PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini menjadi permasalahan yang sangat
serius dan masih tertinggi di Asia. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di
negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya
komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (ICD-10, 2012; WHO,
2014). Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu
289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia
Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup,
Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup,
Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup.
(WHO, 2014).
Menurut SDKI, AKI Indonesia tahun 2007 adalah 307/100.000 kelahiran hidup, pada
tahun 2009 mengalami penurunan yaitu sebanyak 228/100.000 kelahiran hidup dan
pada tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Dengan perhitungan ini, diperkirakan setiap jam dua orang perempuan mengalami
kematian karena hamil atau melahirkan akibat komplikasi pada masa hamil atau
persalinan. AKI pada proses persalinan dan kehamilan cukup tinggi. Bahkan target dari
Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan AKI di Indonesia sebanyak
75 persen pada 2015. Dengan demikian, ditargetkan penurunan hingga 102/100.000
kelahiran hidup pada 2015 dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000
kelahiran hidup yang harus dicapai. Sedangkan menurut SDKI 2009 menunjukan bahwa
secara nasional AKB untuk Indonesia adalah 34/1000 kelahiran hidup dan angka
kematian Neonatal untuk Indonesia adalah 20/1000 kelahiran hidup. AKI di Indonesia
tahun 2015 mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk AKB dari 34/1000
menjadi 23/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
Terdapat dua faktor penyebab kematian ibu dan bayi di Indonesia pada umumnya
dan NTB pada khususnya. Dua faktor tersebut adalah faktor langsung dan faktor tidak
langsung. Faktor langsung penyebab kematian ibu antara lain akibat perdarahan (30% -
40%) infeksi (20% - 25%), gestosis (15% - 17%) dan lain-lain (5%). Penyebab tidak
langsung risiko kematian ibu dapat diperparah oleh adanya anemia dan penyakit
menular seperti malaria, tuberkulosis (TB), hepatitis, dan HIV/AIDS. Pada 2002, 17,6%
wanita usia subur (WUS) menderita KEK. Tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan,
faktor budaya, dan akses terhadap sarana kesehatan dan transportasi juga
1
berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian dan kesakitan ibu. Dengan
memperhatikan Angka Kematian Ibu ini dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
terjadi pada saat pertolongan persalinan dan masih dapat dicegah. Bidan memegang
peranan penting untuk meningkatkan pelayanan yang menyeluruh dan bermutu di
masyarakat.
Sebagai bentuk aplikasi ilmu yang berkembang didapat selama kuliah maka para
mahasiswi Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Kebidanan diwajibkan
untuk melakukan asuhan kebidanan mulai dari kehamilan minimal 28 minggu (ANC),
persalinan (INC), masa nifas (PNC), perawatan bayi baru lahir (BBL), sampai KB.
Dengan upaya tersebut maka diharapkan bidan mempunyai pengalaman dalam
memberikan pelayanan ANC, INC, PNC, BBL, serta KB secara standar sehingga
dengan pendidikan dan pengetahuan yang didapatkan dapat membantu pemerintah
dalam upaya menurunkan AKI dan AKB sehingga terciptanya tujuan pembangunan
millenium (Millenium Development Goals/ MDGs) tahun 2015.
Untuk menciptakan tenaga bidan profesional yang berjiwa nasional, tanggap
terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi (IPTEK), maka pendidikan
program DIII kebidanan melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif. Hal ini
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Mengingat masih tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia khususnya di
NTB, untuk itu harus dicetak tenaga yang terampil dalam memberikan asuhan ANC,
INC, PNC, BBL dan KB. Pemerintah dan masyarakat telah melaksanakan berbagai
upaya untuk memberi pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan bersalin, sehingga
melahirkan bayi yang sehat. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas
mampu menurunkan AKI serta AKB yang telah lama diupayakan pemerintah.
Pada saat melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada masa kehamilan 28
minggu ini mahasiswa memilih lokasi di wilayah kerja Puskesmas Pagesangan.
Berdasarkan hasil PWS KIA Puskesmas pagesangan pada akhir tahun 2016, jumlah
sasaran ibu hamil 1.029 jiwa, ibu bersalin 1.014 jiwa, Dengan cakupan per tahun 2016
adalah sebagai berikut : Kunjungan Antenatal I (KI) (101,46 %), Kunjungan Antenatal IV
(K4) (95,92 %), Persalinan ditolong oleh Nakes (96,44 %), Kunjungan Nifas (95,72 %),
Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 991 (97,54 %), Kunjungan Neonatal 3 (KN3) (95,19 %),
KB (56,91 %)
Mengingat masih tingginya angka kematian ibu dan anak di indonesia khususnya di
NTB, untuk itu harus di cetak tenaga yang terampil dalam memberikan asuhan
ANC,INC,PNC,BBL dan KB. Pemerintah dan masyarakat telah melaksanakan berbagai
upaya untuk memberi pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan bersalin,sehingga
2
melahirkan bayi yang sehat. Pelayanan kesehan ibu dan anak yang berkualitas mampu
menurunkan AKI serta AKB yang telah lama diupayakan pemerintah.
Berdasarkan hal ini, sebagai bentuk aplikasi ilmu yang didapat di bangku kuliah
maka pendidikan program DIV Poleteknik Kesehatan Mataram Jurusan Kebidanan
Diwajibkan untuk melakukan asuhan kebidanan mulai dari kehamilan sampai dengan
persalinan, nifas, neonatus, bayi balita dan KB.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan
pendekatan Manajemen Kebidanan pada kasus Ny “F” Mulai dari ANC (umur
kehamilan/UK 28 minggu), INC, PNC,BBL,KB.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data Subyektif kehamilan dengan benar pada
Ny.”F” saat pelayanan antenatal.
b. Mampu melakukan pemeriksaan untuk data Obyektif kehamilan pada Ny”F’’
saat pelayanan antenatal.
c. Mampu mengidentifikasi diagnose/menganalisa dan masalah potensial serta
mengantisipasi penanganan kehamilan pada Ny ”F” saat pelayanan antenatal.
d. Mampu melakukan penatalaksaan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny ”F”
saat pelayanan antenatal.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pendidikan
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman institusi pendidikan dalam
pelaksanaan kasus 28 minggu bagi mahasiswa.
b. Mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu pendidikan yang
diperoleh mahasiswa daribangku kuliah.
c. Mengetahui adanya kesenjangan antara teori dan praktek sebagai bahan analisa
untuk pendidikan kasus 28 minggu yang akan datang.
3
3. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru
lahir dan neonatal serta keluarga berencana sehingga nantinya pada saat bekerja
di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya meningkatkan
mutu pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu
dan bayi
b. Belajar menerapkan langsung pada masyarakat dilapangan perkembangan ilmu
penegetahuannya yang diperoleh dimasyarakat.
c. Mendapat pengetahuan tentang ada atau tidaknya kesenjangan antara teori dan
praktek dipelayanan kebidanan.
4. Bagi Masyarakat
a. Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat umumnya
dalam perawatan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga
berencana.
b. Klien atau masyarakat dapat mengenali tanda-tanda bahaya dan resiko terhadap
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatal dan keluarga berencana.
c. Klien khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat melakukan perawatan
kesehatan pad dirinya sendiri terhadap perubahan fisiologis dalam masa
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatal dan keluarga berencana.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KEHAMILAN
1. Definisi kehamilan
Hamil didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Federasi Obstetri Ginekologi
Internasional, 2008). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra
uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,
2008).
Kehamilan adalah masa waktu kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih
dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur
(cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan post matur
(Wiknjosastro, 2008).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai
sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi.bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga
ke-40) (Sarwono, 2009).
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya kehamilan sejati (Helen Varney,
2007).
2. Etiologi
Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoa terdiri dari tiga bagian yaitu :
kaput/kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus,
ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dengan ekor, dan getaran
ekor spermatozoa dapat bergerak cepat (Wiknjosastro, 2008).
5
3. Patofisiologi
Fertilisasi
Proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi di daerah ampula tuba fallopii.
Sekitar 100 sperma berhasil mencapai telur, namun hanya 1 sperma yang dapat
membuahi sel telur. Terdapat berbagai rintangan yang menghambat jalan sperma,
lapisan keras yang melindungi ovum sangat sukar untuk ditembus, namun sperma
dilengkapi sistem khusus untuk membantunya memasuki sel telur yaitu di bawah
lapisan pelindung pada kepala sperma terdapat kantung-kantung kecil yang berisi
enzim-enzim pelarut yaitu enzim-enzim akrosom.
Sperma melepas enzim-enzim akrosom untuk menembus zona pellusida yaitu
sebuah perisai glikoprotein disekeliling sel telur yang mempermudah dan
mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom.
Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput plasma
sel menyatu. Karena selaput plasma yang membungkus kepala akrosom telah hilang
pada saat reaksi akrosom. Reaksi akrosom yaitu reaksi yang terjadi setelah
penempelan ke zona pellusida dan induksi oleh protein zona. Penyatuan yang
sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian
belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa
memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertinggal di permukaan oosit.
Sementara spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan pronukleus
wanita. Selama masa pertumbuhan, baik pronukleus pria maupun wanita (haploid),
masing-masing pronukleus harus menggandakan DNA-nya.
6
Gambaran 2 : Sperma yang memasuki ovum
(Manuaba, 2008)
Perkembangan Embrio
a. Pembelahan Zigot
Setelah pembuahan terjadi mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat
berlangsung karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan
enzim. Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia menjalani pembelahan mitosis,
mengakibatkan bertambahnya jumlah sel dengan cepat. Sel yang menjadi semakin
kecil ini disebut blastomer dan sampai tingkat delapan sel, sel-selnya membentuk
sebuah gumpalan longgar. Segera setelah pembelahan ini terjadi, maka
pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan dalam 3 hari
terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama besarnya. Sel-sel embrio yang
termampatkan kemudian membelah lagi, kemudian hasil konsepsi berada pada
stadium morula dengan 16 sel. Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel-sel
sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan embrio sampai janin) dan outer
cell mass (lapisan sebelah luar yang akan membentuk trofoblas yang akan tumbuh
menjadi plasenta)
7
tetap sama. Dalam ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan melalui bagian
tuba yang sempit dan terus kearah kavum uteri.
Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu, dan akhirnya terbentuklah sebuah
rongga, blastokel. Pada saat ini mudigah disebut blastokista. Sel-sel didalam massa
sel dalam, yang sekarang disebut embrioblas, terletak pada salah satu kutub,
sedangkan sel-sel di massa sel luar atau trofoblas, menipis dan membentuk dinding
epitel blastokista. Zona pellusida sekarang menghilang, sehingga implantasi dapat
dimulai. Dengan demikian, menjelang akhir minggu pertama perkembangan, zigot
manusia telah melewati tingkat morula dan blastokista dan sudah mulai
berimplantasi di selaput lendir rahim.
b. Proses Implantasi
Kemudian blastula tersebut berimplantasi dalam endometrium, dengan bagian
dimana bagian inner cell mass berlokasi. Hal inilah yang menyebabkan tali pusat
berpangkal sentral atau para sentral. Bila nidasi terjadi mulailah diferensiasi sel-sel
blastula. Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat dengan ruang eksoselom, membentuk
entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan
membentuk ruang amnion.
Setelah minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas
yang berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan
berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :
1) Sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di
sebelah dalam (dekat embrioblas).
2) Sinsitiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar
(berhubungan dengan stroma endometrium). Unit trofoblas ini akan
berkembang menjadi plasenta.
Hasil konsepsi
8
Gambar 5 : Embrio yang berimplantasi pada endometrium (Sarwono, 2008).
c. Perkembangan Trofoblas
Pembentukan Plasenta
Gambar 7 : Pembentukan
Plasenta(PP IBI , 2006).
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas,
umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
(gambar).
Plasenta mengelilingi embrio dalam rahim ibu.
Plasenta berfungsi sebagai ginjal, paru-paru dan liver buatan ia
memiliki fungsi ini pada saat yang bersamaan. Tugas lain plasenta ialah melindungi
embrio.
9
Sel-sel bagian luar dari plasenta membentuk semacam saringan yang terletak antara
pembuluh darah ibu dan embrio yang berfungsi mencegah bahaya dari luar.
Saringan ini meloloskan sel-sel makanan dan menahan sel-sel imunitas.
Dalam tali plasenta terdapat satu pembuluh darah vena dan dua pembuluh darah
arteri. Pembuluh darah vena membawa makanan dan oksigen ke embrio dan
pembuluh darah arteri mengeluarkan karbon dioksida dan sisa-sisa sampah dari
tubuh sang bayi.
10
b) jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan
halus disebut korion leave.
2) Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga
mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :
a) Desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis.
b) Desidua yang meliputi embrioblas/kantong janin di atas korion laeve
menjadi desidua kapsularis.
c) Desidua di sisi/bagian uterus yang abembrional menjadi desidua
parietalis.
Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan
berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan
membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion
Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve
dengan desidua parietalis.
f. Cairan Amnion
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion. Di dalam ruangan
ini terdapat cairan amnion (likuoramnii). Asal cairan amnion : diperkirakan terutama
disekresi oleh dinding selaput amnion/plasenta, kemudian setelah sistem urinarius
janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga
amnion.
11
Gambar 9 : Blastokista manusia 9 hari (Manuaba, 2008)
12
memanjang sampai bertemu dengan aliran darh ibu. Pada awal minggu ketiga,
mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot
primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke
dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang
terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel yaitu sitotrofoblas dan
sinsitiotrofoblas.
b. Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya,
mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh
kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu
jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary stem villi). Selom ekstraembrional
rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah
dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan
mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk).
Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian
akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan
menjadi Tali Pusat.
c. Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring
dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah
komponen sirkulasi utero-plasenta.
d. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan
sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak
bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding
pembuluh darah janin dan lapisan korion.
e. Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan
komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem
tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.
13
berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga minggu kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan system organ dari masing-masing lapisan
mudigah. Sebagai akibat pembentukan organ, ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai
jelas.
1. Lapisan mudigah ectoderm membentuk organ dan struktur-struktur yang
memelihara hubungan dengan dunia luar, yaitu:
susunan saraf pusat, system saraf tepi
14
3. Lapisan mudigah endoderm menghasilkan :
Lapisan epitel saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kandung kemih.
Lapisan ini juga membentuk parenkim tiroid, kelenjar paratiroid, hati dan kelenjar
pancreas.
Akhirnya, lapisan epitel kavum timpani dan tuba Eustachius juga berasal dari
endoderm.
