Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PEMIKIRAN PLATO

NAMA : G I B R A N

N I M : E041181501

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Sejarah politik barat mungkin menyenangkan untuk kita kaji karena dalam kontek politik
yang kita pahami dan kita jalani di negara kita tidak lepas dari pemengaruh dari pemikiran para
ahli dan filusuf negara barat, karena negara barat yang jauh lebih dahulu maju dari negara kita
tentunya. Plato adalah salah satu tokoh politik barat yang berpengaruh di zamannya. Plato
dilahirkan sekitar tahun 428/427 SM di Athena. Dan meninggal di sana pada tahun 347 SM.
Dalam usia 80 tahun. Ayahnya bernama Ariston, keturunan raja Krodus, raja terakhir Athena
yang hidup sekitar abad 1068 SM dan sangat dikagumi rakyatnya dikarenakan kecakapan dan
kebijaksanannya memerintah Athena. Ibunya bernama Periktione, Plato memiliki dua saudara
(Adimantes dan Glaukon) serta satu saudari (Potone). Saat Plato lahir, Athena merupakan sebuah
Kota yang paling berkuasa di Yunani dengan sistem demokrasi. Kekuatan militer dan
maritimnya nomor satu, kultur intelektual dan artistiknya jauh mengatasi polisi-polisi lain di
Yunani.

