulan setelh pembentukan kepengurusan;
6. Memberikan laporan pertanggungjawaban tiap semester kpada pimpinan
lembaga;
7. Melakukan konsultasi dan memberikan penjelasan mengenai keuangan
lembaga kepada pimpinan lembaga;
8. Melakukan pengauditan dan budgeting keuangan ke semua LK.
Ketua Komisi bertugas :
1. Mengagendakan rapat komisi atas sepengetahuan pimpinan lembaga yang
berupa rapat harian anggota;
2. Memimpin Rapat Komisi;
3. Atas persetujuan anggota komisi dapat meminta Ketua BPM untuk
mengagendakan rapat paripurna;
4. Meminta ketua komisi lainnya untuk mengadakan rapat antar komisi yang
dihadiri oleh ketua komisi dan sekretaris komisi dengan sepengetahuan
ketua DPMF;
5. Mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu, yang berkaitan dengan
fungsi, tugas, dan tanggung jawab masing-masing komisi.
6. Sekretaris Komisi bertugas :
7. Membantu sepenuhnya tuga-tugas Ketua Komisi;
8. Menggantikan tugas Ketua Komisi bila berhalangan;
9. Melakukan tugas-tugas administrasi;
10. Mengagendakan rapat komisi.
Anggota Komisi bertugas :
1. Membantu sepenuhnya tugas-tugas ketua dan sekretaris komisi;
2. Menggantikan tugas ketua dan sekretaris bila berhalangan hadir;
3. Mengikuti setiap rapat komisi.
Komisi 1 (legislasi) bertugas :
1. Mengawasi pelaksanaan hukum dan perundang-undangan;
2. Menindaklanjuti masalah dan kebijkan-kebijakan yang dikeluarkan oleh
pihak fakultas;
3. Mengajukan program kerja kepada pimpinan lembaga selambat-lambatnya
satu bulan setelah pembentukan pengurus;
4. Memberikan laporan pertanggungjawaban tiap semester kepada pimpinan
lembaga;
5. Melakukan konsultasi dan memberikan penjelasan kepada pimpinan
lembaga;
6. Merancang, mengamandemen dan atau merevisi Peraturan Mahasiswa
Fakultas yang sudah ada demi kelancaran organisasi di FT STTG;
7. Merancang dan mensosialisasikan kebijakan-kebijakan BPM FT STTG
kepada seluruh lembaga kemahasiswaan di lingkungan KBM STTG;
8. Melakukan koordinasi dengan pihak lain dalam hal hukum dan perundang-
undangan
Komisi 2 (pengawasan) bertugas :
1. Melakukan pengawasan terhadap BEM, HMJ, dan UKM yang berada di
lingkungan FT STTG;
2. Mengawasi penyelenggaraan akademik di lingkungan FT STTG;
3. Mengajukan program kerja kepada pimpinan lembaga selambat-lambatnya
satu bulan setelah pembentukan kepengurusan;
4. Memberikan laporan pertanggungjawaban tiap semester kepada pimpinan
lembaga;
5. Melakukan konsultasi dan memberikan penjelasan kepada pimpinan
lembaga mengeni kontroling, legislasi, kelembagaan, dan kesejahteraan
mahasiswa;
6. Mengadakan kerjasama dengan seluruh lembaga kemahasiswaan di
linkungan FT STTG;
7. Meminta program kerja dan Laporan pertanggungjawaban BEM, HMJ,
dan UKM dengan mekanisme yang ditetapkan oleh BPM;
Komisi 3 (aspirasi) bertugas :
1. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa
2. Melakukan advokasi mahasisswa dan berusaha mencarikan jalan keluar
3. Memberikan masukan kepada BEM guna meningkatkan kesejahteraan
mahasiswa
4. Menampung seluruh aspirasi dan permasalahan mahasiswa FT STTG;
5. Menindaklanjuti aspirasi dan permasalahan mahasiswa FT STTG;
6. Melakukan koordinasi dengan pihak lain dalam hal advokasi
7. Melakukan advokasi terhadap mahasiswa yang bermasalah dan berusaha
mencarikan jalan keluar.
8. Melakukan konsultasi dan memberikan penjelasan kepada pimpinan
lembaga mengenai kesejahteraan mahasiswa.
9. Meningkatkan kesejahteraan mahasiswa FT STTG
BAB VIII
RAPAT
Pasal 26
JENIS-JENIS RAPAT
1. Rapat Paripurna
Dihadiri oleh seluruh anggota BPM FT STTG, diselenggarakan atas persetujuan
oleh minimal tiga komisi untuk mengusulkan keputusan dan membuat laporan;
2. Rapat Pimpinan
Rapat yang minimal dihadiri oleh pimpinan lembaga, ketua dan sekretaris komisi
atas permintaan pimpinan lembaga.
3. Rapat Komisi
Rapat yang dihadiri oleh masing-masing komisi, dipimpin oleh ketua komisi.
4. Rapat Gabungan Komisi
Rapat yang dihadiri oleh beberapa komisi dan pimpinan lembaga atas permintaan
komisi yang bersangkutan.
5. Rapat Harian Anggota
Rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota BPM FT STTG untuk membahas
permasalahan lembaga secara umum, progress report, dan konsolidasi internal,
dilaksanakan minimal dua minggu sekali.
BAB IX
SIDANG
Pasal 27
SIDANG PARIPURNA
Sidang untuk menghasilkan rekomendasi, keputusan dan membuat ketetapan.
Pasal 28
SIDANG ISTIMEWA
1. Sidang yang dihadiri oleh seluruh anggota BPM untuk membahas
pemberhentian PRESMA dan atau Wakil PRESMA BEM.
2. Sidang yang dihadiri oleh seluruh anggota BPM untuk membahas
pemberian sanksi kepada pimpinan UKM dan HMJ.
Pasal 29
SIDANG DADAKAN
Sidang yang diikuti oleh ½ n + 1 anggota BPM dan pengurus dari lembaga yang
bersangkutan untuk melakukan pengauditan keuangan, tertib administrasi, dan
mengadvokasi permasalahan-permasalan lembaga yang bersangkutan.
BAB X
QUORUM
Pasal 30
Quorum adalah masing-masing rapat dan sidang apabila dihadiri minimal 2/3 dari
jumlah anggota BPM FT STTG.
Pasal 31
Jika tidak terpenuhi maka dengan ½ n + 1, apabila tidak terpenuhi rapat atau
sidang ditunda 2x5 menit dan selanjutnya rapat atau sidang dinyatakan sah.
BAB XI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 32
Keputusan diambil berdasarkan musyawarah mufakat.
Pasal 33
Jika tidak tercapai dengan musyawarah mufakat dilakukan lobi.
Pasal 34
Jika pasal di atas (32 dan 33) tidak bisa terpenuhi maka diadakan voting (suara
terbanyak).
BAB XII
PENUTUP
Pasal 35
1. Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal disahkan
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan ditentukan kemudian
melalui rapat paripurna dan ditetapkan di sidang paripurna.

`
Ditetapkan di Garut,
Pada tanggal :
Pukul :
Ketua BPM Komisi 1 Legislasi
STT-Garut BPM STT-Garut

Anggi Gunawan
NIM : 1611060
Ditetapkan di Garut,
Pada tanggal :
Pukul :
Ketua BPM
STT-Garut

Anggi Gunawan
NIM : 1611060

Anda mungkin juga menyukai