PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia. Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh
apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan kehidupan.
Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat.
Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari
sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban. Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Budaya Indonesia merupakan kebudayaan yang dapat di artikan sebagai kesatuan dari
kebudayaan seluruh wilayah yang ada di Indonesia Untuk Menumbuhkan rasa cinta Indonesia
dalam rangka Mengembalikan Jati diri Bangsa Indonesia perlu di galakkan kembali karena
sekarang ini Indonesia sedang mengalami nilai nilai pergeseran dari kebudayaan lokal yaitu
kebudayaan asli Indonesia kepada mulainya kecintaan terhadap budaya asing. Dengan majunya
teknologi di mana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita turut pula
mempengaruhi tergesernya nilai nilai budaya Indonesia ini. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kebudayaan maupun teknologi baik dari dalam aupun dari luar. Sekilas
kebudayaan dan teknologi dinilai sangatlah bertolak belakang, kebudayaan lebih menitik
beratkan kepada sejarah sedangkan teknologi berhubungan dengan trend masa kini. Tidak sedikit
orang yang menilai kedua bahasan tersebut demikian. Namun, bila ditelaah lebih dalam lagi pada
dasarnya dan sebenarnya kebudayaan sangat berhubungan dengan teknologi. Kebudayaan
menghasilkan teknologi, sedangkan teknologi menciptakan kebudayaan dalam masyarakat serta
teknologi pertanda kemajuan kebudayaan, dengan kata lain antara kebudayaan dan teknologi
sangatlah mempengaruhi.
Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain
dan berlangsung dalam situasi yang dialami.
fungsi dinamika kelompok:
1) Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
2) Memudahkan segala pekerjaan.
3) Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan
yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian.
4) Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
2.2 Kerangka Budaya
Setiap orang memiliki budaya dan tidak seorang pun dapat dipisahkan dari budayanya
sendiri. Tantangan berat bagi para misionaris (baik dalam maupun luar negeri) adalah
mengidentifikasi diri dengan orang-orang yang dilayani. Untuk itu, mereka dituntut memahami
budaya kelompok masyarakat yang dituju.
Langkah pertama untuk belajar budaya-budaya lain adalah menguasai budaya sendiri.
Apakah arti budaya itu? Budaya menurut para sarjana Antropologi adalah hal-hal yang
bersangkutan dengan akal (Kuncaraningrat). Budaya adalah sejumlah kebiasaan yang saling
berkaitan (Antropolog AS Boas Kroeber, Clinton, dll.). Budaya adalah organisasi sosial yang
direfleksikan oleh keseluruhannya (Antropolog Inggris Malinowski, Raeliffie Brown). Lloyd E.
Kwast menjelaskan: "Budaya memiliki empat lapisan yang terdiri dari tingkah laku, nilai-nilai,
kepercayaan-kepercayaan, dan cara pandang dunia."
1. Tingkah laku: "Apa yang Dibuat atau Dikerjakan"
Lapisan yang paling luar adalah "tingkah laku", yang dapat diamati dengan mudah. Hal-
hal yang dapat diamati adalah: kebiasaan-kebiasaan serta bahasa-bahasa dalam berbagai bentuk
dan arti. Rangkaian antara bentuk dan arti menghasilkan suatu simbol: "Apa yang dikerjakan?"
Pertanyaan tersebut melahirkan pertanyaan: "Apa artinya?"
Contoh: Acungan jempol, berjabat tangan, orang Barat berpelukan sambil mencium pipi,
dan lain-lain.
2. Nilai-Nilai: "Apa yang Baik atau yang Terbaik?"
Tingkah laku kebanyakan bersumber dari suatu sistem nilai-nilai standar tingkah laku dan
pertimbangan yang memberikan tuntutan ke dalam hal apa yang baik dan indah atau terbaik dan
terindah. Sistem nilai biasanya tumpang tindih dengan budaya. Pertanyaan "Apa yang baik atau
yang terbaik?" mencetuskan pertanyaan lain: "Apa yang dibutuhkan?"
Contoh: Di Irlandia jumlah penduduk lebih besar daripada persediaan makanan.
Penduduknya sering mengalami kekurangan makanan yang amat dahsyat, dan itu sudah biasa
bagi mereka. Oleh karena itu, ada kebutuhan yang nampak dan mendesak yaitu mengurangi
jumlah penduduknya. Tetapi karena jumlah mayoritas penduduk adalah pemeluk agama Kristen
yang menolak KB, maka jalan keluarnya adalah menyusun dan mengembangkan kebudayaan
dengan suatu anjuran yang menyerupai keharusan. Setiap penduduknya diminta untuk tidak
menikah sebelum berusia 30 tahun. Akhirnya, laju pertambahan penduduk bisa dikurangi karena
adanya penundaan pernikahan.
Di India terjadi sebaliknya, pernah juga terjadi kelaparan yang sangat hebat sehingga
rata-rata orang di sana hanya berusia 28 tahun. Hampir setengah dari anak-anak meninggal
sebelum berusia 5 tahun, sehingga terjadilah kekurangan penduduk. Dengan demikian
nampaklah suatu kebutuhan dan budaya yang harus dikembangkan sebagai jalan keluar dari
masalah tersebut. Wanita-wanita di India diwajibkan untuk menikah pada usia 12 atau 13 tahun.
Akhirnya terjadilah ledakan jumlah penduduk yang luar biasa sampai sekarang.
3. Kepercayaan-Kepercayaan: "Apa yang Benar?"
Nilai-nilai merupakan refleksi dari kepercayaan-kepercayaan. Sering kali, kepercayaan-
kepercayaan dipertahankan secara teoretis tetapi tidak memengaruhi nilai-nilai atau tingkah laku.
Sistem kepercayaan-kepercayaan berperan untuk memberikan tuntutan kepada masyarakat
setempat dalam mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan.
Contoh: Perang antara suku Madura dengan suku Dayak di Kalimantan Barat. Suku
Dayak identik dengan kekristenan yang percaya bahwa tidak diperbolehkan membunuh manusia.
Tetapi kebutuhan akan kelangsungan hidup dan kejayaan suku tersebut membuat mereka
memilih membunuh daripada tetap mengikuti kepercayaannya.
Didalam masyarakat dimana terjadi suatu proses perubahan, terdapat factor-faktor yang
1) Ditusi, yaitu proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan dari suatu individu kepada individu
3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
4) Toleransi
Masih terdapat jarak komunikasi antara kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan
konflik budaya seseorang yang bergerak dari satu kelompiok etnis ke kelompok etnis yang lain.
Contoh migdrasi ke kelompok etnis yang berbeda mungkin menimbulkan pergeseran sistem nilai
budaya yang sudah ada di daerah kelompok etnis penduduk asli, misalnya menganggap rendah
status etnis pendatang (negatif), tetapi mungkin juga etnis pendatang menjadi penggerak
2. Pelaksanaan pembangunan
Pelaksanaan pembangunan yang terus menerus akan dapat merubah sistem nilai ke arah
a) Pola hidup tradisional, dan bertaraf lokal yang berbau mistis, berubah menjadi pola hidup
b) Pola hidup sederhana yang hanya bergantung pada alam lingkungan, meningkat menjadi pola
hidup modern yang mampu menguasai alam lingkungan dengan dukungan prasarana dan sarana
serta teknologi.
c) Pola hidup makmur yang hanya kecukupan sandang, pangan, dan perumahan meningkat menjadi
pola hidup makmur dan juga sehat, teratur, bersih dan senang serta aman sesuai dengan standar
d) Kemampuan kerja yang hanya berbasis kekuatan fisik dan pengalaman, meningkat menjadi
pasti dan tanpa ganti kerugian yang layak, bahkan tanpa ganti kerugian sama sekali.
b) Mengurangi atau meniadakan arti kemanusiaan seseorang memandang manusia sebagai obyek
sasaran yang selalu dikenai penertiban, serta hak asasinya tidak dihargai.
c) Tindakan sewenang-wenang dan tidak ada kepastian hukum dalam hubungan antara penguasa /
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan konflik dengan tata nilai
budaya yang sudah ada, perubahan kondisi kehidupan manusia, sehingga manusia bingung
sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakan. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen
teknologi yang selain memiliki segi positif, juga memiliki segi negatif.Sebagai dampak negatif
teknologi, manusia menjadi resah. Keresahan manusia muncul akibat adanya benturan nilai
teknologi modern dengan nilai-nilai tradisional (konvensional). Ilmu pengetahuan dan teklnologi
berpihjak pada suatu kerangka budaya. Kontak budaya yang ada dengan budaya asing
menimbulkan perubahan orientasi budaya yang mengakibatkan perubahan sistem nilai budaya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya adalah "Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Nilai-nilai
budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup
organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe),
simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai
acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Dalam hal ini
kearifan budaya lokal yang menunjukkan identitas dan karakter budaya lokal mestinya terlihat
secara jelas dalam konsep ketahanan budaya lokal yang mestinya nilai kaearifan budaya lokal
tetap terjaga dan menjadi nilai yang tetap ada untuk memperkokoh ketahanan budaya lokal.
Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung
dalam situasi yang dialami.
B. Saran
Dalam menghadapi kemajemukan dan pluralitas bangsa dan negara ini haruslah dengan
langkah–langkah yang bijak dan benar, apalagi di dalam kemajemukan tersebut masyarakat dan
segala tingkahlaku dinamisnya dapat rentan sekali terjadi konflik, untuk itu toleransi SARA
harus ditingkatkan demi terciptanya integrasi bangsa dan negara ini dan untuk menghindari
konflik.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://fadhilabdillahpratama.blogspot.com/2016/09/makalah-dinamika-masyarakat-
dan.html
2. http://risyant.blogspot.com/2013/05/dinamika-masyarakat-dan-kebudayaan.html
3. https://rijal100.blogspot.com/2016/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_29.html