Anda di halaman 1dari 6

Uji Akrolein

Acrolein Test
Dara Tri Oktaviani Bulan
daratrioktaviani.bio18@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Lipid adalah zat biomolekul yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik.
Pada suhu ruang, lipid berbentuk padat yang disebut lemak, dan lipid yang berbentuk cair disebut
minyak. Salah satu uji kualitatif lipid adalah uji akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol
dalam bentuk bebas atau dalam minyak/lemak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein.
Praktikum yang berjudul “Uji Akrolein” ini telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Maret
2019 di Laboratorium Biologi FKIP Unsyiah. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
kualitas lipid dan mendeteksi adanya kandungan gliserol dengan metode pengamatan langsung.
Objek yang diamati pada praktikum ini adalah gliserol, minyak kelapa yang sudah dipakai, dan
minyak malinda. Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum ini menunjukkan bahwa gliserol
adalah larutan yang paling bagus kualitasnya dibandingkan minyak kelapa dan minyak malinda.
Kata kunci: Lipid, Gliserol, Lemak, Minyak, Uji Akrolein
Abstract
Lipids are biomolecular substances that are not soluble in water but are soluble in organic
solvents. At room temperature, solid lipids are called fats, and liquid lipids are called oils. One
qualitative test of lipids is the acrolein test. In this test, dehydration of glycerol in free form or in
oil / fat produces aldehyde acrylate or acrolein. The practice entitled "Test for Acrolein" was held
on Monday, March 25, 2019 at the Biology Laboratory of FKIP Unsyiah. The purpose of this lab is
to determine the quality of lipids and detect the presence of glycerol by direct observation method.
The objects observed in this lab are glycerol, coconut oil that has been used, and malinda oil. The
results obtained in this practicum show that glycerol is the best quality solution compared to
coconut oil and malinda oil.Keywords: Lipids, Glycerol, Fats, Oils, Acrolein Tests
Pendahuluan ke dalam empat kelas menurut struktur
Lipid merupakan senyawa ester asam molekulnya, yaitu lemak, fospolipid, malam
lemak dengan gliserol yang terdiri dari atom (lilin), dan steroid (Sunarya, 2012, pp.574-
karbon, hidrogen, dan oksigen. Tiga asam 575).
lemak yang berikatan dengan satu molekul Komponen dasar lemak adalah asam
gliserol disebut trigleserida. Lipid tidak larut lemak dan gliserol yang diperoleh dari hasil
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa
Dalam makhluk hidup, lipid berperan sebagai lipid lainnya. Asam lemak pembentuk lemak
sumber energi tubuh dan pembentuk struktur dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom C
membran sel. Pada suhu ruang, lipid (karbon), ada atau tidaknya ikatan rangkap,
berbentuk padat yang disebut lemak, dan lipid jumlah ikatan rangkap serta letak ikatan
yang berbentuk cair disebut minyak. Asam rangkap. Berdasarkan struktur kimianya, asam
lemak pembentuk lipid terbagi dua, yaitu lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh
asam lemak jenuh dan tak jenuh (Bintang, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan
2010, p.112). rangkap. Sedangkan asam lemak yang
Lipid digolongkan menurut memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam
karakteristik kelarutannya. Lipid didefinisikan lemak tidak jenuh (Sartika, 2008, p.155).
sebagai zat yang tidak larut dalam air, yang Ekstraksi minyak atau lemak adalah
dapat diekstrak dari sel melalui pelarut suatu cara untuk mendapatkan minyak atau
organik seperti eter dan benzena. Lipid yang lemak dari beberapa sel-sel bahan yang
ditemukan dalam tubuh manusia dapat dibagi diduga mengandung minyak atau lemak.