Nama Plato yang sebenarnya ialah Aristokles. Karena dahi dan bahunya yang amat lebar, ia
memperoleh julukan “Plato” tersebut dari seorang pelatih senamnya. Plato dalam bahasa Yunani
berasal dari kata benda “platos”(“kelebarannya”/”lebarnya”). Julukan yang diberikan oleh
pelatih senamnya itu begitu cepat populer dan menjadi panggilannya sehari-hari, bahkan
kemudian menjadi nama resmi yang diabadikannya lewat seluruh karyanya.
Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecilnya. Selain dari pelajaran umum, ialah
menggambar, melukis, belajar musik, puisi dan senam.
Pada masa anak-anaknya plato mendapat pendidikan dari guru-guru filosofi. pelajaran
filosofi mula-mula diperolehnya dari Kratylos. Kratylos dahulunya adalah murid Herakleitos.
Ketika berumur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran dengan gurunya yang bernama Socrates.
Pelajaran itulah yang memberi kepuasaan baginya. Pengaruh Socrates akan hal ilmu filosofi
makin hari makin mendalam. Ia menjadi murid socrates yang setia. Sampai pada akhir hidupnya
socrates tetap menjadi pujaanya.
Makalah ini mencoba membahas sejumlah pemikiran Plato di bidang politik. Untuk
menyederhanakan dan memudahkan pembahasan, pemikiran Plato yang diulas di sini dibatasi
pada topik-topik tertentu. Pemikiran Plato itu akan dianalisis dengan membandingkannya pada
pemikiran tokoh-tokoh lain, serta coba ditempatkan dalam konteks masa kini.
1.1 Rumusan masalah
Bagaimana mengetehui sejumlah pemikiran Plato.
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan memahami tentang pemikiran Plato tentang Filsafat, idea,
Negara, Etika, dan Manusia.
1.3 Motode Pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan studi pustaka, dengan mengumpulkan kemudian mengolah
buku dan artikel yang yang mengandung pembahasan tentang Plato, mulai dari literatur dan
buku-buku politik barat yang menjadi pembahasan pemikiran Plato.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemikiran Plato Tentang Filsafat
Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan
lama: mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenides).
Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indra dengan pengetahuan yang lewat akal.
Sebagai penyelesaian persoalan yang dihadapi Plato tersebut, ia menerangkan bahwa
manusia itu sesungguhnya berada dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang bersifat
tidak tetap, bermacam-macam dan berubah serta dunia ide yang bersifat tetap, hanya satu
macam, dan tidak berubah. Dunia pengalaman merupakan bayang-bayang dari dunia ide
sedangkan dunia ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu dunia realitas. Dunia inilah
yang menjadi “model” dunia pengalaman. Dengan demikian, dunia yang sesungguhnya atau
dunia realitas itu adalah dunia ide. Plato dengan ajarannya tentang ide, berhasil
menjembatani pertentangan pendapat antara Herakleitos dan Parmenides. Plato
mengemukakan bahwa ajaran dan pemikiran Herakleitos itu benar, tetapi hanya berlaku
pada dunia pengalaman. Sebaliknya, pendapat Parmenides juga benar, tetapi hanya berlaku
pada dunia ide yang hanya dapat dipikirkan oleh akal.
Dibandingkan dengan gurunya Socrates, Plato telah maju selangkah dalam
pemikirannya. Socrates baru sampai pada pemikiran tentang sesuatu yang umum dan
merupakan hakekat suatu realitas, tetapi Plato telah mengembangkannya dengan pemikiran
bahwa hakekat suatu realitas itu bukan “yang umum”, tetapi yang mempunyai kenyataan
yang terpisah dari sesuatu yang berada secara konkret, yaitu ide. Dunia ide inilah yang
hanya dapat dipikirkan dan diketahui oleh akal.
Pemikirannya tentang Tuhan, Plato mengemukakan bahwa terdapat beberapa masalah
bagi manusia yang tidak pantas apabila tidak mengetahuinya. Masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.
b. Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia.
c. Tuhan hanya dapat diketahui dengan cara negative, tidak ada ayat, tidak ada anak, dan
lain-lain.
d. Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak mempunyai peraturan menjadi mempunyai
peraturan.
Sebagai puncak pemikiran filsafat Plato adalah pemikirannya tentang Negara, yang
tertera dalam Polities dan Nomoi. Pemikirannya tentang Negara ini sebagai upaya Plato
untuk memperbaiki keadaan Negara yang dirasakan buruk. Konsepnya tentang Negara di
dalamnya terkait etika dan teorinya tentang Negara. Konsepnya tentang etika sama seperti
Socrates, yaitu bahwa tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well-
being). Akam tetapi, untuk hidup yang baik tidak mungkin dilakukan tanpa di dalam polis
(Negara). Alasannya, karena manusia menurut kodratnya merupakan makhluk sosial dan
kodratnya di dalam polis (Negara). Maka, untuk hidup yang baik, dituntut adanya Negara
yang baik. Sebaliknya, polis (Negara) yang jelek atau buruk tidak mungkin menjadikan para
warganya hidup dengan baik.
2.2 Pemikiran Plato Tentang Idea
Konsep idea Plato sesungguhnya merupakan lanjutan dari gagasan gurunya, Socrates
tentang definisi. Dalam pengertian ini, tentu saja Idea yang digagas Plato bukan bermakna
gagasan atau tanggapan yang berbasis pada pemikiran.
