Anda di halaman 1dari 6

Marda Yunisa - Teknik Informatika - Makalah Ant Algorithm, Universitas Ibnu Sina Batam 2019

Original Research Paper

Penerapan Algoritma Semut untuk Pencarian Jalur


Terpendek

Marda Yunisa 1610128262134


Program Studi Teknik Informatika
Universitas Ibnu Sina Batam
JL. Teuku Umar - Pelita - Lubuk Baja, Batam, Riau Islands - Indonesia
1610128262134@uis.ac.id

Abstract
Penggunaan jalur terpendek pada suatu
Article History perjalanan merupakan hal yang penting
dalam dunia pengiriman barang karena
Received : 20 Decemberr 2019
dengan menggunakan jalur terpendek, kita
Submitted : 22 December 2019 dapat menghemat waktu, tenaga serta
biaya. Salah satu cara untuk menemukan
jalur terpendek ialah menggunakan teori
algoritma semut.

Kata Kunci—Algoritma semut, jalur


terpendek

I. PENDAHULUAN

Dalam hidup ini, kita sering


melakukan perjalanan dari satu tempat ke
tempat yang lain. Tentu saja perjalanan yang
kita lakukan tidak tanpa pertimbangan terlebih
dahulu. Pertimbangan yang dilakukan tentu
berdasarkan beberapa faktor seperti : biaya,
waktu, dan efisiensi. Sehingga dalan
perjalanan kita perlu menentukan jalur
terpendek dari tempat kita menuju ke tempat
tujuan. Secara umum, pencarian jalur
terpendek dapat terbagi menjadi dua metode,
metode konvensional dan metode heuristik.
Metode konvensional cenderung lebih mudah
dipahami daripada metode heuristik, yaitu
hanya membandingkan jarak masing-masing
Marda Yunisa - Teknik Informatika - Makalah Ant Algorithm, Universitas Ibnu Sina Batam 2019

