PEMBELAJARAN - SEJARAH
INDONESIA
KELAS X MIPA DAN IPS
HOME LEARNING
16 - 29 MARET 2020
KELAS X
SEMESTER 2
Penyusun :
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan siswa dapat :
MATERI PEMBELAJARAN
Teori Persia
Menurut teori ini, Islam di Indonesia berasal dari Persia (Iran). Pencetus teori ini adalah Hoesein
Djajadiningrat dan Oemar Amir Husein. Argumentasinya didasarkan pada bukti berikut ini:
1. Kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia.
Tradisi tersebut antara lain tradisi perayaan 10 Muharam atau Asyuro sebagai hari suci kaum
Teori Cina
Teori ini myatakan bahwa proses perdagangan Islam di Indonesia berasal dari perantau Cina. Orang
Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada
masa Hindu-Budha orang Cina telah berbaur dengan penduduk Indonesia, terutama melalui kontak
dagang. Bahkan ajaran Islam telah sampai di Cinapada abad VII Masehi saat Islam sedang
berkembang. Teori ini jika dilihat dari beberapa sumber, baik luar negeri (kronik) maupun lokal (babad
dan hikayat) dapat diterima. Bahkan menurut bebrapa sumber lokal ditulis bahwa raja pertama Islam
pertama di Demak yaitu Raden Patah merupakan keturunan Cina. Kenyataan ini dikarenakan ibu
Raden Patah bersal dari Campa, Cina bagian Selatan. Berdasarkan sejarah Banten dan Hikayat
Hasanuddin nama dan gelar raja-raja Demak menggunakan istilah Cina seperti Cek Ko Po, Cek Ban
Cun, dan Cu-cu. Nama Munggul dan Moechoel ditafsirkan kata lain dari Mongol sebuah wilayah di
Utara Cian.
Bukti lainnya adalah masjid-masjid tuabernilai arsitektur Tiongkokyang diditikan komunitas Cina
terutama di pulau Jawa. Pelaut Cina yang berperan dalam penyebaran Islam adalah Laksamana Cheng
Ho yang merupakan utusan dinasti Ming yang melakukan pelayaran untuk mengembalikan nama besar
Cina. Sekitar 36 wilayah telah dikunjunginya. Selama melakukan kunjungan di Jawa ia melakukan
proses Islamisasi, ia mendirikan masjid pertama di Semarang yakni masjid Gedung Batu yang saat ini
telah di ubah fungsinya menjadi klenteng Sam Po Kong.
Tiap-tiap teori memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Tidak ada kemutlakan dan kepastian
yang jelas dalam tero tersebut. Azyumardi Azra menjelaskan bahwa Islam datang di Indonesia
dalam kompleksitas, artinya tidak bersal dari satu tempat, peran kelompok tunggal, dan tidak dalam
waktu bersamaan.para ahli memiliki dasar yang kuat dalam setiap teori yang dicetuskan, mereka
tidak saling menyudutkan terhadap teori yang dikemukakan ahli lain. Mereka justru bersikap
toleran dan saling menghargai. Dalam dunia ilmu pengetahuan perbedaan teori justru akan semakin
memperkaya khazanah pengetahuan. Oleh karena itu, terapkan sikap toleransi, dan saling
menghargai terhadap sesama. Kalian tidak perlu bersebrangan terhadap teman yang berbeda
MODUL SEJARAH INDONESIA X SMA NEGERI 30 JAKARTA @HY
pendapat. Perbedaan pendapat dapat didiskusikan secara diskusi damai.
2. Perkembangan Islam di Indonesia
Setelah Islam dianut oleh penduduk pesisir Indonesia, agama dan kebudayaan Islam semakin
berkembangpesat ke hampir seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan Islam tidak terjadi secara
spontan, tetapi melalui proses secara damai, responsif dan proaktif. Oleh karena itu, masyarakat
Indonesia yang belum menganut Islam mudah tertarik dengan agama dan kebudayaan Islam.
Cara-cara penyebaran Islam
Islam adalah agama yang Cinta Damai. Oleh karena itu, pemyebarannya pun dilakukan secara
damai dan menghindari cara kekerasan. Dengan demikian, pandangan bahwa Islam disebarkan
melalui padang dan perang adalah tidak benar.
