Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GIZI DAUR DALAM KEHIDUPAN

”Gizi pada Balita”

Oleh

NAMA : SURANTI

NIM : Q1A1 17 259

KELAS : GP 017

KOSENTRASI GIZI PANGAN

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi ( Deswari Idrus dan Gatot kunanto 1990).
Gizi baliita yang tercukupi dengan baik akan kebutuhan gizi bagi
kesehatannya tubuhnya. Biasanya terlihat lebih aktif, cerdas dan ceria. Ia terlihat
begitu periang dan pandai bersosialisasi dengan lingkunga sekitar . ini
dikarenakan gizi merupakan salah satu faktor yang cukup penting bagi proses
kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan balita. Akan menjadi hal ytang cukup
menyenangkan tentu, jika orang tua memiliki balita yang sehat dari segi fisik dan
psikisnya.
Kesehatan serta pertumbuhan fisik balita cukup erat kaitannya dengan
makanan yang dikonsumsi. Jika seorang balita sering diberi asupan makanan yang
mengandung zat-zat yang tidak baik, seperti jenis makanan yyang mengandung
bahan pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan, pelezat makanan dan yang
sejenisnya, maka bisa dipastikan hal itu akan langsung terlihat efeknya agi
kesehatan tubuh balita. Maka, pemberian makanan dengan pemenuhan gizi yang
memadai adalah cara yang tepat untuk menjaga kesehatan serta tumuh kembang
balita. Jadi, perhatikan dengan baik pola makan untuk balita.

1.2. Rumusan Masalah


1. Menjelaskan pengertian Balita
2. Menjelaskan masalah gizi anak balita
- KEP
- Obesitas
- GAKI
- BB kurang
- Anemia defisiensi besi
3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi asupan makan balita
4. Menjelaskan kebutuhan energi dan zat gizi balita
5. Menjelaskan Prinsip pemberian makan balita
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Balita

Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah lima tahun.


Kelompok anak ini menjadi istimewa karena menuntut curahan perhatian yang
intensif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Lima tahun
pertama dari kehidupan seorang manusia adalah fondasi bagi seluruh kehidupan di
dunia. Sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik, psikis, maupun
intelegensianya berawal dari balita yang sehat. Balita adalah anak usia dibawah
lima tahun yang berumur 0-4 tahun 11 bulan.
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya
anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan
masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah
makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan
lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai faktor dimensi yang sangat
kompleks. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu konsumsi
makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan,
makanan, dan tersedianya bahan makanan.
Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari
ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional imbalance),
yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di samping kesalahan dalam
memilih bahan makanan untuk disantap.

2. Masalah gizi pada anak balita


a.       Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
1)      Makanan yang tersedia kurang mengandung energy
2)      Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan.
3)      Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan
dalam usus terganggu
4)      Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak
diimbangi dengan asupan yang memadai.
Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
balita terganggu. Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak
kurus kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak
sebanding dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun
( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka
akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi
badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.
Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat
dibedakan menjadi tiga bentuk.
1)      Marasmus
Kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang tua.
Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.
2)      Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel
dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami
pengurusan ( wasting ) . Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara
akut ( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein
dalam tubuh sudah habis.
3)      Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini
dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi
dari asupannya.
b. Obesitas

Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor


keturunan dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang
tidak sesuai dengan penggunaan. Obesitas sering ditemui pada anak-anak
sebagai berikut:
1)      Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
2)      Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3)      Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4)      Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia
berbuat sesuai keinginan orangtua.
5)      Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.

3. GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)


GAKY merupakan ancaman utama bagi kesehatan dan perkembangan
populasi seluruh dunia, terutama pada anak- anak pra sekolah dan ibu hamil.
Gaky terjadi ketika kebutuhan yodium tidak terpenuhi sehingga menyebabkan
sintesis hormon tiroid terganggu.
4. BB ( Berat Badan) merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling
sering digunakan pada bayi baru lahir (neunotus). Berat badan digunakan untuk
mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-
balita, berat bayi baru lahir dibawah 2500 gram atau dibawah 2,5 kg. Berat
badan menggmbarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang.
5. Anemia dan Defisiensi Besi adalah kondisi kurangnya jumlah sel darah merah
di bawah batas normal akibat tubuh kekurangan zat besi. Zat besi adalah nutrisi
penting untuk memproduksi hemoglobin. Kekurangan zat besi dapat
mengganggu kesehatan karena sel darah merah yang sehat harusnya
mengandung cukup Hemoglobin (HB). Nasalah anemia defesiensi besi dapat
dialami oleh balita yang terlalu banyak minum susu sapi lebih dari 24 ons
sehari dan kurang konsumsi makanan zat besi seperti daging merah dan
sayuran berdaun hijau.
3. Asupan Makanan Balita

