Wa0025
Wa0025
atas dasar perluasan mandat (wider mandate) dari IKIP Negeri Gorontalo, yang
terdiri dari 10 fakultas salah satunya adalah Fakultas Olahraga dan Kesehatan, dan
terdiri dari 5 jurusan yang salah satunya yaitu Jurusan Keperawatan yang
didirikan pada tahun 2008. Untuk pertama kalinya Program Studi Ilmu
Tinggi (BAN-PT) tahun 2013, kemudian pada tahun 2014 telah mendapatkan izin
internasional untuk meningkatkan kinerja dan kualitas mahasiswa, hingga saat ini
Ilmu Keperawatan sebanyak 40 terdiri dari tenaga dokter dan perawat yang
39
Gedung keperawatan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang
perkuliahan seperti beberapa ruang kuliah terdiri dari 2 kelas di gedung kesehatan
KMB, Gawat darurat, Maternitas & Anak, Gerontik & Komunitas, dimana setiap
laboratorium mempunyai alat-alat medis yang lengkap dan memadai dalam proses
perkuliahan. Selain itu, terdapat ruang seminar untuk ujian proposal dan skripsi
keperawatan untuk mencari berbagai referensi baik jurnal maupun buku-buku dan
ditunjang oleh akses internet yang baik yang bisa di akses oleh mahasiswa untuk
mencari materi pembelajaran. Program Studi Ilmu Keperawatan saat ini telah
mahasiswa reguler yang aktif kuliah sejumlah 629 orang yang terdiri dari
semester 2 yaitu sejumlah 109 orang dan yang menjadi responden dalam
40
Dalam penelitian ini responden sejumlah 103 orang yang terdaftar menjadi
PTN, dan tempat tinggal. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
1. Laki-laki 11 10.7
2. Perempuan 92 89.3
Berdasarkan tabel 4.1 diatas pada kategori karakteristik jenis kelamin dapat
dilihat sebagaian besar responden pada penelitian ini adalah perempuan sejumlah
92 orang (89,3%) dan yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 11 orang (10.7%).
sebagian besar responden berada pada usia 18 tahun dengan jumlah responden 50
orang (48,5%), 17 tahun 6 orang (5.8%), 19 tahun 44 orang (42.7%), dan 20 tahun
3 orang (2.9%).
41
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jalur
Masuk PTN
No Jalur Masuk PTN Jumlah (%)
1. SNMPTN 34 33
2. SBMPTN 58 56.3
3. Mandiri 10 9.7
4. ADik 1 1
mahasiswa Jurusan Keperawatan dapat dilihat ditabel 4.1 bahwa yang terbanyak
adalah mahasiswa yang masuk seleksi melalui jalur SBMPTN dengan jumlah
1. Kos 40 38.8
2. Rumah 63 61.2
42
No Tingkat SDL Jumlah (%)
1. Tinggi 89 86.4
2. Sedang 14 13.6
3. Rendah 0 0
Total 103 100
Sumber : Data Primer, 2019.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Gambaran Self Directed Learning Berdasarkan Karakteristik Responden
orang (75.7%) memiliki kategori SDL tinggi dan 14 orang (13.6%) berada pada
tingkat SDL sedang, walaupun pada hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh
laki-laki memiliki tingkat SDL yang tinggi akan tetapi berdasarkan hasil statistik
dari data keseluruhan menunjukkan bahwa tingkat SDL perempuan lebih tinggi
dari laki-laki.
perempuan lebih konsisten dari pada laki-laki. Kenyataan bahwa secara konsisten
wanita mengerjakan tugas tugas yang ada lebih giat dan tekun, dibandingkan
43
bahwa dalam kemampuan intelektual. Sehingga perlu digali lebih lanjut tentang
Pendapat ini selaras dengan hasil yang didapatkan peneliti melalui jawaban
menjawab item pernyataan nomor 8 bahwa mereka selalu mengatur waktu khusus
hanya 1 dari 11 orang (9.1%) yang selalu mengatur waktu khusus untuk belajar.
Penelitian lain yang mendukung yakni oleh Afandi, (2013) yang berjudul
mempunyai skor SDL rata-rata lebih tinggi dari laki-laki. Keadaan ini
menunjukkan bahwa perempuan lebih siap untuk belajar secara mandiri dari pada
dimana anak perempuan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam
tersebut, anak perempuan dapat cepat menjadi dewasa sehingga merekapun lebih
cepat menjadi dewasa sehingga perempuan akan lebih cepat mandiri di banding
laki-laki termasuk mandiri dalam hal belajar, dalam hal ini perempuan memiliki
kesadaran dan ketekunan belajar yang lebih baik dibandingkan dengan laki-laki.
memiliki tingkat SDL yang tinggi, peneliti berasumsi bahwa salah satu faktor
yang membuat SDL dari laki-laki itu tinggi, salah satunya adalah jika dilihat
44
berdasarkan tempat tinggal responden, 7 dari 11 orang (63.6%) bertempat tinggal
bagi individu akan mendukung upaya pembelajaran SDL yang baik. Dukungan
dan kontrol orang tua secara langsung sangat mempengaruhi dari aktivitas belajar
seseorang.
Penelitian yang mendukung hasil ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
kelamin rerata skor antar laki-laki dan perempuan, dimana mahasiswa yang
berjenis kelamin laki-laki memiliki tingkat SDL yang lebih tinggi dari perempuan.
Perlu digali lebih lanjut tentang faktor-faktor yang menyebabkan hal ini.
Kesimpulan dari hasil berdasarkan jenis kelamin penelitian ini bila dilihat
nampak perempuan lebih aktif dalam perkuliahan dan lebih cepat dalam
memahami pembelajaran serta rajin dalam menyelesaikan tugas tugas kuliah yang
ada jika dibandingkan dengan laki-laki. Hal tersebut didukung dengan hasil
pengulangan materi yang telah mereka dapatkan, dan mencari materi yang akan
45
menyatakan bahwa mereka kurang dalam perencanaan belajar, beberapa
mahasiwa menyatakan bahwa mereka akan belajar tergantung dari mood mereka
sendiri. Kondisi ini menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tingkat SDL seseorang. Faktor biologis antara laki-laki
dan pencapaian hasil belajar. Kondisi ini dapat dilihat pada wanita lebih rajin dan
pada penelitian ini berusia antara 17-20 tahun dan responden terbanyak
yang memiliki tingkat SDL tertinggi (48.5%) terdiri dari 41 orang yang memiliki
tingkat SDL tinggi (39.8%) dan 9 orang memiliki tingkat SDL sedang (8.7%).
dan seluruhnya memiliki tingkat SDL tinggi. Kemudian mahasiswa yang berusia
19 tahun yang memiliki tingkat SDL tinggi sebanyak 40 orang (38.8%) dan yang
memiliki tingkat SDL sedang berjumlah 4 orang (3.9%) sehingga total 44 orang
(42.7%) untuk usia 19 tahun. Dan untuk mahasiswa yang berusia 20 tahun
berjumlah 3 orang (2.9%) dengan yang memiliki tingkat SDL tinggi sejumlah 2
orang (1.9%) dan 1 orang berada pada tingkat SDL sedang (1%). Hasil
46
Sugianto (2016) menyatakan bahwa bertambahnya usia berhubungan
dengan bertambahnya skor SDL individu. Terlihat adanya hubungan antara usia
dengan skor SDL. Kesiapan SDL seseorang semakin meningkat seiring dengan
sebelumnya, semakin tinggi bertambah usia dari responden maka semakin tinggi
Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ambarsarie (2016) yang berjudul Analisis Sef Directed
Bengkulu, dimana hasil yang didapatkan bahwa mahasiswa yang usianya lebih tua
memiliki skor SDL lebih rendah dari usia lebih muda. Hasil ini tidak sesuai
dengan teori mengenai SDL yang mengemukakan bahwa SDL seseorang akan
Menurut teori di atas bila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, seharusnya
responden dengan usia lebih tinggi makan akan mempunyai skor SDL yang
tinggi, tetapi pada kenyataannya tidak semua responden dengan usia lebih tinggi
mempunyai kesiapan SDL yang tinggi. Hasil yang berbeda ini dimungkinkan oleh
karena kesiapan SDL tiap individu memiliki batasan tertentu, rendahnya SDL
47
Berdasarkan jalur masuk PTN responden hasil penelitian menunjukkan
orang (56.3%) dengan 47 orang (45.6%) yang memiliki tingkat SDL tinggi, dan
11 orang (10.7%) pada tingkat SDL sedang, kemudian urutan tertinggi setelah
SBMPTN adalah mahasiswa dari jalur SNMPTN berjumlah 34 orang (33%) dan
diantaranya 33 orang (32%) memiliki tingkat SDL tinggi dan 1 orang (1%) berada
pada tingkat SDL sedang. Jalur masuk berikutnya yaitu jalur Mandiri berjumlah
10 orang (9.7%), 9 orang diantaranya memiliki tingkat SDL tinggi (8.7%) dan 1
orang berada pada tingkat SDL sedang (1%). Dan jalur masuk terakhir yaitu jalur
responden, tetapi pada saat pendaftaran harus mengikuti seleksi yang ketat seperti
seleksi nilai raport SMA dan mengikuti ujian tes tertulis. Maka seharusnya semua
yang tinggi pada saat sudah menempuh perkuliahan karena mereka telah lulus
untuk masuk ke universitas dan sudah melewati dengan berbagai seleksi yang
terhadap kemampuan diri (efikasi diri) yang tinggi akan mampu mengatasi
persoalan yang dihadapi sehingga tingkat SDL lebih tinggi dibandingkan dengan
48
individu yang memiliki tingkat efikasi diri yang rendah. Dan jenis pendekatan
target pencapaian yang tinggi memiliki motivasi belajar yang tinggi sehingga akan
belajarnya.
setiap mahasiswa berbeda-beda tetapi yang menentukan hasil belajar yang baik
(efikasi diri) tiap individu dan bagaimana tiap individu tersebut melakukan
pendekatan belajar yang baik sehingga akan mampu mengoptimalkan SDL dari
(61.2%) dan yang memiliki tingkat SDL tinggi berjumlah 56 orang (54.4%)
sedangkan yang memiliki tingkat SDL sedang berjumlah 7 orang atau 6.8%. Dan
33 orang (32%) memiliki tingkat SDL tinggi dan 7 orang (6.8%) berada pada
tingkat SDL sedang. Tempat tinggal merupakan salah satu faktor eksternal yang
49
Menurut Huriah (2018), salah satu faktor yang mempengaruhinya ialah
pola asuh orang tua, dimana keluarga merupakan tempat pendidikan anak yang
pertama dan utama, sehingga orang tua menjadi orang pertama yang
yaitu mood dan kesehatan, mood dan kesehatan dianggap berpengaruh terhadap
kesiapan SDL mahasiswa. Mood atau suasana hati yang baik dan kesehatan yang
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini, dimana mahasiswa yang
bertempat tinggal dirumah lebih banyak memiliki skor SDL kategori tinggi.
orang tua, demikan hal dengan mood dimana mahasiswa yang tinggal bersama
keluarga tentu suasana hati lebih bahagia dari mahasiswa yang tinggal di kos dan
jauh dari orang tua, dengan lingkungan dan suasana hati yang baik dapat
mandiri.
kategori tingkat SDL tinggi dengan jumlah 89 orang (86,4%), sedangkan kategori
sedang sejumlah 14 orang (13.6%), dan tidak ada yang mempunyai kategori
rendah.
tinggi karena mahasiswa sudah mengetahui dengan pasti tujuan belajarnya yang
50
ingin dicapai, pernyataan ini selaras dengan hasil jawaban pernyataan kuesioner
nomor 31, jawaban terbanyak responden (44.7%) adalah bahwa mereka sering
lebih suka mengatur tujuan pembelajaran mereka sendiri dan yang menjawab
selalu lebih suka mengatur tujuan pembelajaran mereka sendiri adalah sebanyak
materi pembelajaran mereka, hal ini terlihat dari jawaban pernyataan nomor 38,
menemukan informasi yang bermanfaat bagi mereka. Selain itu mahasiswa juga
didukung dengan jawaban pernyataan nomor 13, dimana jawaban terbanyak dari
memiliki tingkat SDL yang tinggi. Pertama mahasiswa sudah mengetahui dengan
pasti yang menjadi tujuan belajarnya. Kemudian karakteristik yang kedua yaitu,
sudah dapat memilih sumber belajarnya sendiri dan mengetahui dimana bahan-
keyakinan untuk dapat menafsirkan topik pembelajaran dengan benar dan memilih
bahan belajar dengan baik sesuai pada program pembelajaran yang telah
dirancang. Dan karakteristik yang ketiga adalah dapat menilai tingkat kemampuan
51
Penelitian yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian yang
didapatkan bahwa 126 dari 190 orang mahasiswa memiliki tingkat SDL yang
tinggi (66.3%,)
Hasil yang menunjukkan dari 14 orang (13.6%) yang memiliki tingkat SDL
yang diterapkan, terlihat dari jawaban pernyataan nomor 18, sebagian besar
dari jawaban pernyataan nomor 12, jawaban terbanyak (35.7%) mahasiswa yang
SDL tinggi. Dan penyebab yang lainnya adalah mahasiswa belum dapat menilai
sampai sejauh mana kemampuan mereka sendiri, terlihat dari hasil jawaban
52
cenderung menyukai untuk mengikuti program pembelajaran yang bahan
belajarnya telah ditentukan dengan jelas dan cara belajar juga telah ditentukan.
Dan yang ketiga sesorang belum dapat menilai kemampuannya sendiri, karena itu
jelas.
Penelitian ini sama hasilnya dengan yang dilakukan oleh Saputra, (2015)
Lampung Tahun Ajaran 2014/2015, Hasilnya orang yang memiliki tingkat SDL
sedang sejumlah 64 orang (33.7%) dan tidak ada mahasiswa yang memiliki
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian tersebut dan bahkan tingkat
SDL dari penelitian ini lebih tinggi dari penelitian tersebut, peneliti berasumsi
Keperawatan UNG adalah dosen atau tim pengajar yang berkualitas dalam
belajar baik off line maupun online, lingkungan jurusan yang rapi dan bersih
membuat pembelajaran yang nyaman, serta memiliki beberapa Lab yang lengkap
53
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak tersedianya waktu untuk
cara mengatur waktu yang tepat, agar penelitian bisa selesai tepat waktu dan tidak
54