NILAI PARAF
TUGAS 3 & 4 GURU
Semester 2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan siswa dapat :
MATERI PEMBELAJARAN
Kegiatan perdagangan maritim (laut) masyarakat pada masa Islam mengalami perkembangan
pesat. Perkembangan perdagangan disebabkan oleh ledakan ekonomi dunia pada abad XV-XVI
Masehi. Dengan dukungan letak geografis yang strategis dan kekayaan alam yang melimpah,
masyarakat Indonesia ikut serta dalam perdagangan Internasional. Wilayah Indonesia berada di jalur
perdagangan yang menghubungkan Cina-India-Timur Tengah-Eropa. Selain itu, Indonesia dikenal
sebagi penghasil komoditas berharga seperti lada, rempah-rempah, dan kayu cendana. Kondisi tersebut
mendorong bangsa asing datang di Indonesia untuk berdagang. Pada masa Islam bangsa Indonesia
sudah menjalin hubungan dagang dengan bangsa Cina, India, Arab, Gujarat, Persia dan Eropa.
Hubungan dagang tersebut membuat jaringan perdagangan di Indonesia menjadi luas dan kompleks.
Jaringan perdagangan pada masa Islam dipengaruhi oleh perkembangan pelayaran dan kegiatan
perdagangan. Untuk memahami jaringan perdagangandi Indonesia pada masa Islam, mari mempelajari
materi berikut ini.
1. Perkembangan Pelayaran
Sejak masa prakasara bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi bahari, yaitu tradisi kehidupan
masyarakat yang menggunakan laut sebagai sarana kehidupan. Pada masa pra aksara telah berkembang
kegiatan pelayaran antarpulau dari wilayah Asia menuju Indonesia. Kegiatan pelayaran semakin
2. Kegiatan Perdagangan
Pada tahun 1511 bangsa Portugis berhasil menaklukan Kerajaan Malaka dan menguasai
perdagangan di Selat Malaka. Peristiwa ini menyebabkan pedagang Islam enggan bertransaksi di
Malaka karena Portugis melakukan monopoli perdagangan secara sepihak. Pedagang muslim
kemudian mengalihkan kegiatan perdagangannya ke bandar-bandar lain seperti Pasai, Banda Aceh,
Palembang, Banten, Jepara, Demak, Makasar dan Ambon. Penguasaan Malaka oleh Portugis
ternyata memberikan dampak positif bagi perkembangan Islamdan Jaringan perdagangan. Kegiatan
syiar Islam di Indonesia semakin meluas dan muncul bandar-bandar perdagangan baru.
Pola Perdagangan
Menurut catatan Tome Pires sebelum Malaka dikuasai Portugis, raja-raja di Sumatra memiliki
peranan penting dalam perdagangan dengan membuka perwakilan dagang di Malaka. Akan tetapi,
peran merekahanya bersifat pasif karena tidak memiliki kapal. Dalam menjalankan kegiatan
perdagangannya raja tersebut menganut sistem kerja sama yang disebut commeda
Untuk menjalankan perdagangan internasional dibutuhkan modal besar. Oleh karena itu, sham dari
raja dan pejabat kerajaan sangat dibutuhkan. Modal tersebut digunakan untuk membuat kapal dan
memenuhinya dengan barang dagangan. Dengan demikian kegiatan pelayaran dan perdagangan
akan memperoleh keuntungan dari saham-sahamnya. Pembagian keuntungan dilakukan menurut
aturan perjanjian yang telah disepakati.