Asupan makanan yang bergizi amat penting untuk si kecil agar bisa
tumbuh dan berkembang dengan optimal. Karena itu pastikan bahwa menu yang
disajikan bagi si kecil memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya. Di usia ini anak
memasuki usia pra sekolah dan mempunyai risiko besar terkena gizi kurang. Pada
usia ini anak tumbuh dan berkembang dengan cepat sehingga membutuhkan zat
gizi yang lebih banyak, sementara mereka mengalami penurunan nafsu makan dan
daya tahan tubuhnya masih rentan sehingga lebih mudah terkena infeksi
dibandingkan anak dengan usia lebih tua. Zat gizi yang mereka perlukan adalah
Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil energy bagi tubuh dan menunjang
aktivitas anak yang mulai aktif bergerak. Mereka biasanya membutuhkan sebesar
1300 kkal per hari. Protein berfungsi untuk membangun dan memperbaiki sel
tubuh dan menghasilkan energy. Mereka membutuhkan protein sebesar 35 gram
per hari Mineral dan vitamin yang penting pada makanan anak adalah iodium,
kalsium, zinc, asam folat, asam folat, zat besi, vitamin A,B,C,D,E, dan K. Mineral
dan vitamin ini berperan dalam perkembangan motorik, pertumbuhan, dan
kecerdasan anak serta menjaga kondisi tubuh anak agar tetap sehat. Sementara
pertumbuhan fisik tubuh sedikit melambat, karenanya anak perlu makan makanan
yang memberikan asupan gizi yang mendukung pertumbuhan otaknya.
Pemberian nutrisi pada anak harus tepat, artinya:
1. Tepat kombinasi zat gizinya, antara kebutuhan karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral serta kebutuhan cairan tubuh anak, yaitu 1-1,5 liter/hari.
2. Tepat jumlah atau porsinya, sesuai yang diperlukan tubuh berdasarkan
Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian.
3. Tepat dengan tahap perkembangan anak, artinya kebutuhan kalori anak
berdasarkan berat badan dan usia anak.

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya


gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:
a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang
sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan
seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya
ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada
keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan
bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai
sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita.
Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang
pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi
anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi
kejiwaan misalnya kebosanan.
b.      Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang
tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu
dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer,
daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan
protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat
menurunkan harkat keluarga.
c.       Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan
tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan
terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan
kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun
temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti
itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.
Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil
membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap
ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk
untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi
makanan). Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak.
d.      Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau
disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
e.       Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang
menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya
yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya,
baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika
dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu
terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang
masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar.
Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan
pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat
rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti,
akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi
buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian.
Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga,
disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak
kelahiran dan kehamilan.
f.       Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang
disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut
menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas
maupun jumlah makanan.
g.      Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya
dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan
makanan.
Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare,
infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria
kronis, cacingan.

