Anda di halaman 1dari 10

The 10th University Research Colloqium 2019

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Gambaran Kejadian Bendungan ASI pada Ibu Nifas DI RS PKU

Muhammadiyah Gombong
Siti Faidatun Munawaroh1*, Herniyatun2 , Kusumastuti 3
1,2
Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah Gombong
3
Program Studi DIII Kebidanan, STIKES Muhammadiyah Gombong
*Email: faidmunawaroh9@gmail.com

Abstrak
Keywords: Latar Belakang : Salah satu kendala pemberian ASI yaitu bendungan ASI.
bendungan Dampak yang akan ditimbulkan jika bendungan ASI tidak teratasi yaitu akan
ASI, ibu nifas terjadi mastitis, abses payudara dan kebutuhan nutrisi bayi akan kurang
terpenuhi. Tujuan : Mengetahui gambaran kejadian bendungan ASI pada ibu
nifas di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Metode Penelitian : Penelitian ini
menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan survei. Sampel berjumlah 52
ibu nifas yang diambil secara purposive sampling. Data dianalisis secara
deskriptif.Hasil : Sebagian besar ibu nifas dengan usia kategori normal yaitu 50
responden (20-35 Tahun) (96,2%) dan paritas kategori primipara yaitu 30
responden (57,7%). Tanda gejala bendungan ASI pada ibu nifas yang terbanyak
adalah payudara terasa nyeri bila ditekan yaitu 48 responden (92.3%), dan
yang paling sedikit terjadi yaitu suhu tubuh sampai 38 o C yaitu 5 responden
(9,6%). Penyebab bendungan ASI pada ibu nifas yang terbanyak adalah
pengosongan mammae yang tidak sempurna yaitu 42 responden (80.8%) dan
yang paling sedikit terjadi yaitu puting susu terlalu panjang yaitu 9 responden
(17.3%). Dampak bendungan ASI pada ibu nifas yang terbanyak adalah ibu
merasa tidak nyaman yaitu 50 responden (96.2%) dan yang paling sedikit
terjadi yaitu ibu tidak mau menyusui yaitu 7 responden (13.5%). Kesimpulan :
Ibu nifas mengalami bendungan ASI karena pengosongan mammae yang tidak
sempurna dengan tanda gejala payudara terasa nyeri bila ditekan dan
berdampak pada ketidaknyamanan. Rekomendasi: Diharapkan peneliti
selanjutnya mengadakan penelitian dengan metode yang berbeda,
mengembangkan variabel yang menyebabkan bendungan ASI, sehingga dapat
diperoleh hasil yang lebih baik.

1. Pendahuluan persentase pemberian ASI eksklusif pada


ASI merupakan makanan terbaik bayi 0-6 bulan di Jawa Tengah pada tahun
untuk bayi yang mengandung sel darah 2015 sebesar 61,6 %, sedikit meningkat
putih, protein dan zat kekebalan yang dibandingkan persentase pemberian ASI
cocok untuk bayi. ASI membantu eksklusif tahun 2014 yaitu 60,7 %.
pertumbuhan dan perkembangan anak Presentase pemberian ASI eksklusif pada
secara optimal serta melindungi terhadap bayi 0-6 bulan di Kabupaten Kebumen
penyakit. Menurut World Health selama lima tahun terakhir cenderung
Organization (WHO) (2017) setiap mengalami peningkatan. Pada tahun 2012
tahunnya lebih dari 25.000 bayi di presentase ASI Eksklusif 54,58%, tahun
Indonesia dan 1,3 juta bayi di dunia dapat 2013 61,17%, tahun 2014 59,3%, tahun
diselamatkan dari kematian dengan 2015 68,3%, dan tahun 2016 41,8%.
diberikan ASI Eksklusif. Berdasarkan data Menurut penelitian Pertiwi (2014)
yang diperoleh dari profil kesehatan masalah yang terjadi pada masa nifas
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015, adalah puting susu lecet dengan insiden