Pada abad XVII Masehi seorang tokoh bugis bernama Amanna Gappa menghimpun para
pemimpin perdagangan dan penguasa wilayah untuk membahas ketetapan dalam kegiatan
pelayaran. Isi dari ketetapan tersebut sebagai berikut :
1) Nakhoda harus mempersenjatai kapalnya agar sanggup bertahan bila mendapat serangan
MODUL SEJARAH INDONESIA X SMA NEGERI 30 JAKARTA @HY
2) Nahkoda kapal harus mengerti kekuatan dan kemampuan kapalnya
3) Nahkoda kapal harus rajin dan teliti dalam pelayaran
4) Awak kapal harus diawasi, diberi nasehat, dan dibela bila ternyata benar
5) Nahkoda tidak boleh bosan dalam memberi pelajaran tentang pengetahuan pelayaran kepada
awak kapal
6) Nahkoda harus sabar dan disegani anak buahnya
7) Nahkoda harus jujur terhadap awak kapal, pelaku perdagangan dan terytama terhadap Tuhan
8) Nahkoda harus menguasai rute pelayaran
9) Para pelaksana kapal terdiri atas nahkoda, sawi puli, sawi loga sawi manumpang, topa
numpang, juru mudi, juru batu dan mualim
10) Penghasilan sewa kapal dibagi menjadi duaseparuh untuk pemilik kapal dan separuh untuk
nahkoda bersama awak kapalnya.
Komoditas Dagang
Van Leur menjelaskan bahwa pola perdagangan di Asia pada masa lampau menitikberatkan
pada barang-barang bernilai tinggi seperti emas, batu permata, kain sutra dan kemenyan. Selain
itu barang seperti beras, garam, kapas, rotan, tembakau, gambir, agar-agar dan kayu juga
diperdagangkan dipasar lokal. Setiap daerah memiliki barang-barang yang digunakan sebagai
komoditas ekspor. Daerah dan jenis barang-barang yang diekspor dalam perdagangan di
Indonesia sebagai berikut :
Banda dn Maluku merupakan daerah utama penghasil cengkih dan pala
Kalimantan mengirim emas, intan bahan makanan, hasil hutan dan bahan baku kapal ke Jawa
Wilayah Indonesia bagian Barat seperti Pasa, Pidie, Jambi, Palembang dan Lampung
mengekpor lada
Kepulauan Bangka mengekpor bahan makana, hasil hutan dan logam
Wilayah pantai barat Sumatra mengekspor lada, emas, kapur barus, kemenyan, kain sutra,
damar dan bahan makanan
Palembang mengekpor tenaga kerja, beras, daging, arak, madu, damar, katun, emas dan besi
Sunda kelapa mengekpor tenaga kerja, beras dan lada
Jawa bagian Timur mengekpor kayu cendana, kayu merah dan belerang
Sumbawa mengekpor kuda
6) Diego de Couto percaya bahwa orang jawa lebih dahulu berlayar sampai di tanjung
harapan.Bukti pendapat diego de Couto adalah....
a. penduduk tanjung harapan mengerti bahasa jawa
b. kebudayaan jawa berkembang di tanjung harapan
c. pemukiman jawa di temukan di tanjung harapan
d. penduduk tanjung harapan berkulit cokelat
e. batu nisan bertuliskan huruf jawa
7) Pasangan yang tepat antara daerah yang komoditas perdagangan di tunjukan oleh nomor.......
MODUL SEJARAH INDONESIA X SMA NEGERI 30 JAKARTA @HY
No. Daerah Komoditas
1. Kalimantan Kayu cendana, kayu gaharu dan beras
2. Aceh Lada
3. Banten Beras, lada dan cengkeh
4. Maluku Cengkeh dan pala
5. Jawa Beras
a.1,2,dan3 d. 2,4,dan5
b.1,3,dan4 e . 2,3,dan4 c.3,4,dan 4
8) Para pedagnag jawa di malaka dapat hak istimewa mendirikan pasar karena....
a. mempunyai jasa besar dalam pembentukan negri malaka
b. menguasai perdagangan rempah-rempah dari maluku
c. menjadi mitra dagang yang setia pada malaka
d. memiliki hubungan dekat dengan sultan.
e. memiliki jabatan sebagai syah bandar
9) Pada masa sultan ageng titrayasa, bantenberhasil menjadi bandar perdagangan besar di asia
tenggara karena...
a. mengembangkan perdagangan jarak jauh
b. menjalin kerja sama dengan para pedagang inggris
c. membangun angkatan laut yang kuat
d. mengembangkan perkebunan lada
e. memiliki armada dagang yang kuat
10) Saat sriwijaya mengalami kemunduran pada abad XII masehi, peran nya sebagai bandar
perdagangan di sumatra di gantikan oleh...