Sebagai akibat dari pembentukan system-sistem organ dan pertumbuhan
system saraf pusat yang cepat, cakram mudigah yang mula-mula datar mulai
melipat dengan arah sefalokaudal, hingga terbentuk lipatan kepala dengan ekor.
Cakram ini juga melipat dengan arah lintang, sehingga terdapat bentuk tubuh
yang bulat. Hubungan dengan kantung kuning telur dan plasenta dipertahankan
masing-masing melalui duktus vitellinus dan tali pusat.
Pada minggu keempat ini juga telah terbentuk susunan saraf jantung dan paru-
paru telah mulai terbentuk dan jantung yang kecil telah mulai berdenyaut.
Sel-sel yang berdiri sendiri akan bergabung satu sama lain dan membentuk
sambungan serta membentuk pembuluh darah. Sistem ini akan membawa darah
keseluruh tubuh bayi. Jaringan pembuluh darah ini mempunyai panjang lebih dari
empat puluh ribu kilometer dan hampir menyamai panjang keliling bumi.
Pada minggu kelima tangan dan kaki embrio mulai terlihat. Sebagian sel akan
melakukan bunuh diri masal, tujuannya untuk pembentukan jari-jemari tangan dan
kaki.
15
Gambar 15. Embrio:Sudah mulai terbentuk lingkaran hitam pada biji mata sudah
tampak.
(PP IBI, 2006).
16
sudah mulai tumbuh.
Pada fase ini, detak jantung janin sudah
dapat terdengar dengan menggunakan
alat khusus (dopller). Kepala yang
bersambung dengan bagian tubuh
lainnya menjadi bertambah besar pada
bulan keempat, dan panjang janin akan
segera bertambah.
Pada akhir bulan keempat, panjang
JANIN PADA BULAN KE-4
tubuh janin akan mencapai kira-kira 7
inci 917,78 cm) dan berat badannya
mencapai 4 ons. Ia sudah memiliki
rambut, alis dan bulu mata, serta mulai
mengisap ibu jari tangannya.
Sepanjang bulan kelima, berat badan
janin berkisar pada 1/2 hingga 1 pon
(0,24 hingga 0,45 kg) dan panjang
tubuhnya antara 10 hingga 12 inci (25,4
hingga 30,5 cm). Otot-ototnya sudah
mulai berfungsi, sehingga ia senantiasa
bergerak. Biasanya pada bulan kelima
JANIN PADA BULAN KE-5
ini gerakan janin jelas dapat dirasakan
oleh ibunya.
Panjang tubuh janin berkisar antara 11
hingga 14 inci (27 hingga 35,5 cm) dan
berat badannya antara 1,5 hingga 2
pon (0,67 hingga 0,9). Kulitnya
mengerut dan berwarna kemerahan,
serta dilapisi sejenis pelindung yang
JANIN PADA BULAN KE-6 disebut Vernix Caseosa.
17
JANIN PADA BULAN KE-7 keadaanya masih lemah dan bayi
BBLR (Berat badan bayi lahir rendah),
sehingga harus di hangatkan kedalam
incubator agar suhu badan bayi bias
mencapai suhu yang normal.
Pada bulan ini janian sudah menjadi
lebih panjang dan lebih gemuk
keadaannya. Panjang tubuhnya
mencapai 18 inci (45,7 sampai 5 pon
atau 2,27 kg). Apabila janin lahir pada
fase ini, peluang untuk hidup lebih
JANIN PADA BULAN KE-8
besar, karena pertumbuhanya relative
sempurna.
Sepanjang bulan ini janin akan terus
tumbuh dan pada akhir bulan ini berat
badan janin umumnya berkisar antara 7
hingga 7,5 pon (3,18 hingga 3,40 kg)
dan panjang tubuhnya sekitar 20 inci 50
cm. Kulitnya masih dilapisi cairan
pelindung (liquor Amnion). Posisi janin
JANIN PADA BULAN KE-9 berubah sebagai persiapan untuk lahir
dengan kepala sudah masuk Pintu Atas
Panggul dan janin sudah siap untuk
dilahirkan.
4. Tanda kehamilan
Tanda hamil adalah perubahan fisiologis yang timbul selama hamil. Ada 3 tanda
kehamilan, yaitu presumtif (perubahan yang dirasakan wanita), kemungkinan
(perubahan yang bisa diobservasi pemeriksa), dan positif hamil (Bobak, 2005).
Tanda presumtif (perubahan yang dirasakan wanita)
a. Amenore (terhentinya menstruasi)
18
Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium) tidak dilepaskan
sehingga amenore atau tidak datangnya haid. Hal ini dianggap sebagai tanda
kehamilan. Hal ini tidak dianggap sebagai tanda pasti kehamilan, karena aminore
dapat juga terjadi pada beberapa penyakit kronik, tumor hipofise, perubahan
faktor-faktor lingkungan, malnutrisi, dan (yang paling sering) gangguan
emosional (Prawirohardjo, 2008).
b. Fatique (keletihan)
Selama periode kehamilan minggu ke lima sampai minggu ke- empat belas, di
priode ini ibu akan merasakan keletihan yang tidak biasa dan membutuhkan tidur
lebih banyak karena adanya tuntutan baru terhadap pasokan energi pada ibu,
dan karena terjadinya pergeseran pada kecepatan metabolisme tubuh ibu
(Penny, 2007).
c. Perubahan payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-
vena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,
kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama satu cairan berwarna kekuningan
yang disebut kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal ini berasal dari
kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air
susu belum dapat di produksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolactin
inhibiting hormone (Prawirohardjo, 2008).
d. Morning sicknes (mual dan muntah di pagi hari)
Kehamilan sering ditandai oleh gangguan sistem pencernaan, yang terutama
bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Apa yang disebut dengan morning
sickness pada kehamilan, biasanya timbul pada pagi hari tetap hilang pada
beberapa jam, walaupun kadang-kadang keluhan ini menetap lebih lama dan
dapat timbul pada waktu yang berbeda. Gejala yang mengganggu ini biasanya
dimulai sekitar 6 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya
menghilang spontan 6 sampai 12 minggu kemudian. Penyebab kelainan ini tidak
diketahui tetapi tampaknya berkaitan dengan tingginya kadar bentuk-bentuk
tertentu hCG (yang mengalami variasi-variasi dalam glikosilasi) dengan kapasitas
perangsangan tiroid terbesar (Bobak, 2005).
e. Quickening (persepsi gerakan janin) Pada usia kehamilan antara 16 dan 20
minggu (sejak hari pertama menstruasi berakhir), wanita hamil mulai menyadari
adanya gerakan berdenyut ringan di perutnya, dan intensitas gerakan ini semakin
meningkat secara bertahap. Sensasi ini disebabkan oleh gerakan janin, dan hari
ketika gerakan tersebut disadari oleh wanita hamil disebut quickening atau
19
munculnya persepsi kehidupan. Namun, hanya merupakan bukti penunjang
kehamilan, dan apabila berdiri kurang kurang bernilai diagnostik (Cunningham,
2005).
Tanda kemungkinan hamil (yang dapat diobservasi pemeriksa)
a. Tanda Hegar
Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya ukuran uterus
terutama terbatas pada diameter anteroposterior, tetapi pada masa gestasi
selanjutnya, korpus uterus hampir membulat garis tengah uterus rata-rata 8 cm
dicapai pada minggu ke-12. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah dalam
serviks bertambah dan karena terjadinya odema dari serviks dan hyperplasia
kelenjar-kelenjar serviks sehingga serviks menjadi lunak. Pada pemeriksaan
bimanual, korpus uterus selama kehamilan teraba liat atau elastis dan kadang-
kadang sangat lunak. Pada sekitar 6 sampai 8 minggu setelah hari pertama
menstruasi terakhir, tanda hegar mulai tampak. Tanda hegar dengan
melakukansatu tangan pemeriksa diatas abdomen dan dua jari tangan yang lain
dimasukkan kedalam vagina, dapat diraba serviks yang keras, dengan korpus
uterus yang elastis di atas ismus yang lunak bila di tekan, yang terletak diantara
dua bagian tersebut (Cunningham, 2005 & Rustam, 2005).
b. Ballottement (baloteman)
Sekitar pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil dibanding volume
cairan amnion. Karena itu, tekanan mendadak pada uterus dapat menyebabkan
janin tenggelam dalam cairan amnion dan kemudian memantul kesisinya semula,
benturan yang ditimbulkan ballottement dapat dirasakan oleh jari-jari tangan
pemeriksa (Cunningham, 2005).
c. Test kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2008), Terdapat sejumlah perangkat uji kehamilan
yang beredar di pasaran dengan harga terjangkau. Uji kehamilan ini dapat
dibaca dalam 3 sampai 5 menit, dengan tingkat akurasi yang tinggi, dan tingkat
kecermatan yang tinggi pada tahap tertentu. Sistem yang digunakan dalam
berbagai perangkat berbeda-beda namun, masing-masing berpegang pada
prinsip yang sama (pengenalan HCG dan subunitnya) oleh suatu antibodi
molekul HCG atau epitop subunit β. Hormon ini di ekskresikan ke dalam sirkulasi
wanita hamil dan diekskresikan melalui urin (Cunningham, 2005).
d. Tanda goodel (serviks melunak)
Pada minggu ke-6 sampai 8, konsistensi jaringan serviks yang mengelilingi
os eksternus lebih mirip dengan mulut bibir daripada tulang rawan hidung, yang
khas untuk serviks pada wanita tidak hamil. Namun, keadaan-keadaan lain
20
dapatmenyebabkan serviks melunak, misalnya kontrasepsi yang mengandung
estrogen- progestin. Seiring dengan perkembangan kehamilan, kanalis servikalis
dapat menjadi sedemikian melebar sehingga jari tangan dapat dimasukkan.
Pada proses peradangan tertentu, serta karsinoma, serviks akan tetap keras
selama kehamilan dan, bilapun mungkin, hanya membuka saat persalinan
(Cunningham, 2005).
Tanda Positif hamil
a. Sonografi
Pemakaian Sonografi Transvaginal telah menimbulkan revolusi dalam
pencitraan kehamilan tahap awal dan perkembangannya. Dengan sonografi
abdomen, kantung gestasi dapat dilihat hanya setelah usia 4 sampai 5 minggu
sejak menstruasi terakhir. Pada hari ke-35, semua kantung gestasi normal
seyogyanya sudah terlihat, dan setelah 6 minggu, denyut jantung seharusnya
sudah terdeteksi. Pada minggu ke-8, usia gestasi dapat dapat diperkirakan
secara cukup akurat. Sampai minggu ke-12, tiap millimeter panjang puncak
kepala- bokong merefleksikan pertambahan usia gestasi 4 hari.
b. Bunyi jantung janin
Mendengar atau mengamati denyut jantung janin dapat memastikan
diagnosis kehamilan. Kontraksi jantung janin dapat diidentifikasi dengan
auskultasi menggunakan fetoskop khusus, ultrasonografi, dengan prinsip
Doppler dan sonografi. Denyut jantung janin dapat dideteksi dengan auskultasi
dengan menggunakan stetoskop rata-rata pada usia kehamilan 17 minggu, pada
usia kehamilan 19 minggu, denyut jantung janin dapat dideteksi pada hampir
semua
wanita hamil yang tidak kegemukan. Frekuensi denyut jantung janin pada
tahapini dan sesudahnya berkisar antara 120 sampai 160 dpm dan terdengar
sebagai bunyi ganda mirip detak jam dibawah bantal. Tidak cukup apabila kita
hanya mendengar jantung janin. Denyut jantung janin harus berbeda dengan
ibunya.
21
5. Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan
Adaptasi anatomis, fisiologis, dan biokimiawi terhadap kehamilan sangat
besar. Banyak dari perubahan-perubahan tersebut segera terjadi setelah fertilisasi
dan berlanjut sepanjang kehamilan. Perubahan anatomi dan fisiologi pada
perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus
berlanjut selama kehamilan. Perubahan-perubahan ini merupakan respon terhadap
janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini akan
kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui
selesai (Cunningham, 2005). Perawat memerlukan dasar yang adekuat tentang
fisiologi maternal normal untuk mencapai hal-hal berikut.
a. Mengidentifikasi penyimpangan yang aktual dan potensial terhadap adaptasi
normal supaya pengobatan dapat dimulai
b. Membantu ibu memahami perubahan anatomi dan fisiologis selama hamil
c. Menghilangkan kecemasan ibu (dan keluarga), yang mungkin disebabkan
pengetahuan yang kurang d. Memberi penyuluhan kepada ibu dan keluarga
tentang tanda dan gejala yang harus dilaporkan kepada pemberi perawatan
kesehatan. Menurut Cunningham (2005), Selain dengan penyesuaian yang
diharapkan terjadi selama masa hamil, beberapa penyakit juga menimbulkan
perubahan. Beberapa contoh adalah kadar hemoglobin yang rendah, laju endap
darah yang tinggi, dispnea saat istirahat, dan perubahan fungsi jantung serta
keseimbangan endokrin. Perubahan-perubahan ini menunjukkan usaha tubuh
untuk melindungi ibu dan janin. Pemahaman tentang perubahan-perubahan ini
penting untuk setiap orang yang berpartisipasi dalam perawatan ibu dan janin
(Prawirohardjo, 2008).
Fisik (Sistem reproduksi)
a. Uterus
Selama kehamilan, pembesaran uterus meliputi peregangan dan hipertrofi
nyata dari sel-sel otot, sementra miosit baru diproduksi dalam jumlah terbatas.
Sel-sel otot polos miometrium di kelilingi oleh satu rangkaian fibril-fibril kolagen
yang tersusun secara tak beraturan. Daya kontraksi dihantarkan dari protein
kontraktil miosit tersebut ke jarinagan ikat disekitarnya melalui urunreticulum
kolagen. Yang menyertai pertambahan ukuran sel otot uterus adalah suatu
akumulasi jaringan fibrosa, khususnya di lapisan otot luar, bersama dengan
bertambah banyaknya jaringan elastik. Jarinagan yang terbentuk tersebut secara
material menambah kekuatan dinding uterus. Bersamaan dengan itu, terjadi
penambahan besar-besaran dalam ukuran dan jumlah pembuluh darah dan
lmfatik.Vena-vena yang mengalirkan darah di sisi plasenta, berubah bentuk
22
menjadi sinus-sinus uteri yang besar, dan beradaptasi hipertropi saraf yang di
tunjukkan dengan bertambahnya ukuran ganglion servikal Frankenhauser.