1054
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

mencapai 57 % ibu menyusui. Menurut langsung misalnya anemia dan bendungan


Soetjningsih (2012) adapun masalah yang ASI. Bendungan ASI yang tidak disusukan
dapat terjadi akibat kurangya perawatan dengan adekuat akan menyebabkan
payudara dalam masa nifas adalah puting terjadinya mastitis. Pada tahun 2014 di
puting susu lecet, pembengkakan payudara, Amerika Serikat persentase perempuan
dan bendungan ASI. Bendungan ASI menyusui yang mengalami bendungan ASI
disebabkan oleh penyempitan duktus rata-rata sebanyak 8242 (87,05%) dari
laktiferus, kelenjar-kelenjar yang tidak 12.765 ibu nifas, pada tahun 2015 ibu yang
dikosongkan dengan sempurna. Hal mengalami bendungan ASI sebanyak 7198
tersebut terjadi karena kurangnya (66,87%) dari 10.764 ibu nifas dan pada
pengetahuan ibu postpartum tentang tahun 2016 terdapat ibu yang mengalami
menyusui secara on demand, manfaat bendungan ASI sebanyak 6543 (66,34%)
menyusui secara on demand dan manfaat dari 9.862 ibu nifas (WHO, 2017).
ASI bagi bayi (Ayurai, 2010). Kurangnya Menurut data Association of
frekuensi menyusu akan berakibat tidak Southeast Asian Nations (ASEAN) pada
baik pada ibu dan bayi, karena isapan bayi tahun 2014 disimpulkan bahwa presentase
sangat berpengaruh pada produksi ASI cakupan kasus bendungan ASI pada ibu
selanjutnya akan tetapi ibu-ibu kurang nifas di 10 negara yaitu Indonesia,
mendapat informasi tentang manfaat ASI Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina,
dan teknik menyusui yang benar (Roesli, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos,
2015). Myanmar dan Kamboja tercatat 107.654
Menyusui adalah proses pemberian ibu nifas, pada tahun 2015 terdapat ibu
Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana nifas yang mengalami bendungan ASI
bayi memiliki refleks menghisap untuk sebanyak 95.698 (66,87%) ibu nifas, serta
mendapatkan dan menelan ASI (Roesli, pada tahun 2016 ibu yang mengalami
2015). Teknik menyusui merupakan salah bendungan ASI sebanyak 76.543 (71,10%)
satu penyebab yang mempengaruhi dengan angka tertinggi terjadi di Indonesia
produksi ASI, apabila teknik menyusui (37, 12 %) (Depkes RI, 2017). Menurut
tidak benar akan menyebabkan puting lecet penelitian Badan Penelitian dan
dan menjadikan ibu tidak mau menyusui Pengembangan Kesehatan RI pada tahun
atau bayinya tidak bersedia menyusu. 2018 kejadian bendungan ASi di Indonesia
Bendungan ASI adalah terkumpulnya ASI terbanyak terjadi pada ibu-ibu bekerja
didalam payudara akibat penyempitan sebanyak 16% dari ibu menyusui
duktus laktiferus atau kelenjar yang tidak (Kemenkes, 2019). Sementara hasil Survey
dikosongkan dengan sempurna pada saat Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) Propinsi
menyusui bayi atau karena kelainan pada Jawa Barat tahun 2018 kejadian bendungan
puting susu (Rukiyah, 2012). Bendungan ASI pada ibu menyusui di Jawa Tengah
ASI adalah bendungan yang terjadi pada yaitu 13% (1-3 kejadian dari 100 ibu
kelenjar payudara oleh karena ekspansi dan menyusui) terjadi di perkotaan dan 2-13%
tekanan dari produksi dan penampungan (2-13 kejadian dari 100 ibu menyusui)
ASI. Bendungan ASI terjadi pada hari ke 3- terjadi di pedesaan (Badan Pusat Statistik
5 setelah persalinan (Kemenkes RI, 2013). Propinsi Jawa Tengah, 2014). Angka
Menurut data World Health kejadian bendungan ASI di kota Kebumen
Organization (WHO) (2017) yaitu 15-18% (15-18 kejadian dari 100 ibu
memperkirakan 10% kelahiran hidup menyusui) (Dinkes Kebumen, 2019).
mengalami komplikasi, di antaranya Berdasarkan data RS PKU Muhammadiyah
kesakitan. Kesakitan ibu terdiri atas Gombong pada bulan Oktober 2018,
komplikasi ringan sampai berat berupa jumlah ibu nifas sebanyak 46 orang ibu
komplikasi permanen atau menahun yang nifas dengan ibu yang mengalami
terjadi sesudah masa nifas. Infeksi juga bendungan ASI sebanyak 9 (19,56%)
merupakan penyebab penting kematian dan orang.
kesakitan ibu. Insidensi infeksi nifas sangat Pemerintah telah membuat kebijakan
berhubungan dengan praktik tidak bersih pada masa nifas. Padakebijakan program
pada waktu persalinan dan masa nifas. nasional masa nifas paling sedikit empat
Kesakitan yang menyusul penyebab tidak kali kunjungan yang dilakukan. Dalam

1055
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Kepmenkes RI. No. 369/ rongga mulut, sementara lidah memberikan