a. Samudra pasai
b. Malaka
c. Tuban
d. Benten
e. Aceh
Semester 2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
MODUL SEJARAH INDONESIA X SMA NEGERI 30 JAKARTA @HY
ISLAM MASUK ISTANA RAJA
(KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan siswa dapat :
MATERI PEMBELAJARAN
15) Browsinglah gambar gambar pelabuhan Sombaopu, Pernyataan yang tepat terkait gambar di
tersebut, yaitu ....
a. Perekonomian Kerajaan Gowa Tallo hanya bergantung pada kegiatan perdagangan di
pelabuhan Sombaopu
b. Pelabuhan Sombaopu merupakan bandar penghubung pergadangan antara Malaka,
Jawa, dan Maluku
c. Pelabuhan Sombaopu dibangunVOC sebagai bentuk hegemoni dagang wilayah
Indonesia Timur
MODUL SEJARAH INDONESIA X SMA NEGERI 30 JAKARTA @HY
d. Pelabuhan Sombaopu merupakan pemicu konflik antara Kerajaan Goa Tallo dan Bone
e. Pelabuhan Soembaopu dikelola bersama-sama oleh kerajaan Goa Tallo dan Bone
Semester 2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan siswa dapat :
MATERI PEMBELAJARAN
Pendidikan pada Masa Islam
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan
seseorang. Melalui pendidikan, Islam dipelajari sebagai sebuah ilmu. Oleh karena itu, peran ulama dan
lembaga pendidikan sangat penting dalam mempelajari dan menyebarkan agama Islam.
1. Peran Ulama
Para wai bergelar suanan, suatu singkatan daru Susuhunan yang berarti “orang
dijungjung tinggi atau paling dihormati”. Sembilan wali yang memiliki pengaruh luas di
Selain kesembilan wali tersebut, dikenal puala beberapa wali lokal yang berperan dalam
menyebarkan Islam sebagai berikut.
1. Syekh Abdul Muhyi atau Syekh Pamijahan (Tasikmalaya)
2. Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang. Ia dijatuhi hukum mati oleh Dewan
Permusyawaratan Wali Sanga di Demak karena dianggap mengejarkan panteisme
(Menunggali Kaula Gusti). Syekh Siti Jenar dimakamkan di Pamlaten, dekat
Cirebon.
3. Sunan Geseng, menyebarkan agama Islam di daerah Tirta, Magelang,. Makamnya
terdapat di Desa Bedegolan (Kutawinangun).
4. Sunan Tembayat, menyebarkan agama Islam di Bayar,Klaten.
5. Sunan Panggung, putra Sunan Bonang yang dikirim ke Tegal untuk menyebarkan
agama Islam.
6. Suanan Sendang Duwur atau Raden Noer Rahman. Ia menyebarkan Islam di Desa
Sendang Duwur, Lamongan. Makam Sunan Sendang Duwur dikenal sebagai
bangunan berarsitektur tinggi karena menggambarkan perpaduan antara kebudayaan
Islam dan Hindu.
Dalam menyebarkan agama Islam para wali menyesuaikan beberapa nilai dan
tradisi lama terhadap ajaran Islam agar lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Penyesuaian ini dapat dilihat dari bukti-bukti sebagai berikut.
MODUL SEJARAH INDONESIA X SMA NEGERI 30 JAKARTA @HY
1. Kesastraan selalu penuh dengan konsep-konsep mistik.
2. Kesastraan wayangs sebagai media dakwah.
3. Kompleks makam yang disusun mirip punden berundak.
4. Bangunan makam dan hiasannya menunjukan suatu sinkretisme (perpaduan
kepercayaan).
Berbagai penyesuaian nilai dan tradisi yang dilakukan oleh para wali tersebut
telah membuat proses Islamisasi di Indonesia berkembang pesat. Dalam
perkembangannya, proses Islamisasi juga dilakukan lewat saluran tasawuf (mistik).
b. Peranan Para Sufi dalam Proses Islamisasi
Sufi adalah sebutan untuk orang yang menjarkan tasawuf. Tasawuf merupakan
praktik kegamaan dalam Islam untuk menemukan kesadaran dan pencerah batin. Ajaran
ini berhubungan erat dengan unsur mistik. Dalam proses Islamisasi di Indonesia ajaran
taswuf diperkenalkan melalui tarekat-tarekat dan kesastraan suluk di Jawa. Kata tarekat
berasal dari bahasa Arab, thoriqoh yang berarti jalan atau metode. Dengan demikian,
tarekat adalah metode atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan tasawuf.
Sementara itu, suluk adalah karya sastra yang mengandung unsure mistik dari ajaran
tasawuf.
Beberapa wali Sunan Bonang, Suana Panggung, dan Syekh Siti Jenar
memadukan ajaran Islam dengan mistik sehingga menimbulkan sinkretisme. Mereka
bersedia memakai unsur-unsur budaya pra-Islam dalam meyebarkan agama Islam.
Melalui kesastraan, suluk dengan mudah disesuaikan dengan konsep dan
gambaran kehidupan yang telah berakar dalam kebudayaan pra-Islam. Jika pada tahap
awal proses Islamisasi hanya menjangkau wilayah kota-kota pelabuuhan, melalui
tasawuf dan tarekat proses Islamisasi dapat menjangkau wilayah perdesaan. Keberadaan
berbagai tarekat seperti tarekat Kadiriyah, Naksabadiyah, Khalwaliyah, dan Syataniah
memperlihatkan besarnya peranan para sufi dalam proses Islamisasi di Indonesia.
Bahkan, tarekat Syatariyah memiliki wilayah pengaruh yang luas karena tersebar di
Sumatra dan Jawa. Penyebaran tarekat Syatariyah di Sumatra dilakukan oleh Abdul
Rauf al-Fansuri dari Singkel (Aceh) sedangkan di Jawa dilakukan oleh Syekh Abdul
Muhyi dari Tasikmalaya.
MODUL SEJARAH INDONESIA X SMA NEGERI 30 JAKARTA @HY
Penyebaran berbagai tarekat di Indonesia mengikuti jalur perdagangan. Sejak
awal abad ke XVI Masehi Aceh berkembang menjadi pusta perdagangan di Selat
Malaka. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511 membuat para pedang
Islam dari Timur Tangah beralih ke Aceh. Kondisi ini didukung oleh produksi lada dan
penguasaan kota-kota pelabuhan di pantai barat Sumatra oleh Aceh. Selain sebagai
pusat perdagangan, Aceh dikenal sebagai pusat penyebaran agama Islam. Oleh karena
itu, Aceh muncul beberapa tokoh tasawufterkemuka seperti Hamzah al-Fansuri dan
Syamsudin as-Sumarini. Keduanya dikenal sebagai sufi dan pengarang. Karya-karya
Hamzah al-Fansuri dan Syamsudin as-Sumarini tersebar luas hingga ke Jawa.
Penyebaran dan pengenalan karya-karya tersebut dilakukan oleh Nuruddin ar-Raniri,
ahli tasawuf Aceh pada masa Sultan Iskandar Tsani.
Penyebaran tasawuf ke Indonesia Timur juga melalui hubungan perdagangan.
Proses Islamisai di Maluku dilakukan oleh ulama dari Jawa Timur. Pada abad XV
daerah Gresik menjadi pusat agama Islam di Jawa Timur. Keberadaan pesantren Giri
Kedaton yang dikelola Suanan Giri telah menghasilkan ulama-ulama hebat. Bahkan,
Sultan Zainal Abidin dari Ternate pernah menjadi murid Suna Giri. Selanjutnya, pada
abad ke XVI Sulawesi Selatan berhasil diislamkan oleh Datuk ri Badang dari
Minangkabau. Keberadaan Syekh Yusuf al-Makassar dengan tarekat Khawaliyah telah
mempercepat perkembangan Islam di Sulawesi Selatan.
2. Lembaga Pendidikan
Pengaruh Islam dalam bidang pendidikan ditandai dengan munculnya berbagai lembaga
pengajian. Lembaga ini memiliki jenjang bertingkat dari tingkat dasar (berupa pengajian di
rumah guru, langgar, dan masjid) hingga tingkat tinggi berupa pesantren.
a. Pendidikan Islam di Lembaga Pengajia Tingkat Dasar
Pada lembaga tingkat dasar pendidikan Islam mulai diberikan kepada anak-anak berusia
lima tahun. Mereka mendapat pelajaran menghafalkan beberapa surah pendek dadri Juz
terakhir Al-Qur’an. Setelah mereka berusia 7-8 tahun mulai diajarkan membaca alphabet
Arab dan secara bertahap diajarakan untuk dapat membaca Al-Qur’an. Pelajaran ini
bisasanya diberikan setelah shalat Magrib. Setelah anak bisa membaca Al-Qur’an dengan
MODUL SEJARAH INDONESIA X SMA NEGERI 30 JAKARTA @HY
lancer dan benar, mereka akan diajarkan membaca kitab-kitab fikih dasar (berisi
pengetahuan wudu, salat, zakat, dan puasa).
Metode pembelajaran dilakukan secara individu. Seorang murid mendatangi gurunya
yang akan membacakan beberapa baris Al-Qur’an. Setelah itu, murid akan mengulangi kata
demi kata yang telah dibacakan oleh gurunya. Adapun untuk pembelajaran kitab-kitab guru
akan membicarakan beberapa baris dan menterjemahkan dalam bahasa Jawa. Sistem
penerjemahan dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga para murid dapat
memahami arti dan fungsi kata dalam bahasa Arab. Dengan demikian, para murid dapat
belajar tata berbahasa Arab langsung dari kkitab-kitab yang dipelajarinya. Mereka
diharuskan menguasai pembacaan dan terjemahan tersebut secara tepat. Murid akan hanya
menerima tambahan pelajaran bila telah berulang-ulang mendalami pelajaran sebelumnya.
Para guru pengajian dalam taraf ini selalu menekankan kualitas dan tidak tertarik untuk
mempunyai murid lebih 3-4 orang. Apabila dalam seluruh hidupnya, ia menghasilkan
sekiranya sepuluh murid yang dapat menyelesaikan pengajian dasar ini dan kemudian
melanjutkan pelajaran di pesantren, Ia akan dianggap sebagai seorang guru yang berhasil.
b. Pendidikan Islam di Pesantren
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan siswa dapat :
Semester 2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan siswa dapat :
MATERI PEMBELAJARAN
Proses Integrasi Bangsa pada Masa Islam
Integras idenrik dengan persatuan dan kesatuan. Kata integrasi berasal dari bahasa Inggris,
integration yang berarti pembaruan hingga menjadi kesatuan utuh dan bulat. Kata integrasi berkaitan
erat dengan terbentuknya suatu bangsa karena suatu bangsa terdiri atas berbagai unsur seperti
suku/etnis, ras, tradisi, kepercayaan, dan budaya yang beraneka ragam. Oleh karena itu, integrasi suatu
bangsa terjadi akibat perpaduan berbagai unsur tersebut. Menurut Sartono Kartodirdjo, proses integrasi
bangsa Indonesia dapat dibagi dalam dua jenis. Pertama, integrasi geopolitik yang dimulai sejak zaman
praaksara sampai awal adab XX. Kedua, proses integrasi politik kaum elite sejak awal abad XX hingga
akhir zaman Hindia Belanda (1908-1942). Pada abad XVI proses integrasi geopolitik Indonesia mulai
Sejak zaman kuno, Kepulauan Indonesia merupakan tempat persilangan jaringan lalu
lintas laut yang menghubungkan peradaban Barat (Romawi, Timur Tengah dan India) serta
peradaban Timut (Cina). Pengetahuan navigasi dan teknologi kapal layar telah mendorong
munculnya pelayaran pantai. Dengan dikenalnya peralatan astrolabe, ilmu perbintangan, dan
pengetahuan sistem angin di lautan Indonesia, pelayaran samudra dapat dilakukan. Kegiatan
pelayaran lintas samudra tersebut pada akhirnya mendorong perkembangan perdaganagan
internasional di Indonesia. Kondisi ini juga didukung keberadaan komoditas bernilai tinggi
seperti rempah-rempah, lada, emas, kapur barus, kayu cendana, dan beras. Maluku sebagai
daerah penghasil rempah-rempah menjadi terminal terakhir diri jalur perdaganagan
internasional yang dimula dari Teluk Persia di Timur Tengah. Jaringan perdagangan tersebut
melewati wilayah Gujat, Malabar, Koromandel, Bengala, Selat Malaka, Jawa, dan Sulawesi
Selatan.
Jaringan perdaganagn tersebut mendoorong berkembangya kota-kota pelabuhan seperti.
Malaka, Aceh, Banten, Demak, Tuban, Gersik, Makassar, dan Ternate. Kota-kota ini menjadi
tempat pertemuan bagi para pedagang dari berbagai kepulauan yang memiliki latar belakang
budya yang berbeda-beda. Keberadaan mereka telah mempelancar aliaran komoditas
perdagangan dunia. Aliran perdaganagan ke Timur Tengah dan Cina membawa komoditas
rempah-rempah, kayu cendena, dan kapur barus dari Indonesia. Selanjutnya, dari wilayah
Timur Tengah mengalir komoditas kain dan barang pecah belah ke Indonesia. Sementara itu,
dari wilayah Cina mengalir komoditas sutra dan proselen.
Selat Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 sebagian kegiatan perdagangan
dialihkan ke Aceh, Banten, Gresik, dan Makasar. Kota-kota kemudian berkembang menjadi
pusat-pusat perdangan baru menggantikan Malaka. Tindakan ini membuktikan bahwa di antara
para perdagangan Indonesia telah terjalin hubungan erat. Malaka lebih memilih berdagang
dengan sesamasuku bangsa yang bersal dari Kepulauan Indonesia. Kondisi ini merupakan
Sebagai lingua franca bahasa Melayu mudah diterima dan digunakan para
pedagang di Indonesia karena faktor-faktor berikut.
a. Struktur bahasa sederhana sehingga orang mudah menerima dan
menuturkannya.
b. Bahasa Melayu bersifat merakyat, tidak terdapat perbedaan pada tingkat
masyarakat seperti dalam bahasa Jawa.
Faktor-faktor di atas merupakan latar belakang bagi para tokoh nasionalis untuk menjadikan
bahasa Melayu sebagi dasar dari bahasa Indonesia. Pada perkembangnnya bahasa Indonesia
difungsikan sebagai bahasa persatuan bangsa. Fungsi ini resmi ditetapkan dalam Kongres Pemuda II di
Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada kongres tersebut dinyatakan bahwa “kami putra dan putri
Indonesia menjungjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Sebagai generasi penerus bangsa tugas
kita saat ini adalah membudayakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam setiap
percakapan.
Dari kajian mengenai proses integrasi bangsa Indonesia pada masa Islam banyak pelajaran
yang dapat diambil oleh generasi sekarang. Pertama, integrasi suatu bangsa merupakan suatu proses
MODUL SEJARAH INDONESIA X SMA NEGERI 30 JAKARTA @HY
histori yang panjang. Dengan demikian, integrasi tidak terjadi pasa satu atau dua kejadian sejarah,
tetapi terjadi dalam proses yang diengaruhi leh beberapa faktor. Kita dapat merasa sebagai satu bangsa
karena ada ketertarikan budaya satu dengan lainnya, memiliki persamaan kepentingan, menggunakan
bahasa yang sama, mengakui sistem nilai yang sama, memiliki persamaan indentitas, dan solidaritas
sebagai satu bangsa yang sama. Kedua, semakin sering terjadi komunikasi antarsuku bangsa, integras
bangsa akan lebih mudah terbentuk.
8. Bahasa Melayu memiliki peran besar dalam proses integrasi bangsa Indonesia karena...
a. Sudah berkembang sejak jaman kerajaan Sriwijaya
b. Mudah digunakan dan dimengerti oleh banyak orang
c. Mendapat pengaruh dari bahasa Sansekerta dan Arab
d. Menjadi bahasa pergaulan dalam perdagangan
e. Menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia
9. Daerah yang menjadi asal-usul bahasa Melayu adalah...
a. Sumatra Barat d. Riau
b. Palembang e. Aceh
c. Jambi
10. Latar belakang yang mendorong dominasi bahasa Melayu di kota-kota pelabuhan
Indonesia adalah....
a. Kesadaran suku bangsa di Indonesia untuk menggunakan bahasa Melayu
b. Keinginan untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan
c. Adanya tingkatan dalam penggunaan bahasa Melayu
d. Peran aktif suku bangsa Melayu dalam perdagangan
e. Perkembangan budaya suku bangsa Melayu