Selama beberapa bulan pertama, hipertropi uterus mungkin terutama dirangsang
kerja estrogen dan mungkin juga oleh kerja progesteron (Cunningham, 2005).
b. Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas
pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan
terlihat bewarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick. Perubahan ini
meliputi penipisan mukosa dan kehilangan sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi
dari sel-sel otot polos. Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan
dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan
hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya
dinding vagina. Papilla mukosa juga mengalami hipertropi. Peningkatan volume
sekresi vagina juga terjadi, dimana sekresi akan bewarna keputihan, menebal,
dan Ph antara 3,56 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat
glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus
acidophilus (Prawirohardjo, 2008).
c. Payudara
Pada minggu-minggu awal kehamilan, wanita hamil sering mengalami rasa
nyeri dan gatal di payudara. Setelah bulan kedua, payudara bertambah besar
dan vena-vena halus menjadi kelihatan tepat di bawah kulit. Puting susu menjadi
bertambah besar, berpigmen lebih gelap, dan lebih erektil. Setelah beberapa
bulan pertama, cairan kental bewarna kekuning-kuningan, kolostrum, sering
dapat ditekan keluar dari puting susu dengan tekanan lembut. Pada saat itu
areola menjadi lebih lebar dan berpigmen lebih gelap. Sejumlah tonjolan-tonjolan
kecil tersebar di seluruh areola disebut juga kelenjar Montgomery merupakan
kelenjar sebasea yang mengalami hipertrofi (Cunningham, 2005).
d. Sistem Reproduksi
Ismus menjadi lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan berkembang menjadi
segmen bawah Rahim. Pada 28 minggu fundus uteri terletak kira-kira tiga jari di
atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus kifoideus (25 cm). 32 minggu
fundus uteri terletak kira-kira antara ½ jarak pusat an prosesus kifoideus (27
23
cm). 36 minggu fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosesus kifaideus (30 cm).
40 minggu fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di bawah prosesus kifoideus (33
minggu). Setelah minggu ke 28, terjadi kontraksi brakton Hiks semakin jelas
(Yeyeh, Ai dkk. (2009). Asuhan Kebidanan 1(kehamilan), Jakarta : Trans Info
media).
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandungan kencing akan mulai tertekan
kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi
lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih
berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat penggeseran uterus yang berat ke kanan
akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini
membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih
besar dan juga memperlambat laju aliran urine (Yeyeh, Ai dkk. (2009). Asuhan
Kebidanan 1(kehamilan), Jakarta : Trans Info media).
f. Sistem respirasi
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB hari mulai awal
kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11,12 kg (Yeyeh, Ai dkk. (2009).
Asuhan Kebidanan 1(kehamilan), Jakarta : Trans Info media).
h. Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia
kehamilan 32 minggu, sedangkan pada hematokrit mencapai level terendah pada
minggu 30 sampai 32 minggu karena setelah 34 minggu masa RBC terus
meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan RBC terus menyebabkan
penyaluran oksigen pada wanita pada hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan
pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan meningkat untuk memenuhi
24
kebutuhan bayi. Aliran darah meningkat dengan cepat seiring pembesaran
uterus. Walaupun aliran darah uterus meningkat 20 kali lipat, ukuran konseptus
meningkat lebih cepat. Akibatnya oksigen di ambil dari darah uterus selama
masa kehamilan lanjut (Yeyeh, Ai dkk. (2009). Asuhan Kebidanan 1(kehamilan),
Jakarta : Trans Info media).
i. Sistem muskuloskletal
Sendi pelvik pada kehamilan sedikit dapat bergerak. Perubahan tubuh secara
bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara
berjalan wanita berubah secara mencolok. Peningkatan distensi abdomen yang
membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan
berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang kurvatura
spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Payudara yang besar dan
posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung
dan lumbal menonjol. Pererakan menjai lebih sulit. Struktur ligament dan tulang
otot belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Wanita muda
yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi
wanita yang tua dapat mengalami gangguan pungung atau nyeri punggung yang
cukup berat selama dan segera setelah kehamilan (Yeyeh, Ai dkk. (2009).
Asuhan Kebidanan 1(kehamilan), Jakarta : Trans Info media).
25
Perasaan takut atau khawatir tentang kesejahteraan dan keselamatan
dirinya dan takut menghadapi proses kelahiran
Khawatir dengan kesejahteraan dan keselamatan janinnya Pemikiran dan
perenungan tentang asumsi-asumsinya berhubungan dengan peran
maternal
Khayalan dan bayangan tentang dugaan-dugaan situasi menjadi orangtua
Obsesi untuk cepat mengakhiri kehamilannya dan hasrat yang tinggi agar
kehamilannya cepat berakhir
Perilaku menyendiri meningkat
Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena
kelahiran bayi. Pada bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan
depresi ketika bayi semakin besar dan ketidaknyamanan bertambah.Sekitar 2
minggu sebelum melahirkan sebagian besar wanita mulai mengalami perasaan
senang (Yeyeh, Ai dkk. (2009). Asuhan Kebidanan 1(kehamilan), Jakarta :
Trans Info media).
1. Keluhan-keluhan umum pada wanita hamil
a. Keluhan tentang perasaan dan emosi
1) Kehamilan kadang membuat seorang wanita sangat emosional,
mereka dapat tertawa atau menangis tanpa alasan tertentu, bahkan
beberapa wanita akan menangis meskipun mereka gembira, atau dapat
pula timbul perasaan depresi, marah dan kesal.
2) Beberapa wanita cemas dan takut sewaktu mereka hamil, khususnya
mengenai kesehatan bayi atau mengenai proses persalinan juga
masalah lain dalam kehidupan.
3) Banyak wanita hamil yang mengalami mimpi yang aneh, mimpi ini dapat
sangatlah indah, berarti, menakutkan atau hanya aneh saja.
4) Beberapa wanita tidak mau melakukan kegiatan sex terlalu banyak
pada saat meraka hamil, tetapi dalam pihak beberapa wanita lebih
menginginkannya dari pada biasanya.
26
Merupakan daerah berwarna kehitaman yang muncul pada muka,
payudara, dan perut. Tidak berbahaya dan menghilang setelah
persalinan.
2) Bercak keunguan di kulit
Bercak timbul dari sekelompok kecil vena di bawah kulit, terjadi bila ada
pembengkakan pembuluh darah biasanya menghilang setelah
persalinan.
3) Payudara yang membesar dan keluar cairan
Hal ini merupakan hal yang biasanya ditemukan pada 3 bulan pertama,
penting baginya untuk istirahat yang cukup.
3) Sulit tidur
27
perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan
perhatian membina hubungan baik dengan istri sehingga istri
mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang di alaminya dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan sudah pasti akan
memperrmudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi
berbagai perubahan yang terjadi pada tubunya akibat hadirnya sosok
”manusia mungil dalam perutnya”.
Bahkan keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan,
menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What your
partner might need from your during pregnancy” Terbitan Allina Hospitals And
Clinics Amerika Serikat .
Keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI si bayi
kelak sangat di tentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami
dalam masa-masa kehamilannya.
Saat hamil merupakan saat yang sensitif bagi seorang wanita ,jadi
sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung
perasaan istri, misalnya dengan mengajak istri jalan-jalan, mengajak istri ke
dokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah.
Dalam komunikasi diperoleh tidaknya dukungan suami tergantung dari
keintiman hubungan. Ada tidak adanya komunikasi yg bermakna dan ada
tidaknya masalah atau kekhawatiran akan bayinya
Menurut penelitian di Indonesia, dukungan suami yang di harapkan
oleh istri yakni :
a) Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri.
b) Suami senang mendapat keturunan.
c) Sumi menentukan kebahagiaan pada kehamilan.
d) Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan istri
dan janin yang di kandung.
e) Suami tidak menyakiti istri.
f) Suami menghibur/menenangkan ketika terlalu lelah bekerja.
g) Suami menasehati istri agar tidak terlalu lelah bekerja.
h) Suami membantu tugas istri.
i) Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya.
j) Suami menunggu saat istri melahirkan.
k) Suami menunggu ketika istri di operasi.
28
2) Keluarga
Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat di anggap transisi atau
peralihan. Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan
peran yang baru serta ketidakpastian yang terjadi sampai peran yang baru ini
dapat disatukan dengan anggota keluarga yang baru.
Peran orang tua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan :
29
1) Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan keadaan
statis
2) Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang tua telah di
mulai peran orang tua sebagai krisis dibandingkan sebagai masa peralihan :
a) Perubahan ini di anggap satu krisis apabila sangat hebat, sangat
mengganggu dan merupakan perubahan negatif.
b) Perubahan kebiasaan yang mengganggu seperti : perubahan
kehidupan seksual, pola tidur dan lain-lain.
Saat memasuki trimester ketiga, maka calon ibu sudah mulai mempersiapkan segala
sesuatunya untuk menyambut si buah hati. Karenanya ketahui perkembangan dan
tanda apa saja yang dirasakan ibu saat usia kehamilan trimester ketiga.
Saat memasuki usia kehamilan ini sang calon ibu mulai dipicu rasa cemas, takut dan
bahagia karena akan menyambut si buah hati yang sudah dikandungnya hampir
sembilan bulan. Selain itu juga rasa ketidaknyamanan yang di alaminya dari awal ia
hamil yaitu pada semester I hingga III terus berlanjut.
Adapun ketidaknyaman-ketidaknyaman yang bisa terjadi pada ibu hamil trimester III,
adalah:
30
Konstipasi atau Sembelit selama kehamilan terjadi karena: Peningkatan hormone
progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien,
konstipasi juga dipengaruhi karena perubahan uterus yang semakin membesar,
sehingga uterus menekan daerah perut, dan penyebab lain konstipasi atau sembelit
adalah karena tablet besi (iron) yang diberikan oleh dokter/ bidan pada ibu hamil
biasanya menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga menyebabkan
warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu
dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena pengaruh zat
besi ini adalah normal
Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan
vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh
tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk
atau berdiri pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian
ketat yang menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga
memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang menggantung secara umum terlihat
pada area pergelangan kaki dan hal ini harus dibedakan dengan perbedaan edema
karena preeklamsia/eklamsia.
3. Insomnia
31
Pada ibu hamil, gangguan tidur umunya terjadi pada trimester I dan trimester III.
Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing (dibahas pada
sub bahasan sebelumnya yaitu sering buang air kecil/nokturia), gangguan ini juga
disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil seperti bertambahnya
ukuran rahim yang mengganggu gerak ibu.
32
susu akan meningkatkan kadar serotonin dalam otak dan membantu ibu hamil
tidur. Susu juga akan membangkitkan hormone melatonin dalam darah yang
membuat seseorang menjadi mudah mengantuk.
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi
pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat
intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat
pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita tersebut
tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan
dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini
kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri.
Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki struktur otot abdomen yang lemah
sehingga gagal menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus
akan mengendur. Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang.
Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang
tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur otot abdomen
normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk yang berlebihan,
berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila dilakukan dalam
kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat
beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini.
Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
33
c. Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa
istirahat
d. Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan
memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis
e. Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen
eksternal dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic)
f. Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan
pemanas, mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)
g. Kompres es pada punggung
h. Pijatan/ usapan pada punggung
i. Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal
dibawah punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan
regangan.
5. Kegerahan
Saat hamil terjadi peningkatan aliran darah, agar penyuluhan zat-zat gizi yang
dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin dapat berjalan lancer. Kondisi ini bisa
menyebabkan anda mudah merasa kepanasan atau kegerahan. Umumnya, keluhan
ini muncul saat kandungan mencapai 20 minggu atau saat aliran darah di dalam
tubuh mulai meningkat.
34
c. Jaga sirkulasi udara di dalam rumah agar tetap baik. Misalnya, dengan sering
membuka jendela atau pintu.
d. Hidari tempat-tempat sempit yang membuat anda merasa pengap.
e. Sering-seringlah berada di ruangan terbuka atau alam terbuka.\
f. Perbanyak minum cairan, baik air putih maupun jus buah segar untuk mengganti
cairan tubuh yang keluar dalam bentuk keringat2.
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan
uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan
mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih
berkurang12. Sebab lain adalah karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena
dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada saat tidur malam hari.
Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga terjadi peningkatan
pengeluaran urin pada saat hamil tua.
7. Hemorrhoids
Secara khusus ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III. Hal ini sering
terjadi karena konstipasi. Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena
didaerah anus juga membesar. Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena
di rektum (bagian dalam anus). Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan
pecahnya hemorid sehingga menimbulkan perdarahan. Untuk menghindari pecahnya
pembuluh darah ini maka dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak serat, banyak
35
minum, buah dan sayuran. Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang berakibat
pada perubahan secara langsung pada aliran darah. Pada kehamilan Progesterone
menyebabkan relaksasi dindiong vena dan usus besar.
Cara meringankan/mencegah :
a. Menghindari konstipasi
b. Menghindari ketegangan selama defekasi
c. Mandi air hangat/kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan
kenyamanan tapi juga meningkatkan sirkulasi
d. Kompres es/ garam Epsom
e. Latihan kegel, untuk mengencangkan otot-otot perineal
f. Istirahat di tempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan
Ketidaknyamanan ini mulai terasa selama trimester kedua dan makin bertambah
bersamaan dengan tambahnya usia kehamilan, hilang saat persalinan. Heart burn
istilah lain untuk regurgitasi/refluks. Kandungan asam gastric (asam klorida dalam
lambung) pada esophagus bagian bawah oleh peristaltic balik. Keasaman
menyebabkan rasa terbakar pada kerongkongan dan tidak enak.
Cara meringankan
36
b. Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng/ makanan
yang berbumbu merangsang
c. Hindari rokok, kopi, alcohol, cokelat (mengiritasi gastric)
d. Hindari berbaring setelah makan
e. Hindari minuman selain air putih saat makan
f. Kunyah permen karet
g. Tidur dengan kaki ditinggikan, sikap tubuh yang baik
Tanda bahaya
9. Perut kembung
Ketidaknyamanan ini Terjadi pada trimester II dan III. Hal ini berawal dari Motilitas
gastrointestinal menurun, menyebabkab terjadinya perlambatan waktu pengosongan
menimbulkan efek peningkatan progesterone pada relaksasi otot polos dan
penekanan uterus pada usus besar.
37
Biasa terjadi pada trimester II dan III. Ini Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher,
bahu dan penegangan pada kepala), serta keletihan. Selain itu, Tegangan mata
sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah.