MENKES/SK/III/2007, petugas kesehatan penekanan yang berulang-ulang secara
memberikan asuhan pada ibu nifas dan teratur sehingga ASI akan keluar dari
menyusui yang bermutu tinggi pada proses duktus lactiferous.
laktasi atau menyusui dan teknik menyusui Dampak yang akan ditimbulkan jika
yang benar serta penyimpangan yang lazim bendungan ASI tidak teratasi yaitu akan
terjadi termasuk pembekakan payudara, terjadi mastitis dan abses payudara.
mastitis, abses, puting lecet, puting masuk. Mastitis merupakan inflamasi atau infeksi
Mengingat pentingnya pemberian ASI, payudara dimana gejalanya yaitu payudara
maka perlu adanya perhatian dalam proses keras, memerah, dan nyeri, dapat disertai
laktasi agar terlaksana dengan benar. demam >38 0 C (Kemenkes RI, 2013)
Sehubungan dengan hal tersebut telah sedangkan abses payudara merupakan
ditetapkan dengan Kepmenkes RI. No. komplikasi lanjutan setelah terjadinya
450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian mastitis dimana terjadi penimbunan nanah
Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada didalam payudara (Rukiyah, 2012). Selain
bayi Indonesia. berdampak pada ibu, bendungan ASI juga
Bendungan ASI juga dapat berdampak pada bayi dimana kebutuhan
disebabkan oleh kelainan putting susu. nutrisi bayi akan kurang terpenuhi karena
Menurut Sulistiawati (2012), kelainan kurangnya asupan yang didapatkan oleh
putting susu sebenarnya tidak selalu bayi.
menjadi masalah. Secara umum, ibu tetap Berdasarkan studi pendahuluan yang
masih dapat menyusui bayinya dan upaya dilakukan di RS PKU Muhammadiyah
selama antenatal umumnya kurang Gombong pada bulan Oktober 2018,
berfaedah, seperti memanipulasi putting jumlah ibu nifas sebanyak 46 orang ibu
dengan perasat Hoffman, menarik-narik nifas dengan ibu yang mengalami
putting, atau penggunaan breast shield dan bendungan ASI sebanyak 9 (19,56%)
breast shell. Yang paling efisien untuk orang. Penyebab bendungan ASI yang
memperbaiki keadaan ini adalah hisapan dialami ibu nifas yaitu teknik menyusui
langsung bayi yang kuat. yang salah yaitu 4 orang (44,4%), kelainan
Pentingnya teknik menyusui yang anatomis yaitu 2 orang (22,2%), dan
benar untuk mencegah kejadian bendungan mastitis yaitu 3 orang (33,3%). Upaya
ASI. Cara memberikan ASI kepada bayi pencegahan yang sudah dilakukan di RS
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi PKU Muhammadiyah Gombong yaitu ibu
dengan benar (Perinasia, 2010). Teknik diberikan penyuluhan tentang perawatan
menyusui merupakan salah satu penyebab payudara pada saat trimester II dan III.
yang mempengaruhi produksi ASI, apabila Berdasarkan latar belakang dan studi
teknik menyusui tidak benar akan pendahuluan yang telah dilakukan, penulis
menyebabkan puting lecet dan menjadikan merasa perlu untuk melakukan penelitian
ibu tidak mau menyusui atau bayinya tidak tentang gambaran kejadian bendungan ASI
bersedia menyusu. Menurut Sulistiawati pada ibu nifas di RS PKU Muhammadiyah
(2012), bila di posisikan dengan benar, Gombong.
bayi akan membentuk suatu pentil, jaringan Tujuan penelitian ini yaitu
putting susu, dan payudara, serta sinus mengetahui kejadian bendungan ASI pada
lactiferous sekarang akan berada dalam ibu nifas di RS PKU Muhammadiyah
rongga mulut bayi. Putting susu akan Gombong.
masuk sampai sejauh langit-langit lunak
(velum platinum) dan bersentuhan dengan 2. Metode Penelitian
langit-langit tersebut. Sentuhan ini akan Penelitian ini menggunakan desain
merangsang reflex penghisapan. Rahang deskriptif dengan pendekatan survei.
bawah bayi menutup pada jaringan Sampel berjumlah 52 ibu nifas yang
payudara, penghisapan akan terjadi, dan diambil secara purposive sampling. Data
putting susu ditangkap dengan baik dalam dianalisis secara deskriptif.

1056
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Karakteristik pasien berdasarkan usia dan paritas
Karakteristik Kategori f %
Usia Resiko Tinggi (≤20 Tahun dan ≥35 Tahun 2 3,8
Normal 50 96,2
Paritas Primipara 30 57,7
Multipara 22 42,3

