Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR FISIKA STATISTIK

“LKM 6”

Dosen Pengampu:
Dr. Rai Sujanem, M. Si
I Gede Arjana, S.Pd., M.Sc. RWTH

Nama Kelompok :
I Made Alit Adnyana Putra 1713021011/VB
I Wayan Yasana 1713021018/VB
Komang Citra Pramesti 1713021038/VB

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIK DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
1. Jelaskan secara singkat beberapa konsep : (a) ruang fase, (b) makrostate, (c) mikrostate, (d)
peluang thermodinamika, dan (e) entropy.
Jawaban.
a. Ruang fase
Ruang kecepatan menyatakan koordinat tentang titik-titik representatif per satuan volume di
dalam ruang kecepatan. Meskipun keseluruhan argumen dapat diungkapkan dengan
basis matematika murni, namun kebanyakan orang menggunakan cara geometri dan
untuk mengungkapkan tiga koordinat posisi dan tiga koordinat kecepatan molekul untuk
menentukan posisi sebuah titik di dalam ruang 6 dimensi (hyperspace) atau ruang fase. Jadi,
ruang fase itu membicarakan titik-titik representatif dalam tiga koordinat posisi dan tiga
koordinat kecepatan dari molekul, seperti posisi molekul yang berlangsung dengan laju yang
berhingga di dalam enam dimensi.
b. Makrostate
Macrostate merupakan sifat-sifat makroskopik system yaitu sifat partikel yang dapat kita
ketahui secara nyata (seperti tekanan, temperatur, volume, dan jumlah mol). Partikel-
partikel yang terbedakan atau tidak, yang menyatakan spesifikasi jumlah partikel Ni di
dalam masing-masing tingkat energi adalah merupakan "makrostate" dari system.
c. Mikrostate
Microstate dari suatu sistem merupakan sifat microskopis yang dimiliki partikel dimana
posisi dan kecepatan setiap setiap partikel. spesifikasi lengkap untuk masing-masing
molekul dari sistem menyatakan mikrostate dari suatu system.
d. Peluang Thermodinamika
Jumlah mikrostate yang berkaitan dengan makrostate tertentu. Jumlah mikrostate yang
berkaitan dengan makrostate tertentu disebut peluang (probabilitas) thermodinamika dari
makrostate dan dinyatakan dengan W. Secara umum W adalah bilangan yang sangat
besar.
e. Entropy
Pada sistem tertutup di mana terjadi keseimbangan maka entropinya akan maksimum.
Jika sistem tidak seimbang maka akan terjadi perubahan dalam sistem sampai entropi
maksimum tercapai. Jadi, di dalam keadaan seimbang baik entropi dan peluang
thermodinamika mempunyai harga maksimum, yang mana akan dapat digunakan sebagai

2
dasar memprediksi korelasinya. Kita mengasumsikan bahwa entropi sebanding dengan
logaritma probabilitas thermodinamika. Di dalam ekspansi adiabatik reversibel dari gas,
volume bertambah tetapi temperatur berkurang. Entropi yang tersisa adalah konstan,
dengan demikian ketidakteraturan juga tetap. Peningkatan ketidakteraturan sebagai akibat
penambahan volume dikompensasi dengan penurunan ketidakteraturan akibat dari
pemancaran kecepatan yang lebih kecil pada suhu yang lebih rendah. Menurut hukum
thermodinamika, proses ini hanya dapat terjadi di dalam sistem tertutup untuk entropi
yang membesar atau di dalam limit yang tersisa konstan. Setiap proses di mana entropi akan
berkurang merupakan sesuatu yang dilarang. Kita lihat bahwa penjelasan statistic
menginterpretasikan entropi merupakan pernyataan dogmatis yang harus dimodifikasi.
Misalkan sebuah sistem dalam keadaan peluang thermodinamika maksimum atau entropi
maksimum. Keadaan ini bukanlah statis karena perubahan kontinu titik fase di dalam
ruang fase. Kadang-kadang sebuah keadaan akan menghasilkan peluang dan juga entropi
kurang dari harga maksimum. Perubahan kecil lebih mungkin daripada perubahan besar,
namun perubahan besar tersebut tidak mungkin.

