Anda di halaman 1dari 47

KULIAH BM 1 PPDGS BEDAH MULUT DAN

MAKSILOFASIAL
Infeksi: invasi mikroorganisme patogen
ke dalam jaringan tubuh

Infeksi odontogen: infeksi yang


sumbernya berasal dari gigi atau
jaringan penyangga gigi

Balaji, S. M. “Textbook of Oral & Maxillofacial Surgery”. New


Delhi: Elsevier. 2007.
Dipengaruhi oleh interaksi dari
3 faktor yaitu :

Topazian, RG. Oral and Maxillofacial Infection.1999; Moore UJ. Principle of


Oral and Maxillofacial Surgery.2001
Penyebab : Bakteri
➢Aerobik Gram + kokus
➢Anaerobik Gram + kokus
➢Anaerobik Gram - batang
Port De Entry
❑ Hematogen :
❑ Limfogen :
❑ Limpadhenitis
❑ Percontinuatum :
❑ Periostitis, abses gingiva, submukosa abses,
infeksi pada daerah fasial space
Inflamasi, edema &
Invasi bakteri ke pulpa
kurangnya suplai darah
akibat karies gigi
kolateral

Penyumbatan
Reservoir bagi pertumbuhan pembuluh vena /
bakteri (anaerob) nekrosis avaskuler
(matinya pulpa)

Keluarnya bakteri ke tulang


alveolar sekitar

Malik, Neelima Anil.“Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery”. New


Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd. 2nd Ed. 2008.
POLA PENYEBARAN
INFEKSI PERIAPIKAL
Penyebaran ke jaringan-jaringan lain
dipengaruhi oleh :
1.Jumlah mikro organisme
2.Virulensi mikro organisme
3.Resistensi dari Host (DTT)
4Struktur anatomi daerah yang terlibat
POLA PENYEBARAN INFEKSI
PERIAPIKAL
Abses periapikal Ke Jaringan keras (Tulang)

Osteomyelitis
Kegagalan mikro sirkulasi
pada tulang cancelous

Ke Jaringan Lunak

• Abses - Vestibular, palatal, lingual, Dipengaruhi oleh :


dsb • Ketebalan tulang
- Fascial spaces infection alveolar yang
mengelilingi akar
• Selulitis gigi
(tergantung • Hubungan antara
jenis bakteri) lokasi perforasi
tulang terhadap
Peterson LJ et al. 2003. Contemporary Oral and perlekatan otot
Maxillofacial Surgery. 4th Ed.
ARAH PENYEBARAN INFEKSI PERIAPIKAL
MENUJU JARINGAN LUNAK
DIPENGARUHI OLEH :
1. Ketebalan tulang yang meliputi apeks gigi
2. Hubungan antara tempat perforasi tulang
dan tempat perlekatan otot-otot pada
maksila mandibula
RAHANG ATAS
 Gigi rahang atas >> ke bukal/palatinal
 Anterior rahang atas → umumnya di bawah m.
Orbicularis oris
→ Ke labial → vestibular abses
 C → apeks gigi di atas m. levator anguli oris
→ menembus tulang → ke dalam canine space
(antara m.quadratus laiisuperior dan m. levator
anguli oris)
Sinusitis maksilaris
M Vestibular abses
Pus menembus korteks di bawah perlekatan m.
bucinator
Facial spaces →ke bukal space (di atas m.
buccinator)
(bukal abses)
RAHANG BAWAH
I.C.P → > merusak korteks labial/bukal plate

Vestibular abses
6 → bukal & lingual
7 → bukal < lingual
8 → >> lingual
→ Seperti pada rahang atas : tergantung perlekatan
otot buccinator
Ke bukal di atas : vestibular abses
di bawah : bukal space infeksi / perimandibular
infection
Ke lingual : ditentukan oleh relasi antara letak apeks
molar dan tempat perlekatan otot mylohyoid
di atas : sub lingual space abses
di bawah : sub mandibular space abses
ABSES PERIAPIKAL
(DENTOALVEOLAR ABSES)

Osteomyelitis Periostitis

Infeksi E.O Abses I.O

Fascial spaces selulitis


abses

RO” :- Laminadura hilang (loss of lamina dura) di


daerah periapikal
- Radiolusen, tak berbatas jelas pada daerah
periapikal
PERIOSTITIS
➔Radang akut, pada periostium tulang rahang
karena infeksi periapikal telah menembus
korteks tulang
→ Radang berupa cairan serous terletak
diantara korteks dan periosteum
→ Belum terbentuk pus
Subyektif :
Suhu ↑
Rasa sakit 1 – 3 hari + bengkak
Bengkak E.O Diffuse (merata)
Warna : kemerahan
Sakit pada palpasi
SUB PERIOSTEAL ABSES
Kelanjutan dari serous periostitis
Pus sudah terbentuk dan terkumpul di
bawah periosteum
Jaringan ikat tipis dan tegang