Cara meringankan :
a. Teknik relaksasi
b. Memassase leher dan otot bahu
c. Penggunaan kompres panas/es pada leher
d. Istirahat
e. Mandi air hangat
f. Gunakan paracetamol
g. Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik
Tanda bahaya :
Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena
tekanan bayi yang berada dibawa diafragma menekan paru ibu. Sering dikeluhkan
berupa sesak nafas,akibat pembesaran uterus yang menghalangi pengembangan
paru-paru secara maksimal. Bumil dianjurkan untuk manarik nafas dalam dan lama.
Tapi setelah kepala bayi sudah turun ke rongga panggul ini biasanya pada 2-3
minggu sebelum persalinan pada ibu yang pertama kali hamil maka anda akan
merasa lega dan bernafas lebih mudah . Selain itu juga rasa terbakar didada(heart
burn) biasanya juga ikut hilang. Karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi
dibawah tulang iga ibu.
38
b. Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada
kecepatan normal yang gterjadi
c. Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang
d. Mendorong postur tubuh yang baik , melakukan pernafasan interkostal
e. anjurkan untuk manarik nafas dalam dan lama.
Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa rasa sakit yang
ringan, tidak teratur, dan hilang bila anda duduk atau istirahat.
Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3, dan biasanya berhubungan
dengan perubahan sirkulasi, tekanan pada saraf dikaki atau karena rendahnya kadar
kalsium.
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih,
pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair.
Tindakan :
a. Punggung Pegal
39
sering mengeluh pegal dan nyeri di tubuh bagian belakang, termasuk sekitar
pinggang. Keluhan ini tentu saja membuat tidur si ibu jadi tidak nyaman, bahkan
susah tidur dan acapkali terbangun.
b. Posisi Tidur
Posisi tidur yang nyaman agak sulit didapat ibu yang sedang hamil tua. Posisi
tengkurap jelas mustahil dilakukan, sementara posisi terlentang akan membuat
napasnya sesak. Satu-satunya posisi yang memungkinkan adalah miring. Namun
bila posisi ini terus-menerus dilakukan sangat mungkin akan membuat si ibu cepat
bosan. Soal posisi ini juga umumnya dikeluhkan sebagai penyebab ibu hamil tua sulit
tidur.
c. Dihantui kecemasan
Keluhan yang juga sering muncul di trimester 3 adalah seringnya buang air kecil
(BAK). Janin yang sudah sedemikian membesar menekan kandung kemih ibu.
Akibatnya, kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sebentar-sebentar
ingin BAK. Dorongan untuk bolak-balik ke kamar mandi inilah yang mau tidak mau
akan mengganggu kenyenyakan tidur si ibu. Untuk mengatasinya, disarankan agar
2-3 jam sebelum tidur tidak minum. Selain itu, kosongkan kandung kemih sesaat
sebelum berangkat tidur. Namun agar kebutuhan air pada ibu hamil tetap terpenuhi,
sebaiknya minumlah lebih banyak di siang hari.
e. Gangguan psikis
Kondisi psikis yang labil di trimester ini biasanya disebabkan oleh aneka
ketidaknyamanan. Antara lain karena tubuh yang dulu langsing kini terus membesar.
Diakui atau tidak, ketidaknyamanan ini jelas dapat menurunkan rasa percaya diri ibu.
Apalagi di trimester akhir, ibu hamil tak lagi bisa leluasa bergerak. Kondisi psikis
yang labil ini jika tidak segera dibenahi besar kemungkinan akan berpengaruh pada
kenyenyakan tidur ibu hamil.
40
Cara mengatasi ketidaknyamanan tersebut, adalah :
Relaks
Yakinlah kalau kehamilan merupakan sebuah anugerah dan tidak semua perempuan
mendapat kesempatan memperoleh anugerah istimewa itu. Jadi, jalani kehamilan
dengan relaks dan penuh syukur. Biarkan tubuh berubah sesuai tuntutan kehamilan
itu sendiri. Tak perlu takut tubuh melar, toh bisa diakali dengan menyesuaikan
penampilan. Misalnya, dengan baju-baju hamil yang mengikuti mode dan nyaman
saat dipakai. Sikap relaks membuat segalanya terasa lebih ringan sehingga ibu bisa
tidur lebih nyenyak.
Selain bertujuan mengajarkan kepada ibu apa yang harus dilakukan kelak saat
persalinan, senam hamil juga bermanfaat mengendurkan otot-otot tubuh yang kaku.
Pengaturan napas dan gerakan-gerakan senam hamil akan membantu mengurangi
keluhan rasa pegal, kaku dan ngilu, sehingga akhirnya membuat kondisi ibu jadi
lebih relaks dan dapat tidur lebih nyenyak.
Yoga menjadi pilihan yang sama baiknya untuk ibu hamil. Olahnapas yoga membuat
otot-otot lebih relaks, pikiran lebih tenang, tubuh lebih bugar, dan meningkatkan
kemampuan berkonsentrasi yang semuanya berpengaruh terhadap kenyenyakan
tidur.
Kehamilan dengan gangguan akan dirasakan sebagai beban yang teramat berat.
Contohnya, ibu mengalami hiperemesis gravidarum atau mual muntah berlebihan
yang membuatnya merasa tertekan. Gangguan di trimester pertama ini bisa saja
merembet pada kesulitan tidur. Bila dirasa kelewat membebani, konsultasikan pada
ahlinya agar masalah ini segera terselesaikan.
41
Tidur miring ke kiri/kanan
Posisi tidur yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah posisi tidur miring ke kiri. Posisi
ini diyakini dapat mencegah varises, sesak napas, bengkak pada kaki, sekaligus
mampu memperlancar sirkulasi darah sebagai asupan penting bagi pertumbuhan
janin. Khusus untuk kehamilan trimester tiga, jangan lupa cermati juga hasil USG.
Bila terlihat posisi punggung janin berada di belahan kanan maka posisi tidur ibu
sebaiknya miring ke kanan. Kalau ibu bertahan tetap pada posisi miring ke kiri, janin
seolah-olah jatuh tertelungkup. Akibatnya, si kecil akan terus-menerus meronta dan
membuat tidur ibu terganggu.
Bila ingin lebih relaks cobalah ganjal kaki dengan bantal, dari paha hingga tumit.
Ambil posisi miring terlebih dahulu, lalu ganjal kaki mulai tumit hingga betis dengan
dua bantal dan dari lutut hingga pangkal paha dengan 1 bantal. Tidur dengan posisi
ini memungkinkan ibu hamil merasa lebih nyaman karena seluruh bagian kakinya
memiliki penahan. Namun agar saat tertidur, tubuh tidak balik terlentang, ganjal pula
bagian belakang tubuh dengan bantal atau guling.
Akibat gangguan mual-muntah, di trimester pertama ibu hamil umumnya sulit makan
sehingga asupan gizinya berkurang. Untuk menutup kekurangan tersebut, ibu hamil
tetap harus berusaha memenuhi kebutuhan nutrisi. Kecukupan nutrisi mampu
membuat tubuh lebih bugar sehingga tidur pun tak jadi jadi masalah.
Tak hanya di trimester pertama, di trimester akhir pun asupan gizi yang cukup dan
seimbang harus terus dijaga. Kondisi ibu yang lebih bugar pastilah akan membuat
tidur ibu jauh lebih nyaman. Ibu pun lebih kuat menghadapi beban yang pasti jauh
lebih berat di hari persalinan.
Ketidaknyamanan ini terjadi selama kehamilan. Akibat pembesaran uterus, hal ini
menyebabkan penurunan sirkulasi, pelvic/vagina kongesti. Sedangkan masalah fisik
mungkin disebabkan oleh pembesaran abdomen/masuknya bagian terbawah janin
ke dalam pelvic. Faktor psikologis dari hubungan seksual ini yaitu miskonsepsi dan
takut menyakiti janin.
42
Cara mengurangi ketidaknyamanan ini, yaitu :
a. Perubahan posisi, hal ini akan meredakan masalah yang disebabkan oleh
pembesaran abdomen/rasa sakit dari penetrasi yang dalam
b. Diskusi miskonsepsi dan ketakutan, agar wanita tidak khawatir berlebihan
c. Kedua pasangan sebaiknya membuka informasi pada cara alternative untuk
kepuasan seksual masing-masing
Akibat lain dari pembesaran raim adalah nyeri di bagian perut, selangkangan dan
paha. Tekanan kepala bayi, penambahan BB, dan longgarnya sendi akibat hormon
juga dapat menyebabkan sakit pinggang dan rulang2 panggul.
3. Keputihan
Ini merupakan ketidaknyaman yang terjadi pada ibu hamil Trimester pertama hingga
ketiga, bahkan pada wanita yang tidak hamil pun mengalami keputihan ini. Cara
mengatasi ketidaknyamanan ini, yaitu :
43
Ini biasa terjadi pada trimester kedua dan ketiga. Cara mengatasi ketidaknyamanan
ini adalah :
Ketidaknyamanan ini terjadi pada Trimester kedua dan ketiga. Akibat tekanan
pembuluh vena besar yang terletak dibelakang uterus, darah balik dari tubuh bagian
bawah terhambat dan menyebabkan peningkatn tekanan pembuluh vena, akibatnya
muncul varises. Vena membesar dan terasa nyeri. Lokasi tersering munculnya
adalah betis, paha dan vagina. Sehingga dianjurkan untuk jangan berdiri lama,
berbaringlah dengan posisi miring atau duduk dengan kaki ditinggikan.
44
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah dalam
kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal. Masalah visual yang
mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang
mendadak, misalnya pandangan kabur dan berbayang. Perubahan ini mungkin
disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre-eklampsia.
(Pantiawati,2010)
45
penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih
atau infeksi lainnya. (Asrinah,2010)
Ibu yang berberat badan rata-rata harus mengalami kenaikan sebesar 1,5 sampai 2
kg selama trimester pertama dan sekitar 500 gram per minggu, untuk jumlah 6-7 kg
selama trimester kedua. Pertambahan berat harus berlanjut dengan kecepatan
sekitar 500 gram per minggu selama bulan ke -7 dan 8,dan pada bulan ke-9 turun
menjadi 500 gram atau 1 kg atau bahkan tidak mengalami pertambahan sama sekali
sehingga jumlahnya adalah 4-5 kg selama trimester ketiga (Murkoff, 2006: 224).
Kenaikan berat badan yang seharusnya selama kehamilan bervariasi untuk setiap
wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama kehamilan , ibu perlu
pertambahan berat badannya karena membawa si calon bayi yang tumbuh dan
berkembang dalam rahimnya, dan juga untuk persiapan proses menyusui. Jadi, ibu
hamil tidak perlu kwatir bila badannya menjadi besar, tetapi sebaliknya mulai
merencanakan dan melakukan apa yang terbaik dan sehat bagi kehamilan (suririnah,
2008: 51).
Kenaikan berat badan setiap wanita hamil berbeda, tergantung dari tinggi badan dan
berat badanya sebelum kehamilan, ukuran bayi dan plasenta, dan kualitas diet
makan sebelum dan selama kehamilan. Berdasarkan dari perhitungan BMI (body
mass index), peningkatan berat badan selama kehamilan tergantung dari berat
badan sebelum hamil. Perhitungan BMI menggunakan ukuran berat badan dan tinggi
badan untuk memperkirakan jumlah total lemak dalam tubuh.
Pertambahan berat badan yang dianjurkan bagi kehamilan yang normal adalah
sekitar 10-15 kg. Berat badan yang kurang atau jauh melebihi normal akan
mengancam perkembangan bayi dan dan mempersulit kehamilan serta proses
persalinan (Macdougall, 2003: 18).
Saat bayi baru lahir, berat badanya kurang dari 4 kg. Penambahan berat badan ibu
selama kehamilan selain dikarenakan oleh berat badan juga berasal dariplasenta,
cairan amnion, peningkatan volume darah, serta pembesaran rahim dan payudara
(Macdougall, 2003: 18).
Kecepatan pertambahan berat badan pada wanita hamil berbeda-beda. Selama
triwulan pertama biasanya hanya 1-2 kg. dalam triwulan kedua biasanya bertambah
sekitar 6 kg dan alam triwulan terakhir sekitar 5 kg. Angka-anka ini hanya perkiraan
46
belaka, karena tentu saja pola pertambahan berat badan bersifat sangat individual
(Macdougall, 2003: 18).
Pada minggu ke-6 masa kehamilan, Anda akan melihat pertambahan berat badan
sejak minggu ke-12, sedangkan peninggian tercepat terjadi antara minggu ke-20 dan
30. Setelah minggu ke-36. Berat badan diakhir kehamilan dapat bertambah bila
memiliki kecendrungan meretensi cairan (Macdougall, 2003: 18).
Menurut Saryono (2010.p.83) berat badan dilihat dari Quetet atau Body mass
indek (Indek Masa Tubuh = IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal
sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah.
Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam
kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan.
Penilaian indeks masa tubuh diperoleh dengan rumus :
IMT = BB sebelum hamil (kg)
TB 2 (meter)
Nilai Indek Masa Tubuh (IMT) <20 pada ibu mempengaruhi
ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) .
Pembagian Kenaikan Berat Badan ( Semua angka ini adalah angka rata-rata)
Bayi 3,75 kg
Plasenta 0,75 kg
Cairan ketuban 1 kg
Pembesaran rahim 1kg
Jaringan Payudara ibu 1kg
Volume darah ibu 2 kg
Cairan dalam jaringan ibu 2kg
Cadangan lemak ibu 3,5 kg
Rata-rata jumlah 15 kg pertambahan berat seluruhnya
Tabel 1. Total kenaikan berat badan yang disarankan selama kehamilan IMT
(kg/m²).
47
Overweight (IMT 23-29,9) 6,8-11,3 kg 0,4 kg/minggu
Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain untuk
mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan enerji untuk persalinan
kelak. Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tak boleh dikesampingkan baik
secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali
pada dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena itu, jangan sampai
kekurangan gizi. Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada
kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:
Kalori. Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori
(kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini
diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang
diperlukan setiap hari adalah sekitar 285-300 kkal.
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan
menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga
berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan
dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-
padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu.
Sementara untuk lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging
berlemak, alpukat dan minyak nabati.
Vitamin B6 (Piridoksin). Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100
reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma
asam amino, karbohidrat, lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan
dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel
saraf). Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk
48
mengantarkan pesan. Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2
miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3). Deretan vitamin ini akan
membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem pernafasan dan enerji. Ibu
hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin
sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa
Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.
