Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada asumsi gas ideal, dinyatakan bahwa semua arah dari kecepatan
molekul memiliki kecepatan yang sama. Asumsi ini memberikan petunjuk bahwa
arah kecepatan molekul pada saat tertentu bisa dianggap ke segala arah dengan
kecepatan yang sama. Dalam pergerakannya, dapat dipahami bahwa atom atau
molekul akan saling bertumbukan satu dengan yang lainnya. Tumbukan ini akan
semakin sering terjadi apabila pergerakan molekul semakin besar, hal ini terjadi
saat temperaturnya semakin tinggi. Untuk mengetahui besar tumbukan yang
terjadi, maka diperlukannya menentukan jumlah tumbukan rata-rata molekul.
Dalam menghitung jumlah tumbukan rata-rata, kita memandang pergerakan suatu
molekul. Untuk mempermudah penentuannya kita menganggap semua molekul
gas kecuali molekul target adalah diam dan tersebar merata dalam ruang.
Pada kenyataannya, semua molekul bergerak sehingga anggapan bahwa
pada saat tertentu semua molekul gas diam kecuali molekul target yang selalu
bergerak tidak sesuai dengan hasil sesungguhnya. Untuk mendekati keadaan
sesungguhnya, dapat dibuat suatu pendekatan dengan menganggap bahwa semua
molekul gas mempunyai kecepatan sama dan tetap (konstan). Anggapan teoritis
ini memberikan dasar perhitungan atau penentuan jumlah tumbukan serta jalan
bebas rata-ratanya. Selain itu, kita dapat mengetahui distribusi jalan bebas rata-
rata molekul tersebut. Fenomena transport semua proses irreversible alam static
yang berasal dari gerakan acak molekul secara terus menerus, yang kebanyakan
diamati pada cairan (liquid).
Oleh karena itu, kami merasa bahwa diperlukannya membuat makalah untuk
menyelidiki permasalahan yang berkaitan dengan fenomena transport.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang akan dibahas. Adapun permasalahan yang dimaksud
sebagai berikut.
1. Bagaimana tumbukan antar molekul dan frekuensi tumbukan?
2. Bagaimanaa jalan bebas rata-rata molekul?

1
3. Bagaimana distribusi lintasan bebas molekul?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang diperoleh dari penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Mampu menjelaskan tumbukan antar molekul dan frekuensi tumbukan
2. Mampu menjelaskan jalan bebas rata-rata.
3. Mampu menjelaskan distribusi lintasan bebas molekul.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan mampu diperoleh dari penulisan makalah
ini sebagai berikut.
1. Bagi Penulis
Melalui penulisan makalah “Fenomena Transport” penulis diharapkan
mendapat banyak ilmu untuk memahami dan menganalisis materi ini.
2. Bagi Pembaca
Melalui membaca makalah “Fenomena Transport” pembaca diharapkan
mampu memahami konsep ini serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
membuat makalah berikutnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tumbukan antar Molekul dan Frekuensi Tumbukan


Model kinetika gas memberikan gambaran kuantitatif pada peristiwa yang
berlangsung dalam gas, dan dapat pula dipergunakan dalam menghitung frekuensi
tumbukan dan jarak bebas rata-rata yang dialami oleh gas dalam pergerakannya
yang acak. Frekuensi tumbukan merupakan jumlah tumbukan yang dialami oleh
molekul gas persatuan waktu. Sementara jarak bebas merupakan perjalanan rata-
rata molekul yang bbas tumbukan (jarak rata-rata diantara tumbukan) (Ikhsan,
2013).
Tumbukan terjadi jika dua molekul saling mendekat dalam jarak d (diameter
tumbukan). Molekul gas diasumsikan sebagai bola keras, dan besar d (diameter
tumbukan) untuk molekul yang identik, yaitu:
d tumbukan=d molekul
Sementara itu untuk molekul yang tidak identik yang memiliki model bola keras
A dan B, maka besar diameter tumbukannya, yaitu:
1
d tumbukan= (d A + d B )
2

