Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Diabetes berasal dari bahasa Yunani yaitu artinya pancuran atau
curahan,sedangkan melitus atau Mellitus gula atau madu. Dengan demikian secara
bahasa, diabetes melitus adalah curahan cairan dari tubuh yang banyak mengandung
gula, yang yang dimaksud dalam hal ini adalah cairan kencing. Dengan demikian,
definisi diabetes melitus secara umum adalah suatu keadaan yakni tubuh tidak dapat
menghasilkan hormon insulin sesuai kebutuhan atau tubuh tidak dapat memanfaatkan
secara optimal insulin yang dihasilkan. Dalam hal ini, terjadi lonjakan kadar gula
dalam darah melebihi normal.
Diabetes Miletus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal saraf, dan pembuluh darah.
Penyebab diabetes melitus: 1.virus dan bakteri, melalui mekanisme infeksi
sitolitik dalam sel beta firus/bakteri merusak sel, juga bisa merusak autoimun dalam
sel beta, 2. bahan toksik atau beracun, bahan beracun yang mampu merusak sel beta
secara langsung adalah aloksan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozocting (produk
dari sejenis jamur). bahan lain adalah sianida berasal dari singkong. 3. genetik/faktor
keturunan, para ahli kesehatan menyebutkan penyakit DM merupakan penyakit yang
terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya laki-laki menjdi penderitanya
sedangkan kaum perempuan sebagai pihak pembawa gen untuk diwariskan pada
anak-anaknya.
Tanda dan gejala 1. banyak kencing (poliuria) oleh karena sifatnya, kadar
glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing, 2. banyak minum
(polidipsia) oleh karena sering kencing maka memungkinkan sering haus dan banyak
minum. 3. banyak makan (polifagia) penderita diabetes melitus mengalami
keseimbangan kalori negatif,sehingga timbul rasa lapar yang sangat besar. 4.
penurunan berat badan dan terasa lemah, hal ini disebabkan glukosa dalam darah
tidak dapat masuk kedalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk
menghasikan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari
cadangan lain, yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan lemak dan
otot sehingga menjadi kurus. (Ali Maghfuri. 2016).1
Perawatan diri (self care) merupakan suatu tindakan individu yang terencana
dalam rangka mengendalikan penyakitnya untuk mempertahankan dan meningkatkan
status kesehatan dan kesejahteraannya, upaya yang bisa ditempuh dalam perawatan
diri ialah dengan rutin membersihkan diri,rutin cek kesehatan untuk pengendalian

1
Ali Maghfuri (2016), Buku pintar peawatan luka diabetes melitus, salemba jagakarsa jakarta
selatan.
kadar gula dalam darah, pendidikan konseling tentang DM dapat diterapkan untuk
upaya kesehatan yang lebih baik karena dengan pendidikan konseling individu dapat
memahami arti sehat yang sesungguhnya.
Self care merupakan perawatan diri sendiri untuk meningkatkan derajat
kualitas hidup yang lebih baik, self care bisa disebut dengan proteksi tindakan
pencegahan pertama yang dapat dilakukan oleh masing-masing individu untuk
mempertahankan derajat kesehatan yang lebih baik dari pengaturan pola diit sampai
dengan pola kebersihan diri.self care bisa dibilang utuk tolak ukur taraf kesehatan
setiap individu,semakin self care diterapkan dengan baik maka derajat kesehatan
dapat meningkat.

Self care activity pada penderita DM meliputi pengaturan pola makan dan
diet yang tepat, pada pasien DM perlu ditekankan keteraturan makan 3 J (teratur
jadwal makan, teratur jenis makanan dan teratur jumlah makanan).Berdasarkan hasil
penelitian faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan diit DM adalah
dukungan keluarga, karena keluarga merupakan orang terdekat yang senantiasa
mengingatkan dan membantu penderita DM dalam pengaturan makan.