2. Sebuah ruang fase terdiri dari 3 cell. Ke dalam ruang fase tersebut didistribusikan 6 buah
partikel.
Tentukanlah :
(a) Probabilitas makrostatenya.
(b) Probabilitas termodinamika untuk W(2, 1, 3), catat tunjukkan susunannya dengan huruf
a, b, c, d, e, dan f.

Pembahasan:

Diketahui:
Sebuah ruang fase terdiri dari 3 cell
6 buah partikel
Ditanya:
a. Probabilitas makrostatenya
b. Probabilitas termodinamika untuk W(2, 1, 3), (tunjukan susunannya dengan huruf a, b, c,
d, e, dan f.)

3
Jawaban.

a. Probabilitas makrostatenya
Ni 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 5 5 6
Nj 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 0 1 2 3 0 1 2 0 1 0

Nk 6 5 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 3 2 1 0 2 1 0 1 0 0

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh kemungkinan makrostatenya yakni sebagai berikut:
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 0 titik fase, dan
1
cel k berisi 6 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 1 titik fase, dan
2
cel k berisi 5 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 2 titik fase, dan
3
cel k berisi 4 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 3 titik fase, dan
4
cel k berisi 3 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 4 titik fase, dan
5
cel k berisi 2 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 5 titik fase, dan
6
cel k berisi 1 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 6 titik fase, dan
7
cel k berisi 0 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 0 titik fase, dan
8
cel k berisi 5 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 1 titik fase, dan
9
cel k berisi 4 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 2 titik fase, dan
10
cel k berisi 3 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 3 titik fase, dan
11
cel k berisi 2 titik fase.

4
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 4 titik fase, dan
12
cel k berisi 1 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 5 titik fase, dan
13
cel k berisi 0 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 0 titik fase, dan
14
cel k berisi 4 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 1 titik fase, dan
15
cel k berisi 3 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 2 titik fase, dan
16
cel k berisi 2 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 3 titik fase, dan
17
cel k berisi 1 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 4 titik fase, dan
18
cel k berisi 0 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 0 titik fase, dan
19
cel k berisi 3 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 1 titik fase, dan
20
cel k berisi 2 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 2 titik fase, dan
21
cel k berisi 1 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 3 titik fase, dan
22
cel k berisi 0 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 0 titik fase, dan
23
cel k berisi 2 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 1 titik fase, dan
24
cel k berisi 1 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 2 titik fase, dan
25
cel k berisi 0 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 0 titik fase, dan
26
cel k berisi 1 titik fase.

5
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 1 titik fase, dan
27
cel k berisi 0 titik fase.
Kemungkinan W1 pada cell i berisi titik fase, cell j berisi 0 titik fase, dan
28
cel k berisi 0 titik fase.

Jadi, probabilitas makrostatenya adalah 28.


b. Probabilitas termodinamika untuk W(2, 1, 3) yang dinyatakan dengan huruf a, b, c, d, e, dan
f.

( )

Ni bc cd de ef ab ac ab ac ae af ce cd
Nj a b c d e f f e d c b a
Nk def aef abf abc cdf bde cde bdf bcf bde adf bef

Ni bd ac ad ab ad ad ae af ac ab ad be
Nj a b c d e f f e d c b a
Nk cef def bef cef bcf bce bcd bcd bef def cef cdf

Ni bf ae ae af bc bd bc bd be bf cf ce
Nj a b c d e f f e d c b a
Nk cde cdf bdf bce adf ace ade acf acf ade ade bdf

Ni cf de bd bc bf be cd cf bf be af de
Nj a b c d e f f e d c b a
Nk bde acf aef aef acd acd abe abd ace adf cde bcf