Berdasarkan tabel diatas wanita menjalankan kehamilan yaitu usia


menunjukkan sebagian besar responden 20 – 35 tahun. Usia tersebut dianggap
dengan usia kategori normal (20-35 Tahun) batasan relatif paling aman dan sehat dari
yaitu 50 responden (96,2%) dan paritas segi reproduksi ibu serta dapat memelihara
kategori primipara yaitu 30 responden secara baik dalam masa kehamilan
(57,7%). sehingga dapat tercapai well health mother
Hasil penelitian menunjukkan for well born baby.
sebagian besar responden dengan dengan Masalah yang timbul selama masa
usia kategori normal (20-35 Tahun) yaitu menyusui dapat dimulai sejak periode
50 responden (96,2%). Pada usia ≥ 20 antenatal, masa pasca persalinan dini (nifas
tahun seseorang memasuki usia dewasa atau laktasi) dan masa pasca persalinan
sehingga cara berfikir akan lebih matang lanjut. Pada pemeriksaan Ante Natal Care
dan lebih siap untuk menikah, berperan ibu diberikan penyuluhan tentang
sebagai orang tua dalam melakukan perawatan payudara pada saat trimester II
perawatan pada bayi khususnya pemberian dan III, perawatan payudara pada ibu hamil
ASI melalui teknik menyusui yang benar perlu dilakukan. Sedangkan salah satu
guna mengurangi potensi bendungan ASI masalah dalam menyusui pada masa pasca
namun pemberian ASI sangat erat persalinan dini (masa nifas atau laktasi)
hubungannya dengan pengalaman adalah puting susu nyeri, puting susu lecet,
menyusui. Ibu dengan usia 25-30 tahun payudara bengkak, dan mastitis
terkadang belum memiliki pengalaman (Ambarwati dan Wulandari, 2012).
menyusui, pemahaman tentang bendungan Gerakan pada perawatan payudara dapat
ASI dan informasi yang diketahui tentang bermanfaat melancarkan reflek pengeluaran
bendungan ASI sangat terbatas sehingga ASI. Selain itu juga merupakan cara yang
menyebabkan banyaknya kejadian efektif meningkatkan volume ASI. Terakhir
bendungan ASI. yang tak kalah penting, mencegah
Penelitian Desmawati (2008) bendungan pada payudara (Pramitasari dan
menyatakan bahwa usia tidak berpengaruh Saryono, 2013).
terhadap bendungan ASI karena yang lebih Menurut Sitorus (2017), bahwa umur
berpengaruh adalah tentang pengetahuan ibu saat melahirkan mempunyai makna
seseorang dalam melakukan yang signifikan terhadap tindakan
pencegahannya supaya tidak terjadi persalinan di rumah sakit negeri maupun
bendungan ASI tersebut. Hasil penelitian rumah sakit swasta. Hasil penelitian ini
ini pun sesuai dengan pendapat juga menunjukkan masih adanya kehamilan
Notoatmodjo (2010), yang menyatakan dibawah usia 20 tahun. Kehamilan di
bahwa usia berpengaruh terhadap daya bawah umur memuat risiko yang tidak
tangkap pola pikir seseorang, semakin kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum
bertambahnya usia seseorang maka akan stabil dan ibu mudah tegang. Sementara
berkembangnya pula daya tangkap dan kecacatan kelahiran bisa muncul akibat
daya pikirnya sehingga menyebabkan ketegangan saat dalam kandungan, adanya
pengetahuan yang diperolehnya semakin rasa penolakan secara emosional ketika si
membaik dan membuat seseorang dengan ibu mengandung bayinya. Remaja
usia yang bertambah akan semakin perempuan yang sedang hamil, terutama
waspada terhadap dirinya sendiri terutama jika memiliki dukungan dari orang tua,
tentang kesehatan dirinya sendiri. diharapkan mendapatkan perawatan
Menurut Pinantoan dkk (2015) kehamilan yang memadai dengan sering
menyatakan bahwa usia reproduksi sehat

1057
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

melakukan Ante Natal Care terutama pada sesuatu yang pernah dialami seseorang
bulan-bulan pertama kehamilan. akan menambah pengetahuan tentang
Usia 20-35 tahun merupakan usia sesuatu yang bersifat informal, seseorang
yang dianggap aman untuk menjalani yang telah memiliki pengalaman
kehamilan dan persalinan. Karena pada usia sebelumnya maka pengetahuannya akan
<20 tahun kondisi fisik terutama organ lebih baik, jadi pengalaman sseseorang
reproduksi dan psikologis belum 100% siap dapat mencegah hal-hal yang tidak
menjalani masa kehamilan dan persalinan. diinginkan terjadi.
Sedangkan kehamilan pada usia >35 tahun Ibu primipara kurang banyak
merupakan keadaan yang dikategorikan memiliki pengalaman dalam menyusui dan
dalam resiko tinggi terhadap kelainan kurang dalam memperoleh informasi
bawaan serta adanya penyulit selama masa tentang bendungan ASI dan pencegahan
kehamilan dan persalinan (Sulistyawati, dengan teknik menyusui yang benar.
2011). Teknik menyusui yang benar sering kali
Peran yang sangat penting bagi terabaikan. Ibu sering kurang memahami
petugas kesehatan pada pelayanan Post tata laksana laktasi yang benar. Dampak
Natal Care yaitu memberi tahu ibu untuk dari teknik menyusui yang salah pada ibu
memberikan ASI kepada bayinya karena yaitu ibu akan mengalami gangguan proses
ASI bisa memberi kekebalan tubuh, serta fisiologis setelah melahirkan, seperti puting
sangat baik untuk pertumbuhan dan susu lecet dan nyeri, payudara bengkak
perkembangan bayi karena dalam bahkan bisa sampai terjadi mastitis atau
penelitian dijumpai kenyataan bahwa abses payudara dan bendungan ASI.
terjadi banyak penyulit pada bayi yang Banyaknya pengalaman dalam menyusui
sejak awal mempergunakan susu formula menjadikan ibu primipara mempunyai
yaitu terjadinya penyakit diare dan tumbuh- pengetahuan yang baik tentang penyebab
kembang yang kurang memuaskan. Dan bendungan ASI karena pengalaman
peran ibu maupun masyarakat bisa merupakan salah satu sumber informasi
mencegah terjadinya infeksi payudara, yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu
karena yang selama ini terjadi masyarakat tentang penyebab kejadian bendungan ASI.
masih menganggap bahwa perawatan Pada seorang ibu yang mengalami
payudara itu kurang penting. Masyarakat laktasi kedua dan seterusnya cenderung
menganggap bahwa bendungan ASI ini untuk lebih baik daripada pertama. Laktasi
perlu di teliti karena selama ini masyarakat yang kedua yang dialami ibu berarti telah
menganggap bahwa bendungan ASI hanya memiliki pengalaman dalam memberikan
masalah biasa pada ibu yang sedang ASI eksklusif. Sedangkan pada laktasi yang
menyusui atau dalam bahasa jawa di sebut pertama ibu belum mempunyai pengalaman
ngrangkai (Manuaba, 2013). dalam menyusui (Purwanti, 2014). Menurut
Hasil penelitian menunjukkan Ida (2012) bahwa ibu yang mempunyai
sebagian besar responden dengan paritas paritas > 1 kali berpeluang 2,333 kali lebih
kategori primipara yaitu 30 ibu nifas besar memberikan ASI eksklusif
(57,7%). Hasil penelitian ini sejalan dibandingkan dengan ibu yang mempunyai
dengan penelitian Hastuti (2013), sebagian paritas 1 kali.
besar ibu primipara yang diteliti terdapat Hal ini sesuai dengan teori yang
bendungan ASI. Hal ini disebabkan karena dikemukan oleh Notoadmodjo (2010),
jumlah anak yang dilahirkan dapat bahwa pengalaman artinya berdasarkan
berpengaruh dengan pengalaman yang pemikiran kritis, akan tetapi pengalaman
dimiliki ibu nifas, pengalaman akan belum tentu teratur dan bertujuan. Mungkin
mempengaruhi pengetahuan tentang pengalaman hanya dicatat saja, pengalaman
bendungan ASI. Seperti pendapat yang yang disusun dengan sistematis oleh otak
dikemukan oleh Notoatmodjo (2010), maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan.