4. Kebutuhan energi dan zat gizi balita

Energi
 Balita membutuhkan energi (sebagai kalori) untuk memungkinkan mereka
untuk beraktifitas serta untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh
mereka
 Tubuh mendapatkan energi terutama dari lemak dan karbohidrat tetapi
juga beberapa dari protein
Asupan Kalori
Anak-anak usia balita membutuhkan kalori yang cukup banyak disebabkan
bergeraknya cukup aktif pula. Mereka membutuhkan setidaknya 1500 kalori
setiap harinya. Dan balita bisa mendapatkan kalori yang dibutuhkan pada
makanan-makanan yang mengandung protein, lemak dan gula.
Protein
 Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan dan perbaikan
jaringan tubuh, serta untuk membuat enzim pencernaan dan zat kekebalan
yang bekerja unutkmelindungi tubuh si kecil.
 Kebutuhan protein secara proporsional lebih tinggi untuk anak-anak
daripada orang dewasa.
 Asupan gizi yang baik bagi balita juga terdapat pada makanan yang
mengandung protein. Karena protein sendiri bermanfaat sebagai prekursor
untuk neurotransmitter demi perkembangan otak yang baik nantinya.
Protein bisa didapatkan pada makanan-makanan seperti ikan, susu, telur 2
butir, daging 2 ons dan sebagainya.
 Sumber protein ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan
 Tunda pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein
lain.
 Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar
vitamin C tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
Lemak
 Beberapa lemak dalam makanan sangat penting dan menyediakan asam
lemak esensial, yaitu jenis lemak yang tidak tersedia di dalam tubuh
 Lemak dalam makanan juga berfungsi untuk melarukan vitamin larut
lemak seperti vitamin A, D, E dan K.
 Anak-anak membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang dewasa
karena tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara proposional
selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun, Anjuran
makanan sehat untuk anak usia lebih dari 5 tahun  adalah asupan lemak
total sebaiknya tidak lebih dari 35% dari total energi.
 Sumber lemak dalam dalam makanan bisa di dapat dalam : mentega, susu,
daging, ikan, minyak nabati.
Karbohidrat
 Karbohidrat merupakan pati dan gula dari makanan
 Pati merupakan komponen utama dari sereal, kacang-kacangan, biji-bijian
dan sayuran akar
 Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi anak. Hampir separuh
dari energi yang dibutuhkan seorang anak sebaiknya berasal dari sumber
makanan kaya karbahidrat seperti roti, seral, nasi, mi, kentang.
 Anjuran konsumsi karbohidrat sehari bagi anak usia 1 tahun keatas antara
50-60%
 Anak-anak tidak memerlukan ‘gula pasir’ sebagai energy serta madu harus
dibatasi.
 Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan karbohidrat sebagai
energi utama serta bermanfaat untuk perkembangan otak saat belajar
dikarnakan karbohidrat di otak berupa Sialic Acid. Begitu juga dengan
balita, mereka juga membutuhkan gizi tersebut yang bisa diperoleh pada
makanan seperti roti, nasi kentang, roti, sereal, kentang, atau mi.
 Kenalkan beragam karbohidrat secara bergantian.
 Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan
selingan atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang yang
lezat.
Serat
 Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak dipecah
dalam usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit serta  gangguan
usus lainnya.
 Serat dapat membuat perut anak menjadi cepat penuh dan terasa kenyang,
menyisakan ruang untuk makanan lainnya sehinga sebaiknya tidak
diberikan berlebih
Vitamin dan Mineral
 Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sangat kecil untuk banyak proses penting yang dilakukan dalam tubuh
 Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai
fungsi
 Makanan yang berbeda memberikan vitamin dan mineral yang berbeda
dan memiliki diet yang bervariasi dan seimbang . Ini penting untuk
menyediakan jumlah yang cukup dari semua zat gizi
 Ada beberapa pertimbangan pemberian zat  gizi untuk diingat, seperti
pentingnya zat besi dan pemberian vitamin dalam bentuk suplemen.
Zat besi
Usia balita merupakan usia yang cenderung kekurangan zat besi sehingga
balita harus diberikan asupan makanan yang mengandung zat besi. Makanan atau
minuman yang mengandung vitamin C seperti jeruk merupakan salah satu
makanan yang mengandung gizi yang bermanfaat untuk penyerapan zat besi.
Kalsium
Balita juga membutuhkan asupan kalsium secara teratur sebagai
pertumbuhan tulang dan gigi balita. Salah satu pemberi kalsium terbaik adalah
susu yang diminum secara teratur.
Kebutuhan nutrisi harian anak usia 1-3 tahun (1000 kkal)

Nutrisi Kebutuhan/Hari Setara  dengan….

Vit A 400 ug Wortel  (50 gram)

Vit D 200 IU Susu  (470 ml atau 2 cangkir)

Vit K 15 ug 2  tangkai   asparagus (20 gram)

Vit B1 (Thiamin) 0,5 mg Kentang  rebus (150 gram)

Vit B2 (Riboflavi) 0,5 mg Telur  rebus (55 gram)

Vit B3 (Niacin) 6 mg Dada   ayam (50 gram)

Vit B6 (piridoksin) 0,5 ug Fillet  salmon (90 gram)

Vit B12 0,9 ug 1  butir  telur  rebus

Asam Folat 150 ug 3  kuntum  brokoli (35 gram)

Kalsium 500 mg Susu (290 ml)

Magnesium 60 mg 1  mangkuk  buah  labu (245 gram)

Zat Besi 8 mg Daging  sapi (170 gram)

Zinc 7 mg Kacang  tanah (100 gram)

Selenium 17 ug Tuna (20 gram)

Natrium 0,8 g Garam   (1/2 sendok teh)

6. Prinsip pemberian makan balita


Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan
variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai
berikut :
         Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya
terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
         Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan
asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang
disarankan adalah:
o   Pagi hari waktu sarapan.
o   Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.
o   Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
o   Pukul 16.00 sebagai selingan
o   Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
o   Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
o   Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.
         Makanan Selingan Balita
Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan
seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada
usia dewasa sampai lanjut.
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan
sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu
diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil.
Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan
makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima
oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan
keluarga.
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.
Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang
sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan
makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru
perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara
makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup
menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi
lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-
arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran,
piza, dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
1.      Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan
makanan selingan.
2.      Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya
(pagi, siang dan malam).
3.      Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.

Anda mungkin juga menyukai