Ni df ef df cf cd ce de df ce ef df ef
Nj a b c d e f f e d c b a
Nk bce acd abe abe abf abd abc abc abf abd ace bcd

6
3. Ada 52 kartu dari sebuah deck disepakati menjadi empat susunan dengan mengundi kedalam
kotak yang terdiri dari empat bagian (kompartemen). Setiap kartu mempunyai kemungkinan
yang sama untuk ditemptkan pada salah satu kompartemen.
(a) berapa banyak mikrostate yang berkaittan dengan susunan 13-13-13-13 ?
(b) berapa peluang relaif makrostate: 12-13-14-13, 12-14-10-16, 16-22-10-4
dibandingkan dengan makrostate 13-13-13-13 ?

Pembahasan:

Diketahui:

N = 52

Ditanya:

a. W (13-13-13-13)
b. W (12-13-14-13), W (12-14-10-16), W (16-22-10-4) dibandingkan dengan W (13-13-13-
13)

Jawab:

a. Banyaknya mikrostate yang berkaitan dengan susunan W(13-13-13-13), dimana


N1=N2=N3=N4=13

Jadi, banyaknya mikrostate yang berkaitan dengan susunan W(13-13-13-13), dimana


N1=N2=N3=N4=13 adalah
b. Peluang relatif mikrostate
Untuk W(12-13-14-13) : W(13-13-13-13)

7
Jadi, peluang relatif makrostate untuk W(12-13-14-13) dibandingkan dengan W(13-13-13-
13) adalah 0,9285
Untuk W(12-14-10-16) : W(13-13-13-13)

Jadi, peluang relatif makrostate untuk W(12-14-10-16) dibandingkan dengan W(13-13-13-


13) adalah 0,474

Untuk W(16-22-10-4) : W(13-13-13-13)

8
Jadi, peluang relatif makrostate untuk W(16-22-10-4) dibandingkan dengan W(13-13-13-13)
adalah

3. Buktikanlah bahwa

Pembahasan:

Jumlah keadaan mikro yang berkaitan dengan keadaan makro tertentu, atau peluang
termodinamika dari keadaan makro ( ), untuk kasus gas dimana jumlah dan semua adalah
sangat besar. Faktorial untuk jumlah bilangan yang besar dapat dilakukan dengan pendekatan
Stirling. Logaritma asli (alamiah) dari 𝑥 faktorial adalah :

𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 ………………………………………(1)

Harga logaritme ini secara eksak sama dengan luas daerah di bawah kurva tangga yang
ditunjukkan engan garis putus-putus pada Gambar 1, antara 𝑥 = 1 dan 𝑥 = 𝑥, karena masing-
masing segiempat lebarnya satu satuan dan tinggi yang pertama 2, tinggi yang kedua 3, dan
seterusnya

Gambar 1. Grafik Pendekatan Stirling

Luas daerah kurva pada Gambar 1 secara aproksimasi sama dengan luas kurva di bawah
fungsi y = 𝑥 dengan batas-batas yang sama dengan kurva tangga. Secara pendekatan untuk x
yang besar, maka diperoleh:

𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 ………………………….(2)

9
Pada x yang besar faktor 1 dapat diabaikan, maka dengan demikian :

𝑥 𝑥 𝑥 𝑥 ………………………………………………………….. (3)

Persamaan (2) dikenal dengan Pendekatan Stirling. Untuk kasus jumlah partikel yang mendekati
orde 1023 digunakan pendekatan Stirling yatu dengan formulasi sebagai berikut:

...................................................................................................(4)

Dengan mengambil logaritma dari persamaan (4), diperoleh:

……………………………………………………………(5)

Bentuk persamaan (3), (4), dalam persamaan (5), dengan pendekatan Starling persamaan (3)
menjadi :

Jika diketahui maka diperoleh :

Sehingga terbukti bahwa

4. Buktikanlah bahwa: ∑ 𝛿 =0

Pembahasan :