1058
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

3.2 Tanda gejala bendungan ASI


Tanda gejala bendungan ASI Kategori f %
Payudara bengkak Ya 30 57.7
Tidak 22 42.3
Puting mendatar Ya 23 44.2
Tidak 29 55.8
Pengeluaran susu tidak lancar Ya 41 78.8
Tidak 11 21.2
Payudara nyeri Ya 48 92.3
Tidak 4 7.7
Payudara kemerahan Ya 19 36.5
Tidak 33 63.5
Suhu tubuh sampai 38 o C. Ya 5 9,6
Tidak 47 90.4

Berdasarkan tabel diatas benar-benar menghabiskan isi payudara


menunjukkan tanda gejala bendungan ASI yang sakit tersebut, tempelkan handuk
yang terbanyak adalah payudara terasa halus yang sudah dibasahi dengan air
nyeri bila ditekan yaitu 48 responden hangat pada payudara yang sakit beberapa
(92.3%), dan yang paling sedikit terjadi kali dalam sehari (atau mandi dengan air
yaitu suhu tubuh sampai 38 o C yaitu 5 hangat beberapa kali), lakukan pemijatan
responden (9,6%). dengan lembut di sekitar area yang
Hasil penelitian menunjukkan tanda mengalami penyumbatan kelenjar susu dan
gejala bendungan ASI yang terbanyak secara perlahan-lahan turun ke arah puting
adalah payudara terasa nyeri bila ditekan susu, Kompres dingin pada payudara di
yaitu 48 responden (92.3%), dan yang antara waktu menyusui, lakukan evaluasi
paling sedikit terjadi yaitu suhu tubuh setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya
sampai 38 o C yaitu 5 responden (9,6%). (Prawirohardjo, 2010).
Peneliti menganjurkan responden untuk Hal ini sejalan dengan penelitian
menyusui bayinya sesering mungkin, Wulandari dan Handayani (2011) yang
mengajurkan kompres hangat dan dingin menunjukkan gejala yang sering muncul
pada payudaranya yang tersa keras dan pada saat terjadi bendungan ASI antara lain
nyeri, dan menganjurkan untuk memijat payudara bengkak, payudara terasa nyeri,
lembut pada payudara sebelum menyusui, panas dan keras dan suhu tubuh ibu sampai
menganjurkan ibu untuk mengeluarka ASI 38 oC. Apabila keadaan ini berlanjut maka
nya jika masih tersa penuh setelah bayi dapat mengakibatkan terjadinya mastitis
menyusu, mengajurkan ibu untuk tetap dan abses payudara. Bendungan ASI
menyusui dengan payudara yang sakit, dan tersebut dapat dicegah dengan cara
menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya perawatan payudara yang dapat dilakukan
secara esklusif selama 6 bulan. oleh ibu. Selain perawatan payudara dapat
Hal ini sudah sesuai dengan teori mencegah terjadinya bendungan ASI,
Prawiroharjo, (2010) yaitu sebelum perawatan payudara juga dapat
menyusui, pijat payudara dengan lembut, memperlancar proses laktasi.
mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan Menurut Soejiningsih (2012) ASI
bergerak ke arah puting susu dan lebih merupakan suatu interaksi yang sangat
berhati-hati pada area yang mengeras, komplek antara rangsangan mekanik,
menyusui sesering mungkin dengan jangka syaraf, dan bermacam – macam hormone
waktu selama mungkin, susui bayi dengan yang berpengaruh terhadap pengeluaran
payudara yang sakit jika ibu kuat oksitosin. Pengeluaran hormone oksitosin
menahannya, karena bayi akan menyusui dipengaruhi oleh reseptor yang terletak
dengan penuh semangat pada awal sesi pada sistem duktus, bila duktus melebar
menyususi, sehingga bisa mengeringkannya atau menjadi lunak maka secara reflektoris
dengan efektif, lanjutkan dengan dikeluarkan oleh hipofise yang berperan
mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap untuk memeras air susu dari alveoli.
kali selesai menyusui jika bayi belum

