Muhammadiyah Gombong
Siti Faidatun Munawaroh1*, Herniyatun2 , Kusumastuti 3
1,2
Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Gombong
3
Program Studi DIII Kebidanan, STIKES Muhammadiyah Gombong
*Email: faidmunawaroh9@gmail.com
Abstrak
Keywords: Latar Belakang : Salah satu kendala pemberian ASI yaitu bendungan ASI.
bendungan Dampak yang akan ditimbulkan jika bendungan ASI tidak teratasi yaitu akan
ASI, ibu nifas terjadi mastitis, abses payudara dan kebutuhan nutrisi bayi akan kurang
terpenuhi. Tujuan : Mengetahui gambaran kejadian bendungan ASI pada ibu
nifas di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Metode Penelitian : Penelitian ini
menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan survei. Sampel berjumlah 52
ibu nifas yang diambil secara purposive sampling. Data dianalisis secara
deskriptif.Hasil : Sebagian besar ibu nifas dengan usia kategori normal yaitu 50
responden (20-35 Tahun) (96,2%) dan paritas kategori primipara yaitu 30
responden (57,7%). Tanda gejala bendungan ASI pada ibu nifas yang terbanyak
adalah payudara terasa nyeri bila ditekan yaitu 48 responden (92.3%), dan
yang paling sedikit terjadi yaitu suhu tubuh sampai 38 o C yaitu 5 responden
(9,6%). Penyebab bendungan ASI pada ibu nifas yang terbanyak adalah
pengosongan mammae yang tidak sempurna yaitu 42 responden (80.8%) dan
yang paling sedikit terjadi yaitu puting susu terlalu panjang yaitu 9 responden
(17.3%). Dampak bendungan ASI pada ibu nifas yang terbanyak adalah ibu
merasa tidak nyaman yaitu 50 responden (96.2%) dan yang paling sedikit
terjadi yaitu ibu tidak mau menyusui yaitu 7 responden (13.5%). Kesimpulan :
Ibu nifas mengalami bendungan ASI karena pengosongan mammae yang tidak
sempurna dengan tanda gejala payudara terasa nyeri bila ditekan dan
berdampak pada ketidaknyamanan. Rekomendasi: Diharapkan peneliti
selanjutnya mengadakan penelitian dengan metode yang berbeda,
mengembangkan variabel yang menyebabkan bendungan ASI, sehingga dapat
diperoleh hasil yang lebih baik.
1054
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
1055
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
1056
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
1057
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
melakukan Ante Natal Care terutama pada sesuatu yang pernah dialami seseorang
bulan-bulan pertama kehamilan. akan menambah pengetahuan tentang
Usia 20-35 tahun merupakan usia sesuatu yang bersifat informal, seseorang
yang dianggap aman untuk menjalani yang telah memiliki pengalaman
kehamilan dan persalinan. Karena pada usia sebelumnya maka pengetahuannya akan
<20 tahun kondisi fisik terutama organ lebih baik, jadi pengalaman sseseorang
reproduksi dan psikologis belum 100% siap dapat mencegah hal-hal yang tidak
menjalani masa kehamilan dan persalinan. diinginkan terjadi.
Sedangkan kehamilan pada usia >35 tahun Ibu primipara kurang banyak
merupakan keadaan yang dikategorikan memiliki pengalaman dalam menyusui dan
dalam resiko tinggi terhadap kelainan kurang dalam memperoleh informasi
bawaan serta adanya penyulit selama masa tentang bendungan ASI dan pencegahan
kehamilan dan persalinan (Sulistyawati, dengan teknik menyusui yang benar.
2011). Teknik menyusui yang benar sering kali
Peran yang sangat penting bagi terabaikan. Ibu sering kurang memahami
petugas kesehatan pada pelayanan Post tata laksana laktasi yang benar. Dampak
Natal Care yaitu memberi tahu ibu untuk dari teknik menyusui yang salah pada ibu
memberikan ASI kepada bayinya karena yaitu ibu akan mengalami gangguan proses
ASI bisa memberi kekebalan tubuh, serta fisiologis setelah melahirkan, seperti puting
sangat baik untuk pertumbuhan dan susu lecet dan nyeri, payudara bengkak
perkembangan bayi karena dalam bahkan bisa sampai terjadi mastitis atau
penelitian dijumpai kenyataan bahwa abses payudara dan bendungan ASI.
terjadi banyak penyulit pada bayi yang Banyaknya pengalaman dalam menyusui
sejak awal mempergunakan susu formula menjadikan ibu primipara mempunyai
yaitu terjadinya penyakit diare dan tumbuh- pengetahuan yang baik tentang penyebab
kembang yang kurang memuaskan. Dan bendungan ASI karena pengalaman
peran ibu maupun masyarakat bisa merupakan salah satu sumber informasi
mencegah terjadinya infeksi payudara, yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu
karena yang selama ini terjadi masyarakat tentang penyebab kejadian bendungan ASI.
masih menganggap bahwa perawatan Pada seorang ibu yang mengalami
payudara itu kurang penting. Masyarakat laktasi kedua dan seterusnya cenderung
menganggap bahwa bendungan ASI ini untuk lebih baik daripada pertama. Laktasi
perlu di teliti karena selama ini masyarakat yang kedua yang dialami ibu berarti telah
menganggap bahwa bendungan ASI hanya memiliki pengalaman dalam memberikan
masalah biasa pada ibu yang sedang ASI eksklusif. Sedangkan pada laktasi yang
menyusui atau dalam bahasa jawa di sebut pertama ibu belum mempunyai pengalaman
ngrangkai (Manuaba, 2013). dalam menyusui (Purwanti, 2014). Menurut
Hasil penelitian menunjukkan Ida (2012) bahwa ibu yang mempunyai
sebagian besar responden dengan paritas paritas > 1 kali berpeluang 2,333 kali lebih
kategori primipara yaitu 30 ibu nifas besar memberikan ASI eksklusif
(57,7%). Hasil penelitian ini sejalan dibandingkan dengan ibu yang mempunyai
dengan penelitian Hastuti (2013), sebagian paritas 1 kali.
