Anda di halaman 1dari 6

STUDI KOORDINASI FUSE DAN RECLOSER PADA

JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG


DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS:
PENYULANG PM. 6 GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR)

Riko Jogi Petrus Pasaribu(1) , Riswan Dinzi (2)


Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: rikojogi@yahoo.co.id

Abstrak

Penggunaan Distributed Generation pada jaringan distribusi dapat mengganggu koordinasi fuse dan recloser
dikarenakan arus gangguan tidak hanya disuplai oleh gardu induk tetapi juga disuplai oleh Distributed Generation.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan terhadap keandalan koordinasi fuse dan recloser pada jaringan distribusi
yang terhubung dengan Distributed Generation dimana penelitian tersebut menjelaskan bahwa terjadi perubahan
kinerja dari koordinasi kedua perangkat tersebut sehingga keandalan sistem pengaman dalam mengamankan
jaringan distribusi menjadi sangat buruk. Pada penelitian ini, penulis melakukan studi koordinasi fuse dan recloser
pada jaringan distribusi 20 KV penyulang PM.6 GI Pematangsiantar yang terhubung dengan PLTM Silau 2 dan
PLT mH T onduhan untuk memperoleh sistem proteksi yang benar menggunakan program komputer dan prosedur–
prosedur tertentu. Dari hasil studi diperoleh bahwa terjadi perubahan setelan recloser – recloser eksisting dan
rating fuse yang berkoordinasi dengan recloser. Semua recloser – recloser eksisting (recloser 1, recloser 2, dan
recloser 3) dan recloser yang akan ditambah pada jaringan (recloser 4) menggunakan Kurva TCC1 Kyle 102 dan
Kurva TCC2 IEC INV. Setelan arus fasa dan tanah recloser 1 dan 2 adalah 15 A dan 7 A, recloser 3 adalah 76 A
dan 38 A, serta recloser 4 adalah 134 A dan 67 A dimana kurva T CC2 recloser 1, 3 dan 4 dikali dengan faktor
pengali sebesar 25 sedangkan recloser 2 dikali dengan faktor pengali sebesar 3. Rating fuse yang berkoordinasi
recloser 1, 2, 3, dan 4 adalah sebesar 50T dan 80T; 40T; 40T, 65T dan 80T; 40T dan 65T.
Kata Kunci: distributed generation, koordinasi fuse dan recloser, arus gangguan

1. Pendahuluan mengamankan jaringan distribusi saat terjadi


Jaringan distribusi radial didesain unt uk gangguan. Suatu penelitian mengenai studi
aliran daya yang undirectional. Art inya daya keandalan koordinasi fuse dan recloser pada
dikirim dari gardu induk distribusi menuju jaringan distribusi yang terhubung dengan
beban yang banyak melalui penyulang Distributed Generation menjelaskan bahwa
distribusi, konfigurasi ini menyebabkan terjadi perubahan kinerja dari koordinasi
jaringan distribusi radial hanya memerlukan kedua perangkat t ersebut sehingga keandalan
satu perangkat pemutus gangguan unt uk sistem pengaman dalam mengamankan
mengisolasi gangguan [1]. Perangkat – jaringan distribusi menjadi sangat buruk.
perangkat pemutus gangguan arus lebih ant ara
lain circuit breaker, recloser, dan fuse. 2. S tudi Pustaka
T erhubungnya Distributed Generation 2.1. Distributed Generation
(DG) pada jaringan distribusi tidak hanya Distributed Generation adalah sebuah
mengubah aliran daya pada jaringan distribusi pembangkit tenaga listrik yang berkapasitas
tetapi juga dapat mengubah besar arus kecil dengan tujuan menyediakan sebuah
gangguan saat t erjadi gangguan pada jaringan sumber daya aktif yang terhubung langsung
distribusi tersebut. Kehadiran DG mengubah dengan jaringan distribusi atau pada sisi
kont ribusi arus gangguan dari gardu induk pelanggan dimana teknologi pembangkit an
distribusi sehingga mengganggu kinerja dari energi listrik dan terhubungnya DG dengan
perangkat pemutus gangguan [2]. beban secara signifikan berbeda dengan
T erganggunya kinerja perangkat pemutus teknologi yang dimiliki dari pembangkit tenaga
gangguan dapat merusak koordinasi antara listrik t erpusat.
perangkat pengaman pemutus gangguan dalam

– 47 – copyright@ DTE FT USU


Jurnal Singuda Ensikom Vol.14 VOL.14 NO.39/FEBRUARI 2016

2.2. Fuse 2.5. Pengaruh Interkoneksi Distributed


Fuse adalah suatu perangkat proteksi arus Generation t erhadap Koordinasi Fuse dan
lebih yang memiliki rangkaian pembuka Recloser pada Jaringan Distribusi
berdifusi, dimana rangkaian tersebut akan Kontribusi arus dari DG terhadap titik
membuka bila dilalui oleh panas dari arus lebih gangguan dapat merusak koordinasi antara fuse
yang diakibatkan oleh kondisi hubung singkat dan recloser dalam melindungi jaringan
atau beban lebih. distribusi sehingga dapat mempengaruhi
selekt ifit as dari koordinasi fuse dan recloser
2.3. Recloser dalam mengamankan jaringan distribusi seperti
Recloser adalah suatu perangkat pengaman yang digambarkan oleh Gambar 2, dimana
arus lebih yang secara ot omatis trip dan terjadi perubahan kurva kinerja koordinasi fuse
menutup balik dalam beberapa waktu t ert entu dan recloser yang diambil dari kasus yang sama
saat t erjadi gangguan sementara atau gangguan dari Gambar 1.
tetap.

2.4. Koordinasi Fuse dan Recloser


Recloser memiliki operasi pemutusan
unt uk gangguan sementara dan gangguan tetap
sedangkan fuse bekerja hanya bila mengalir
arus lebih yang melebihi rat ing dari fuse
tersebut, oleh karena operasi – operasi
pemutusan yang berbeda antara fuse dan
recloser tersebut maka dilakukan suatu
koordinasi dimana saat terjadi gangguan
sementara, recloser bekerja unt uk melakukan
pemutusan. Saat terjadi gangguan tetap pada
jaringan, operasi pemutusan segera recloser Gambar 2 Kurva Arus dan Waktu Koordinasi Fuse
dan Recloser Saat Jaringan Distribusi T erhubung
bekerja terlebih dahulu. Setelah operasi dengan Distributed Generation
pemutusan segera bekerja (kondisi recloser
menutup kembali rangkaian), arus gangguan Gambar 2 menunjukkan bahwa, saat
tetap mengalir, maka fuse harus bekerja unt uk Distributed Generation dihubungkan pada
memutuskan rangkaian. Gambar 1 jaringan distribusi maka kurva arus dan waktu
menunjukkan sebuah cont oh kurva kinerja dari dari koordinasi fuse dan recloser berubah
koordinasi fuse dan recloser. dimana besar dari If min dan If max juga berubah
melewati batas (margin) koordinasi fuse dan
recloser yang sudah terlebih dahulu ditetapkan.

3. Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di jaringan
distribusi 20 KV penyulang P M6 Gardu Induk.
Pematangsiant ar yang terhubung dengan
PLT M Silau 2 yang berkapasistas 2 x 4,5 MW
dan P LT mH T onduhan yang berkapasitas 2 x
200 KW. Studi koordinasi fuse dan recloser
dilakukan menggunakan prosedur – prosedur
tert entu dan didasarkan pada standar PT . PLN
Gambar 1 Kurva Arus dan Waktu dari Koordinasi lalu dilakukan simulasi menggunakan program
Fuse dengan Recloser
komputer.
Jarak antar If min dengan If max merupakan
rentang koordinasi fuse dan recloser terjadi.
Dimana If min adalah besar arus gangguan
minimum yang terjadi dan If max adalah besar
arus gangguan maksimum yang terjadi pada
saluran distribusi.

– 48 – copyright@ DTE FT USU


Jurnal Singuda Ensikom Vol.14 VOL.14 NO.39/FEBRUARI 2016

A
Mulai

Menjalankan
simulasi pada
Me mbua t One Line Diagra m operasi Star
Protecti ve
Coordination

Ma sukkan da ta :
Power Grid (Nomin al KV, MVAsc , X/
R)
Generator (Nominal MW , Nominal KV, Sistem Jaringan
Distri busi 20 KV ta npa
E ksitasi, Governor, Impe da nsi)
DG?
Bus (Nomin al KV, Nomin al Ampe re) T id ak
T ra nsfor mator (Nominal KVA, Nomin al
KV, Z , X/ R) Ya
Kabel (Impe dansi, Pa njang)
Transmisi (Impe da nsi, Panjang )
L umpe d Load (Ra ting KVA, Nominal
KV)
Stat ic Load (Ra ting KVA, Nominal KV) Out of Service Den gan PLTM Aek Tidak
PLT M Aek Silau 2 Han ya De ngan PLTM
dan PL TmH Si lau 2 dan PL TmH Aek S ilau 2?
Tonduhan Tonduhan?
T id ak
L akukan koordinasi
de ngan melaku ka n Ya Ya
pe milihan setelan
recloser dan ra ting fuse
sesuai denga n prosedur In Service PL TM
yang digunakan dan In Service PL TM
Aek Silau 2 dan
sta ndar PT. PLN PLT mH Tonduhan Aek Sil au 2
(Perser o)

I n Ser vice PLTmH


Ma sukkan da ta : T onduhan
Fuse (Arus Pengenal)
Rec loser (Setela n Arus
Fa sa dan T ana h,
Se telan Wa ktu,
Pe milihan Kurva TCC1
dan Kurva TCC2) Ouput
S imu lasi

A Selesai

Gambar 3 Diagram Alir Penelitian

3.1. Pengumpulan Dat a ditambah oleh PT . P LN (Persero) dan 74 fuse


Pengambilan data penyaluran jaringan pengaman cabang. Pada penyulang PM6,
distribusi 20 kV dan data PLT mH T onduhan recloser 1 berkoordinasi dengan 3 fuse,
dilakukan di P.T PLN (P ersero), sedangkan recloser 2 berkoordinasi dengan 6 fuse,
PLT M Aek Silau 2 di PT . Bersaudara recloser 3 berkoordinasi dengan 12 fuse dan
Simalungun Energi. recloser 4 berkoordinasi dengan 29 fuse.
Langkah – langkah penyetelan recloserdan
3.2. Analisis Dat a pemilihan rat ing fuse harus dilakukan
Dilakukan perhitungan besar gangguan sedemikian rupa sehingga dicapai sebuah
arus lebih pada bus – bus saat t erjadi gangguan koordinasi fuse dan recloser yang baik unt uk
arus lebih di sepanjang jaringan distribusi yang mengamankan jaringan distribusi. Berikut
terhubung dengan DG dan tidak terhubung adalah langkah – langkah yang harus dilakukan:
dengan DG menggunakan program komputer. 1. Menentukan besar arus gangguan
Hasil dari perhitungan ini digunakan dalam minimum dan gangguan maksimum yang
pemilihan setelan recloser dan rat ing fuse yang terjadi pada daerah yang dilindungi oleh
berkoordinasi di sepanjang jaringan distribusi. koordinasi fuse dan recloser
2. Pemilihan setelan arus fasa secara tipikal
3.3. Simulasi Koordinasi Fuse dan Recloser adalah 200 – 250 % dari besar arus beban
Menggunakan Program Komputer maksimum yang mengalir melalui recloser,
Hasil dari studi koordinasi fuse dan sedangkan unt uk pemilihan setelan arus
recloser disimulasikan menggunakan program tanah secara tipikal adalah sama dengan
komputer, diagram alirnya dapat ditampilkan besar arus beban maksimum yang mengalir
pada Gambar 3. melalui recloser.
3. Pemilihan Kurva T CC1 recloser sebagai
4. Hasil dan Pembahasan operasi pemutusan segera (instantaneous)
Penyulang PM6 memiliki 3 recloser 4. Pemilihan rating fuse
eksisting (recloser 1, recloser 2, recloser 3) 5. Pemilihan Kurva T CC2 recloser sebagai
sert a 1 recloser (recloser 4) yang akan operasi pemutusan tunda (delay)

– 49 – copyright@ DTE FT USU


Jurnal Singuda Ensikom Vol.14 VOL.14 NO.39/FEBRUARI 2016

4.1. Studi Koordinasi Fuse dan Recloser Pada


Daerah yang Dilindungi Oleh Recloser 1
Berikut langkah – langkah membuat
koordinasi fuse dan recloser pada daerah yang
dilindungi oleh Recloser 1:
1. Gangguan 3 fasa pada Bus 143 saat
jaringan distribusi terhubung dengan
PLT mH T onduhan dan PLT M Silau 2
merupakan gangguan maksimum yang
terjadi dengan arus gangguan sebesar 1405
A sedangkan gangguan 1 fasa ke tanah pada
Bus 156 saat jaringan distribusi tidak
terhubung dengan DG merupakan arus
Gambar 4 Kurva arus – waktu studi koordinasi fuse
gangguan minimum yang terjadi dengan dan recloser pada daerah yang dilindungi oleh
arus gangguan sebesar 219 A. recloser 1
2. Arus beban maksimum yang melewati
recloser 1 adalah sebesar 7.5 A, maka 4.2. Studi Koordinasi Fuse dan Recloser Pada
setelan arus fasa dan t anah dari recloser 1 Daerah yang Dilindungi Oleh Recloser 2
adalah 15 A dan 7 A Berikut langkah – langkah membuat
3. Kurva T CC1 yang dipilih adalah Kurva koordinasi fuse dan recloser pada daerah yang
Kyle 102. Supaya gangguan tanah dilindungi oleh Recloser 2:
diamankan oleh elemen prot eksi arus tanah 1. Gangguan 3 fasa pada Bus 577 saat
dari recloser 1, maka kurva T CC1 dari jaringan distribusi terhubung dengan
setelan arus tanah dikali dengan faktor PLT mH T onduhan dan PLT M Silau 2
pengali sebesar 0,1. merupakan gangguan maksimum yang
4. Pada daerah yang yang dilindungi oleh terjadi dengan arus gangguan sebesar 1180
recloser 1 digunakan fuse tipe T dengan A sedangkan gangguan 1 fasa ke tanah pada
arus pengenal 50 A untuk fuse 12 dan fuse Bus 627 saat jaringan distribusi tidak
13. Fuse 10 dipilih dengan arus pengenal terhubung dengan DG merupakan arus
80 A dikarenakan fuse 10 berkoordinasi gangguan minimum yang terjadi dengan
dengan 1 fuse unt uk setiap koordinasi arus gangguan sebesar 190 A.
dengan fuse lain. 2. Arus beban maksimum yang melewati
5. Kurva T CC2 yang dipilih adalah Kurva recloser 2 adalah sebesar 7.7 A, maka
IEC INV. Pada recloser 1 dilakukan setelan arus fasa dan tanah dari recloser 2
perkalian dengan faktor pengali sebesar 25 adalah 15 A dan 7 A
pada kurva T CC2 dan setelan waktu pada 3. Kurva T CC1 yang dipilih adalah Kurva
selang waktu penutupan recloser 1 dari Kyle 102. Supaya gangguan tanah
operasi pert ama T CC1 menuju operasi diamankan oleh elemen prot eksi arus tanah
kedua T CC2 sebesar 54 detik. Kurva dari recloser 2, maka kurva T CC1 dari
karakteristik arus dan waktu dari koordinasi setelan arus tanah dikali dengan faktor
fuse dan recloser pada daerah yang pengali sebesar 0,1.
dilindungi Recloser 1 ditunjukkan pada 4. Pada daerah yang yang dilindungi oleh
Gambar 4. recloser 2 digunakan fuse tipe T dengan
arus pengenal 40 A unt uk semua fuse yang
berkoordinasi dengan recloser 2.
5. Kurva T CC2 yang dipilih adalah Kurva
IEC INV. Pada recloser 2 dilakukan
perkalian dengan faktor pengali sebesar 3
pada kurva T CC2. Kurva karakteristik arus
dan waktu dari koordinasi fuse dan recloser
pada daerah yang dilindungi Recloser 2
ditunjukkan pada Gambar 5.

– 50 – copyright@ DTE FT USU


Jurnal Singuda Ensikom Vol.14 VOL.14 NO.39/FEBRUARI 2016

perkalian dengan faktor pengali sebesar 25


pada kurva T CC2 dan setelan waktu pada
selang waktu penutupan recloser 3 dari
operasi pert ama T CC1 menuju operasi
kedua T CC2 sebesar 270 detik. Kurva
karakteristik arus dan waktu dari koordinasi
fuse dan recloser pada daerah yang
dilindungi Recloser 3 ditunjukkan pada
Gambar 6.

Gambar 5 Kurva arus – waktu studi koordinasi


fuse dan recloser pada daerah yang dilindungi
oleh recloser 2

4.3. Studi Koordinasi Fuse dan Recloser Pada


Daerah yang Dilindungi Oleh Recloser 3
Berikut langkah – langkah membuat
koordinasi fuse dan recloser pada daerah yang
dilindungi oleh Recloser 3 :
1. Gangguan 3 fasa pada Bus 724 saat Gambar 6 Kurva arus – waktu studi koordinasi
jaringan distribusi terhubung dengan fuse dan recloser pada daerah yang dilindungi
PLT mH T onduhan dan PLT M Silau 2 oleh recloser 3
merupakan gangguan maksimum yang
terjadi dengan arus gangguan sebesar 1246 4.4. Studi Koordinasi Fuse dan Recloser Pada
A sedangkan gangguan 1 fasa ke tanah pada Daerah yang Dilindungi Oleh Recloser 4
Bus 860 saat jaringan distribusi tidak Berikut langkah – langkah membuat
terhubung dengan DG merupakan arus koordinasi fuse dan recloser pada daerah yang
gangguan minimum yang terjadi dengan dilindungi oleh Recloser 4:
arus gangguan sebesar 143 A. 1. Gangguan 3 fasa pada Bus 240 saat
2. Arus beban maksimum yang melewati jaringan distribusi terhubung dengan
recloser 3 adalah sebesar 38,2 A, maka PLT mH T onduhan dan PLT M Silau 2
setelan arus fasa dan t anah dari recloser 3 merupakan gangguan maksimum yang
adalah 76 A dan 38 A terjadi dengan arus gangguan sebesar 1298
3. Kurva T CC1 yang dipilih adalah Kurva A sedangkan gangguan 1 fasa ke tanah pada
Kyle 102. Supaya gangguan tanah Bus 509 saat jaringan distribusi tidak
diamankan oleh elemen prot eksi arus tanah terhubung dengan DG merupakan arus
dari recloser 3, maka kurva T CC1 dari gangguan minimum yang terjadi dengan
setelan arus tanah dikali dengan faktor arus gangguan sebesar 157 A.
pengali sebesar 0,1. 2. Arus beban maksimum yang melewati
4. Pada daerah yang dilindungi oleh recloser recloser 4 adalah sebesar 67,3 A, maka
3 digunakan fuse tipe T dengan arus setelan arus fasa dan tanah dari recloser 4
pengenal 40 A untuk fuse 64, fuse 65, fuse adalah 134 A dan 67 A
67, fuse 70, fuse 71, fuse 73, fuse 74, dan 3. Kurva T CC1 yang dipilih adalah Kurva
fuse 75. Fuse 69 dan fuse 72 dipilih dengan Kyle 102. Supaya gangguan tanah
arus pengenal 65 A dikarenakan masing - diamankan oleh elemen prot eksi arus tanah
masing fuse tersebut berkoordinasi 1 fuse dari recloser 4, maka kurva T CC1 dari
unt uk setiap koordinasinya. Fuse 68 dipilih setelan arus tanah dikali dengan faktor
dengan arus pengenal 80 A dikarenakan pengali sebesar 0,1.
fuse 68 pada setiap koordinasi, 6. Pada daerah yang yang dilindungi oleh
berkoordinasi dengan 2 fuse. recloser 4 digunakan fuse tipe T dengan
5. Kurva T CC2 yang dipilih adalah Kurva arus pengenal 40 A adalah fuse 28, fuse 29,
IEC INV. Pada recloser 3 dilakukan fuse 30, fuse 31, fuse 32, fuse 33, fuse 34,

– 51 – copyright@ DTE FT USU


Jurnal Singuda Ensikom Vol.14 VOL.14 NO.39/FEBRUARI 2016

fuse 35, fuse 36, fuse 38, fuse 39, fuse 41, berkoordinasi sehingga dapat dicapai
fuse 42, fuse 43, fuse 44, fuse 45, fuse 46, koordinasi fuse dan recloser yang baik.
fuse 48, fuse 49, fuse 50, fuse 52, fuse 53, 2. Perubahan dilakukan terhadap seluruh
fuse 54, fuse 55, fuse 56, dan fuse 57. Fuse setelan recloser dan rat ing fuse yang saling
40, fuse 47, dan fuse 51 dipilih dengan arus berkoordinasi pada jaringan distribusi
pengenal 65 A dikarenakan masing - penyulang PM6 Gardu Induk
masing fuse tersebut berkoordinasi 1 fuse. Pematangsiant ar. T abel Perbandingan
Kurva karakteristik arus dan waktu dari setelan dari setiap recloser hasil studi
koordinasi fuse dan recloser pada daerah koordinasi dengan setelan eksisting pada
yang dilindungi Recloser 4 ditunjukkan bus – bus uji dapat dilihat pada Lampiran
pada Gambar 7. H, L, dan P. T abel Perbandingan rat ing dari
fuse hasil studi koordinasi dengan rat ing
fuse eksisting dapat dilihat pada Lampiran
F, J, N, dan R.
3. Pada studi koordinasi fuse dan recloser
penyulang PM6 Gardu induk
Pematangsiant ar, studi harus
mempert imbangkan koordinasi antar fuse,
dikarenakan t erdapat beberapa koordinasi
antar fuse di dalam daerah prot eksi
koordinasi fuse dan recloser.

6. Daftar Pustaka
[1] Santoso, S., Short , T . A, “Ident ification
Gambar 7 Kurva arus – waktu studi koordinasi of Fuse and Recloser Operations in A
fuse dan recloser pada daerah yang dilindungi Radial Distribution Syst ems”, IEEE
oleh recloser 4 Trans on Power Delivery, vol. 22, No.
4, pp. 2370-2377. 2007
4. Kurva TCC2 yang dipilih adalah Kurva
[2] Gaonkar, D. N., “ Distributed
IEC INV. Pada recloser 4 dilakukan
Generation”, In-tech, Vukovar, 2010.
perkalian dengan faktor pengali sebesar
25 pada kurva T CC2 dan setelan waktu
pada selang waktu penutupan recloser
4 dari operasi pert ama T CC1 menuju
operasi kedua T CC2 sebesar 134 detik.

5. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang dilakukan,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada penyulang PM6 Gardu Induk
Pematangsiant ar saat kondisi jaringan
distribusi terhubung PLT mH T onduhan,
koordinasi fuse dan recloser eksisting tidak
rusak dikarenakan kont ribusi arus
gangguan dari PLT mH yang kecil pada titik
gangguan. Berbeda pada kondisi jaringan
distribusi terhubung dengan PLT M Silau 2
sert a pada kondisi jaringan distribusi
terhubung P LT mH T onduhan dan PLT M
Silau 2, koordinasi fuse dan recloser
menjadi rusak diakibatkan kont ribusi arus
gangguan dari PLT M Silau 2 yang besar
pada t itik gangguan. Oleh karena it u perlu
dilakukan perubahan terhadap setelan
recloser dan rat ing fuse yang saling

– 52 – copyright@ DTE FT USU

Anda mungkin juga menyukai