Air. Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari
cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh,
melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan
volume darah yang meningkat selama masa kehamilan. Jika cukup mengonsumsi
cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari sembelit serta risiko
terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air
putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi
jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula
seperti sirop dan softdrink
a. Pakaian
Pakaian hamil dianjurkan pakaian yang longgar dan terbuat dari katun sehingga
mempunyai kemampuan menyerap, terutama pakaian dalam, BH dianjurkan yang
longgar dan mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara yang makin
berkembang, pakaian dalam sering diganti untuk menjaga kebersihan dan
menghalangi suasana lembab .
b. Seksual
49
Hubungan seksual sepenuhnya aman selama dua bulan terakhir kehamilan,
hubungan seksual disarankan dihentikan bila :
1) Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas
2) Terjadi perdarahan soal hubungan seksual
3) Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak
4) Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami keguguran
kandung, persalinan belum waktunya dan mengalami kematian dalam
kandungan, sekitar 2 minggu menjelang persalinan
3. Istirahat/tidur
Pada trimester III terjadi insomnia, gangguan pola tidur yang menurunkan angka
kematian bayi karena infeksi tetanus, vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali
selama hamil.
4. Vaksinisasi
Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat menurunkan angka
kematian bayi karena infeksi tetanus, vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali
selama hamil.
5. Senam Hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat
dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal, senam hamil
ditunjukkan bagi ibu hamil tanpa kelainan / tidak terdapat penyakit yang menyertai
kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit kehamilan (hamil dengan
perdarahan, hamil dengan gestosis, hamil dengan kelainan letak) dan kehamilan
disertai anemia. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan disertai anemia, senam
hamil dimulai pada umur kehamilan 24 sampai 29 minggu.
6. Mobilisasi/Body Mekanik
Adaptasi maternal yang membuat wanita terpapar pada nyeri punggung dan
kemungkinan cedera, sendi panggul melunak dan mengurangi tekanan terutama
pada otot abdomen. Wanita dapat merasakan gerakan postur tubuh yang nyaman,
untuk mendapatkan postur tubuh yang baik.
7. Eliminasi
Sembelit, gangguan pencernaan, terasa ada gas dalam perut dan kembung, sering
berkemih dan keinginan untuk berkemih terasa karena kapasitas kandung kemih
menurun akibat pembesaran uterus dan bagian presentasi janin.
1. Pengertian ANC
50
Antenatal Care adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama masa
kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2008).
2. Tujuan ANC
a. Tujuan umum
Adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama
kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
(Kusmiyati,2008)
b. Tujuan khusus adalah:
1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses persalinan.
2) Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetrik
selama kehamilan.
3) Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan
menghadapi komplikasi.
4) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.
2. Kunjungan Antenatal
Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pelayanan Antenatal selama masa hamil.
Pelayanan meliputi anamnese dan pemantauan ibu dan janin untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan berisiko
tinggi atau adanya kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit
menular seksual (PMS) dan infeksi HIV/AIDS, memberikan pelayanan imunisasi
konseling dan penyuluhan kesehatan. Bidan juga harus mencatat data yang tepat
pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan (Mufdlilah, 2010).
Secara operasional, untuk pelayanan antenatal dikenal dengan adanya standar
pelayanan dan pemantauan antenatal. Pelayanan antenatalmerupakan salah satu
kegiatan dari program kesehatan ibu dan anak, pelayanan ini dilaksanakan oleh
bidan di Poliklinik, BPM dan Rumah Sakit, pelayanan antenatal juga dapat
dilaksanakan pada waktu pelaksanaan posyandu, ditempat praktik dokter, dirumah
bersalin atau Puskesmas.
Standar pelayanan antenatal yang berkualitas ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan RI (2003) meliputi :
a. Memberikan pelayanan pada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada trimester I, 1
kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III untuk memantau keadaaan
51
ibu dan janin dengan seksama, sehingga dapat mendeteksi secara dini dan
dapat memberikan intervensi secara cepat dan tepat.
b. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan
atas (LILA) secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan
yang erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat
badan lahir bayi (Mufdlilah, 2009). Pertambahan berat badan hanya sedikit
menghasilkan rata – rata berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan risiko
yang lebih tinggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi, pertambahan
berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator
pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan berat
badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum hamil.
Pertambahan adalah kira – kira 20% dari berat badan ibu sebelum hamil
(Cunningham dkk,1997), jika berat badan tidak bertambah, Lingkar Lengan Atas
< 23,5 cm menunjukan ibu mengalami kurang gizi.
c. Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan
secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga
gejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi, protein urine positif, pandangan kabur
atau oedema pada ekstremitas atas. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi
kenaikan berat badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan
disebabkan terjadinya oedema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah
dan tekanan diastolik yang mencapai > 140/90 mmHg atau mengalami kenaikan
15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak waktu 1 jam. Ibu hamil
dikatakan dalam keadaan preeklamsi mempunyai 3 dari 2 gejala preeklamsi.
Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklamsi.
Eklamsi merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya kematian
maternal (Saefudin, 2000).
d. Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi secara dini
terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin intra uterin, tinggi
fundus uteri dapat juga mendeteksi secara dini terhadap terjadinya
molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion yang ketiganya dapat
mempengaruhi terjadinya kematian maternal (Mufdlilah, 2010). Pengukuran TFU
dilakukan dengan menggunakan cara Mc Donal untuk mengetahui TFU dengan
pita ukur kemudian dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus
(TFU dalam cm) – n x 155 grm. Bila kepala di atas atau pada spina ishiadica
maka n = 12. Bila kepala dibawah spina isciadica maka n = 11 (Kusmiyati, 2008).
e. Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui usia
kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan janin tunggal
52
atau kembar dan mendengarkan denyut jantung janin untuk menentukan asuhan
selanjutnya.
f. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali
dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya
tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.
g. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada kehamilan 30
minggu. Saat ini anemia dalam kandungan ditetapkan kadar Hb <11 gr% pada
trimester I dan III atau Hb < 10,5 gr% pada trimester II, Hb < gr% harus dilakukan
pengobatan, beri 2-3 zat besi perhari, rujuk ibu hamil untuk pengobatan
selanjutnya, dengan Hb rendah harus diberi suplemen zat besi dan penyuluhan
gizi (Mufdlilah, 2010).
h. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap hari,
ingatkan ibu hamil tidak meminumnya dengan teh dan kopi, suami/ keluarga
hendaknya selalu dilibatkan selama ibu mengkonsumsi zat besi, untuk
meyakinkan bahwa tablet zat besi telah diminum.
i. Pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa) pemeiksaan
penyakit – penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).
j. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil, perawatan
payudara, gizi ibu selam hamil, tanda – tanda bahaya selama kehamilan dan
pada janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam
perawatan selanjutnya dan mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu
dengan penuh minat, beri nasehat dan rujuk bila diperlukan.
k. Bicarakan tentang persalinan pada ibu hamil, suami/ keluarga pada trimester III,
memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dansuasana yang
menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya untuk merujuk.
l. Tersedianya alat pelayanan kehamilan dan mencatat semua temuan pada KMS
ibu hamil untuk menentukan tindakan selanjutnya. Menurut Departemen
Kesehatan RI (2003), standar pelayanan antenatal ada 6:
1) Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi
ibu dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2) Pemantauan dan pelayanan antenatal
Bidan memberikan pelayanan sedikitnya 4x pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan
seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan
53
juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang
gizi, hipertensi, PMS / infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat
dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.
Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3) Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan
serta melakukan rujukan tepat waktu.
4) Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya.
6) Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik-baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya
melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
54
b. Anamnesis
1) Identitas pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat
pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-35 tahun.
Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan diluar nikah, kemungkinan
ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta
aborsi. Usia muda juga menjadi faktor kehamilan risiko tinggi untuk
kemungkinan adanya komplikasi obstetrik seperti preeklampsia, ketuban
pecah dini, persalinan preterm, abortus.
2) Keluhan utama
Sadar / tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa
hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
3) Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada / tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenarche, kapan hari
pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting
untuk memperkirakan usia kehamilan menstruasi dan memperkirakan saat
persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3+ x +1 mgg), untuk
siklus 28 + x hari. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini
sebelumnya atau belum, jika sudah berarti ini bukan kunjungan antenatal
pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan.
Apakah ada keluhan yang dirasakan / masalah dari sistem organ lain, baik
yang berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.
4) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau
diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes
mellitus), riwayat alergi makanan / obat tertentu dan sebagainya. Ada /
tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun operasi kandungan
(miomektomi, sectio cesarean dan sebagainya).
5) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.
6) Riwayat khusus obstetrik ginekologi.
Adakah riwayat kehamilan/persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan
dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup.
Ada / tidaknya masalah pada kehamilan / persalinan sebelumnya seperti
prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya.
55
Penolongpersalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan
lukapersalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih
ingat. Riwayat menarche siklus haid, ada / tidak nyeri haid atau gangguan
haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya. Riwayat kontrasepsi,
lama pemakaian, ada masalah / tidak.
7) Riwayat sosial / ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari tingkat ekonomi akan
berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat ekonomi yang
rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan
kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi
rendah yaitu ibu hamil akan Kekurangan Energi dan Protein (KEK). Perilaku
keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita hamil meninggalkan rumah
untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat
keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya (Bobak,
Lowdermilk & Jensen, 2004).
8) Sosial Budaya
Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita hamil
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan
budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan
kehamilannya (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
c. Pemeriksaan Fisik
1) Status generalis / pemeriksaan umum.
Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi / kooperatif. Tanda vital
(tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan), tinggi / berat badan. Kemungkinan
risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145cm, berat badan >75 kg. Batas
hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik untuk
memprediksi sirkulasi plasenta). Kepala ada / tidaknya nyeri kepala
(anaemic headache nyeri frontal, hypersentive / tension headache nyeri
suboksipital berdenyut). Mata konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.
Mulut / telinga, hidung tenggorokan (THT) ada tanda radang / tidak, lender,
perdarahan gusi, gigi geligi. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi
perkusi auskultasi umum. Ekstremitas dipriksa terhadap edema, pucat,
sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terhadap kelainan
bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus
dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
2) Status obstetric / pemeriksaan khusus obtetrik
a) Abdomen
56
Inspeksi : membesar / tidak (pada kehamilan muda pembesaran
abdomen mugkin belum nyata).
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan
dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus -
pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita
ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis
os pubis. Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :
Menurut mochtar (1998) dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari
simfisis maka diperoleh table :
Usia kehamilan Tinggi fundus uteri
22-28 mgg 24-25 cm di atas simfisis
28 mgg 26,7 di atas simfisis
30 mgg 29,5-30 di atas simfisis
32 mgg 29,5-30 di atas simfisis
34 mgg 31 di atas simfisis
36 mgg 32 di atas simfisis
38 mgg 33 di atas simfisis
40 mgg 37,7 di atas simfisis
Leopold II, Kedua telapak tangan menekan uterus dari kirikanan, jari
kearah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung)
janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
57
Leopold III, Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak dibawah
(diatas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk
fiksasi.
Leopold IV, Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-
kanan, jari kearah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin
dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati
pintu atas panggul (biasanya dinyatakan dengan satuan x/5) jika
memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin
(meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar).
58
vertikal kemudian didalam liang vagina diputar 90 derajad sehingga
horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan,
warna), keadaan ostium, ada / tidaknya darah, cairan, discharge
divorniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada atau tidak tumor,
tanda radang dan kelainan lainnya.
c) Genetalia interna
Palpasi: colok vagina (Vaginal toucher) dengan dua jari sebelah tangan
dan bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen.
Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan ada garis miring tidaknya
pembukaan serviks. Diperiksa ada tidak kelainan uterus dan adneksa
yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian terbawah (jangan lupa selalu
palpasi bimanual pada pemeriksan vagina) pada pemeriksaan diatas
34-36 minggu dilakukan perhitungan pelvimetri klinik untuk
pemeriksaan ada atau tidak disproporsi vetopelvik atau sefalopelvik.
Kontra indikasi relatif colok vagina adalah :
Perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena
kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus
perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan dimeja
operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan sangat
hati-hati).
Ketuban pecah dini dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi
(korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) seringkali
tidak dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada
indikasi. Umumnya pemreriksaan dalam yang sungguh bermakna
untuk kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan pada
usia kehamilan diatas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran,
letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan
lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan
normal pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan <36
minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan lahir masih minimal,
akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
d) Pemeriksaan rectal (rectal toucher): dilakukan atas indikasi.
59
d. Pemeriksaan Lanjutan
1) Jadwal kunjungan
Idealnya seperti diatas (sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan, 29-36 minggu
setiap 2 minggu sekali dan diatas 36 minggu setiap minggu sekali). Pada
kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa:
a) Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri.
b) Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi dan
letak janin, denyut jantung janin, aktivitas janin, perkiraan volume cairan
amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan dengan USG).