Seiring dengan perubahan perubahan waktu dan titik fase di dalam sel dari ruang fase berubah,
maka jumlah Ni akan berubah. Jika sistem dalam keadaan peluang termodinamika maksimum
( 0), variasi pertama ( 0) muncul dari variasi Ni. Dalam hal ini variasi Ni adalah nol.
Selanjutnya akan menggunakan simbol δ yang menyatakan perubahan kecil yang muncul dari

10
gerak kontinu titik fase di dalam ruang fase. Jika peluang termodinamika 0 adalah maksimum,
maka logaritmanya juga maksimum dengan demikian untuk peluang maksimum adalah :

𝛿 𝛿 𝛿

𝛿 𝛿 ……………………………………………… … (1)

Sesuai dengan aturan logaritma, maka persamaan (1) pada bagian pertama bisa dirubah menjadi:

𝛿 𝛿

𝛿 𝛿

𝛿 𝛿

𝛿 …………………………………………………………………… (2)

Jika nilai pada persamaan (2) disubstitusikan ke persamaan (1), maka diperoleh :

Sehingga terbukti bahwa 𝛿

5. Buktikanlah bahwa: 𝑥

Pembahasan :

Peluang termodinamika
𝛿
𝛿 ………………………………………………(1)
Jumlah partikel total
𝛿
𝛿 ………………………………………………(2)
Energi intenal total

11
𝛿 𝛿
𝛿 𝛿 …………………………………………(3)

Persamaan (1), (2) dan (3) dikombinasika dengan pengali Lagrange tak tentu, dimana persamaan
(2) dikalikan dengan (− ), persamaan (3) dikalikan dengan , maka diperoleh :

…………………………………………....(4)

𝛿 ……………………………………………….(5)

Jika persamaan (1), (4) dan (5) dijumlahkan, maka diperoleh :

………………………………………………. (6)

Sehingga terbukti bahwa

6. Buktikanlah bahwa energi internal sistem diberikan oleh :

Pembahasan :

Penyelesaian dari permasalahan tersebut, dimana untuk persamaan entropi yaitu :

……………………………………………………….. (1)

dan berdasarkan prinsip termodinamika diperoleh hubunan :

( ) ……………………………………………………………. (2a)

Atau

……………………………………………………………... (2b)

12
dengan mensubstitusi persamaan (1) ke persamaan (2b) akan diperoleh :

( ) ( )

( ) ( ( ))

( ) ( ( ))

( ) ( )

( ) ( ( ))

( ) ( ( ))

( ) ( ) ( )

( )

( ) …………………………………………….. (3)

diketahui persamaan

………………………………………………………………….. (4)

sehingga :

( )

( )

……………………………………………………………….. (5)

13
untuk persamaan energi internal sistem kita ketahui:

………………………………………………………………………(6)

sehingga akan diperoleh :

………………………………………………………………………….. (7)

dengan mesubstitusi persamnaan (7) ke persamaan (6) maka diperoleh :

( ) ( ) ………………………………………………………(8)

selanjutnya persamaan (8) disubstitusi ke persamaan (3) sehingga diperoleh:

( ) ( )( )

( )

…………………………………………………………………….. (9)

apabila persamaan (9) dibandingkan dengan persamaan (2b) maka:

………………………………………………………………………..……(10)

persamaan (10) dapat disubstitusi ke persamaan (4) maka akan diperoleh:

………………………………………………………………………(11)

dimana variabel Z menyatakan fungsi partisi yang dapat ditulis dengan persamaan:

……………………………………………………………………….(12)

maka untuk persamaan energi internal U dapat dirumuskan:

∑ ( )

14
…………………………………………………………………. (13)

penyelesaian dari persamaan (3) dapat diperoleh dengan: turunkan Z terhadapt T maka:

sehingga diperoleh:

∑ ⁄

( )

∑ ∑

( )

apabila , maka

( )

Sehingga terbukti bahwa energi internal adalah ( )

7. Buktikanlah bahwa:

Pembahasan:

diketahui persamaan Maxwell-Boltzmann

15
………………………………………………………………….(1)

berdasarkan persamaan (1) didefinisikan kuantitas A yaitu sebagai ⁄ maka diperoleh:

………………………………………………………………..…...(2)

nilai konstanta diperoleh dari:

………………………………………………………(3)

dimana untuk disebut dengan fungsi partisi yang dinyatakan dengan:

……………………………………………………………………(4)

dengan mensubstitusi persamaan (4) ke persamaan (3) maka:

…………………………………………………………………………(5)

dalam peluang termodinamika maksimum, jumlah partikel di dalam sel ke-i dinyatakan dengan:

…………………………………………………………………(6)

dimana hubungan antara entropi (S) dan termodinamika dapat dituliskan:

……………………………………………………………………..(7)

persamaan (7) dalam bentuk lain dapat dinyatakan sebagai berikut:

∑ ( )

∑ ( )

∑ ( )

16
∑ ∑

apabila diketahui

sebagai energi internal, maka diperoleh: dengan


mensubstitusi nilai maka persamaan (6) akan menjadi:

sehingga dapat dibuktikan bahwa

8. Misalkan di dalam suatu ruang fase terdapat tiga buah cell: 1, 2, dan 3. Ambillah = 30, 1 = 2

= 3 = 10, dan 1 = 2 𝑗𝑜 , 2 = 4 𝑗𝑜 , 3 = 6 𝑗𝑜 . Jika 𝛿 3 = −2 carilah 𝛿 1,𝛿 2

sedemikian sehingga 𝛿 dan 𝛿 = 0

Pembahasan:
Diketahui: Terdapat 3 buah cell :1, 2, dan 3
N = 30
1 = 2 = 3 = 10
1 = 2 𝑗𝑜 , 2 = 4 𝑗𝑜 , 3 = 6 𝑗𝑜 . Jika 𝛿 3 = −2
𝛿 dan 𝛿 = 0
Ditanya: 𝛿 1 𝛿 2
Jawab :
Berdasarkan persamaan Maxwell-Boltzmann berlaku:
𝛿 = ∑𝛿 = 0 ..............................................................................................(1)
𝛿 =∑ 𝛿 = 0 .........................................................................................(2)
Sehingga dari persamaan (1) akan diperoleh:
𝛿 = ∑𝛿 =0
𝛿 =𝛿 +𝛿 2 +𝛿 3

𝛿 1 +𝛿 2 +𝛿 3 =0
𝛿 1 +𝛿 2 = 2 ................................................................................................(3)

17
berdasarkan persamaan (2) diperoleh:
𝛿 =∑ 𝛿 =0
𝛿 =∑ 1𝛿 1 + 2𝛿 2 + 3𝛿 3 =0
1𝛿 1 + 2𝛿 2 + 3𝛿 3 =0
2𝛿 1 + 4𝛿 2 + (10 × −2) = 0
2𝛿 1 + 4𝛿 2 − 12 = 0 ....................................................................................(4)
dari persamaan (3) dan (4) dapat dieliminasi untuk menentukan nilai 𝛿 1 𝛿 2 maka:
𝛿 1 +𝛿 2 =2
2𝛿 1 + 4𝛿 2 − 12 = 0
Persamaan (3) dikali dnegan 4 dan persamaan (4) dikali dengan 1 maka diperoleh:
4𝛿 1 + 4𝛿 2 = 8 ...........................................................................................(5)
2𝛿 1 + 4𝛿 2 − 12 = 0 ....................................................................................(6)
Persamaan (5) dikurangkan dengan persamaan (6) maka diperoleh:
2𝛿 1 = −4
maka diperoleh nilai 𝛿 1 adalah:
𝛿 1 = −2 ........................................................................................................(7)
untuk memperoleh nilai 𝛿 2 dapat mensubstitusi nilai dari 𝛿 1 ke persamaan (3)
𝛿 1 +𝛿 2 =2
−2 + 𝛿 2 =2
𝛿 2 =4