Self care activity yang kedua yaitu melakukan latihan jasmani. Latihan
jasmani yang dilakukan secara rutin akan meningkatkan pengambilan glukosa oleh
otot dan memperbaiki pemakaian insulin sehingga mampu menurunkan kadar gula
darah. Selain itu mampu meningkatkan kadar HDL-kolesterol dan menurunkan kadar
kolesterol total serta trigliserida sehingga menurunkan faktor resiko penyakit jantung.
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa

latihan fisik yang dilakukan minimal 30 menit setiap harinya dengan


intensitas sedang akan menurunkan gula darah, tekanan darah dan kolesterol). Tujuan
kegiatan Prolanis yaitu untuk mendorong pasien yang memiliki DM supaya mencapai
kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien.

Self care activity yang ketiga yaitu pemantauan (monitoring) gula darah,
penderita DM sering mengalami kenaikan gula darah secara drastis (hiperglikemi)
sehingga perlu dilakukan pemantauan secara kontinu melalui pemeriksaan gula darah
sewaktu (GDS) yang bisa dilakukan pada saat sebelum sarapan pagi dan sebelum
makan malam. Nilai yang diharapkan yaitu pada rentang 70 sampai 120 mg/dl.

Self care activity yang keempat pengobatan yang teratur, konsumsi obat
hipoglikemik oral (OHO) maupun pemberian terapi insulin untuk menurunkan gula
darah harus sepengetahuan dokter, dikonsumsi secara teratur tidak diperkenankan
untuk mengurangi atau menambah dosis tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan
dokter. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Srikartika et. al (2016) tentang
analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan obat pasien DM tipe 2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakpatuhan penderita DM melakukan
pengobatan secara teratur karena terlambat menebus obat dan lupa minum obat.
Self care activity yang kelima melakukan perawatan kaki secara teratur,
untuk mencegah terjadinya komplikasi kaki diabetic (ulkus diabetikum) penderita DM
dianjurkan melakukan perawatan kaki secara rutin meliputi: menjaga kebersihan kaki
setiap hari, memotong kuku secara berkala dengan baik dan benar, memakai alas kaki
yang sesuai dan pencegahan cedera pada kaki. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Purwanti dan Nurhayati (2017) menunjukkan bahwa faktor dominan
yang mempengaruhi kepatuhan pasien DM tipe 2 melakukan perawatan kaki yaitu
faktor pengetahuan tentang persepsi manfaat.(iskim Luthfa,2019)2

Konseling adalah suatu proses interaksi antara dua orang individu masing-
masing disebut konselordan klien. Dilakukan dalam suasana yang profesional
bertujuan dan berfungsi sebagai alat(wadah)untuk memudahkan perubahan tingkah
laku klien. (pepinsky&pepinsky,dalam shertzer&stone,1974).3
Konseling berarti memberikan edukasi yang tepat sesuai dengan penyakit dan
gejala yang dialami oleh individu konseling untuk penderita DM lebih berfokus pada
pengaturan diit,pola kebersihan diri cara merawat dari ujung rambut sampai ujung
kaki,konseling sebagai sarana mendekatkan diri kepada klien karena dengan adanya
konseling maka masyarakat atau individu bisa lebih dekat dengan perawat atau
konselor kesehatan yang lain.
konseling berisikan informasi akurat tentang upaya peningkatan derajat
kesehatan untuk individu dan masyakat sebagai upaya pencegahan sakit yang lebih
lanjut. Konseling yang efektif ialah konseling yang dilakukan dua arah yang
memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pengaruh konseling dengan
pengetahuan dan prubahan perilaku pada penderita diabetes melitus.

2
Iskim Luthfa . 2019 “Implementasi Selfcare Activity Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah

Puskesmas Bangetayu Semarang”. (online).


(http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/bpk/article/download/779/1
016,Diakes tanggal 06 maret 2020)
3
Penegertian. Definisi. 2020. “pengertian konseling”. (online).
(https://eko13.wordpress.com/2008/05/04/pengertian-konseling/,Diakses tanggal 06 maret 2020)
Dapus

Ali Maghfuri (2016), Buku pintar peawatan luka diabetes melitus, salemba
jagakarsa jakarta selatan.

Penegertian. Definisi. 2020. “pengertian konseling”. (online).


(https://eko13.wordpress.com/2008/05/04/pengertian-konseling/,Diakses tanggal 06 maret
2020)

Anda mungkin juga menyukai