Gambar 1. Tampang lintang tumbukan tak identik

3
Gambar 2. Pipa wadah gas yang saling bertumbukan
Jumlah tumbukan ( N tumbukan )yang dihasilkan oleh suatu molekul, yaitu :
N tumbukan=V wadah × δ
Dimana:
N molekul
δ=
V gas
Pada wadah gas tersebut memiliki luas penampang (σ ¿, yaitu:
σ =π d 2
dan panjang penampang (L), yaitu:
L=v́ ∆ t
maka volume wadah pada gambar (2) adalah sebagai berikut.
V wadah gas =σ v́ ∆ t
Dimana:
v́ adalah kecepatan rata-rata
∆ t adalah perubahan waktu
Jika suatu molekul gas memiliki volume yang memiliki besar yang sama dengan
volume wadah gas , maka molekul tersebut akan mengalami tumbukan dengan
gas lainnya. Jumlah tumbukan yang terjadi dalam wadah tersebut sama dengan
jumlah tumbukannya, yaitu:
N t umbukan =σ v́ ∆tδ
Frekuensi tumbukan z yang didefinisikan sebagai jumlah tumbukan yang
dihasilkan oleh suatu molekul persatuan waktu. Dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Z=δσ v́ (1)

4
Persamaan (1) dapat diturunkan dari suatu asumsi bahwa hanya satu molekul yang
bergerak menumbuk molekul lainnya., pada kenyataannya masing-masing
molekul bergerak dengan kecepatan yang belum tentu sama, apalagi molekul
tersebut memiliki massa yang tidak sama (m A ≠ m B ) dengan diameter yang
berbeda pula (d ¿ ¿ A ≠ d B ) ¿. Maka dari itu, seharusnya kecepatan rata-rata
relatifnya sebesar, sebagai berikut.
8 kb T
v́ relatif =
√ πμ
(2)

Dimana μ adalah massa tereduksi molekul, dengan nilai μ adalah:


m A mB
μ= (3)
m A + mB
Jika massa molekul A dan molekul B adalah sama, m A =m B, maka massa tereduksi
molekul akan menjadi:
m A mB m2A m A
μ= = =
m A + mB 2 2
Sehinggga kecepatan rata-rata relatif ( v́ relatif ) dapat dirumuskan sebagai berikut ini.

8 kb T
v́ relatif =

√ πm
2

8 kb T
v́ relatif =
√ πm
×√ 2

v́ relatif = v́ √ 2 (4)
Oleh karena itu, frekuensi tumbukan dua molekul gas identik dengan massa sama
akan memiliki kecepatan rata-rata relatif yang besarnya dinyatakan dengan
persamaan berikut ini.
Z=δσ v́ √ 2 (5)
Adapun penjelasan dari persamaan (5) yaitu frekuensi tumbukan meningkat
jika suhu system dinaikkan. Pengaruh suhu pada frekuensi tumbukkan
ditunjukkan pada persamaan kecepatan relatif, yang memperlihatkan bahwa
peningkatan suhu system menyebabkan peningkatan kecepatan rata-rata relatif

5
v́ relatif dari molekul-molekul yang bertumbukan. Hal ini yang menyebabkan
frekuensi tumbukan akan meningkat.
N
Rapat jumlah molekul, yaitu δ = bagi proses yang terjadi terhadap gas yang
V
identik dengan gas ideal, sehingga dapat diwujudkan dengan persamaan berikut
ini.
PV =nRT
N
PV = RT
NA
N P
= =C
N AV RT
(6)
N P NA
= (7)
V RT
Terlihat pada persamaan (6) maka frekuensi tumbukan gas yang identik pada
persamaan (5) dapat ditulis dalam bentuk persamaan lain sebagai berikut:
σ v́ P √ 2
Z= atau
kB T
Z=σ v́ N A C √ 2 (8)
Persamaan (8) menunjukkan bahwa pada suhu tertentu, frekuensi tumbukan
berbanding lurus dengan tekanan P dan konsentrasi gas C. Jika tekanan sistem
atau konsentrasi gas diperbesar, maka kerapatan molekul gas akan meningkat.
Sebagai akibatnya, frekuensi tumbukan juga menjadi lebih besar.
Sistem di suatu wadah bervolume V terdapat gas yang jumlahnya N.
Frekuensi tumbukan menyatakan jumlah tumbukan per satuan waktu yang dialami
oleh suatu molekul gas. Frekuensi tumbukan total yang terjadi dalam suatu sistem
gas yang mengandung sejumlah molekul gas ( j, i) dihitung dengan rapat
tumbukan Z ji. Zij mengungkapkan jumlah total tumbukan per satuan waktu per
satuan volume. Rapat tumbukan molekul-molekul identik (misalnya molekul A
dan A) dituliskan sebagai Z AA , sedangkan rapat tumbukan molekul yang tidak
identik (misalnya molekul A dan B) dituliskan sebagai Z AB .
Besarnya rapat tumbukan dihitung dengan mengalikan frekuensi tumbukan z
dengan rapat jumlah molekul gas ( j, i). Selain itu, faktor penghitungan ganda