1
Dara Tri Oktaviani Bulan: Uji Akrolein

Sebagai senyawa hidrokarbon, minyak dan diperhatikan bau akrolein yang terbentuk
lemak atau lipid pada umumnya tidak larut berupa asap putih dan dibandingkan bau
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic. akrolein dan asap putih yang terbentuk.
Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai
untuk ekstraksi minyak dan lemak adalah
dengan menentukan derajat-derajat
polaritasnya. Pada dasarnya suatu bahan akan
mudah larut dalam pelarut yang sama Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
polaritasnya. Polaritas minyak dan lemak Data
berbeda-beda sehingga tidak ada bahan Data yang didapatkan dari praktikum
pelarut umum (universal) untuk semua ini berupa data tertulis dan foto. Adapun
macam lipid (Faizal, 2009, p.30). instrumen yang digunakan pada praktikum ini
Akrolein C3H4O atau CH2=CHCHO adalah buku penuntun praktikum biokimia.
adalah termasuk golongan aldehida tak-jenuh- Data pada praktikum ini diperoleh melalui
α, β dan sangat elektrofilik yang dapat metode dokumentasi yaitu dengan cara
dijumpai pada berbagai jenis asap, seperti pengambilan gambar langsung dari hasil
asap rokok, asap kendaraan bermotor dan asap pengamatan pada preparat yang diamati
kebakaran hutan serta dari makanan yang dengan menggunakan smartphone lalu data-
terbentuk sewaktu pembakaran materi organik data berupa gambar-gambar.
(Serumpaet, 2016, p.4). Teknik Analisis Data
Metode/Cara Kerja Data yang ditampilkan berupa data
Waktu dan Tempat kualitatif dengan menggunakan tabel.
Praktikum biokimia tentang uji akrolein Hasil dan Pembahasan
ini dilakukan pada hari senin tanggal 25 Maret Lemak merupakan suatu molekul
2019. Bertempat di Laboratorium Biologi yang terdiri atas oksigen, hidrogen, karbon,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan terkadang terdapat nitrogen serta fosforus.
(FKIP) Universitas Syiah Kuala. Lemak tidak dapat larut dalam air. Untuk
Target/Subjek/Populasi/Sampel dapat melarutkan lemak, dibutuhkan pelarut
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk khusus lemak seperti Choloroform. Molekul
mengetahui kualitas lipid dan mendeteksi lemak terdiri atas 4 bagian, antara lain 1
adanya kandungan gliserol. Subjek dalam molekul gliserol serta 3 molekul asam lemak.
praktikum ini adalah seluruh peserta Asam lemak terdiri atas rantai Hidrokarbon
praktikum. Objek yang digunakan adalah dan juga gugus Karboksil. Molekul gilserol
gliserol, minyak kelapa yang sudah dipakai, mempunyai 3 gugus Hidroksil serta pada tiap
minyak malinda, dan KHSO4. gugus hidroksil tersebut dapat berinteraksi
dengan gugus karboksil asam lemak (Santika,
Prosedur 2016, p.90).
Pada pengamatan uji hidrolisis pati Reaksi hidrolisis lemak terjadi apabila
dengan asam ini langkah pertama ialah lemak terhidrolisis menjadi asam lemak bebas
dimasukkan 2 mL gliserol, minyak kelapa, dan gliserol. Penyebab dari aroma tengik
dan minyak malinda kedalam masing-masing disebabkan oleh pembentukan asam lemak
tabung reaksi dan pada tiap-tiap tabung bebas. Bau tengik pada minyak terasa bila
ditambahkan 1 gram KHSO 4. Setelah itu minyak yang bersangkutan mengandung
diaduk hingga merata, lalu di panaskan asam-asam lemak bebas, terutama suhu
menggunakan spiritus. Kemudian rendah (Prarudiyanto, 2015, p.110).

2
Dara Tri Oktaviani Bulan: Uji Akrolein

Minyak goreng yang terhidrolisis akan


bereaksi menjadi gliserol dan asam lemak
bebas. Ketika dipanaskan, gliserol akan
menghasilkan senyawa akrolein. Akrolein ini
adalah senyawa aldehid yang bersifat volatil
dan akan menguap sehingga menyebabkan
bau tengik (Ariani, 2017, p.4).
Mutu minyak goreng ditentukan titik
asapnya. Asap merupakan tanda telah terjadi
penguraian. Semakin tinggi titik asap,
semakin baik mutu minyak goreng tersebut.
Titik asap suatu minyak goreng tergantung
dari kadar gliserol dan asam lemak bebas. Gambar 1. Gliserol
Molekul-molekul lemak yang mengandung
radikal asam lemak tidak jenuh mengalami
oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik pada
minyak ini disebabkan oleh pembentukan
senyawa-senyawa hasil penguraian
hidroperoksida (Handoko, 2009, p.122).
Akrolein adalah termasuk golongan
aldehida tak jenuh yang dapat dijumpai pada
berbagai jenis asap yang akan merangsang
tenggorokan, seperti asap yang terdapat pada
rokok, asap kendaraan bermotor dan asap
kebakaran hutan serta dari makanan yang
terbentuk sewaktu pembakaran materi organik Gambar 2. Minyak malinda
(Ardhany, 2018, p.64).
Uji akrolein adalah uji untuk
mengetahui adanya gliserol dalam lemak atau
minyak dan untuk mengetahui kualitas lipid
tersebut. Dalam uji ini gliserol dalam bentuk
bebas atau yang terdapat dalam lemak atau
minyak bila mengalami dehidrasi akan
membentuk aldehid akrilat atau disebut juga
akrolein.
Pada penelitian kali ini telah dilakukan
pengamatan uji akrolein terhadap tiga larutan,
Gambar 3. Minyak kelapa yang sudah dipakai
yaitu gliserol, minyak malinda, dan minyak
kelapa. Pada setiap tabung diisikan 2 mL
gliserol, minyak malinda, minyak kelapa yang
sudah dipakai dan 1 gram KHSO 4. Fungsi
KHSO4 ini sebagai katalis yang mempercepat
reaksi dehidrasi gliserol membetuk akrolein.

3
Dara Tri Oktaviani Bulan: Uji Akrolein

menjadi coklat tua. Pada minyak malinda


terdapat endapan KHSO4, uji akrolein pada
minyak malinda menunjukkan hasil positif
karena terdapatnya asap putih (SO2) dan bau
tengik yang tercium.

Gambar 4. Gliserol, minyak kelapa, minyak


malinda + KHSO4
Tabung pertama berisi 2 mL gliserol
dan 1 gram KHSO4, pada awal di panaskan
perubahan warna pada gliserol mula-mula
bening, ketika telah lama di panaskan Gambar 6. Minyak malinda + KHSO 4 saat
mengalami perubahan warna menjadi dipanaskan
kehitaman. Hasil yang diperoleh larutan
Tabung ketiga berisi 2 mL minyak
menjadi larut (menyatu), artinya tidak terdapat kelapa yang sudah dipakai dan 1 gram
endapan KHSO4, dan menghasilkan bau yang KHSO4, pada awal di panaskan bau tengik
tidak terlalu tengik. Hal ini disebabkan karena sudah mulai tercium. Perubahan warna pada
gliserol merupakan lemak jenuh, sehingga minyak kelapa mula-mula berwarna coklat
tidak memiliki ikatan rangkap. keruh, hingga lama-kelamaan di panaskan
mengalami perubahan warna menjadi coklat
hampir kehitaman. Pada minyak kelapa
terdapat banyak endapan KHSO 4, uji pada
minyak kelapa menunjukkan hasil positif
karena terdapatnya asap putih (SO2) yang
banyak dan bau tengik yang sangat tajam.

Gambar 5. Gliserol + KHSO4 saat dipanaskan


Tabung kedua berisi 2 mL minyak
malinda dan 1 gram KHSO4, pada awal di
panaskan sudah mulai tercium bau, kemudian
semakin lama di panaskan bau yang tercium
semakin tengik. Perubahan warna pada Gambar 7. Minyak kelapa + KHSO 4 saat
minyak malinda yang mula-mula berwarna dipanaskan
kuning keemasan, setelah lama-kelamaan di Dari pengamatan didapatkan bahwa
panaskan mengalami perubahan warna minyak malinda dan minyak kelapa yang

4
Dara Tri Oktaviani Bulan: Uji Akrolein

ditambahkan KHSO4 lalu di panaskan akan adalah minyak kelapa, minyak malinda, dan
mengalami dehidrasi, sehingga membentuk gliserol. Uji akrolein dikatakan positif apabila
aldehid akrilat atau akrolein. Selain itu, pada terdapat asap putih dan bau tengik. Yang
dasarnya kedua larutan tersebut merupakan mana bau tengik ini berpengaruh pada kualitas
lemak tak jenuh, karena memiliki ikatan lipid tersebut. Jadi, semakin bau tengik larutan
rangkap. Semakin panjang ikatan rangkapnya semakin buruk kualitas lipid tersebut.
semakin susah diputus rantainya maka
Saran
ketengikan akan semakin tajam. Jadi dapat
Menyadari bahwa laporan ini masih
disimpulkan bahwa gliserol adalah larutan
jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya
yang paling bagus dibandingkan minyak
sangat mengharapkan masukan dan saran
kelapa dan minyak malinda. Karena gliserol
yang membangun dari asisten laboratorium.
merupakan lemak jenuh yang tidak memiliki
Agar kedepannya saya bisa memperbaiki
ikatan rangkap dan hasil pada pengamatan
laporan ini menjadi lebih baik lagi. Dan untuk
menunjukkan bahwa gliserol bau tengiknya
praktikkan sebaiknya jangan terlalu
yang paling sedikit.
bersemangat saat proses pembakaran yang
Ketengikan juga disebabkan oleh
mengakibatkan endapan larutan yang
adanya reaksi antara molekul oksigen dengan
mengeras pada tabung.
asam lemak berikatan ganda. Ketengikan juga
dapat terjadi bila triasilgliserol yang Daftar Pustaka
mengandung asam lemak tak jenuh Ardhany, S. D., & Lamsiyah. (2018). Tingkat
mengalami proses oksidasi. Bila terkena Pengetahuan Pedagang Warung
udara, asam lemak tak jenuh cenderung Tenda di Jalan Yos Sudarso
mengalami autooksidasi, autooksidasi dimulai Palangkaraya Tentang Bahaya
Menggunakan Minyak Jelantah Bagi
dengan pembentukan radikal-radikal bebas
Kesehatan. Jurnal Surya Medika, 3:2,
yang disebabkan oleh faktor- faktor, yaitu 62-68.
cahaya, panas, peroksida lemak, dan logam- Ariani, D., Yanti, S., & Saputri, D. S. (2017).
logam berat seperti Cu, Co, Fe, dan Mn. Studi Kualitatif dan Kuantitatif
Molekul oksigen dapat bereaksi dengan asam Minyak Goreng yang Digunakan Oleh
lemak berikatan ganda dan menghasilkan Penjual Gorengan di Kota Sumbawa.
produk kompleks yang menyebabkan Jurnal Tambora, 2:3, 1-8.
Bintang, M. (2010). Biokimia Teknik
timbulnya rasa dan bau pada lemak.
Penelitian. Jakarta: Erlangga.
Simpulan dan Saran Faizal, M., Noprianto, P., & Amelia, R.
Simpulan (2009). Pengaruh Jenis Pelarut, Massa
Berdasarkan hasil pengamatan dalam Biji, Ukuran Partikel dan Jumlah
Siklus Terhadap Yield Ekstrasi
praktikum untuk menguji akrolein, dapat Minyak Biji Ketapang. Jurnal Teknik
disimpulkan bahwa salah satu uji kualitatif Kimia, 2:16, 28-34.
pada lipid adalah uji akrolein. Uji akrolein Handoko, D. S., dkk. (2009). Peningkatan
adalah uji untuk menentukan adanya gliserol Kualitas Minyak Jelantah
dalam lemak atau minyak dan untuk Menggunakan Adsorben H5-NZA
mengetahui kualitas lipid tersebut. Lipid itu dalam Reaktor Sistem Fluid fixed bed.
Jurnal Ilmu Dasar, 10:2, 121-132.
sendiri adalah zat biomolekul yang tidak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut organik.
Pada suhu ruang, lipid berbentuk padat yang
disebut lemak, dan lipid yang berbentuk cair
disebut minyak. Dari hasil pengamatan,
urutan bau tengik ketiga larutan tersebut

5
Dara Tri Oktaviani Bulan: Uji Akrolein

Prarudiyanto, A., dkk. (2015). Karakteristik


Kimia dan Organoleptik Minyak
Goreng Bekas Hasil Penyaringan
dengan Penambahan Vitamin E.
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian
dan Biosistem, 3:1, 102-111.
Santika, G. P. (2016). Pengukuran Tingkat
Kadar Lemak Tubuh Melalui Jogging
Selama 30 menit Mahasiswa Putra
Semester IV FPOK IKIP PGRI Bali
Tahun 2016. Jurnal Pendidikan
Kesehatan Rekreasi, 1:3, 89-98.
Sartika, R. A. (2008). Pengaruh Asam Lemak
Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak
Trans terhadap Kesehatan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, 2:4,
154-160.
Sarumpaet, R. D., dkk. (2016). Pengaruh Asap
Rokok Terhadap Kualitas Hidup Total
Penderita Rinitis Alergi Persisten.
Jurnal Skolastik Keperawatan, 2:1, 1-
12.
Sunarya, Y. (2012). Kimia Dasar 2. Bandung:
Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai