Pengertian "Berhias" di dalam bahasa Arab sudah terkandung di dalam makna "Tabarruj"
yang menurut Imam al-Bukhari berarti perbuatan wanita yang memamerkan segala
kecantikan miliknya.
Asal kata "Tabarruj" itu sendiri diambil dari kata "al-buruj" yakni bangunan benteng atau
istana yang menjulang tinggi.
Jadi wanita yang bertabarruj adalah wanita yang menampakan tinggi-tinggi kecantikannya,
sebagaimana benteng, istana atau menara yang menjulang tinggi, dan tentu saja menarik
perhatian orang-orang yang memandangnya.
Tabarruj ini mempunyai bentuk dan corak yang bermacam-macam dan sudah dikenal oleh
orang-orang yang banyak sejak zaman dahulu sampai sekarang, artinya tidak terbatas hanya
sekedar berhias,berdandan, bermake-up, memakai parfum dan sebagainya yang biasa
dilakukan oleh wanita, bahkan lebih dari itu yaitu segala sesuatu yang mencerminkan
keindahan dan kecantikan sehingga penampilan dan gaya seorang wanita menjadi memikat
dan menarik dimata lawan jenisnya.
Jilbab merupakan salah satu pakaian yang dapat menutup aurat wanita. Allah telah
memerintahkan bagi kaum wanita mukmin untuk menutup tempat tempat yang biasanya
terbuka yaitu dada.
2. Perhiasan
Nabi menganjurkan wanita agar berhias . misalnya : memakai emas (cincin / gelang). Tetapi
Nabi Muhammad menegaskan bahwa sutera dan emas haram dipakai laki laki .
3. kosmetik
Wajah
Dalam kitab Al-Mu,jam Al-Wasith disebutkan humrah sebagai salah satu perhiasan
wanita.
Telapak tangan
Salah satu perhiasan tangan perempuan adalah pewarna pada kuku (khidhab).
Parfum
4. Memakai Aksesoris
Memakai aksesoris diperbolehkan dalam islam karena usaha memperelok diri agar
dandanan indah dan menarik .
Bagi perempuan
Tidak diperbolehkan pula untuk berhias dengan cara yang dilarang oleh Islam, yaitu:
C. Akhlak Berhias
1. Niat berhias hanya untuk beribadah, sebagai ungkapan rasa syukur atas
nikmat Allah.
2. Tidak memakai bahan-bahan yang dilarang agama untuk dipergunakan.
3. Tidak berhiasan dengan menggunakan simbol-simbol non-muslim.
4. Tidak berlebihan (diluar kepatutan).
5. Tidak berhias seperti kaum Jahiliyah dan orang-orang non-muslim.
6. Berhias menurut kelaziman dan kepatutan, sesuai dengan jenis kelamin.
7. Tidak bertujuan untuk berfoya-foya dan mengandung unsur ria.
Batasan dan larangan dalam ayat di atas secara khusus ditujukan kepada kaum wanita, agar
tidak berpenampilan (tabarruj) ala Jahiliyah zaman Nabi Saw. agar kaum wanita terpelihara
dari segala bentuk bencana dan terjebak ke dalam perangkap setan, sebab naluri manusia
sering berubah menjadi hawa nafsu liar bila wanita berhias sembrono dan tidak
memperhatikan kaedah-kaedah agama.
D. Hikmah akhlak berhias
Di susun oleh :
MA NEGERI DEMAK
TAHUN AJARAN 2019/2020