1059
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Payudara terdiri dari kelenjar susu dikeluarkan, maka kondisi dasar payudara
yang dikelilingi oleh kulit, jaringan ikat dan seperti ada tekanan, sirkulasi darah vena
jaringan adiposa. Kelenjar susu yang terganggu dan vena susu menjadi padat.
longgar terhubung ke fasia mendalam dari Keadaan payudara yang padat karena ASI
pectoralis utama. Lokasi payudara terhambat keluar sering disebut bendungan
ditetapkan oleh jaringan ikat pada kulit dan ASI (Soejiningsih, 2012).
otot-otot dada. Jaringan ikat penyangga ini Menurut Wulandari dan Handayani
memiliki elastisitas dan spontan (2011), bendungan ASI adalah suatu
mengembang untuk mengakomodasi fungsi kejadian dimana aliran vena dan limfatik
fisiologis payudara. Fasia profunda tersumbat, aliran susu menjadi terhambat
bertindak sebagai dasar payudara. Jika dan tekanan pada saluran air susu ibu dan
dasar payudara kehilangan elastisitasnya alveoli meningkat. Kejadian ini biasanya
karena sebab apapun, maka akan disebabkan karena air susu yang terkumpul
mempengaruhi fungsi utama payudara yaitu tidak dikeluarkan sehingga menjadi
memproduksi ASI. Jika ASI tidak sumbatan.
3.3 Penyebab Bendungan ASI
Tanda gejala bendungan ASI Kategori f %
Pengosongan payudara tidak sempurna Ya 42 80.8
Tidak 10 19.2
Hisapan bayi tidak aktif Ya 36 69.2
Tidak 16 30.8
Posisi menyusui tidak benar Ya 31 59.6
Tidak 21 40.4
Puting susu terbenam Ya 18 34.6
Tidak 36 64.4
Puting susu terlalu panjang Ya 9 17.3
Tidak 43 82.7
Ibu tidak mengetahui perawatan payudara Ya 29 55.8
Tidak 23 44.2

Berdasarkan tabel diatas halnya jika puting terlalu panjang


menunjukkan penyebab bendungan ASI mengakibatkan bayi kesulitan menyusu
yang terbanyak adalah pengosongan karena tidak bisa menghisap areola dan
payudara yang tidak sempurna yaitu 42 merangsang sinus laktifalus untuk
responden (80.8%) dan yang paling mengeluarkan ASI sehingga ASI
sedikit terjadi yaitu puting susu terlalu tertahan menjadi bendungan ASI.
panjang yaitu 9 responden (17.3%). Dikuatkan oleh teori yang timbul
Hasil penelitian menunjukkan pada Bendungan ASI, yaitu
penyebab bendungan ASI yang pengosongan mamae yang tidak
terbanyak adalah pengosongan sempurna, faktor hisapan bayi yang
payudara yang tidak sempurna yaitu 42 tidak aktif, faktor posisi menyusui bayi
responden (80.8%) dan yang paling yang tidak benar, puting susu terbenam.
sedikit terjadi yaitu puting susu terlalu puting susu terlalu panjang (Saifudin,
panjang yaitu 9 responden (17.3%). 2009). Menurut Manuaba (2010)
Pengosongan payudara yang tidak bendungan ASI disebabkan karena
sempurna mengakibatkan ASI mengalir penyempitan duktus laktiferus atau oleh
tidak lancar, namun ada pula payudara kelenjar-kelenjar yang tidak
yang terbendung membesar, dikosongkan dengan sempurna atau
membengkak dan sangat nyeri, puting karena kelainan pada puting susu.
susu teregang menjadi rata. ASI tidak Prawiroharjo (2011) menambah
mengalir dengan mudah dan bayi sulit bahwa beberapa faktor yang dapat
mengenyut untuk menghisap ASI sama menyebabkan bendungan ASI adalah

1060
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

pengosongan payudara yang tidak dilakukan oleh Retno (2010) bahwa


sempurna, faktor hisapan bayi yang tanda dan gejala bendungan ASI adalah
tidak aktif, faktor posisi menyusui bayi payudara bengkak, adanya rasa nyeri,
yang tidak benar, puting susu terbenam, teraba keras. Sehingga tidak ada
dan puting susu terlalu panjang. kesenjangan antara teori dengan data
Payudara yang membengkak biasanya yang diperoleh dari keluhan pasien dan
terjadi sesudah melahirkan pada hari pemeriksaan secara langsung.
ketiga atau keempat. Gejala yang Bendungan ASI disebabkan
dirasakan ibu ketika mengalami karena pengosongan payudara yang
bendungan ASI adalah mamae terasa tidak sempurna, karena teknik
panas, keras pada perabaan, terasa nyeri menyusui yang tidak benar, pemakaian
dan putting susu bisa mendatar bra yang terlalu ketat, dan pengisapan
sehingga bayi sulit menyusu. Hal ini bayi yang kurang kuat (Prawirohardjo,
akan mengakibatkan pengeluaran susu 2013). Menurut Mochtar (2015) dalam
yang tidak lancar karena terhalang oleh masa laktasi, terjadi peningkatan
duktuli laktiferi yang menyempit, produksi ASI pada Ibu yang produksi
payudara bengkak, keras dan panas, ASI-nya berlebihan. Apabila bayi sudah
nyeri bila ditekan, warnanya kenyang dan selesai menyusu, &
kemerahan, suhu tubuh sampai 38 o C payudara tidak dikosongkan, maka
ASI (Rukiyah dan Yulianti ,2010). masih terdapat sisa ASI di dalam
Menurut Bastonhelen (2010) payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak
menyatakan bahwa bendungan terjadai dikeluarkan dapat menimbulkan
karena ASI mengalir tidak lancar, bendungan ASI.
namun ada pula payudara yang Menurut Suradi (2008),
terbendung membesar, membengkak pengosongan payudara setiap kali
dan sangat nyeri, puting susu teregang menyusui memiliki tiga keuntungan,
menjadi rata. ASI tidak mengalir yaitu merupakan umpan balik untuk
dengan mudah dan bayi sulit merangsang pembentukan ASI kembali,
mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu mencegah terjadi bendungan ASI dan
kadang-kadang menjadi demam, tapi komplikasinya, dan bayi mendapatkan
biasanya akan hilang dalam 24 jam. Hal komposisi ASI yang lengkap (susu awal
ini sudah sesuai penelitian yang dan susu akhir).

3.4 Dampak bendungan ASI


Dampak bendungan ASI Kategori f %
Mastitis Ya 17 32.7
Tidak 35 67.3
Abses Ya 10 19.2
Tidak 42 80.8
Bayi tidak mau menyusu Ya 43 82.7
Tidak 9 17.3
Ibu merasa tidak nyaman Ya 50 96.2
Tidak 2 3.8
Kulit payudara merah mengkilat Ya 8 15.4
Tidak 44 84.6
Putting lebih datar Ya 22 42.3
Tidak 30 57.7
Bayi rewel Ya 10 19.2
Tidak 42 80.8
Ibu tidak mau menyusui Ya 7 13.5
Tidak 45 86.5

1061
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Berdasarkan tabel diatas yang tidak disusukan secara adekuat


menunjukkan dampak bendungan ASI yang akhirnya terjadi mastitis.
terbanyak adalah ibu merasa tidak nyaman Bendungan ASI biasanya sering
yaitu 50 responden (96.2%) dan yang terjadi pada ibu nifas atau setelah
paling sedikit terjadi yaitu ibu tidak mau melahirkan, oleh sebab itu pada masa ini,
menyusui yaitu 7 responden (13.5%). disebut juga sebagai masa rawan terjadinya
Hasil penelitian menunjukkan pembengkakan payudara, sehingga ibu
dampak bendungan ASI yang terbanyak diminta untuk benar – benar melakukan
adalah ibu merasa tidak nyaman yaitu 50 perawatan payudara serta mengetahui
responden (96.2%) dan yang paling sedikit bagaimana cara atau teknik menyusui yang
terjadi yaitu ibu tidak mau menyusui yaitu baik dan benar (Maryunani, 2009).
7 responden (13.5%). Selain berdampak Dampak yang akan ditimbulkan jika
pada ibu, bendungan ASI juga berdampak bendungan ASI tidak teratasi yaitu akan
pada bayi dimana kebutuhan nutrisi bayi terjadi mastitis dan abses payudara.
akan kurang terpenuhi karena kurangnya Mastitis merupakan inflamasi atau infeksi
asupan yang didapatkan oleh bayi. Upaya payudara dimana gejalanya yaitu payudara
yang yang dilakukan untuk mencegah keras, memerah, dan nyeri, dapat disertai
terjadinya bendungan ASI yaitu pada saat demam >38 0C (Kemenkes RI, 2013)
antenatal, dimana ibu diberikan penyuluhan sedangkan abses payudara merupakan
tentang perawatan payudara pada saat komplikasi lanjutan setelah terjadinya
trimester II dan III, perawatan payudara mastitis dimana terjadi penimbunan nanah
pada ibu hamil sampai dengan saat didalam payudara (Rukiyah, Yulianti,
menyusui perlu dilakukan. Hal ini 2012).
dikarenakan payudara adalah penghasil ASI Hasil penelitian El-Saidy (2016)
sebagai sumber nutrisi untuk bayi yang tentang “Effect of two different nursing
baru lahir dan jika tidak melakukan care approaches on reduction of breast
perawatan payudara dengan baik dan hanya engorgement among postnatal”.
melakukan perawatan payudara saat akan Merekomendasikan pencegahan dan
melahirkan atau setelah melahirkan sering deteksi dini payudarapembengkakan harus
dijumpai kasus yang merugikan ibu dan dilakukan untuk semua wanita postnatal.
bayi seperti terjadinya bendungan ASI.
Selain itu penyuluhan tentang personal 4. Kesimpulan
hygiene juga perlu diberikan karena 4.1 Sebagian besar ibu nifas di RS PKU
mengingat terjadinya mastitis disebabkan Muhammadiyah Gombong dengan
oleh bakteri stapylococus aerus usia kategori normal (20-35 Tahun)
Menurut penelitian Erna, (2015), yaitu 50 responden (96,2%) dan
dampak bendungan ASI yaitu statis pada paritas kategori primipara yaitu 30
pembuluh limfe akan mengakibatkan responden (57,7%).
tekanan intraduktal yang akan 4.2 Tanda gejala bendungan ASI pada ibu
mempengaruhi berbagai segmen pada nifas di RS PKU Muhammadiyah
payudara, sehingga tekanan seluruh Gombong yang terbanyak adalah
payudara meningkat, akibatnya payudara payudara terasa nyeri bila ditekan
sering terasa penuh, tegang, dan nyeri yaitu 48 responden (92.3%), dan yang
walaupun tidak disertai dengan demam. paling sedikit terjadi yaitu suhu tubuh
Terlihat kalang payudara lebih lebar sampai 38 o C yaitu 5 responden
sehingga sukar dihisap oleh bayi. Pada ibu (9,6%).
yang mengalami bendungan ASI menyusui 4.3 Penyebab bendungan ASI pada ibu
pun akan terhambat karena ibu merasa sakit nifas di RS PKU Muhammadiyah
dan nyeri pada payudara sehingga ibu takut Gombong yang terbanyak adalah
atau malas untuk menyusui. Hal itu pengosongan payudara yang tidak
mengakibatkan bayi tidak disusui secara sempurna yaitu 42 responden (80.8%)
adekuat, sehingga ASI terkumpul pada dan yang paling sedikit terjadi yaitu
duktus laktiferus yang mengakibatkan puting susu terlalu panjang yaitu 9
terjadinya pembengkakan. Bendungan ASI responden (17.3%).

1062
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

4.4 Dampak bendungan ASI pada ibu [7] Pertiwi, S. &, Praktek, B., & Bps, S.
nifas di RS PKU Muhammadiyah (2014). Hubungan Antara Post Natal
Gombong yang terbanyak adalah ibu Breast Care Dengan Terjadinya
merasa tidak nyaman yaitu 50 Bendungan ASI Di Bidan Praktek
responden (96.2%) dan yang paling Swasta (BPS) Wilayah Kerja
sedikit terjadi yaitu ibu tidak mau Puskesmas Wuriyantoro Wonogiri,
menyusui yaitu 7 responden (13.5%). VI(1), 43–56. Retrieved from
http//journal.stikeseub.ac.id/index.ph
REFERENSI p/jkeb/article/view/130/129

[1] Ayurai. (2010). Nifas Bendungan ASI. At: [8] Prawirohardjo Sarwono. (2010). Ilmu
http://ayurai.wordpress.com Kebidanan. Edisi keempat. Jakarta: PT
Bina Pustaka
[2] Badan Pusat Statistik (BPS). (2017).
Survei Demografi dan Kesehatan [9] Roesli, Utami. (2015). Inisiasi Menyusu
Indonesia (SDKI) 2017. Jakarta: BPS Dini plus ASI Eksklusif. Jakarta:
Pustaka. Bunda
[3] Depkes RI. (2017). Panduan manajemen
laktasi:Diet Gizi Masyarakat. Jakarta: [10] Rukiyah, A. yeyeh. (2012). Asuhan
Depkes RI Neonatus Bayi & Anak Balita. Jakarta:
Trans Info Media.
[4] Dinkes, Jateng. (2015). Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015. [11] Sulistyawati, Ari, (2009). Buku Ajar
Semarang: Dinkes Jateng. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: Andi
[5] Dinkes, Kebumen. (2015). Profil
Kesehatan Kabupaten Tahun 2015. [12] Sulistyawati. (2012). Asuhan Kebidanan
Kebumen: Dinkes Kebumen. Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
[6] Kemenkes RI. (2013). Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas [13] WHO (Word Health Organization).
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Edisi (2017). Word Health Statistics.
pertama. Jakarta: Kemenkes RI.

1063

Anda mungkin juga menyukai