node dan kemudian mencari jarak yang semut akan mengikuti sebuah jalur tunggal.
terpendek. Tetapi, bila dibandingkan hasilnya, Ide algoritma koloni semut adalah untuk
hasil yang diperoleh dari metode heuristik meniru perilaku ini melalui 'semut tiruan'
lebih variatif, hasil yang didapatkan lebih berjalan seputar grafik yang menunjukkan
akurat, tingkat kesalahan yang dihasilkan pada masalah yang harus diselesaikan. Mengingat
perhitungan lebih kecil, dan waktu prinsip algoritma yang didasarkan pada
perhitungan yang diperlukan lebih singkat. perilaku koloni semut dalam menemukan jarak
Metode heuristik terdiri dari beberapa macam perjalanan paling pendek tersebut, Antco
algoritma, salah satunya adalah algoritma sangat tepat digunakan untuk diterapkan dalam
semut (Ant Colony, Antco). Antco diambil penyelesaian masalah menentukan jalur
dari perilaku koloni semut dalam pencarian terpendek.
jalur terpendek antara sarang dan sumber
makanan. Algoritma semut diperkenalan oleh II. GRAF
Moyson dan Manderick dan secara meluas
dikembangkan oleh Marco Dorigo. Algoritma Graf adalah kumpulan simpul (nodes)
semut merupakan teknik probabilistik untuk yang terhubung satu sama lain melalui sisi
menyelesaikan masalah komputasi dengan (edges). Suatu graf G terdiri dari dua
menemukan jalur terbaik melalui grafik. Pada himpunan V dan E. Verteks (simpul) : V =
dunia nyata, semut berkeliling secara acak, dan himpunan simpul yang terbatas dan tidak
ketika menemukan makanan mereka kembali kosong. Edge (sisi) : E = himpunan sisi yang
ke koloninya sambil memberikan tanda menghubungkan sepasang simpul. Simpul –
dengan jejak feromon. Jika semut-semut lain simpul pada graf dapat merupakan obyek
menemukan jalur tersebut, mereka tidak akan sembarang seperti : kota, atom – atom suatu
bepergian dengan acak lagi, melainkan akan zat, jenis buah, dan sebagainya. Sisi dapat
mengikuti jejak tersebut, kembali dan menunjukkan relasi sembarang seperti rute
menguatkannya jika pada akhirnya merekapun penerbangan, jalan raya, dan lain- lain. Notasi
menemukan makanan. Seiring waktu, graf G(V,E) menyatakan bahwa graf G
bagaimanapun juga jejak feromon akan memiliki V simpul dan E sisi. Berdasarkan
menguap dan akan mengurangi kekuatan daya orientasi arah pada sisi, maka secara umum
tariknya. Lebih lama seekor semut pulang graf dibedakan atas 2 jenis : 1. Graf
pergi melalui jalur tersebut, lebih lama jugalah tak-berarah (undirected graph) Graf yang
feromon menguap. Sebagai perbandingan, sisinya tidak mempunyai orientasi arah disebut
sebuah jalur yang pendek akan berbaris lebih graf tak-berarah.
cepat, dan dengan demikian kerapatan
feromon akan tetap tinggi karena terletak pada
jalur secepat penguapannya. Penguapan
feromon juga mempunyai keuntungan untuk
mencegah konvergensi pada penyelesaian
optimal secara lokal. Jika tidak ada penguapan
sama sekali, jalur yang dipilih semut pertama
akan cenderung menarik secara berlebihan
terhadap semut-semut yang mengikutinya.
Pada kasus yang demikian, eksplorasi ruang
penyelesaian akan terbatasi. Oleh karena itu,
Gambar 2.1 Graf tak-berarah
ketika seekor semut menemukan jalur yang
bagus (jalur yang pendek) dari koloni ke
sumber makanan, semut lainnya akan
mengikuti jalur tersebut, dan akhirnya semua
Marda Yunisa - Teknik Informatika - Makalah Ant Algorithm, Universitas Ibnu Sina Batam 2019

2. Graf berarah (directed graph atau digraph) kota – kota tersebut, lalu dihitung total
Graf yang setiap sisinya diberikan orientasi jaraknya.
arah disebut graf berarah.
IV. ALGORITMA SEMUT

Algoritma Semut diadopsi dari


perilaku koloni semut yang dikenal sebagai
sistem semut (Dorigo, 2019). Secara alamiah
koloni semut mampu menemukan rute
terpendek dalam perjalanan dari sarang ke
tempat-tempat sumber makanan. Koloni semut
dapat menemukan rute terpendek antara sarang
Gambar 2.2 Graf berarah
dan sumber makanan berdasarkan jejak kaki
pada lintasan yang telah dilalui. Semakin
III. JALUR TERPENDEK
banyak semut yang melalui suatu lintasan,
maka akan semakin jelas bekas jejak kakinya.
Jalur terpendek adalah suatu jaringan
Hal ini akan menyebabkan lintasan yang
pengarahan perjalanan dimana seorang
dilalui semut dalam jumlah sedikit, semakin
pengarah ingin mendapatkan jalur terpendek
lama akan semakin berkurang kepadatan
antara dua kota berdasarkan jalur - jalur
semut yang melewatinya, atau bahkan akan
alternatif yang tersedia, dimana titik tujuan
tidak dilewati sama sekali. Sebaliknya lintasan
hanya satu. Gambar 3.1 menunjukkan graf
yang dilalui semut dalam jumlah banyak,
ABCDEF yang berarah.
semakin lama akan semakin bertambah
kepadatan semut yang melewatinya, atau
bahkan semua semut akan melalui lintasan
tersebut. Gambar 4.1 menujukkan perjalanan
semut dalam menemukan jalur terpendek dari
sarang ke sumber makanan.