6
(double counting factor) juga diperhitungkan untuk setiap tumbukan yang dialami
oleh dua molekul identik. Sebagai contoh, jika dua molekul A bertumbukan,
jumlah tumbukan keduanya dihitung sekali, tidak dua kali. Secara matematik,
rapat tumbukan dalam sistem gas yang identik harus memperhitungkan perkalian
dengan angka 1/2 dari rapat jumlah molekul sebagai berikut.
N
Z AA = ( z) (9)
2V
2
σ v́ N
Z AA = ( )
√2 V
1
4kBT
Z AA =σ ( πm ) (N C )
2 2
A
2
(10)

Rapat tumbukan molekul-molekul yang tidak identik (misalnya J dan I)


dituliskan sebagai Z JI dihitung dengan persamaan berikut:
NJ NI
Z JI =σ v́ rel (11)
V2
8 kT 1
NJNI
( ) V
Z JI =π . d 2JI
π . μ JI
2
2 (12)

1
8 kT
Z =π . d (
π .μ )
2 2 2
JI JI (N ) .C .C A J I (13)
JI

Dimana:
C J adalah konsentrasi molekul J,
N J adalah jumlah molekul J,
N A adalah tetapan Avogadro,
μJI adalah masa tereduksi molekul J dan I,
1
d JI adalah diameter tumbukan molekul J dan I, di mana d JI = (d J +d I ).
2
Berikut ini adalah beberapa molekul gas berupa diameter tumbukan dan
frekuensi tumbukannya.

7
Tabel 1. Tumbukan beberapa gas pada suhu kamar p=1 atm
Diameter Diameter Frekuensi tumbukkan
No tumbukan Tumbukan z
9
det −1
d / Ȧ 10
1 H2 2,73 14,3
2 He 2,18 6,6
3 N2 3,74 7,2
4 O2 3,57 6,2
5 Ar 3,62 5,7
6 CO 2 4,56 8,6

2.2 Jalan Bebas Rata-Rata


Atom atau molekul bergerak dengan berbagai macam kecepatan ke segala
arah. Dalam pergerakannya, atom atau molekul dapat menimbulkan tumbukan
antara satu dengan yang lainnya. Untuk mengetahui besar tumbukan tersebut,
maka diperlukan usaha untuk menentukan jumlah tumbukan rata-rata per satuan
waktu.
Berdasarkan sifat-sifat gas, molekul memiliki ukuran tertentu dan membuat
tumbukan dengan molekul yang lain. Pada kajian teori kinetik gas ideal, ukuran
molekul dianggap tidak ada atau dianggap sebagai titik. Pada gambar 3, molekul
tertentu dinyatakan dengan bulatan berwarna hitam yang bergerak di antara
molekul yang lain atau yang dinyatakan dengan bulatan berwarna putih.

Gambar 3. Jalan bebas molekul

8
Masing-masing lintasan antara tumbukan disebut lintasan bebas. Jalan bebas
molekul memiliki panjang yang bermacam-macam sesuai dengan tumbukan
berturut-turut yang terjadi secara tak teratur. Panjang rata-rata dari jalan bebas ini
disebut jalan bebas rata-rata. Jarak rata-rata diantara tumbukan-tumbukan yang
beruntun seperti itu dinamakan jalan bebas rata-rata (mean free path) yang
disimbolkan dengan λ (Sunyono, 2012).
2.2.1 Jalan Bebas Rata-Rata pada Molekul Statis
Untuk menentukan jumlah tumbukan rata-rata, kita dapat memandang
pergerakan suatu molekul. Dengan menganggap semua molekul lainnya kecuali
molekul target adalah diam dan tersebar merata dalam ruang. Anggapan molekul
statis tentunya tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga hasilnya tidak cocok
dengan keadaan sebenarnya, tetapi perhitungan teoritis ini telah memberikan dasar
perhitungan atau penentuan jumlah tumbukan serta jalan bebas rata-rata yang
dihasilkan. Untuk menghitung lintasan bebas rata-rata, kita dapat mengasumsikan:
1) Pada saat tertentu, semua molekul gas diam kecuali satu molekul yang selalu
bergerak.
2) Molekul yang bergerak memiliki laju v.
3) Molekul-molekul berbentuk bola dengan jari-jari ρ.
4) Ketika terjadi tumbukan, jarak pusat tumbukan adalah 2ρ.
5) Molekul yang bertumbukan, satu dianggap membesar dengan jari-jari 2ρ
sedangkan molekul yang lain mengecil menjadi titik.

Gambar 4. Penampang tumbukan


Pada gambar 4, penampang bola yang membesar dengan jari-jari 2ρ disebut
penampang tumbukan. Luas penampang tumbukan (σ) adalah:
2
σ =π ( 2 ρ ) =4 πρ 2
(14)

9
Dalam selang waktu t detik, molekul menempuh jarak vt sepanjang lintasan
zig-zag tak beraturan dan melewati volume silinder yakni vt serta luas
penampangnya σ, seperti yang pada gambar 5.

Gambar 5. Lintasan zig-zag tak beraturan yang dilewati molekul bergerak


Jika n adalah jumlah molekul per satuan volume, maka dalam waktu t detik
akan terjadi tumbukan sebanyak nσ vt . Jumlah tumbukan per satuan waktu atau
frekuensi tumbukan ditandai dengan z yang dapat dirumuskan dengan:
nσ vt
z= =nσv
t (15)
Dalam t detik lintasan yang dilewati adalah vt Gambar
. Dalam6.t detik, terjadi Tumbukan
Penampang tumbukan
sebanyak nσ vt kali yang berarti terjadi pula nσ vt jalan bebas. Dengan
demikian, jalan bebas rata-rata molekul adalah:
vt 1
λ= =
nσ vt σn (16)
z dapat juga dinyatakan dengan jalan bebas rata-rata (λ) yang dirumuskan dengan:
1
z=nσv= v
λ
(17)
2.2.2 Jalan Bebas Rata-Rata pada Molekul Berkecepatan Tetap (Konstan)

Pada kenyataannya semua molekul bergerak, sehingga adanya anggapan


bahwa pada saat tertentu molekul gas diam kecuali molekul target yang selalu
bergerak tidak sesuai dengan hasil sesungguhnya. Untuk mendekati keadaan
sesungguhnya, kita dapat menganggap bahwa semua molekul memiliki kecepatan
yang sama dan tetap (konstan). Dengan adanya anggapan ini, pada tahun 1857
Clausius menentukan jumlah tumbukan dan jalan bebas rata-rata.

10
Gambar 6. Kecepatan relatif antara dua molekul dengan
kecepatan sama dan tetap (konstan).
Dengan menganggap semua molekul sama dan tetap (konstan), maka dalam
menentukan jumlah tumbukan dan jalan bebas rata-rata perlu menggantikan
kecepatan molekul pada pembahasan sebelumnya dengan kecepatan relatif vr di
antara molekul tersebut. Kecepatan relatif (vr) bergantung pada sudut antara kedua
kecepatan bersangkutan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 6, sehingga vr
memiliki bermacam-macam harga. Jika sudut antara kedua kecepatan adalah θ,
maka dapat dirumuskan:

v r = √ v 2 + v 2−2 v2 cos θ

v r = √2 v 2 ( 1−cosθ )


v r = 2 v 2 2 sin2 (
( θ
2 ))
θ
v r =2 v sin ( 2 )
(18)
Kecepatan relatif (vr) rata-rata dapat ditentukan dengan menentukan harga

rata-rata dari faktor sin (


θ
2 ) . Harga rata-rata f ( θ , ϕ ) pada koordinat bola
dengan satu satuan jari-jari diperoleh melalui mengalikan fungsi ini dengan suatu
elemen luas dA mengintegrasikan untuk bola dan membaginya dengan seluruh
luas bola, yakni:
π 2π
1
f ( θ , ϕ )r = ∫ ∫ f ( θ , ϕ ) rsin θdϕ rd θ
4 πr 2 0 0
π 2π
1
f ( θ , ϕ )r = 2∫∫
f ( θ , ϕ ) r 2 sin θdϕdθ
4 πr 0 0

11
π 2π
1
f ( θ , ϕ )r = ∫ ∫ f ( θ , ϕ ) sin θdϕdθ
4π 0 0
(19)
θ
Subsitusi harga rata-rata dari faktor sin ( 2 ) ke persamaan (19):
π 2π
θ 1 θ
( )
sin ( 2 ) = ∫ ∫ sin ( 2 ) sin θdϕdθ
r 4π
0 0
π
1 1
( sin ( 2 ) = ∫ cos (−θ 2 )−cos ( 32 θ ) dθ
θ
) ( )
r 2
0 2
π
θ 1 θ 2 3
( )
sin ( 2 ) = |2 sin ( 2 )− sin ( 2 θ )|
r 4 3 0

(sin ( ) ) = 14 ( 63 + 23 )= 23
θ
2 r
(20)
Subsitusi persamaan (20) ke persamaan (18) sehingga diperoleh kecepatan relatif
sebesar:
θ
v r =2 v ( sin )
2 r

v r =2 v ( 32 )= 43 v (21)
Jadi, jumlah tumbukan rata-rata per satuan waktu pada molekul yang
berkecepatan sama dan tetap (konstan) menurut Clausius dapat ditentukan sebagai
berikut.
4
z=nσv r = nσv
3 (22)
Sedangkan jalan bebas rata-rata menurut Clausius dapat ditentukan sebagai
berikut.
v
λ=
z
3
λ=
4 nσ (23)
Jumlah tumbukan rata-rata per satuan waktu akan bertambah dengan adanya

4 3
faktor 3 dan jalan bebas rata-rata berkurang dengan faktor 4 .

12
2.3 Distribusi Lintasan Bebas Molekul
Pada bagian ini, akan dicari bentuk distribusi dari lintasan bebas molekul
dengan memisalkan panjang lintasan bebas dinyatakan dengan x, sehingga yang
dicari dalam persoalan ini adalah berapa banyaknya molekul yang memiliki jalan
bebas dengan panjang dari x sampai x + dx.
Untuk membahas masalah ini, dimisalkan pada suatu saat dalam suatu volume
terdapat No molekul. Masing-masing molekul bertumbukan satu dengan yang
lainnya. Setiap tumbukan memindahkan satu molekul dari kelompok No tadi.
Setelah beberapa saat dari permukaan tumbukan, jumlah molekul yang masih
dalam kelompok adalah N, dengan N menyatakan jumlah molekul yang belum
bertumbukan. Dari molekul yang masih ini, dapat dibayangkan jalan bebas
sepanjang x, kemudian pada saat berikutnya jalan ini bertambah dengan dx, sudah
tentu pada penambahan jarak ini akan ada lagi tumbukan dan pindah dari
kelompok.
Jumlah molekul yang pindah atau keluar dari kelompok selama pertambahan
jarak dx sebanding dengan jumlah molekul N yang masih tersisa dalam kelompok
dan sebanding dengan dx. Karena setiap tumbukan memindahkan sebuah molekul
dari kelompok dan pengurangan N, maka perubahan di dalam N, dapat dinyatakan
sebagai:
dN = - Pe N dx (24)
dengan Pe menyatakan konstanta pembanding yang disebut peluang tumbukan,
yang besarnya bergantung pada kondisi fisik dan molekul gas.
Tanda minus pada persamaaan diatas menyatakan jumlah molekul yang keluar
karena tumbukan. Dari persamaan ini dapat ditulis:
dN
  Pe dx
N
N x
dN
 N  0  Pe dx
N0

 ln N  NN 0
   Pe x  0
x

ln N  ln N 0   Pe x
N
 e  Pe x
N0

13
N  N 0 exp   Pe x  (25)
Apabila harga N ini dimasukkan dalam persamaan:
dN   Pe Ndx
maka, didapat:
dN   Pe  N 0 exp   Pe x  dx
dN   Pe N 0 exp   Pe x  dx (26)
Selanjutnya bila tanda minus dihilangkan didapatkan persamaan:
dN  Pe N 0 exp   Pe x  dx (27)
di mana dN menyatakan jumlah molekul yang memiliki jalan bebas dengan

panjang dari x sampai (x + dx). Dengan mengetahui perumusan dN maka  dapat


dihitung dengan perumusan sebagai berikut.
x
∫ x dN
λ= 0
N0

∫ x Pe N 0 exp [−Pe x ] dx
0
=
N0

=Pe ∫ x exp [− Pe x ] dx
0 (27)
Dengan memanfaatkan tabel integral untuk bentuk integral difinit seperti di atas,
maka diperoleh solusi dari integral di atas adalah sebagai berikut.

Γ(n+1)
∫ x n exp [−ax ] dx= an+1
0

Γ(n+1)=nΓ (n)=n∫ x n−1 e−x dx
0 (28)
Di mana n=1, a =Pe , sehingga hasil dari integrasi di atas adalah sebagai berikut.

14

Pe∫ x 0 e−x dx
0
λ=
P2e
|−e− x|∞0
λ=
Pe
1 1
|− ∞ + 0 |
e e
λ=
Pe
1
λ=
Pe (29)

 Pe .
Pernyataan berbanding terbalik dengan Karena besarnya

1
λ= , maka Pe = σn
σn Selanjutnya dapat pula ditulis:
N  N 0 exp   Pe x 
 x
 N 0 exp   
 
dN   Pe N 0 exp   Pe x  dx
N0  x
 exp   dx
   (30)
Jumlah jalan bebas atau distribusi jalan bebas oleh karenanya bergantung
kepada daerah jalan bebas yang kita pandang.
 x N
N  N 0 exp   
Dari persamaan    diperoleh grafik hubungan antara N 0 terhadap

x
 yaitu sebagai berikut:

0,37

0,99

15
N x
Gambar 6. Grafik N 0 terhadap λ

N0  x dN
dN  exp   dx
Dari persamaan    diperoleh grafik hubungan antara dx
terhadap x yaitu sebagai berikut:

Luas di bawah grafik = N

dN
Gambar 7. Grafik dx terhadap x
Beberapa Contoh Distribusi Jalan Bebas
Sebagai gambaran akan kita lihat di sini jumlah jalan bebas untuk daerah jalan
bebas tertentu dalam rangka distribusi jalan bebas ini. Jumlah jalan bebas
bergantung kepada daerah jalan bebas, yang kita pandang. Bagi suatu daerah dx
dari jalan bebas itu, jumlah bebas merupakan luas yang terarsir pada gambar 7 di
atas.
Misalkan kita ingin menentukan jumlah jalan bebas yang terletak di antara x1 dan
x2 maka:

16
x2 x
No −
λ
N=|− ∫e dx|
λ x1
x x1
− 2 −
λ λ
N=N o (e −e )
Atau persentasenya adalah sebagai berikut.
x2 x1
N − −
=( e λ −e λ )⋅100 %
No
Demikian juga apabila kita' ingin mengetahui jumlah jalan bebas yang lebih besar
dari suatu harga L, maka dapat diperoleh:

No ∞ −x
λ
N=|− ∫e dx|
λ L
L

λ
N=N o e
Atau dalam persentase diperoleh sebagai berikut.
L
N −
=e λ⋅100 %
No

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan materi mengenai fenomena transport yang
telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan:
1) Frekuensi ztumbukan yang didefinisikan sebagai jumlah tumbukan yang
dihasilkan oleh suatu molekul per satuan waktu, dirumuskan sebagai
berikut.
N
z= σ v́
V
2) Panjang rata-rata dari jalan bebas disebut jalan bebas rata-rata yang
disimbolkan dengan λ. Jumlah tumbukan per satuan waktu atau frekuensi
tumbukan ( z ) dinyatakan dengan jalan bebas rata-rata ( λ ), maka:

1
z=nσv= v
λ
3) Jumlah molekul yang pindah atau keluar dari kelompok selama
pertambahan jarak dx sebanding dengan jumlah molekul N yang masih
tersisa dalam kelompok dan sebanding dengan dx. Karena setiap

18
tumbukan memindahkan sebuah molekul dari kelompok dan pengurangan
N, maka perubahan di dalam N, dapat dinyatakan sebagai:
dN =−Pe Ndx
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang telah dibahas, maka dapat disarankan untuk
pembaca agar lebih mendalami peristiwa mengenai fenomena transport bukan
hanya dengan menghafal, melainkan dengan mengimplikasikannya pada
kehidupan sehari-hari.

19

Anda mungkin juga menyukai