Maka diperoleh:
𝛿 1 = −2 dan 𝛿 2 = 4 ....................................................................................(8)

9. Sebuah ruang fase terdiri dari 5 × 105 cell dan ke dalam ruang fase didistribusikan 106 partikel.
Energi 1 adalah sama untuk semua cells. Tentukanlah peluang termodinamika:
(a) peluang distribusi yang sering muncul,
(b) peluang distribusi yang paling kecil.

18
Pembahasan:
Diketahui:
Sebuah ruang fase terdiri dari 5 ×105 cell dan ke dalam ruang fase didistribusikan 106 partikel.
Energi 1 adalah sama untuk semua cells.
Ditanyakan:
a) N = ...?
b) W = ...?
Jawab:
a. Mencari N yaitu :

𝑥 ( )

𝑥 ( )

𝑥 ( )

𝑥 ( )

( )
( )

Peluang distribusi yang paling sering muncul

b. Peluang distribusi paling kecil

19
10. Misalkan dalam sebuah sistem terdapat N partikel dan ruang fase terdiri dari empat cell 1, 2, 3,
dan 4. Anggaplah energi 1 = 0, 2 = , 3 =, 4 =3
Tentukanlah:
(a) Distribusi partikel pada masing-masing cell, berikanlah interpretasi fisis untuk kasus
temperatur sangat rendah dan sangat tinggi.
(b) Energi internal sistem dan berikanlah interpretasi fisis untuk kasus temperatur sangat rendah
dan sangat tinggi.
(c) Entropi sistem berikanlah interpretasi fisis untuk kasus temperatur sangat rendah dan sangat
tinggi.

Pembahasan :
a. Distribusi partikel pada masing-masing cell untuk kasus temperatur sangat rendah dan
sangat tinggi.
Fungsi partisinya adalah:

𝑥 ( )

𝑥 ( ) 𝑥 ( ) 𝑥 ( ) 𝑥 ( )

𝑥 ( ) 𝑥 ( ) 𝑥 ( ) 𝑥 ( )

Jumlah Partikel pada tiap cell :


 Cell 1

( )

( )
( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )

20
Untuk temperature rendah, artinya maka 𝑥 ( ) 𝑥 ( ),

𝑥 ( ) harganya sangat kecil, sehingga :

Untuk temperature tinggi, artinya , maka :

𝑥 ( ) 𝑥 ( ) 𝑥 ( )

 Cell 2

( )

( )
( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )

Untuk temperature rendah, artinya maka 𝑥 ( ) 𝑥 ( ),

𝑥 ( ) harganya sangat kecil, sehingga :

Untuk temperature tinggi, artinya , maka :

𝑥 ( ) 𝑥 ( ) 𝑥 ( )

 Cell 3

( )

( )
( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )

21
Untuk temperature rendah, artinya maka 𝑥 ( ) 𝑥 ( ),

𝑥 ( ) harganya sangat kecil, sehingga :

Untuk temperature tinggi, artinya , maka :

𝑥 ( ) 𝑥 ( ) 𝑥 ( )

 Cell 4

( )

( )
( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( )

Untuk temperature rendah, artinya maka 𝑥 ( ) 𝑥 ( ),

𝑥 ( ) harganya sangat kecil, sehingga :

Untuk temperature tinggi, artinya , maka :

𝑥 ( ) 𝑥 ( ) 𝑥 ( )

Jadi dapat dikatakan bahwa temperature sangat rendah mirip seluruh parikel yang
berada pada cell 1 dan pada temperature sangat tinggi, partikel tersebar merata di
setiap cell.
b. Energi Internal Sistem

22
( ( ) ( ) ( ))

( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )

c. Entropi

23

Anda mungkin juga menyukai