Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dewi Novi Nur Kholifah

NPM : 17012219

Kelas : 12B MSDM

Matkul : Manajemen Perbankan

PENGUATAN BANK INDONESIA MENJAGA STABILITAS MONETER


DAN KEUANGAN AKIBAT COVID-19

Ketidakpastian pasar keuangan global akibat COVID-19 makin tinggi,

meskipun intensitas di Tiongkok mulai berkurang. Asesmen terkini Bank

Indonesia menunjukkan penyebaran COVID-19 di Tiongkok mulai berkurang dan

berdampak positif pada kenaikan kegiatan ekonomi di Tiongkok. Namun demikian,

ketidakpastian pasar keuangan makin meningkat pasca ditemukannya kasus COVID-

19 di luar Tiongkok. Investor global menarik penempatan dananya di pasar keuangan

negara berkembang dan mengalihkan kepada aset keuangan dan komoditas yang

dianggap aman seperti UST Bond dan emas. Kondisi ini kemudian menekan pasar

keuangan dunia dan memberikan tekanan depresiasi cukup tajam pada banyak mata

uang global, termasuk Indonesia.

Bank Indonesia memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan

Otoritas lain dalam melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar Rupiah

dan memitigasi dampak risiko COVID-19 terhadap perekonomian domestik.

Pemerintah telah dan akan terus meningkatkan ruang stimulus fiskal dan memberikan

1
kemudahan berusaha di sektor riil termasuk kegiatan pariwisata dan ekspor-impor,

sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia terus konsisten

menjaga stabilitas moneter, nilai tukar Rupiah, dan pasar keuangan, serta mendorong

momentum pertumbuhan ekonomi. Otoritas Jasa Keuangan menempuh kebijakan

untuk melakukan stabilisasi pasar saham serta terus memperkuat ketahanan industri

perbankan dan jasa keuangan lain.

Pada RDG 19-20 Februari 2020, Bank Indonesia telah menempuh berbagai

kebijakan untuk memitigasi risiko COVID-19. Suku bunga kebijakan, BI 7-Day

Reverse Repo Rate (BI7DRR) diturunkan sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Strategi

operasi moneter juga terus diperkuat guna menjaga kecukupan likuiditas dan

mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif. Selain itu, Bank Indonesia

juga menyesuaikan ketentuan terkait perhitungan Rasio Intermediasi

Makroprudensial (RIM) dengan memperluas cakupan pendanaan dan pembiayaan

pada kantor cabang bank di luar negeri yang diperuntukkan bagi ekonomi Indonesia.

Kebijakan sistem pembayaran juga terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan

ekonomi antara lain melalui perluasan akseptasi QRIS (Quick Response Code

Indonesian Standard) serta elektronifikasi bansos dan transaksi keuangan Pemda.

Dalam rangka memperkuat koordinasi dan berbagai langkah kebijakan yang

telah diambil sebelumnya, Bank Indonesia pada hari ini menempuh beberapa

langkah kebijakan lanjutan untuk menjaga stabilitas moneter dan pasar

keuangan, termasuk memitigasi risiko COVID-19. Langkah penguatan tersebut

meliputi lima kebijakan:

2
Meningkatkan intensitas triple intervention agar nilai tukar Rupiah bergerak sesuai

dengan fundamentalnya dan mengikuti mekanisme pasar. Untuk itu, Bank Indonesia

akan mengoptimalkan strategi intervensi di pasar DNDF, pasar spot, dan pasar SBN

guna meminimalkan risiko peningkatan volatilitas nilai tukar Rupiah. 

Menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Valuta Asing Bank Umum

Konvensional, dari semula 8% menjadi 4%, berlaku mulai 16 Maret 2020. Penurunan

rasio GWM Valas tersebut akan meningkatkan likuiditas valas di perbankan sekitar

3,2 miliar dolar AS dan sekaligus mengurangi tekanan di pasar valas.

Menurunkan GWM Rupiah sebesar 50bps yang ditujukan kepada bank-bank yang

melakukan kegiatan pembiayaan ekspor-impor, yang dalam pelaksanaannya akan

berkoordinasi dengan Pemerintah. Kebijakan ini diharapkan dapat mempermudah

kegiatan ekspor-impor melalui biaya yang lebih murah. Kebijakan akan

diimplementasikan mulai 1 April 2020 untuk berlaku selama 9 bulan dan sesudahnya

dapat dievaluasi kembali.

Memperluas jenis underlying transaksi bagi investor asing sehingga dapat

memberikan alternatif dalam rangka lindung nilai atas kepemilikan Rupiah.

Menegaskan kembali bahwa investor global dapat menggunakan bank kustodi global

dan domestik dalam melakukan kegiatan investasi di Indonesia.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan pasar keuangan dan

perekonomian, termasuk dampak COVID-19 serta terus memperkuat bauran

3
kebijakan dan koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait, untuk

mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong momentum pertumbuhan ekonomi,

serta mempercepat reformasi struktural.

Anda mungkin juga menyukai