besar ibu primipara yang diteliti terdapat Hal ini sesuai dengan teori yang
bendungan ASI. Hal ini disebabkan karena dikemukan oleh Notoadmodjo (2010),
jumlah anak yang dilahirkan dapat bahwa pengalaman artinya berdasarkan
berpengaruh dengan pengalaman yang pemikiran kritis, akan tetapi pengalaman
dimiliki ibu nifas, pengalaman akan belum tentu teratur dan bertujuan. Mungkin
mempengaruhi pengetahuan tentang pengalaman hanya dicatat saja, pengalaman
bendungan ASI. Seperti pendapat yang yang disusun dengan sistematis oleh otak
dikemukan oleh Notoatmodjo (2010), maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan.
1058
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
1059
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Payudara terdiri dari kelenjar susu dikeluarkan, maka kondisi dasar payudara
yang dikelilingi oleh kulit, jaringan ikat dan seperti ada tekanan, sirkulasi darah vena
jaringan adiposa. Kelenjar susu yang terganggu dan vena susu menjadi padat.
longgar terhubung ke fasia mendalam dari Keadaan payudara yang padat karena ASI
pectoralis utama. Lokasi payudara terhambat keluar sering disebut bendungan
ditetapkan oleh jaringan ikat pada kulit dan ASI (Soejiningsih, 2012).
otot-otot dada. Jaringan ikat penyangga ini Menurut Wulandari dan Handayani
memiliki elastisitas dan spontan (2011), bendungan ASI adalah suatu
mengembang untuk mengakomodasi fungsi kejadian dimana aliran vena dan limfatik
fisiologis payudara. Fasia profunda tersumbat, aliran susu menjadi terhambat
bertindak sebagai dasar payudara. Jika dan tekanan pada saluran air susu ibu dan
dasar payudara kehilangan elastisitasnya alveoli meningkat. Kejadian ini biasanya
karena sebab apapun, maka akan disebabkan karena air susu yang terkumpul
mempengaruhi fungsi utama payudara yaitu tidak dikeluarkan sehingga menjadi
memproduksi ASI. Jika ASI tidak sumbatan.
3.3 Penyebab Bendungan ASI
Tanda gejala bendungan ASI Kategori f %
Pengosongan payudara tidak sempurna Ya 42 80.8
Tidak 10 19.2
Hisapan bayi tidak aktif Ya 36 69.2
Tidak 16 30.8
Posisi menyusui tidak benar Ya 31 59.6
Tidak 21 40.4
Puting susu terbenam Ya 18 34.6
Tidak 36 64.4
Puting susu terlalu panjang Ya 9 17.3
Tidak 43 82.7
Ibu tidak mengetahui perawatan payudara Ya 29 55.8
Tidak 23 44.2
1060
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
1061
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
1062
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
4.4 Dampak bendungan ASI pada ibu [7] Pertiwi, S. &, Praktek, B., & Bps, S.
nifas di RS PKU Muhammadiyah (2014). Hubungan Antara Post Natal
Gombong yang terbanyak adalah ibu Breast Care Dengan Terjadinya
merasa tidak nyaman yaitu 50 Bendungan ASI Di Bidan Praktek
responden (96.2%) dan yang paling Swasta (BPS) Wilayah Kerja
sedikit terjadi yaitu ibu tidak mau Puskesmas Wuriyantoro Wonogiri,
menyusui yaitu 7 responden (13.5%). VI(1), 43–56. Retrieved from
http//journal.stikeseub.ac.id/index.ph
REFERENSI p/jkeb/article/view/130/129
[1] Ayurai. (2010). Nifas Bendungan ASI. At: [8] Prawirohardjo Sarwono. (2010). Ilmu
http://ayurai.wordpress.com Kebidanan. Edisi keempat. Jakarta: PT
Bina Pustaka
[2] Badan Pusat Statistik (BPS). (2017).
Survei Demografi dan Kesehatan [9] Roesli, Utami. (2015). Inisiasi Menyusu
Indonesia (SDKI) 2017. Jakarta: BPS Dini plus ASI Eksklusif. Jakarta:
Pustaka. Bunda
[3] Depkes RI. (2017). Panduan manajemen
laktasi:Diet Gizi Masyarakat. Jakarta: [10] Rukiyah, A. yeyeh. (2012). Asuhan
Depkes RI Neonatus Bayi & Anak Balita. Jakarta:
Trans Info Media.
[4] Dinkes, Jateng. (2015). Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015. [11] Sulistyawati, Ari, (2009). Buku Ajar
Semarang: Dinkes Jateng. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: Andi
[5] Dinkes, Kebumen. (2015). Profil
Kesehatan Kabupaten Tahun 2015. [12] Sulistyawati. (2012). Asuhan Kebidanan
Kebumen: Dinkes Kebumen. Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
[6] Kemenkes RI. (2013). Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas [13] WHO (Word Health Organization).
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Edisi (2017). Word Health Statistics.
pertama. Jakarta: Kemenkes RI.
1063