Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DASAR IPA


TENTANG KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP DAN MANUSIA

DOSEN PEMBIMBING
AZIZAH, M.Si

Nama Kelompok
1. Aswan
2. Mastur
3. Surahma

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA KALIMANTAN BARAT
2020/2021

1
Kata Pengantar

Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum wr.wb
                 Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur
kehadirat Allah swt. Karena hanya dengan bimbingan dan
petunjuk-Nya lah kami bias menyelesaikan makalah mengenai
“klasifikasi makhluk hidup”
                 Meskipun kami akui jika makalah ini jauh dari yang
namanya sempurna. Kami menyadari jika apa yang kami
sajikan dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
baik menyangkut isi maupun penulisan. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
Dosen Pembimbing dan teman-teman mengenai makalah ini.
                 Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan
kita mengenai pembahasan “klasifikasi makhluk hidup”. 
Semoga usaha kita bersama dapat diridhoi oleh Allah swt.
Amin 

                                                             Peniraman, 28 Maret 2020

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. …………………………………………            i


KATA PENGANTAR. ………………………………………...             ii
DAFTAR ISI ………………………………………. iii
BAB I      PENDAHULUAN ……………………………………..             4
1. Latar Belakang masalah. ………………………… 4
2. Rumusan Masalah. …………………………………...    4
3. Tujuan. .....................................................                    4
BAB II     PEMBAHASAN……………………………………...             5
A. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi ……………………. 5
B. Proses klasifikasi Makhluk Hidup ................ 5             
C. Tata Nama Binomial ………...……………………..... 
7           
D. Macam macam system Klasifikasi ……………….. 8
BAB III  PENUTUP ………………………………………………….. 12
KESIMPULAN ..............................................................                      12
DAFTAR PUTAKA…………………………………………...........           13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut Sulistyorini (2009:30), klasifikasi makhluk hidup adalah
pengelompokkan makhluk hidup dalam takson melalui pencarian
keseragaman atau persamaan dalam keanekaragaman. Makhluk hidup
yang diklasifikasikan dalam satu kelompok tertentu memiliki persamaan-
persamaan sifat atau ciri-ciri. Demikian pula sebaliknya, makhluk hidup
dalam takson yang berbeda akan memiliki perbedaan-perbedaan sifat
atau ciri-ciri. Semakin banyak perbedaan ciri makhluk hidup maka
semakin jauh hubungan kekerabatannya dan semakin banyak
persamaan ciri makhluk hidup maka semakin dekat hubungan
kekerabatannya. Oleh karena itu, manusia mengelompokkan makhluk
hidup agar dapat diatur dan mudah dipahami oleh orang lain dengan
menggunakan penamaan ilmiah dan pengklasifikasian makhluk hidup. 
Adapun latar belakang dalam pemilihan materi klasifikasi
makhkluk hidup selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
kapita selekta yaitu untuk mengetahui seberapa besarkah hubungan
kekerabat makhluk hidup jika dilihat dari persamaan dan perbedaan sifat
maupun ciri-ciri morfologi lainnya.    

B.     Perumusan Masalah
1.      Apa tujuan dan manfaat klasifikasian makhluk hidup?
2.      Bagaimana proses pengklasifikasian makhluk hidup?
3.      Bagaimana tata nama binomial pada pengklasifikasian makhluk
hidup?
4.      Apa saja  macam sistem klasifikasian makhluk hidup? 

C.    Tujuan
1. Mengetahui tujuan dan manfaat klasifikasian makhluk hidup?
2. Mengetahui proses pengklasifikasian makhluk hidup?
3. Mengetahui  tata nama binomial pada pengklasifikasian makhluk
hidup?
4. Mengetahui macam sistem klasifikasian?  

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tujuan dan Manfaat Klasifikasi


            Ragam makhluk hidup di bumi ini bermacam-macam.
Setiap jenis makhluk hidup memiliki ciri-ciri tersendiri sehingga
terbentuk keanekaragaman makhluk hidup. Setiap makhluk
hidup mempunyai keanekaragaman bentuk, ukuran, warna,
habitat, dan tingkah laku berbeda yang menyebabkan
kekayaan makhluk hidup sulit dipahami. Klasifikasi makhluk
hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi (Kusnadi,
2004:24).
            Penyederhanaan ini sangat membantu untuk mengenali
dan mendalami keanekaragaman sifat dan cirinya agar 
kekayaan dan keragamanan makhluk hidup tersebut dapat
dikenal dan disadari potensinya agar dapat diambil
manfaatnya.  
Adapun manfaat dari pengklasifikasian ini adalah untuk
memudahkan mempelajari organisme yang beraneka ragam
dan untuk melihat hubungan kekerabatan anatara makhluk
hidup yang satu dengan yang lainnya (Syamsuri, 2006:23).
Oleh karena itulah pengklasifikasian makhluk hidup
sangat penting dilakukan  dan membantu dalam mengenali
makhluk hidup yang beragam.

B.     Proses Klasifikasi Makhluk Hidup


Klasifikasi adalah pengelompokkan aneka jenis hewan
atau tumbuhan kedalam golongan-golongan tertentu. Golongan
ini digunakan secara runtut sesuai dengan tingkatannya, yaitu
mulai dari yang terkecil sampai yang lebih besar. Prinsip

5
pengelompokkan ini menurut ilmu taksonomi adalah dengan
membentuk takson. Takson dilakukan dengan cara meneliti,
baik dengan pengenalan, pencirian, mencari persamaan ciri
maupun perbedaan, penamaan, dan pengelompokkan secara
rinci. Semakin banyak persamaan maka hubungan
kekerabatan semakin dekat dan semakin sedikit persamaan
maka hubungan kekerabatan semakin jauh. Hal ini juga
dikemukakan oleh Pratiwi D.A (2006, 120), bahwa dasar dari
pengklasifikasian makhluk hidup adalah persamaan dan
perbedaan ciri-ciri pada berbagai makhluk hidup.
Menurut Dirjosoemanto (1995:13), dasar pengelompokkan
digunakan kesamaan berdasarkan beberapa tinjauan. Ada
tinjauan berdasarkan susunan bentuk luar (morfologi), struktur
dalam (anatomi), fungsi alat-alat (fisiologi), dan genetik.  
Ada dua metode klasifikasi makhluk hidup Sulistyorini
(2009:31). Metode pertama yaitu metode empiris. Metode ini
berdasarkan pada persamaan alphabet, tanpa melihat ciri yang
dimilikinya serta tanpa melihat hubungan satu dengan lainnya.
Metode kedua yaitu metode rasional yang berdasarkan
hubungan yang jelas dari sifat atau ciri yang ada. Metode ini
dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu:
1.         Sistem praktis (St. Augustine abad ke-4 SM), yaitu
makhluk hidup dibedakan berdasarkan kegunaannya.
Misalnya, makhluk hidup dibedakan dapat dimakan atau tidak,
dapat dijadikan obat atau tidak, dll.
2.         Sistem artifisial (Aristoteles dan Theophratus 370 SM),
sistem pengelompokkan makhluk berdasarkan persamaan dan
perbedaan yang ditetapkan oleh peneliti. Misalnya,
berdasarkan ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup. 
Aristoteles membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok
yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan kemudian dibagi lagi
berdasarkan ciri dan ukuran tubuhnya. Misalnya tumbuhan
pohon, perdu, dan tumbuhan semak. Sedangkan hewan
dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu, hewan air, darat, dan
udara. 

6
3.         Sistem natural (Carolus Linnaeus abad ke-18),
pengelomokkan makhluk hidup berdasarkan struktur tubuh
eksternal (morfologi), dan  struktur tubuh internal (anatomi).

4.         Sistem modern (perkembangan dari teori Carolus


Linnaeus), pengelompokkan makhluk hidup selain berdasarkan
morfologi dan anatomi juga berdasarkan perbandingan
biokimia dan genetika modern.
Adapun langkah-langkah pengklasifikasian makhluk hidup
yaitu:
a.       Mengidentifikasi objek berdasarkan ciri-ciri struktur makhluk
hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau
spesiesnya.
b.      Membentuk kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi
sebagai berikut:
1)      Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu
dikelompokkan untuk membentuk genus. Genus memiliki
kesamaan ciri, yaitu pada struktur alat reproduksi.
2)      Genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk famili.
3)      Famili yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk ordo.
4)      Ordo yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk kelas.
5)      Kelas yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk filum atau divisi.

C.     Tata Nama Binomial 


Nama yang diberikan kepada sekelompok individu, hewan
ataupun tumbuhan sering berbeda- beda meskipun yang
dimaksudkan sama. Misalnya nama latin dari terung
adalah Solanum acubatissimum, namun setiap daerah
memberikan nama yang berbeda - beda seperti terung perat,
terung kapal, terung piat, dan terung tenang. Nama yang
bermacam-macam inilah jelas membingungkan. Untuk
mengatasi pemberian nama yang bermacam-macam, maka