Rasa sakit hebat


(dalam waktu singkat)
Pecah
Vestibular abses
Menjalar ke
Jaringan lunak
Fascial space abses
VESTIBULAR ABSES
(Submucous abses)
Lanjutan sub periosteal abses
Masuk ke jaringan lunak di bawah
permukaan mukosa di daerah vestibulum
(mucobukal fold)
Subyektif : Rasa sakit ↓
Obyektif :
EO :
Bengkak difuse
Palp : 
Kel. Limfe regional : membesar
IO :
bukal fold : terangkat
Warna : Merah
Palp :  & fluktuasi : 
Gigi gangren → Perkusi + druk : 
PALATAL ABSES
Patogenesa sama dengan sub mucous abses, hanya
berbeda lokasi
Pus keluar ke arah palatal
Disebabkan akar palatal gigi-gigi posterior rahang
atas

Gejala Klinis :
Bengkak pada mukosa palatal
Batas jelas
Fluktuasi 

Tx/ seperti pada vestibular abses


 Sub mucosal
 Sub mandibular
 Sub lingual
 Sub mental
 Sub kutan
 Sub maseterik
 Fosa canina

 Sub temporal
 Pharyngeal space
 Retroparyngeal space
 Sub parotis
 Ludwig Angina
• Inisisi dilakukan pada daerah kulit dan mukosa yang sehat bila
memungkinkan, dan inisisi terutama pada daerah yang fluktuasi maksimal
• Insisi sesuai pada garis langer atau pada daerah yang tidak mengurangi estetik
dari daerah tersebut
• Diseksi dengan hemostat atau dengan jari sampai ke dalam untuk explorasi
dari cavitas pus, dan bila perlu explorasi pada gigi yang merupakan faktor
utama, terutama pada daerah apek gigi.
• Berikan drain , bisa terbuat dari latex atau cateter yang steril, dan difiksasi
dengan jahit
• Drain secara bilateral bila terjadi pada abses mandibula atau plegmon dasar
mulut yang besar.
• Drain bisa di ambil (aff) bila produksi pus sudah minimal
• Rawat luka setiap hari dengan membersihkan daerah sekitar luka untuk
membersihkan clot atau debris.
 Pemilihan antibiotika:
 Ideal: berdasar kultur pus & tes
sensitivitas
 Empiris:
 Campuran flora aerob dan anaerob
(65-70%)
 Hanya anaerob (25-30%)

 Hanya aerob (5%)


• AB pilihan golongan penicillin → sering resistensi
• Metronidazole membunuh bakteri anaerob
• Clindamycin : sempurna untuk aerob & anaerob.
• Bila AB -lactam telah digunakan selama 2-3 hari namun
tidak memberikan resolusi → diganti dengan AB lain yang
non -lactam atau -lactamase-stabile (clindamycin).
• Erythromycin penyerapannya jelek dan efektifitasnya
kurang
• Amoxiclav: juga bermanfaat,
• Generasi I dan II Cephalosporin
• Tetracyclin tidak direkomendasi untuk infeksi yang serius.
• Quinolon memiliki manfaat yang terbatas terhadap bakteri
anaerob → kurang tepat
 Tersering :
streptococci aerob (α-, -, γ-), streptococci anaerob
(peptostreptococcus), bacteroides (Porphyromonas,
prevotella), fusobacterium, dan eikinella
 Jarang: bacteroides fragilis (gr- anaerob)
 Staphylococcus aureus dan staphylococcus
epidermidis → jarang
❖ Obstruksi jalan nafas : pada fasial space yang
berhubungan dengan jalan nafas, contohnya
retrofariengeal abses.
❖ Dapat menimbulkan sepsis, Septic syok,
Pneumonia, Empyema, Pericarditis,
Mediastinitis, Pneumothorax.
1. Oral and Maxillofacial Surgery., Balaji S M.,
Elsevier, 2007, p 116-141
2. Contermporary Oral and Maxillofacial
Surgery., Hupp James R, Ellis III Edward,
Tucker Myron R., 2014, Elsevier
3. Principles of oral and maxillofacial surgery,
Miloro Michael., Ghali G E, Larsen Peter E,
Waite Peter D, 2nd ed., 2004., London
4. Cawson’s essentials of oral pathology and
oral medicine., Cawson R A., Odell E W.,
7th ed., 2002., elsevier
5. Clinical oral medicine and pathology.,
Bruch Jean M., Treister Nathaniel S., 2009

Anda mungkin juga menyukai