2) Laboratorium
8. Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli
1) Alat dan Bahan
a) Standar Hemoglobin 1 set
b) HCl 0,1%
c) Sarung tangan bersih
d) Aquades
e) Lanset steril
f) Kapas/tissue kering
g) Pipet 2 buah
h) Klorin 0,5% dalam wadahnya
2) Prosedur Kerja
a) Isilah tabung sahli dengan ditetesi HCl 0,1% sampai batas angka 2
pada tabung scula
b) Pakai sarung tangan bersih untuk menghindari kontak dengan darah
c) Tusukkan ujung jari dengan lanset steril
d) Bersihkan darah yang pertama kali keluar dengan kapas/tissue kering
e) Tekan dengan jari supaya darah yang keluar tidak sampai
jatuh/terbuang
f) Gunakan pipet untuk menghisap darah sampai darah mencapai garis
warna biru pada tabung atau angka 20 mm
g) Usaplah ujung pipet dengan tissue kering untuk menghindari sisa
darah diluar pipet
h) Masukkan pipet kedalam tabung sahli kemudian keluarkan darah
sambil menarik pipet keluar
i) Aduk HCl dengan darah sampai benar-benar tercampur dan diamkan
selama 3-5 menit supaya hematin dalam darah berubah menjadi
asam hematin
60
j) Masukkan Aquades tetes demi tetes kedalam tabung sahli, aduk
kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan warna
standar.
k) Lihat terdapat pada angka berapa permukaan darah, angka itulah
yang menunjukkan kadar Hb.
h. Pemeriksaan Protein Urine (Metode Asam Asetat)
1) Alat dan Bahan
a) Urine 5 cc
b) Asam asetat 6% (1cc)
c) Lampu spiritus 1 buah
d) Tabung reaksi 2 buah
e) Sarung tangan 1 pasang
f) Spuit 2-3 cc
g) Pipet 2 buah
h) Korek api
i) Tissue dan kertas saring
j) Bengkok atau ember dengan larutan klorin 0,5%
2) Prosedur kerja
a) Isilah tabung reaksi masing-masing dengan urine yang sudah disaring
2-3cc (1 tabung reaksi sebagai kontrol)
b) Panaskan urine diatas lampu spiritus berjarak 2-3cm dari ujung lampu
sambil digoyang-goyangkan hingga mendidih
c) Tambahkan 4 tetes asam asetat 6%
d) Panaskan sekali lagi
e) Bandingkan dengan urine control
Catatan :
Jernih :-
Keruh/butiran halus :+
Endapan : ++
Mengkristal : +++
i. Pemeriksaan Glukosa Urine (Benedict Semi Kuantitatif)
1) Alat dan Bahan
a) Pereaksi benedict, reagen benedict
b) Urine wanita hamil (diberi label nama)
c) Tabung reaksi
d) Rak tabung reaksi, penjepit tabung, sarung tangan
e) Lampu spiritus
61
f) Korek api
g) Spuit 5cc
h) Pipet
i) Bengkok
j) Waskom berisi larutan klorin 0,5%
2) Prosedur Kerja
a) Isilah 2 tabung reaksi dengan pereaksi benedict masing-masing 2,5cc
b) Masukkan urine pada salah satu tabung tersebut sebanyak 4 tetes
c) Panaskan diatas lampu spiritus sampai mendidih, biarkan dingin
d) Bandingkan dengan tabung yang lain, dan lihat perbedaan warnanya
Catatan :
Biru/hijau keruh :-
Hijau/hijau kekuningan :+
Kuning/kuning kehijauan : ++
Jingga : +++
Endapan merah bata : ++++
2. Frekuensi Antenatal Care
a. Pengertian Frekuensi Antenatal Care
Jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan kepada petugas
kesehatan, untuk mendeteksi secara dini dan mencegah komplikasi dalam
kehamilan, ibu hamil harus melakukan antenatal care sesuai yang telah
dianjurkan yaitu:
1) Satu kali pada trimester pertama (K1)
K1 merupakan kunjungan pertama ibu hamil setelah dirinya terlambat
menstruasi yang bertujuan untuk tercapainya ibu hamil yang sehat dan
selamat baik bagi ibu sendiri maupun janinya (Dewi & Sunarsih, 2010).
2) Satu kali pada trimester kedua
Kunjungan ibu hamil yang bertujuan untuk mengenali komplikasi akibat
kehamilan dan pengobatanya (Dewi & Sunarsih, 2010).
3) Dua kali pada trimester ketiga (K4)
Kunjungan ulang (K4) kunjungan antenatal yang dilakukan setelah
kunjungan antenatal pertama dimana kegiatanya lebih difokuskan
dalam pendeteksian komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan
kegawatdaruratan (Dewi & Sunarsih, 2010).
62
b. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil melakukan ANC
1) Faktor predisposisi (Predisposing factor)
a) Tenaga kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan wewenang untuk
melakukan upaya kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
b) Masyarakat dan keluarga
Pengetahuan dan pendidikan masyarakat sangat berperan dalam prilaku
kesehatan masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal
ataupun informal, penyuluhan atau pengindraan( Notoatmodjo, 2003).
2) Faktor pemungkin (Enabling factor)
a) Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
Tenaga kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan wewenang untuk
melakukan upaya kesehatan, tenaga kesehatan yaitu: dokter, bidan,
perawat. Adapun Antenatal Care akan efektif bila asuhan diberikan
oleh petugas kesehatan yang terampil dan berkesinambungan
(Kusmiyati, 2008).
Sarana kesehatan
Sarana kesehatan sangat penting sebagai upaya pelaksanaan
pelayanan kesehatan baik berupa Posyandu, Puskesmas, dan
rumah sakit, selain itu tersedianya alat pelayanna kehamilan yang
baik dan masih dapat digunakan, obat – obatan yang diperlukan,
waktu pencatatan kehamilan dan mencatat semua hasil temuan
pada KMS ibu hamil untuk menentukan tindakan selanjutnya
(Mufdlilah, 2010).
b) Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga
dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan
dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga
dengan tingkat ekonomi rendah yaitu ibu hamil akan Kekurangan Energi
dan Protein (KEK). (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
c) Sosial Budaya
63
Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita hamil
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan
budaya yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil
memeriksakan kehamilannya (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
d) Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan,
ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal
ini karena transportasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil
(Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
3) Faktor penguat (Reinforcing factor)
a) Sikap dan Perilaku Petugas kesehatan
Sikap petugas terhadap suatu kegiatan secara tidak langsung
sangat menmpengaruhi bagaimana masyarakat disekitarnya untuk sadar
tentang prilaku kesehatan karena dala masyarakat tenaga kesehatan
dianggap sebagai contoh, selain itu peran petugas ksehatan itu sendiri
juga sebagai pelaksana dan pendidik dalam masyarakat. ( Notoatmodjo,
2003)
b) Sikap dan Perilaku Masyarakat dan Keluarga
Sikap masyarakat dan keluarga secara nyata menunjukan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang bersifat
emosional. Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan, berpikir, keyakinan dan
emosi. Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturan ANC. Adanya sikap
lebih baik tentang ANC ini mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap
kesehatan dirinya dan janin ( Notoatmodjo, 2003).
64
Manfaat P4K :
1.Mempercepat berfungsinya Desa Siaga
Indikator Program
1.Persentase desa laksanakan P4K dengan Stiker
5.Persentase Ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi
tertangani.
65
7.Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun informal dan Forum
Peduli KIA / Pokja Posyandu dalam rencana persalinan sesuai dengan peran
masing-masing.
66
3) Hb 7-8 gr% : anemia sedang
4) Hb <7 gr% : anemia berat
(Manuaba, 2010)
Terapi anemia defisiensi besi ialah dengan preparat besi oral atau parenteral.
Biasanya dapat diberikan garam besi sebanyak 600-1000 mg/hari. Terapi oral ialah
dengan pemberian preparat besi : fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero
bisitrat.Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% /
bulan. Efek samping pada traktus gastrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat
Na-fero bisitrat dibandingkan dengan fero sulfat.Terapi parenteral baru diperlukan
apabila penderita tidak tahan akan obat besi per-os, ada gangguan penyerapan,
penyakit saluran cerna, atau apabila kehamilannya sudah tua.Kini program nasional
menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 μg asam folat untuk profilaksis anemia.
Beberapa penyebab anemia yaitu :
1. Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.
2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama ibu hamil, masa tumbuh
kembang pada remaja, penyakit kronis, seperti tuberculosis dan infeksi lainnya.
3. Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid yang
berlebihan dan melahirkan.
Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil
1. Umur Ibu
Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20 –
35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun
atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, beresiko
mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.
2. Paritas
Menurt Herlina (2006), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko 1.454 kali
lebih besar untuk mengalami anemia di banding dengan paritas rendah. Adanya
kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan
semakin tinggi angka kejadian anemia.
3. Kurang Energi Kronis (KEK)
41% (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah gizi pada ibu
hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan bio
67
sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,
konsums pangan, umur, paritas, dan sebagainya.
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko
Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita UsiaSubur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat
digunakan untuk memantau perubahan tatus gizi dalam jangka pendek. Pengukuran
lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuan penapisan status gizi
Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai
ukuran LILA<23.5 cm. Deteksi KEK denganukuran LILA yang rendah mencerminkan
kekurangan energi dan protein dalam intake makanan sehari hari yang biasanya
diiringi juga dengan kekurangan zat gizi lain, diantaranya besi. Dapat diasumsikan
bahwa ibu hamil yang menderita KEK berpeluang untuk menderita anemia (Darlina,
2003).
4. Infeksi dan Penyakit
Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh agar
tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan kadar Hb <10 g/dl
memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang rendah pula. Seseorang
dapat terkena anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh akibat kondidi fisiologis
(hamil, kehilangan darah karena kecelakaan, pascabedah atau menstruasi), adanya
penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing tambang, malaria, TBC) (Anonim, 2004).
Ibu yang sedang hamil sangat peka terhadap infeksi dan penyakit menular.
Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat
menimbulkan dampak berbahaya bagi janin. Diantaranya, dapat mengakibatkan
abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat
bawaan. Penyakit infeksi yang di derita ibu hamil biasanya tidak diketahui saat
kehamilan. Hal itu baru diketahui setelah bayi lahir dengan kecacatan. Pada kondisi
terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak cairan tubuh serta zat gizi
lainnya (Bahar, 2006).
Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas janin dan bayi yang
akan dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa penyakit menular dapat mempengaruhi
kesehatan janin apabila plasenta rusak oleh bakteri atau virus penyebab penyakit.
Sekalipun janin tidak langsung menderita penyakit, namun Demam yang menyertai
penyakit infeksi sudah cukup untuk menyebabkan keguguran. Penyakit menular
yang disebabkan virus dapat menimbulkan cacat pada janin sedangkan penyakit
tidak menular dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan meningkatkan kematian
janin 30% (Bahar, 2006).
5. Jarak kehamilan
68
Menurut Ammirudin (2007) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan
prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak kurang
dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan
yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan
kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan
jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan. Karena cadangan
zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang
dikandungnya.
6. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang di derita
masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai di daerah pedesaan
dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan jarak
yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat social ekonomi
rendah (Manuaba, 2010). Menurut penelitian Amirrudin dkk (2007), faktor yang
mempengaruhi status anemia adalah tingkat pendidikan rendah.
69
subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi
puerperium, pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kosrdis mendadak setelah
persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mammae (Saifudin, 2006).
Akibat anemia terhadap kehamilan:
a) Abortus
f) Cacat bawaan
F. TEORI SOAP
70
Data Objektif ( O ) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
yang diperoleh melalui hasil observasi dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium atau diagnostic lain. Catatan medic dan informasi darikeluarga atau
orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan memberikan
bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis
(Pudiastuti, Ratna Dewi 2011).
c. Analisa
d. Penatalaksanaan
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. ‘’F’’ DENGAN KEHAMILAN NORMAL
71
TRIMESTER III DI PUSKESMAS PAGESANGAN
TANGGAL 25 NOVEMBER 2016 S/D 27 JANUARI 2017
A. ANTENATAL CARE
1. Kunjungan ANC 1
Tanggal : Jumat, 25 November 2016
Jam : 11.00 WITA
Ruangan : Ruang Bersalin
No Registrasi :-
Anamnesa Kebidanan
1. Alasan kunjungan : Ibu hamil 9 bulan datang ingin memeriksakan
kehamilannya
2. Keluhan utama : Tidak ada keluhan yang dirasakan ibu
3. Tanda-tanda bahaya : Ibu sudah tahu tentang tanda bahaya kehamilan dan
tidak ada tanda-tanda bahaya yang dirasakan ibu.
4. Riwayat kehamilan ini
1) Hamil ke :2
2) HPHT : 04-05-2016
3) Umur kehamilan menurut ibu : 7 bulan
4) Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : Pada usia kehamilan 3 Bulan
5) Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : Lebih dari 10 kali
6) Keluhan yang dirasakan selama kehamilan : Pusing dan Mual pada awal
72
kehamilan
7) Tanda bahaya / penyulit : Tidak ada
8) Riwayat ANC : 6x di puskesmas. Didukung dari buku
KIA yang diberikan pasien.
Kunj Waktu Klhn TD BB U TFU Leta DJJ Kaki Pmrk Tidaka Nasihat Ket
ke- kunj (mmH (kg) K k beng s lab n yang
g) (m jani kk /terapi diberikan
gg n
)
1 20/06/16 Mual 110/80 43,3 7 BT - - _ PP - B6 -KIE nutrisi PK
dan test 1x1 -tanda M
pusin (+) - bahaya
g antasi
d 1x1
(x)
-SF
1x1
(xxx)
73
baw KIA
ah
pus
at
5 12/10/16 Tidak 110/70 53 22 Sep Ballt (+) - HbS TT2 - kontrol PK
ada - usat Ag: SF, - istirahat M
23 negat Vit.C - tanda
if bahaya
HIV:
negat
if
6 16/11/16 Tidak 100/60 56 26 Sep Ballt (+) - - SF -KIE nutrisi PK
ada - usat 1X1 -tanda M
27 (XXX) bahaya
Vit.C -istirahat
1X1
(XII)
9) Imunisasi TT : 2 kali
Imunisasi TT1 tgl : 13-08-2016
Imunisasi TT2 tgl : 12-10-2016
10) Kekhawatiran-kekhawatirankhusus : Tidak ada
11) Obat yang dikonsumsi/termasuk jamu : Tablet Fe dan vitamin C
Ini - - - - - - - - - - -
74
1) Status Perkawinan : Menikah sah
2) Menikah : 1 Kali
3) Lama : 6 tahun
4) Bahasa yang digunakan di rumah : Sasak, indonesia
5) Kebiasaan hidup sehat : Ibu tidak merokok
6) Dukungan dari suami / keluarga : Sangat mendukung dan
perhatian kepada ibu
7) Status kesehatan suami : Suami sehat
8) Respon ibu dan keluarga terhadapkehamilan : Sangat Senang dengan
kehamilan ibu
9) Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan: Tidak ada
10) Hubungan seks selama kehamilan :
Frekuensi : Jarang
Masalah : Tidak ada
11) Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
12) Rencana tempat melahirkan dan Penolong persalinan : Di Puskesmas
dan ingin
ditolong oleh
Bidan .
13) Persiapan persalinan
a) Transportasi : Motor pribadi
b) Pendamping persalian : Suami
c) Alat-alat dan pakaian ibu dan : Belum dipersiapkan
d) Donor darah : Belum dipersiapkan
7. Riwayat kesehatan / penyakit yang pernah/ sedang diderita
1) Jantung : Tidak Ada
2) Hipertensi : Tidak Ada
3) Diabetes Mellitus : Tidak Ada
4) Asma : Tidak Ada
5) Penyakit Ginjal : Tidak Ada
6) Riwayat Alergi : Tidak Ada
7) Gangguan Mental : Tidak Ada
8) Sirce cell disease : Tidak Ada
9) Dll : Tidak Ada
8. Riwayat kesehatan keluarga
1) Jantung : Tidak Ada
2) Hipertensi : Tidak Ada
75
3) Diabetes mellitus : Tidak Ada
4) Keturunan Kembar : Tidak Ada
5) Alergi : Tidak Ada
6) Epilepsi : Tidak Ada
7) Kelainan Mental : Tidak Ada
8) Kelainan Kongenital : Tidak Ada
9) Lain-lain : Tidak Ada
9. Riwayat penyakit menular seksual
1) Riwayat diagnosis dan pengobatan seksual termasuk AIDS : Tidak Ada
2) Pengeluaran vagina yang abnormal : Tidak Ada
3) Luka dan pembengkakan pada vaginal : Tidak Ada
4) Rasa nyeri pada saat berkemih : Tidak Ada
5) Diare yang berkelanjutan lebih dari 1 bulan : Tidak Ada
10. Riwayat Operasi
1) Operasi atau luka pada pelvis : Tidak Ada
2) Transfusi darah : Tidak Pernah
11. Riwayat menstruasi
1) Usia menarche : 12 tahun
2) Siklus Menstruasi : 30 hari
3) Lama Menstruasi : 7 hari
4) Jumlah darah : 3-4x ganti pembalut setiap hari
5) Rasa sakit pada saat menstruasi dan dismenorhea : Ada
12. Riwayat Kontrasepsi
1) Metode yang pernah dipakai : KB Suntik 3 bulan
2) Alasan berhenti : karena inginpunya anak lagi
3) Lama penggunaan kontrasepsisebelum hamil : 5 tahun
4) Metode yang akan digunakan : KB Suntik 3 bulan
13. Riwayat Diet/Gizi yang dikonsumsi / makan sehari-hari (saat hamil)
76
BAB Sebelum Hamil Selama hamil
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Kuning Kuning
Penyulit Tidak ada Tidak ada
Personal Hygiene
77
2. Berat badan : 54 kg
Bentuk simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum. Tidak ada
edema
c. Mata
Bibir lembab, rahang dan lidah tidak pucat, gigi bersih , caries (+)
e. Leher
f. Payudara
78
Areola Hiperpigmentasi, Simetris, Putting susu Menonjol , Tidak ada
Benjolan atau tumor/masa, Pengeluaran Kolostrum (-), Tidak ada nyeri
tekan
g. Abdomen
Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Linea : Linea alba
Striae : Striae albican
Palpasi Leopold :
1) Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat (25 cm), teraba bokong di
fundus
2) Leopold II : Punggung kiri
3) Leopold III : Presentasi kepala, kepala belum masuk PAP
4) Leopold IV : Tidak dilakukan
5) DJJ : (+) irama : 11-11-12, teratur, frekuensi : 136 x/menit
6) PBBJ : 2015 gram
h. Extermitas atas dan bawah
Extermitas bawah :
1) Edema : Tidak ada
2) Varises : Tidak ada
3) Refleks patella : Kiri kanan positive +/+
5. Pemeriksaan Laboratorium / penunjang
Tanggal : 25-11-2016
Darah
1) Hb : 11,4 gr%
2) Golongan darah : B (Buku KIA)
Urine
3) Protein : negative
4) Reduksi : negative
79
C. ANALISA (A)
1. Diagnosa
Ibu:
G2P1A0H1, usia kehamilan 29-30 minggu, keadaan umum ibu baik.
Janin:
Tunggal/Hidup/Intrauterin, presentasi kepala, keadaan umum janin baik.
2. Masalah : Tidak ada
3. Kebutuhan : Tidak ada
D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan, keadaan ibu dan janin baik
ditandai dengan TD: 100/70 mmHg dan denyut jantung janin normal. Ibu
mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menginformasikan kepada ibu cara memantau kesehatan janin dengan
menghitung gerakan janinnya yaitu dengan cara misalnya ibu menyiapkan 10
buah karet gelang ditangan kiri atau di tangan kanan ibu. Pada saat ibu
merasakan gerakan janin ibu pindahkan karet gelang ke tangan yang lainnya.
Ibu memindahkan satu persatu karet gelang setiap merasakan gerakan
janinnya. Ini dilakukan pada pagi hari misalnya dari jam 6 pagi sampai jm 6
sore, atau pada saat ibu tidak beraktivitas. Gerakan janin dihitung selama 12
jam sehari. Ibu bisa berhenti menghitung gerakan janin, apabila sudah
melewati 10 kali dalam sehari. Ibu mengerti cara menghitung gerakan
janinnya dan bersedia melakukannya sendiri dirumah.
80
bila mengkonsumsi tablet tambah darah. Menganjurkan ibu meminum tablet
tambah darah pada malam hari setelah makan malam agar ibu tidak merasa
mual Selain itu, dianjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi buah-buahan dan
sayuran yang berserat tinggi. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran
yang diberikan.
6. Memberitahu ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada trimester III :
Perdarahan pervaginam, Demam tinggi, Sakit kepala yang hebat,
Penglihatan kabur, Bengkak dibagian tangan dan kaki, Nyeri ulu hati,
Ketuban pecah belum saatnya, Ibu tidak merasakan gerakan janin. Bila ibu
mengalami salah satu dari gejala tersebut ibu dianjurkan segera datang ke
bidan atau tenaga kesehatan. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya
kehamilan dan bersedia datang jika mendapati salah satu dari tanda bahaya
tersebut.
7. Memberikan informasi mengenai jadwal kunjugan ulang 2 minggu lagi yaitu
tanggal 09 Desember 2016. Ibu bersedia kunjungan ulang 2 minggu lagi
tanggal 09 Desember 2016.
2. Kunjungan ANC II
Tanggal : 09 Desember 2016
Jam : 10. 50 WITA
Tempat : Puskesmas Pagesangan
( S ) SUBJEKTIF
1. Ibu mengeluh batuk dan pilek sejak 7 hari yang lalu.
2. Ibu mengatakan pergerakan janin > 10 kali dalam 12 jam.
3. Ibu mengatakan tidak mengalami tanda bahaya sejak pemeriksaan terakhir sampai
sekarang.
4. Ibu mengatakan tidak mempunyai kekhawatiran khusus terhadap kehamilannya.
5. Ibu mengatakan minum tablet tambah darah secara teratur sesuai dosis yang di
anjurkan .
( O ) DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a) keadaan umum ibu : Baik
b) kesadaran : Compos mentis
c) keadaan emosi : Stabil
d) BB : 57 kg
81
e) BB kunjungan terakhir: 54 kg
f) Kenaikan BB : 3 kg
( A ) ANALISA
1. Diagnosa
G2 P1 A0 H1 umur kehamilan 31-32 minggu, keadaan umum ibu baik.
Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala, keadaan umum janin baik
82
2. Masalah
Ketidaknyamanan di karenakan batuk dan pilek
3. Kebutuhan
Penjelasan tentang penyebab ketidaknyamanan yang dirasakan.
83
3. Kunjungan ANC III
Tanggal : 23 Desember 2016
Jam : 12.00 WITA
Tempat : Rumah Pasien
( S ) SUBJEKTIF
1. Ibu mengeluh akhir – akhir ini sering kencing sejak 5 hari lalu
2. Ibu mengatakan pergerakan janin > 10 kali dalam 12 jam.
3. Ibu mengatakan tidak mengalami tanda bahaya sejak pemeriksaan terakhir sampai
sekarang.
4. Ibu sudah tidak merasakan batuk dan pilek
5. Ibu mengatakan tidak mempunyai kekhawatiran khusus terhadap kehamilannya.
6. Ibu mengatakan minum tablet tambah darah secara teratur sesuai dosis yang di
anjurkan .
( O ) DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a keadaan umum ibu : Baik
b kesadaran : Compos mentis
c keadaan emosi : Stabil
d BB : 60 kg
e BB pemeriksaan terakhir : 57 kg
f Kenaikan BB : 3 kg
2. Pemeriksaan tanda – tanda vital
a Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b Nadi : 90 x/menit
c Respirasi : 21x/menit
d Suhu : 36,50 C
3. Pemeriksaan fisik
1) Muka
Tidak pucat, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan.
2) Mata
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus.
3) Mulut dan Gigi
Bibir tidak pucat, gusi berwarna merah muda.
84
4) Abdomen
- Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Linea : Alba
Striae : Albicans
Kontraksi : Tidak ada
- Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px (30 cm), Teraba bokong pada fundus
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Presentasi kepala, Kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : Sudah masuk PAP, 4/5 bagian
PBBJ : 2945 gram
Auskultasi : DJJ (+) teratur,Irama 12-11-11 teratur, frek 136 x/menit
5) Ekstremitas
Tangan dan kaki tidak ada edema, tidak ada varises, dan kuku tidak pucat.
6) Pemeriksaan penunjang
USG ( tanggal 10-12-2016)
- UK : 33-34 Minggu - Ketuban : jernih
- HTP : 23-01-2017 - Jumlah : cukup
- DJJ :+ - Plasenta : Di Fundus
- PBJ : 2050 Gram - Janin : Tunggal
- Jenis kelamin : Laki-laki - kesimpulan : dalam batas normal
( A ) ANALISA
1. Diagnosa
G2 P1 A0 H1 umur kehamilan 33-34 minggu, keadaan umum ibu baik.
Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala, keadaan umum janin baik
2. Masalah
Ketidaknyamanan di karenakan akhir-akhir ini sering kencing
3. Kebutuhan
Penjelasan tentang penyebab ketidaknyamanan yang dirasakan
85
kehamilan ibu sekarang 8 bulan.Ibu telah mengetahui tentang keadaan dirinya
dan janinnya.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang ketidaknyamanan pada kehamilan Trimester III
yaitu sering kencing merupakan hal yang normal karena kepala janin yang sudah
mulai turun, masuk ke pintu atas panggul sehingga menekan kandung kemih,
yang menyebabkan ibu merasakan sering kencing. Cara mengatasi sering
kencing dengan perbanyak minum di siang hari dan kurangi minum di malam hari
agar tidak mengganggu istirahat, dan jangan sampai ibu menahan kencing.Ibu
mengerti cara mengatasi sering kencing dan bersedia untuk melakukannya.
3. Memberikan konseling pada ibu tentang pentingnya :
a. Nutrisi pada kehamilan karena dapat membantu kesehatan bagi ibu dan janin
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingin kan seperti kurang gizi atau
terhambat nya pertumbuhan janin karena kekurangan nutrisi yang di konsumsi
oleh ibu ( satpel terlampir ).Ibu mengerti tentang penjelasan bidan.
4. Mengevaluasi sisa tablet tambah darah ibu ada 6 tablet dan ibu rutin meminum
tablet tambah darah. Mengingatkan kembali ibu untuk tetap mengkonsumsi obat
tablet tambah darah yang diberikan oleh bidan (dosis:30mg) 1 x 1 setiap hari. Ibu
mengerti mengenai penjelasan yang diberikan dan bersedia minum tablet tambah
darah rutin setiap hari
5. Menjelaskan jadwal kunjungan ulang tanggal 06 Januari 2017. Ibu bersedia
meluangkan waktu untuk dilakukan pemeriksaan.
4. Kunjungan ANC IV
Tanggal : 06 Januari 2017
Jam : 11.00 WITA
Tempat : Rumah Pasien
( S ) SUBJEKTIF
1. Ibu mengeluh pusing sejak satu hari yang lalu dan masih merasakan sering
kencing.
2. Ibu mengatakan pergerakan janin > 10 kali dalam 12 jam.
3. Ibu mengatakan tidak mengalami tanda bahaya sejak pemeriksaan terakhir
sampai sekarang.
4. Ibu mengatakan tidak mempunyai kekhawatiran khusus terhadap
kehamilannya.
86
5. Ibu mengatakan jarang minum tablet tambah darah karena menyebabkan
mual, ibu minum sangobion sebagai pengganti tablet tambah darah yang
diberikan di puskesmas.
( O ) DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. keadaan umum ibu : Baik
b. kesadaran : Compos mentis
c. keadaan emosi : Stabil
d. BB : 60 kg
e. BB pemeriksaan terakhir : 60 kg
f. Kenaikan BB :-
2. Pemeriksaan tanda – tanda vital
a. Tekanan Darah : 90/60 mmHg
b. Nadi : 93 x/menit
c. Respirasi : 20x/menit
d. Suhu : 36,60 C
3. Pemeriksaan fisik
a. Muka
Tidak pucat, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan.
b. Mata
Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterus.
c. Mulut dan Gigi
Bibir tidak pucat, gusi berwarna merah muda.
d. Abdomen
Inspeksi
1) Bekas luka operasi : Tidak ada
2) Linea : Alba
3) Striae : Albicans
4) Kontraksi : Tidak ada
Palpasi
1) Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px (30 cm), Teraba bokong pada
fundus
2) Leopold II : Punggung kanan
3) Leopold III : Presentasi kepala, Kepala sudah masuk PAP
4) Leopold IV : Sudah masuk PAP, 4/5 bagian
5) PBBJ : 2945 gram
87
6) Auskultasi : DJJ (+) teratur,Irama 11-11-11 teratur, frek 132
x/menit
e. Ekstremitas
Tangan dan kaki tidak ada edema, tidak ada varises, dan kuku tidak pucat.
f. Pemeriksaan penunjang
Tgl : 04 Januari 2017
Hb : 8,2 gr/dl
( A ) ANALISA
1. Diagnosa
G2 P1 A0 H1 umur kehamilan 35-36 minggu, keadaan umum ibu baik dengan
anemia ringan.
Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala, keadaan umum janin baik
2. Masalah
Ketidaknyamanan di karenakan pusing dan sering kencing
3. Kebutuhan
Penjelasan tentang penyebab ketidaknyamanan yang dirasakan
88
a. Zat besi pada kehamilan karena dapat membantu proses pembentukan sel
darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya anemia / penyakit
kekurangan darah ( satpel terlampir ).
b. Asam folat pada kehamilan yaitu berfungsi untuk mencegah kemungkinannya
melahirkan anak dengan cacat otak ( satpel terlampir ).
4. Mengevaluasi sisa tablet tambah darah ibu ada 2 tablet dan ibu tidak rutin meminum
obat tablet tambah darah. Memberikan obat tablet tambah darah sangobion 12 tablet
dan mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi obat tablet tambah darah (dosis:
60mg) 2 x 1 setiap hari.Ibu mengerti mengenai penjelasan yang diberikan dan
bersedia minum tablet tambah darah rutin setiap hari.
5. Menjelaskan jadwal kunjungan ulang 2 minggu lagi yaitu tanggal 20 Januari 2017.Ibu
bersedia meluangkan waktu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi.
5. Kunjungan V
Tanggal : 20 Januari 2017
Jam : 11.00 WITA
Tempat : Rumah pasien
( S ) SUBJEKTIF
1. Ibu mengeluh masih merasakan sering kencing pada saat malam hari
2. Ibu mengatakan sudah tidak mengalami pusing
3. Ibu mengatakan pergerakan janin > 10 kali dalam 12 jam.
4. Ibu mengatakan tidak mengalami tanda bahaya sejak pemeriksaan terakhir ( tgl 06
Januari 2017) sampai sekarang.
5. Ibu mengatakan tidak mempunyai kekhawatiran khusus terhadap kehamilannya.
6. Ibu mengatakan minum tablet tambah darah secara teratur sesuai dosis yang di
anjurkan .
( O ) DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. keadaan umum ibu :Baik
b. Kesadaran :Compos mentis
c. keadaan emosi : Stabil
d. BB : 60 kg
e. BB Pemeriksaan terakhir : 60 kg
f. Kenaikan BB : -
89
2. Pemeriksaan tanda – tanda vital
a. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
b Nadi : 86 x/menit
c Respirasi : 20x/menit
d Suhu : 36,50 C
3. Pemeriksaan fisik
1. Muka
Tidak pucat, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan.
2. Mata
Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus.
3. Mulut dan Gigi
Bibir tidak pucat, gusi berwarna merah muda.
4. Abdomen
- Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Linea : Nigra
Striae : Albicans
Kontraksi : Tidak ada
- Palpasi
Leopold I : TFU 3 Jari dibawah px (32 cm), Teraba bokong pada fundus
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP 4/5 bagian
PBBJ : 3255 gram
Auskultasi :DJJ (+) teratur, irama 12-12-11 teratur, frek 140 x/menit
4. Ekstremitas
Tangan dan kaki tiadak ada edema, tidak ada varises, dan kuku tidak pucat.
5. Pemeriksaan penunjang : Tanggal : 16-01-2017
HB : 10,6 gr/dl
( A ) ANALISA
1. Diagnosa
G2 P1 A0 H1 umur kehamilan 37-38 minggu keadaan umum ibu baik dengan
anemia ringan.
Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala, keadaan janin baik.
2. Masalah
Ketidaknyamanan karena sering kencing
90
3. Kebutuhan
Penjelasan tentang penyebab ketidaknyamanan yang dirasakan
91
7. Kunjungan VI
Tanggal : 27 Januari 2017
Jam : 11.00 WITA
Tempat : Poltekkes Kemenkes Mataram
( S ) SUBJEKTIF
1. Ibu mengeluh masih merasakan sering kencing dan sakit pinggang
2. Ibu mengatakan pergerakan janin > 10 kali dalam 12 jam.
3. Ibu mengatakan tidak mengalami tanda bahaya sejak pemeriksaan terakhir ( tgl
20 Januari 2017) sampai sekarang.
4. Ibu mengatakan tidak mempunyai kekhawatiran khusus terhadap kehamilannya.
5. Ibu mengatakan minum tablet tambah darah secara teratur sesuai dosis yang di
anjurkan .
( O ) DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik
a. keadaan umum ibu :Baik
b. Kesadaran :Compos mentis
c. keadaan emosi : Stabil
d. BB : 61 kg
e. BB Pemeriksaan terakhir : 60 kg
f. Kenaikan BB : 1 kg
2. Pemeriksaan tanda – tanda vital
a. Tekanan Darah :
120/80 mmHg
b Nadi : 84 x/menit
c Respirasi : 20x/menit
d Suhu : 36,50 C
3. Pemeriksaan fisik
1. Muka
Tidak pucat, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan.
2. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus.
3. Mulut dan Gigi
92
Bibir tidak pucat, gusi berwarna merah muda.
4. Abdomen
- Inspeksi
Bekas luka operasi : Tidak ada
Linea : Nigra
Striae : Albicans
Kontraksi : Tidak ada
- Palpasi
Leopold I : TFU 3 Jari dibawah px (33 cm), Teraba bokong pada
fundus
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP 4/5 bagian
PBBJ : 3410 gram
Auskultasi : DJJ (+) teratur, irama 12-12-12 teratur, frek 144 x/menit
6. Ekstremitas
Tangan dan kaki tidak ada edema, tidak ada varises, dan kuku tidak pucat.
7. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan pemeriksaan
( A ) ANALISA
1. Diagnosa
G2 P1 A0 H1 umur kehamilan 38-39 minggu keadaan umum ibu baik.
Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala, keadaan janin baik.
2. Masalah
Ketidaknyamanan karena sering kencing dan sakit pinggang
3. Kebutuhan
Penjelasan tentang ketidaknyamanan yang dirasakan
93
kemudian menekan kandung kemih, serta menyarankan ibu untuk tidak menahan
buang air kecil dan memperbanyak minum dipagi dan siang hari. Cara mengatasi
sakit pinggang pijit lembut pada bagian pinggang, mengurangi aktivitas
berat,gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal dibawah punggung
untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan, atur posisi
saat mengangkat barang (satpel terlampir) . Ibu paham dengan penjelasan yang
diberikan dan akan menerapkan saran yang diberikan.
3. Memberikan konseling pada ibu tentang pentingnya :
Mengajarkan ibu cara melakukan senam hamil yang bertujuan untuk menguasai
teknik pernafasan, memperkuat elastisitas otot, dan mengurangi keluhan (satpel
terlampir).
4. Mengingatkan kembali konseling tentang P4K (Program perencanaan persalinan
dan pencegahan komplikasi) yaitu menjelaskan kepada ibu tentang persiapan
persalinan yang direncanakan ibu seperti tempat persalinan, penolong persalinan,
donor darah, transportasi, pendamping persalinan, persiapan keuangan,
persiapan pakaian ibu dan bayi, serta perencanaan KB. Ibu mengerti tentang
penjelasan yang diberikan.
5. Mengevaluasi sisa tablet tambah darah sangobion ibu sisa 2 tablet dan ibu rutin
meminum tablet tambah darah. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi obat
tablet tambah darah yang diberikan oleh bidan (dosis:60mg) 2 x 1 setiap hari. Ibu
mengerti mengenai penjelasan yang diberikan dan bersedia minum tablet tambah
darah rutin setiap hari.
6. Menjelaskan jadwal kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu tanggal 03 Februari
2017. Ibu bersedia meluangkan waktu untuk dilakukan pemeriksaan.
94
BAB IV
PEMBAHASAN
95
Kemudian pada pelayanan kebidanan antenatal standar 10T sudah dilakukan
semuanya dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
2. Kunjungan Kedua
Pada Kunjungan ANC kedua pada tanggal 09 Desember 2016 pukul 10.50
wita, ibu mengeluh batuk pilek sejak 7 hari yang lalu dan mengatakan tidak pernah
mengalami tanda-tanda bahaya. Hasil pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital
normal, TFU 28cm, punggung kanan, letak kepala, kepala belum masuk PAP
dengan PBBJ 2480 gram.
Menurut Mochtar, 1998, pada usia kehamilan 32 minggu tinggi fundus uteri
adalah 29,5-30 cm diatas simfisis. Hal ini menunjukkan kesenjangan antara teori
dan praktik.
Menurut Setiawan,2006 pada saat usia kehamilan 31 minggu diberikan
penyuluhan tentang Imunisasi TT dan mengingatkan kembali tanda-tanda bahaya.
Dan mengingatkan kembali ibu tentang konseling nutrisi yang baik bagi ibu hamil.
Tidak ada masalah atau kelainan yang ditemukan, serta asuhan diberikan sesuai
standar dan berdasarkan kebutuhan.
3. Kunjungan Ketiga
Pada kunjungan ANC ketiga pada tanggal 23 Desember 2016 pukul 12.00 wita,
ibu mengatakan sering kencing sejak 5 hari yang lalu dan tidak pernah mengalami
tanda-tanda bahaya kehamilan pada trimester III. Hasil pemeriksaan didapatkan
tanda-tanda vital normal dan tidak ada masalah yang ditemukan, TFU 30cm,
punggung kanan,letak kepala, kepala sudah masuk PAP 4/5 bagian dengan PBBJ
2945 gram.
Menurut Mochtar, 1998, pada usia kehamilan 34 minggu tinggi fundus uteri
adalah 31 cm diatas simfisis. Hal ini menunjukkan kesenjangan antara teori dan
praktik.
Menurut (Nuwer,2008) pada saat usia kehamilan 34 minggu diberikan
penyuluhan tentang nutrisi pada ibu hamil yang membutuhkan banyak nutrisi untuk
menyiapkan energi yang akan digunakan persalinan kelak. Oleh sebab itu
pemenuhan nutrisi dalam masa ini tidak boleh dikesampingkan,dan mengingatkan
kembali tanda-tanda bahaya, dan menjelaskan tentang cara mengatasi
ketidaknyamanan yang dirasakan ibu yaitu sering kencing.
Asuhan yang diberikan pada kunjungan ini sudah sesuai standar dan
berdasarkan kebutuhan.
4. Kunjungan Keempat
96
Pada kunjungan ANC keempat pada tanggal 06 Januari 2017 pukul 11.00 wita,
ibu mengeluh pusing dan tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya kehamilan.
Hasil pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital normal.
Pada pemeriksaan TFU : 30cm. Menurut Mochtar, 1998, pada usia kehamilan
34 minggu tinggi fundus uteri adalah 31 cm diatas simfisis. Hal ini menunjukkan
kesenjangan antara teori dan praktik.
Pada pemeriksaan laboratorium HB : 8,2 gr/dl. Ibu mengalami anemia ringan.
Penatalaksaanaan yang diberikan yaitu konseling tentang pemberian tablet Fe dan
asam folat. Menurut ( Amatsier,Sunnita.2009) Asam folat sebaiknya diberikan
sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan karena otak
dan sumsum tulang belakang dibentuk pada minggu pertama kehamilan. sementara
untuk zat besi atau tablet penambah darah setiap ibu hamil dianjurkan untuk
mengkonsumsi zat besi sebanyak 30-60 mg tiap hari, dimulai pada minggu ke 12
kehamilan diteruskan sampai 3 bulan pascapartum. Jadi dalam teori dan praktik
terdapat kesenjangan karena di praktik pemberian asam folat di minggu ke 34
minggu. Menganjurkan ibu juga lebih banyak mengkonsumsi sayuran hijau dan
buah-buahan.
Menurut (Manuaba,2009) pada primigravida kepala janin sudah turun dan
masuk PAP pada minggu ke-36. Hal ini disebabkan oleh mengencangnya otot
dinding perut ibu hamil. Adapun cara untuk mempercepat kepala janin masuk rongga
panggul yaitu dengan posisi sujud lakukan minimal 2 kali sehari dalam 10-15 menit,
lakukan berdiri dan jongkok tahan beberapa saat sehingga tekanan pada rahim
mencapai maksimal karena dengan jongkok selama beberapa waktu diharapkan
tulang panggul melegkung sehingga rahim tertekan, melakukan senam hamil dan
berjalalan kaki 20-30 menit perhari dan hindari duduk terlalu lama kaena dapat
menghambat janin mencapai posisi dengan kepala dibawah dan masuk ke rongga
panggul.
Asuhan yang diberikan pada kunjungan ini sudah sesuai standar dan
berdasarkan kebutuhan.
5. Kunjungan Kelima
Pada kunjungan ANC kelima pada tanggal 20 Januari 2017 pukul 11.00 wita,
ibu mengatakan masih sering buang air kecil terutama pada malam hari dan tidak
pernah mengalami tanda-tanda bahaya kehamilan pada trimester III. Hasil
pemeriksaan didapatkan tanda-tanda vital normal dan tidak ada masalah yang
ditemukan.
97
Pada pemeriksaan TFU : 32cm. Menurut Mochtar, 1998, pada usia kehamilan
38 minggu tinggi fundus uteri adalah 33 cm diatas simfisis. Hal ini menunjukkan
kesenjangan antara teori dan praktik..
Menurut (handrawan nadesul, 2006) pada usia kehamilan 37-38 minggu
diberikan penyuluhan tentang pemberian kalsium dan garam beryodium pada ibu
hamil dan kalsium diperlukan oleh janin untuk membentuk pertmbuhan jaringan
tulang sehingga saat lahir bayi bisa terhindar dari resiko cacat fisik, dan manfaat
mengkonsumsi garam beryodium yaitu untuk kecerdasan dan pertumbuhan janin.
Asuhan yang diberikan pada kunjungan ini sudah sesuai standar dan
berdasarkan kebutuhan.
6. Kunjungan Keenam
Pada kunjungan ANC keenam pada tanggal 27 Januari 2017 pukul 11.00 wita,
ibu mengatakan masih sering serta sakit pinggang dan tidak pernah mengalami
tanda-tanda bahaya kehamilan pada trimester III. Hasil pemeriksaan didapatkan
tanda-tanda vital normal dan tidak ada masalah yang ditemukan.
Pada pemeriksaan TFU : 33cm. Menurut Mochtar, 1998, pada usia kehamilan
38 minggu tinggi fundus uteri adalah 33 cm diatas simfisis. Hal ini menunjukkan
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik..
Penatalaksanaan yang diberikan pada kunjungan ini yaitu mengajarkan ibu
senam hamil, dimana manfaat senam hamil antara lain: untuk meningkatkan
kebutuhan oksigen, meningkatkan peredaran darah, meredakan sakit pinggang,
memperlancar pada saat proses persalinan, dan mengurangi keletihan
(Eisenberg,1996).
Asuhan yang diberikan pada kunjungan ini sudah sesuai standar dan
berdasarkan kebutuhan.
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data subjektif kehamilan terhadap Ny
“F”
2. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data objektif kehamilan terhadap Ny “F”
3. Mahasiswa mampu melakukan analisa kehamilan terhadap Ny “F”
4. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan kehamilan terhadap Ny ‘’F’’
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat
dilakukan secara sistematis.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat
umumnya dalam perawatan kehamilan Dapat mengenali tanda-tanda bahaya dan
resiko terhadap kehamilan.
3. Puskesmas Pagesangan
Diharapkan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan pada ibu
hami, untuk tetap mencerminkan citra bidan yang profesional.
4. Bagi Pendidikan
Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberikan masukan bagi institusi pendidikan
dan institusi pelayanan kesehatan tentang kendala dan masalah-masalah kesehatan
yang terjadi pada masyarakat, khususnya masalah yang terkait dengan kebidanan,
sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.
99