Idea menurut Plato, tidak diciptakan dan tidak tergantung kepada manusia. Idea Plato
bersipat immaterial, bersipat abadi dan tidak berubah.  Idea menurut Plato sudah ada bahkan
sebelum manusia diciptakan. Ia berdiri sendiri dan terlepas dari manusia yang fisik.
Menurut Plato, dunia Inderawi [termasuk tubuh manusia] adalah refleksi dari realitas
Idea. Karena itu, tidak heran jika dunia inderawi selalu bersipat fana’ karena ia dapat rusak.
Atau bahkan mati. Dunia Idea menurut Plato bukan dunia inderawi. Karena ia bukan dunia
inderawi, maka, ia hanya dapat terbuka untuk didekati melalui rasio manusia.
Dunia Idea tidak akan mati. Karena ia tidak dapat mati, maka, ia tidak suka berubah. Ia
selalu tetap dan abadi dalam kediriannya sebagai Idea. Plato lalu membentuk rumus
kebajikan dan kebenaran. Nilai substantif dari apa yang disebut dengan kebajikan dan
kebenaran selalu bersipat tetap. Mengapa? Karena Kebajikan dan Kebenaran adalah bagian
[bukan refleksi] dari Idea. Prof. Cecep Sumarna
2.3 Pemikiran Plato Tentang Negara
Menurut Plato , negara ideal menganut prinsip mementingkan kebajikan. Kebajikan
menurut Plato adalah pengetahuan. Mereka yang berhak menjadi penguasa hanyalah mereka
yang mengerti sepenuhnya prinsip kebijakan . Plato menyebut negarawan yang pantas untuk
memimpin negara adalah seorang     filsuf. Dengan memiliki ilmu pengetahuan , seorang
negarawan akan mengetahui bagaimana oenyakit dalam masyarakat dan memiliki
kemampuan untuk membentuk negara yang baik untuk anggota masyarakat.Negara ideal
menurut Plato juga di dasarkan pada larangan atas kepemilikan pribadi seperti harta,uang
keluarga,anak dan istri, yang di sebut “nihilism social” oleh Robert Nisbet. Nihilisme social
menurut Plato mengindarkan negara dari pengaruh erosis dan deduktif yang pada akhirnya
menciptakan disintegrasi negara kota.
Dengan adanya kepemilikan pribadi di anggap bahwa akan menimbulkan adanya
kesenjangan social dan kecemburuan dan menjadikan seseorang memiliki harta pribadi yang
tak terbatas, sehingga menyebabkan terjadinya kopetisi yang kurang sehat.Menurut Plato
individualisme yang merusak masyarakat Athena karena manusia menjadi
individualistis,dan hanya mementingkan kebutuhannya sendiri dan mengabaikan
kepentingan orang lain. Manusia pun menjadi manusia yang egois dan tidak memiliki sifat
altruis. Plato dianggap anti-demokrasi hal ini tidak dapat dipisahkan dari konteks sosio-
historis kehancuran negara Athena. Anti demokrasi Plato merupakan ungkapan rasa kecewa
atas hancurnya negara Athena yang begitu ia puja akibat demokrasi. Adapun bentuk-bentuk
pemerintahan menurut plato :
a. Aristokrasi (The rule of the best)
Pemerintahan yang terbaik dan ideal karena dipimpin oleh orang yang terbaik.
b. Timokrasi (The rule of honor)
Bentuk kemerosotan aristokrasi karena aristocrat muda lebih mementingkan kepentingan
pribadi, berorientasi pada kemashuran, kehormatan bukan pada kebijasanaan.
c. Oligarki
Kemerosotan tomokrasi sebab demi meraih kehormatan dia berlombva memperoleh
kekayaan diantara mereka untuk menunjang kepentingannya. Akibatnya rakyat menjadi
pecinta uang dan pemuja kekayaan.
d. Demokrasi
Kemerosotan dari oligarki ketika rakyat menyadari situasi semakin buruk, orang miskin
bertambah banyak, mereka mau merebut kekuasaan dan membunuh orang kaya dan
dibentuklah pemerintahan yang di pilih rakyat.
e. Tirani
Keerosotan demokrasi,rakyat semakin mengejar akan kebebasansehingga setiap orang
ingin mengatur hidupnya sendiri dan berbuat sesuka hatinya.Sehingga memerlukan
pemimpin yang kuat sehingga di angkat seorang untuk menjadi pelindung ,karena
kewenangan yang besar maka menjadi sewenabg-wenang.
2.4 Pemikiran Plato Tentang Etika
Etika Plato bersifat intelektual dan rasional, dasar ajarannya ialah mencapai budi
baik. Tujuan hidup manusia adalah memperoleh kesenangan hidup dan kesenangan
hidupnya diperoleh dengan pengetahuan. Menurut Plato, ada dua macam budi. Budi
Filosofis dan budi biasa. Sasaran budi filosofis adalah dunia gaib, sedangkan sasaran budi
biasa adalah keperluan materil untuk hidup di dunia ini. Menurut Plato, jiwa murni sangat
rindu kepada dunia asalnya, dunia gaib. Dunia inilah yang hendak dicapai. Plato menyadari
bahwa untuk mencapai dunia asalnya, manusia akan banyak menghadapi rintangan dan
hambatan.
Materi merupakan penghalang terbesar, dan meskipun ia dapat disingkirkan, namun
penghalang itu tidak dapat dihilangkan seluruhnya, karena wujud manusia sangat terbatas.
Dengan kemampuan intelektual yang dimilikinya, manusia begitu, manusia dapat mengatasi
hambatan yang terdapat pada diri sendiri, namun tugas ini sangat berat. Manusia harus
berjuang membebaskan fakultas rasionalnya dari pengaruh jasad yang bertentangan antara
baik dan buruk. Dari sinilah, menurut  Plato, munculnya teori etika.
Menurut Plato, baik ialah adanya keselarasan antara wujud sesuatu dengan tujuan
diciptakannya. Manusia yang baik ialah yang mampu menyelaraskan kekuatan-kekuatan
yang ada pada dirinya. Pada diri manusia terdapat unsur yang berbeda-beda, dan manusia
pada umumnya terjatuh pada pengaruh unsur negatif. Tugas manusia adalah membersihkan
pengaruh negatif yang  ada dalam dirinya. Perbedaan hakiki antara manusia dan hewan
terletak pada kapasitas untuk apa ia diciptakan. Plato memiliki empat konsep kebaikan
utama yang dapat diterapkan, baik sebagai individu maupun masyarakat. Keempat  kebaikan
itu ditentukan oleh tiga daya alami yang dimiliki manusia, yaitu rasional (rational), emosi 
(the spirited of emotional), dan hawa nafsu (appetitive)
2.5 Pemikiran plato tentang manusia
Tentang Manusia Menurut Plato ada dua hal yang utama dalam manusia yaitu
jiwa dan tubuh, keduanya merupakan kenyataan yang harus dibedakan dan dipisahkan.
Jiwa berada sendiri. Jiwa adalah sesuatu yang dikodrati, yang berasal dari dunia ide dan
oleh karenanya bersifat kekal, tidak dapat mati (Hadiwijono, 43:2005). Tidak seperti
Socrates yang menganggap bahwa jiwa merupakan satu asas tunggal, Plato memiliki
pendapat bahwa jiwa memiliki tiga bagian yaitu: rasional yang dihubungkan dengan
kebijaksanaan yang dapat mengendalikan kepada rasa yang lebih rendah seperti nafsu,
kehendak yang dihubungkan dengan kegagahan, dan keinginan yang dihubungkan
dengan nafsu (Delfgaauw, 25:1992).
Plato percaya bahwa jiwa itu dipenjarakan di dalam tubuh, oleh karena itu jiwa
harus dilepaskan dengan cara berusaha mendapatkan pengetahuan untuk melihat ide-ide.
Plato juga percaya bahwa ada pra-eksistensi jiwa dan jiwa itu tidak dapat mati. Dalam
tubuh jiwa terbelenggu dan untuk melepas jiwa dari tubuh hanya sedikit orang yang
berhasil (mencapai pengetahuan dan mengalami ide-ide). Sikap yang selalu terpikat pada
ke-tubuh-an kongkrit inilah yang membuat sulit.
Ada sebuah mitos yang diuraikan oleh Plato sehingga dapat mudah memahami
maksud Plato tentang jiwa dan tubuh. Manusia dilukiskan sebagai orang-orang tawanan
yang berderet-deret dibelenggu di tengah-tengah sebuah gua, dengan muka mereka
dihadapkan ke dinding gua, dan tubuh mereka membelakangi lubang masuk gua. Sementara
di luar gua ada api unggun yang sinarnya sampai ke dalam gua dan di luar itu pula ada
banyak orang yang lewat. Secara otomatis cahaya api unggun tadi membuat bayangan orang
pada dinding gua, tentu saja para tawanan tadi melihat bayangan tadi.
Para tawanan itu pun selama hidupnya hanya melihat bayangan, dan mereka
menganggap bahwa itulah kenyataan hidup. Pada suatu hari seorang tawanan dilepaskan dan
dibolehkan untuk melihat ke belakang ke luar gua. Akhirnya seorang tawanan itu tahu
bahwa yang selama ini dilihat adalah bayangan belaka. Tawanan itu pun menyadari bahwa
kenyataan yang baru saja dilihat ternyata jauh lebih indah dari pada bayangan. Lalu tawanan
yang telah memiliki pengalaman dan menyadari bahwa kenyataan di luar lebih indah itu
menceritakan kepada para tawanan lain. Tetapi reaksi mereka di luar dugaan, mereka tidak
percaya dan membunuh tawanan yang bercerita.
Begitu sulitnya untuk lepas dari belenggu tubuh, oleh karena itu paling tidak menurut
Plato, orang harus berusaha untuk memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang
kenyataan dan ide-ide. Hal ini juga berarti Plato tidak menyuruh untuk lari dari dunia, tetapi
hal yang sempurna tidak akan ada didapatkan di dunia ini. Oleh karenanya usaha untuk
memperoleh hal yang terbaik di dunia manusia harus mendapat pendidikan. Pendidikan
bukan hanya persoalan akal semata, tetapi juga memberi bimbingan kepada
perasaanperasaan yang lebih tinggi, supaya mengarahkan diri pada akal demi mengatur
nafsu-nafsu. Plato juga menentang pandangan yang mepersamakan pengetahuan dengan
perseps. Dia mengawalinya dengan menyatakan bahwa kita mempunyai persepsi melalui
mata dan telinga, bukan dengan mata dan telinga, dan ia juga melanjutkan peryataannya
bahwa sejumlah pengetahuan kita tidak ada kaitannya dengan organ inderawi
BAB III
KESIMPULAN
Plato lahir pada tahun 427/428 SM di Athena. Plato merupakan murid kesayangan
Socrates. Beliau dikenal sebagai bapak filsafat Barat, karena Beliaulah orang yang pertama kali
membukukan pemikiran-pemikiran filsafat. Diantaranya: Phaidon, Symposion, Politeria,
Phaidros, Republica Dll.
Diantara semua gagasan plato ada tiga gagasan yang paling terkenal yakni: Ajaran
tentang ide, yang meliputi gagasannya tentang dualisme. Ajaran tentang Jiwa yang meliputi
pembagian jiwa yakni Akal ( Meliputi sifat kebijaksanaan), kehendak (yang meliputi sifat
keberanian), nafsu (yang meliputi sifat kesopanan). Ajaran tentang negara yakni yang mencakup
tiga golongan. Yag pertama, Pemimpin (filosof), yang kedua yaitu pelengkap atau pembantu
( yang meliputi para prajurit yang bertugas untuk mengamankan negara. Yang ke tiga yaitu
golongan pekerja ( yang meliputi rakyat biasa petani yang bertugas membantu jalannya Ekonomi
Negara.
DAFTAR PUSTAKA

 K. Bertens “sejarah filsafat Yunani”, Yogyakarta: KANISIUS,1999

Hendrik jan papar. Pengantar Filsafat, Yoyakarta: KANISIUS, 1996

Russell Bertrand. Sejarah filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002

Achmadi Asmoro. Filsafat umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2003

Hadiwijono Harun “sari sejarah filsafat barat” Yogyakarta, KANISIUS,1980

Anda mungkin juga menyukai