7
Carolus Linnaeus, seorang ahli biologi berkebangsaan swedia
mengemukakan aturan atau pedoman penamaan bagi
kelompok individu. Dikarenakan penemuannya itu maka
Carolus Linnaeus dikenal sebagai bapak Taksonomi modern. 
Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan
Linnaeus disebut sistem binomial nomenklatur dan bahasa
yang digunakan yaitu bahasa latin. Dengan demikian untuk
suatu macam makhluk hidup hanya digunakan satu nama bagi
seluruh dunia pengetahuan. Pemberian nama ini diatur dengan
Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan dengan
menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial
nomenklatur) dengan aturan sebagai berikut:
1.      Menggunakan bahasa latin 
2.      Terdiri dari dua kata 
3.      Kata pertama menunjukan tingkatan marga (genus) yang
diawali dengan huruf kapital, sedangkan kata kedua
menunjukan tingkatan jenis (spesies) yang diawali dengan
huruf kecil. 
4.      Jika ditulis dengan huruf tegak maka dua kata tersebut
harus digaris bawahi, contoh: Gnetum gnemon.
5.      Jika dua kata tersebut tidak digaris bawahi maka harus
dicetak miring, contoh: Gnetum gnemon. 
6.      Terkadang tercantum nama atau inisial, yang tidak dicetak
miring dan ditulis sesudah nama latin, contoh Canis
familliaris L. (Kimball. 1983).

D.    Macam-macam Sistem Klasifikasi 


Klasifikasi berdasarkan keturunan dan hubungan
kekerabatan (filogenetik) dapat mengalami perkembangan.
Klasifikasi ini digunakan dan diakui secara internasional,
bahkan dalam sejarah telah dilakukan beberapa kali perubahan
sistem klasifikasi oleh ahli taksonomi yang disesuaikan dengan
penemuan-penemuan baru saat ini. 

1.      Sistem Dua Kingdom 

8
Sistem dua kingdom ini dinyatakan oleh seorang ahli dari
yunani yang bernama Aristoteles, dua kingdom yang dimaksud
adalah:
a.       Kingdom Plantae (Tumbuhan) 
Kingdom ini terdiri dari berbagai macam tumbuhan,
bakteri, ganggang, jamur, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan
tumbuhan berbiji. Pada kingdom ini memiliki dinding sel,
klorofil, serta mampu melakukan fotosintesis, kecuali bakteri
dan jamur. 
b.      Kingdom Animalia (Hewan)
Kingdom ini terdiri atas protozoa, porifera, coelentarata,
mollusca, arthopoda, dan chordata. Kingdom ini memiliki ciri
sebagai berikut tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan dapat
bergerak bebas. 

2.      Sistem Tiga Kingdom 


Pada tahun 1866 seorang ahli botani dari jerman yang
bernama Ernst Haeckel menyarankan suatu pemecahan
pengklasifikasian makhluk hidup menjadi tiga kingdom. 
a.       Kingdom Monera 
Kingdom ini terdiri atas bakteri dan ganggang biru.
Kingdom monera ini memiliki ciri inti sel yang tidak berselubung
(prokariot) dan tubuh bersifat uniseluler atau multiseluler. 
b.      Kingdom Plantae (Tumbuhan) 
Kingdom ini terdiri dari bakteri, ganggang, jamur,
tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. 
c.       Kingdom Animalia (Hewan)
Kingdom animalia ini terdiri atas protozoa, porifera,
coelentarata, Mollusca, arthopoda, dan Achordata. 

3.      Sistem Empat Kingdom 


Sistem empat kingdom ini dicetuskan oleh Robert Whittaker
pada tahun 1959. Klasifikasi ini didasarkan pada penemuan inti
sel. Dia melihat ada makhluk hidup yang inti selnya tidak
memiliki membran (prokariotik) misalnya bakteri dan ganggang
hijau biru. Ada beberapa makhluk hidup yang inti selnya
diselimuti membran (eukariotik) misalnya jamur, ganggang

9
(selain ganggang biru), tumbuhan dan hewan. Empat kingdom
tersebut adalah:

a.       Kingdom Monera 
Kingdom ini terdiri atas semua makhluk yang tidak
memiliki membran inti  (prokariot) misalnya bakteri dan
ganggang. 
b.      Kingdom Fungi 
Kingdom ini bersifat eukariotik, namun secara pasti bukan
hewan, bukan pula tumbuhan. Oleh karena itu para ahli biologi
memutuskan bahwa fungi harus diberi dunia sendiri yang terdiri
atas semua jamur (fungi). 
c.       Kingdom Plantae (Tumbuhan) 
Kingdom ini terdiri dari bakteri, ganggang, jamur,
tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. 
d.      Kingdom Animalia (Hewan)
Kingdom animalia ini terdiri atas protozoa, porifera,
coelentarata, Mollusca, arthopoda, dan chordata. 

4.      Sistem Lima Kingdom 


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong
R.H.Whittaker (1969) menyusun klasifikasi berdasarkan
tingkatan makhluk hidup, susunan sel dan cara memperoleh
nutrisi. Pada klasifikasi lima kingdom terjadi perubahan –
perubahan yang besar dalam penataan filum. Hal ini
disebabkan adanya tambahan satu kingdom yaitu Protista.
Susunan secara lengkap klasifikasi lima kingdom adalah
sebagai berikut:

a.       Kingdom Monera 
Kingdom ini tediri atas semua makhluk hidup yang tidak
memiliki membran inti (prokariotik), tidak memiliki mitokondria,
lisosom, badan golgi dan reticulum endoplasma. Makhluk hidup
dalam kingdom ini berkembang biak dengan pembelahan

10
langsung (amitosis). Makhluk hidup yang termasuk kedalam
kingdom monera adalah Archaeobacteria dan Eubacteria. 
Archaeobacteria merupakan bakteri yang hidup ditempat
seperti sumber air panas, berkadar garam tinggi, dan panas
atau asam. Sementara itu Eubacteria lebih umum karena
banyak terdapat di alam. Eubacteria terbagi menjadi enam
filum yaitu bakteri ungu, bakteri hijau, bakteri garam positif,
Spirochetes, Prochlorophyta dan Cyanobacteria. 
b.      Kingdom Protista 
Semua makhluk dengan membrane inti dan organel
bermembran, uniseluler atau multiseluler, tetapi susunan
selnya sederhana dan tidak membentuk suatu jaringan. Filum
atau devisio yang masuk dalam kingdom Protista adalah
Euglena, Flagelata, Cilliata, Sporozoa, Cryzophyta,
Chlorophyta, Phaeophyta, Pyrrophyta, Myxomycota, dan
Oomycota. 
c.       Kingdom Fungi 
Kingdom fungi terdiri atas semua jamur, kecuali
Myxomycota dan Oomycota. Makhluk hidup dalam kingdom ini
tidak berklorofil, eukariotik, heterotrop, dining sel terbentuk dari
zat kitin dan umumnya bersifat saprofit serta parasit. Divisio
yang termasuk dalam kingdom fungi adalah Zygomycota,
Ascomycota, Basidiumycota, dan Deuteromycota. 
d.      Kingdom Plantae 
Kingdom plantae terdiri atas semua tumbuhan yang berciri
eukariotik, bersel satu, bersel banyak, tetapi tidak
terdeferensiasi (ganggang coklat dan merah), bersel banyak
dan terdeferensiasi membentuk jaringan (tumbuhan lumut,
paku dan tumbuhan biji), dinding sel tersusun dari selulosa,
mengandung klorofil, bersifat autotrop dan mengalami
pergiliran keturunan. Kingdom plantae terdiri dari beberapa
division yaitu Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta
(tumbuhan paku), Spermatophyta (tumbuhan biji). 
e.       Kingdom Animalia 
Kingdom animalia ini terdiri atas semua hewan yang
mempunyai sel eukariotik, bersel banyak, dan terdeferensiasi
membentuk suatu jaringan tertentu, bersifat heterotrop dan

11
dapat bergerak bebas. Kingdom animali terdiri atas beberapa
filum yaitu Porifera, Coelenterate, Platyhelminthes,
Nemathelmintes, Mollusca, Annelida, Anthropoda,
Echinodermata dan Chordata. 

BAB III
Penutup

Kesimpulan

1.      Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk


menyederhanakan objek studi dan bermanfaat untuk
memudahkan mempelajari organisme yang beraneka ragam
dan untuk melihat hubungan kekerabatan anatara makhluk
hidup yang satu dengan yang lainnya.
2.      Proses pengklasifikasiaan yaitu dengan cara meneliti, baik
dengan pengenalan, pencirian, mencari persamaan ciri
maupun perbedaan, penamaan, dan pengelompokkan secara
rinci.
3.      Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan
Linnaeus disebut sistem binomial nomenklatur dan bahasa
yang digunakan yaitu bahasa latin. Pemberian nama ini diatur
dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan Tumbuhan
dengan menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial
nomenklatur).
4.      Macam-macam sistem klasifikasi yaitu, sistem dua kingdom,
sistem tiga kingdom, sistem empat kingdom, dan sistem lima
kingdom.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dirdjosoemarto, Soendjojo. 1995. Materi Pokok Penididikan IPA


1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hasan, Akhmad. 2012. Modul Pintar Biologi. Jakarta: Citra
Pustaka.
Kusnadi dan Didik Priyandoko. 2004. Biologi 1 A. Jakarta:
Prianti Darma Kalokatama. 
Kimball, John. 1983. Biologi I Jilid 3. Jakarta: Erlangga. 
Pratiwi, D.A. 2006. Biologi SMA Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi Jilid 1 A. Jakarta: Erlangga

13

Anda mungkin juga menyukai