Gambar 3.1 Graf ABCDEF

Pada gambar diatas, dimisalkan kita


dari kota A ingin menuju ke kota F, terdapat
beberapa jalur yang tersedia : A → B → F A
→B→E→FA→B→C→E→FA→B
→C→D→FA→B→C→D→E→F
Gambar 4.1 Perjalanan semut menemukan
A→C→E→FA→C→D→FA→C→
sumber makanan.
D→E→FA→D→FA→D→E→F
Gambar 4.1.a di atas menunjukkan ada
Berdasarkan data diatas, dapat
dua kelompok semut yang akan melakukan
dihitung jalur terpendek dengan mencari jarak
perjalanan. Satu kelompok bernama L yaitu
antara jalur – jalur tersebut. Apabila jarak
kepompok yang berangkat dari arah kiri yang
antar jalur belum diketahui, jarak dapat
merupakan sarang semut dan kelompok lain
dihitung berdasarkan jarak antara koordinat
yang bernama kelompok R yang berangkat
dari kanan yang merupakan sumber makanan.
Marda Yunisa - Teknik Informatika - Makalah Ant Algorithm, Universitas Ibnu Sina Batam 2019

Kedua kelompok semut dari titik berangkat 2. Banyak tempat (n) termasuk koordinat (x,y)
sedang dalam posisi pengambilan keputusan atau jarak antar kota (dij)
jalan sebelah mana yang akan diambil. 3. Tempat berangkat dan tempat tujuan
Kelompok semut L membagi dua kelompok 4. Tetapan siklus-semut (Q)
lagi. Sebagian melalui jalan atas dan sebagian 5. Tetapan pengendali intensitas jejak semut
melalui jalan bawah. Hal ini juga berlaku pada (α), nilai α ≥ 0
kelompok semut R. Gambar b dan gambar c 6. Tetapan pengendali visibilitas (β), nilai β ≥
menunjukkan bahwa kelompok semut 0
berjalan pada kecepatan yang sama dengan 7. Visibilitas antar kota = 1/dij (ηij)
meninggalkan feromon atau jejak kaki di jalan 8. Banyak semut (m)
yang telah dilalui. Feromon yang ditinggalkan 9. Tetapan penguapan jejak semut (ρ), nilai ρ
oleh kumpulan semut yang melalui jalan atas harus > 0 dan < 1 untuk mencegah jejak
telah mengalami banyak penguapan karena feromon yang tak terhingga.
semut yang melalui jalan atas berjumlah lebih 10. Jumlah siklus maksimum (NCmax)
sedikit dari pada jalan yang di bawah. Hal ini bersifat tetap selama algoritma dijalankan
dikarenakan jarak yang ditempuh lebih ,sedangkan τij akan selalu diperbaharui
panjang daripada jalan bawah. Sedangkan harganya pada setiap siklus algoritma mulai
feromon yang berada di jalan bawah, dari siklus pertama (NC=1) sampat tercapai
penguapannya cenderung lebih lama. Karena jumlah siklus maksimum (NC=NCmax) atau
semut yang melalui jalan bawah lebih banyak sampai terjadi konvergensi.
daripada semut yang melalui jalan atas.
Gambar d menunjukkan bahwa semut-semut b. Inisialisasi kota pertama setiap semut.
yang lain pada akhirnya memutuskan untuk Setelah inisialisasi τij dilakukan, kemudian m
melewati jalan bawah karena feromon yang semut ditempatkan pada kota pertama tentu
ditinggalkan masih banyak. Sedangkan secara acak.
feromon pada jalan atas sudah banyak
menguap sehingga semut-semut tidak memilih Langkah 2 :
jalan atas tersebut. Semakin banyak semut Pengisian kota pertama ke dalam tabu list.
yang melalui jalan bawah maka semakin Hasil inisialisasi kota pertama setiap semut
banyak semut yang mengikutinya. Demikian dalam langkah 1 harus diisikan sebagai elemen
juga dengan jalan atas, semakin sedikit semut pertama tabu list. Hasil dari langkah ke 2 ini
yang melalui jalan atas, maka feromon yang adalah terisinya elemen pertama tabu list
ditinggalkan semakin berkurang bahkan setiap semut dengan indeks kota tertentu.
hilang. Dari sinilah kemudian terpilihlah jalur Yang berarti bahwa setiap tabuk(1) bisa berisi
terpendek antara sarang dan sumber makanan. indeks kota antara 1 sampai n sebagaimana
hasil inisialisasi pada langkah 1.
V. ALGORITMA SEMUT DALAM
PENCARIAN JALUR TERPENDEK Langkah 3 :
Penyusunan rute kunjungan setiap semut ke
Dalam algoritma semut, diperlukan setiap kota. Koloni semut yang sudah
beberapa variabel dan langkah – langkah untuk terdistribusi ke sejumlah atau setiap kota, akan
menentukan jalur terpendek, yaitu : mulai melakukan perjalanan dari kota pertama
Langkah 1 : masing – masing sebagai kotaasalah dan salah
a. Inisialisasi nilai parameter – parameter satu kota lainnya sebagai kota tujuan.
logika yang terdiri atas : Kemudian dari kota kedua masing – masing,
1. Intensitas jejak semut antar kota dan koloni semut akan melanjutkan perjalanan
perubahannya (τij) dengan memilih salah satu dari kota – kota
yang tidak terdapat pada tabuk sebagai kota
Marda Yunisa - Teknik Informatika - Makalah Ant Algorithm, Universitas Ibnu Sina Batam 2019

tujuan selanjutnya. Begitu selanjutnya terus


menerus sampai semua kota satu persatu
dikunjungi atau telah menempati tabuk. Jika s
adalah perubahan harga intensitas jejak kaki
menyatakan indeks urutan kunjungan, kota
semut antar kota setiap semut yang dihitung
asalah dinyatakan sebagai tabuk(s) dan kota –
berdasarkan persamaan :
kota lainnya dinyatakan sebagai {N – tabuk},
maka untuk menentukan kota tujuan
digunakan persamaan probabilitas kota untuk
dikunjungi sebagai berikut : Langkah 5 :
a. Perhitungan harga intensitas jejak kaki
semut antar kota untuk siklus selanjutnya.
Harga intensitas jejak kaki semut antar kota
pada semua lintasan antar kota ada
kemungkinan berubah karena adanya
penguapan dan perbedaan jumlah semut yang
melewatinya. Untuk siklus selanjutnya, semut
dengan i sebagai indeks kota asal dan j sebagai yang akan melewati lintasan tersebut harga
indeks kota tujuan. intensitasnya telah berubah. Harga intensitas
jejak kaki semut antar kota untuk siklus
Langkah 4 : selanjutnya dihitung dengan persamaan :
a. Perhitungan panjang rute tiap semut. b. Atur ulang harga perubahan intensitas jejak
Perhitungan panjang rute tertutup (length kaki semut antar kota. Untuk siklus
closed tour) atau Lk setiap semut dilakukan selanjutnya, perubahan harga intensitas jejak
setelah satu siklus diselesaikan oleh semua semut antar kota perlu diatur kembali agar
semut. Perhitungan ini didasarkan atas tabuk memiliki nilai sama dengan nol.
masing – masing sesuai persamaan berikut :
Langkah 6 :
Pengosongan tabu list, dan ulangi langkah 2
jika diperlukan. Tabu list perlu dikosongkan
dengan dij adalah jarak antar kota i dan j yang untuk diisi lagi dengan urutan kota yang baru
dihitung berdasarkan persamaan : pada siklus selanjutnya, jika jumlah siklus
maksimum belum tercapai atau belum terjadi
konvergensi. Algoritma diulang lagi dari
langkah 2 dengan harga parameter intensitas
b. Pencarian rute terpendek. Setelah Lk setiap jejak kaki semut antar kota yang sudah
semut dihitung, akan didapat harga minimal diperbaharui.
panjang rute tertutup setiap siklus atau
LminNC dan harga minimal panjang rute VI. KESIMPULAN
tertutup secara keseluruhan adalah Lmin.
Dari hasil ulasan di atas dapat dilihat
c. Perthitungan perubahan harga intensitas bahwa penggunaan algoritma semut dalam
jejak kaki semut antar kota. Koloni semut akan pencarian jalur terpendek memberikan hasil
meninggalkan jejak – jejak kaki pada lintasan yang akurat. Namun dari ulasan diatas juga
antar kota yang dilaluinya. Adanya penguapan dapat dilihat bahwa penghitungan
dan perbedaan jumlah semut yang lewat, menggunakan algoritma semut tidak mudah
menyebabkan kemungkinan terjadinya dan memerlukan waktu yang lama apabila kita
perubahan harga intensitas jejak kaki semut menghitung secara manual. Namun hal ini
antar kota. Persamaan perubahan ini adalah :
Marda Yunisa - Teknik Informatika - Makalah Ant Algorithm, Universitas Ibnu Sina Batam 2019

dapat diatasi dengan membuat program untuk REFERENCES


penghitungan tersebut pada komputer,
sehingga pengguna hanya perlu memasukkan [1]. Rinaldi Munir, Matematika Diskrit edisi
variabel yang dibutuhkan, dan komputer akan ketiga, Informatika, 2019.
mengolah data yang didapatkan untuk [2]. Dhaliwal, Sandhu, Panda, ‘Peningkatan
mendapatkan hasilnya. Tentu waktu yang K-Nearest Neighbour Algoritma’, Dunia
dibutuhkan menjadi lebih sedikit apabila Akademis, Teknik dan Teknologi 73, 2019.
dibandingkan dengan penghitungan manual. [3]. Haryanto, Nurani, ‘Implementasi dan
Simulasi Algoritma Kumpulan Semut (Ant
VII. APPENDIX Colony) Untuk Mencari Jalur Terpendek’,
2019.
[4]. Frederick, Liberman, Introduction To
Operations Research, Sixth Edition. 2019
[5]. Juniarto, Et al, Optimasi Distribusi Barang
Berdasarkan Rute Dan Daya Tampung
Menggunakan Metode Simulated Annealing,
Jurusan Teknik Informatika, ITS, Surabaya,
2019.
[6]. Jurnal Teknik Industri, Vol.11, No.1, Juni
2019, pp 51-60.
[7]. Kotler, P, Armstrong, G, Saunders, J and
Wong, V, Principles of Marketing: Third
Gambar 7.1 Ilustrasi jejak semut European Edition, Prentice Hall, Harlow,
2019.
[8]. Suyanto, Algoritma Optimasi
Deterministik atau Probabilitik, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2019.
[9].http://www.anneahira.com/algoritma-semu
t.htm/2019
Gambar 7.2 Ilustrasi algoritma semut [10]http://edvinramadhan.blogspot.com/2019/
10/sekilas-tentangalgoritma-semut-antnet.html
[3]http://id.wikipedia.org/wiki/Algoritma_sem
ut
[11]http://en.wikipedia.org/wiki/Ant_colony_o
ptimization_algorithms
[12]http://kovarik.felk.cvut.cz/ant-algorithms/
materials-applets.php
[13] Haryanto, Nurani, ‘Implementasi dan
Simulasi Algoritma Kumpulan Semut (Ant
Colony) Untuk Mencari Jalur Terpendek’,
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu
Buana, 2019.
[14] Suarga. 2019. Algoritma Pemrogaman.
Gambar7.3 Contoh program simulasi Yogyakarta: Penerbit Andi
Algoritma Semut yang sudah ada [15] Wardy, Ibnu Sina, 2019, Penggunaan
Graf dalam Algoritma Semut untuk
Melakukan Optimasi, Program Study Teknik
Informatika. Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai