Anda di halaman 1dari 22

7.

Vaksin Kombinasi Dtp Dan Haemophilus Influenzae Tipe B (Hib)

a. Kandungan Obat

Mengandung toksoid difteri dan tetanus murni; bakteri pertusis (batuk rejan) inaktif; antigen

permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius; serta komponen Hib tidak

infeksius yang merupakan hasil konjugasi antara sub unit polisakarida dari kapsul

Haemophilus influenza tipe b dengan toksoid tetanus.

b. Indikasi

Imunisasi aktif dengan difteri, tetanus, pertusis dan Hib pada bayi usia 2 bulan

c. Mekanisme & Profil Farmakokinetik

Merangsang tubuh membentuk antibodi terhadap difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan

Haemophilus influenza tipe b

d. Efek Samping

Demam lebih dari atau sama dengan 38 derajat Celcius, gelisah, hilang nafsu makan,

menangis yang berkepanjangan, dan muntah.

e. Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap komponen vaksin, hipersensitif terhadap imunisasi D, P, T, Hib

sebelumnya.

f. Toksisitas
Komplikasi berat yang sering terjadi meliputi obstruksi pernafasan,

toksisitas sistemik akut, miokarditis, dan komplikasi neurologikal seperti

neuritis, paralisis palatum molle, paralisis okular, paralisis difragma dan

bisa gagal ginjal

g. Sediaan lazim: 0,5 mL

h. Penyimpanan & BUD

Pada suhu yang ditentukan +20C s.d. +80C dapat juga difungsikan untuk membuat kotak

dingin cair (cool pack)

i. Peringatan

Tidak untuk memproteksi infeksi yang disebabkan oleh H. Influenzae tipe lain atau

meningitis; vaksin ini harus diberikan secara subkutan

pada bayi yang menderita trombositopenia atau gangguan hemoragik; hati-hati terhadap

demam < 40oC, kolaps atau kondisi seperti syok (episode hipotonik-hiporesponsif),

menangis lebih dari 3 jam, konvulsi dengan atau tanpa demam, yang mungkin terjadi dalam

48 jam setelah imunisasi

j. Pemakaian

Disuntikkan secara intramuscular, penyuntikkan dilakukan pada anterolateral paha atas.

Penyuntikkan pada bokong dapat menyebabkan luka saraf siatik dan tidak dianjurkan.
k. Merek dagang: Pentabio

8. Vaksin Hepatitis A

a. Jenis & Kandungan

Vaksin ini mengandung virus hepatitis A yang sudah dinonaktifkan, dan pemberiannya

dilakukan dengan cara disuntikkan ke dalam otot lengan atas.

b. Indikasi

Profilaksis pre-pemaparan virus hepatitis A pada individu usia 2 tahun atau lebih yang

berisiko terkena infeksi, seperti wisatawan ke daerah endemik tinggi hepatitis A, tentara,

individu yang tinggal di daerah endemik tinggi, individu dengan aktivitas seksual yang tinggi,

pengguna obat suntik terlarang, hemofiliak dan penerima produk darah.

c. Mekanisme singkat

pemberian vaksin hepatitis A, akan merangsang sistem imunitas tubuh untuk memproduksi

antibodi terhadap virus hepatitis A. Vaksin ini berisi virus hepatitis A yang sudah

dinonaktifkan, dan pemberiannya dilakukan dengan cara disuntikkan ke dalam otot lengan

atas.

d. Efek samping

Biasanya ringan, termasuk nyeri selintas, eritema, dan indurasi pada tempat penyuntikan.

Efek lain yang jarang termasuk demam, malaise, rasa lelah, sakit kepala, mual, diare dan

hilangnya selera makan.


e. Kontraindikasi:

Hipersensitivitas terhadap seluruh komponen vaksin, imunisasi harus ditunda jika demam

atau adanya penyakit akut/kronis.

f. Interaksi obat

Tidak ada studi teratogenik pada hewan, tetapi pemberian vaksin pada wanita hamil dan

menyusui harus mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.

g. Toksisitas

Data non-klinis mengungkapkan tidak ada bahaya khusus bagi manusia berdasarkan

toksisitas akut konvensional, toksisitas dosis berulang, toleransi lokal dan studi

hipersensitivitas.

Ibu Hamil

Hingga sekarang, data tidak memadai untuk menilai risiko teratogenik atau foetotoksik

vaksin terhadap Hepatitis A ketika diberikan selama kehamilan. Sebagai tindakan

pencegahan, lebih disukai untuk tidak menggunakan vaksin ini selama kehamilan kecuali

dalam kasus risiko kontaminasi utama.

h. Sediaan Lazim/Dosis

Vaksin hepatitis A tersedia dalam bentuk cairan untuk injeksi. Sediaan vaksin ini terdiri dari

dua jenis dosis, yaitu dosis untuk anak berusia 12 bulan sampai 18 tahun yang berisi 80 IU

dan dosis untuk dewasa berusia 19 tahun atau lebih yang berisi 160 IU.
i. Penyimpanan

Vaksin hepatitis A dapat disimpan pada suhu 2–8 C dan tidak boleh dibekukan. Jika

dibekukan, maka vaksin tidak dapat digunakan. Sebagian besar vaksin hepatitis A tidak

mengandung bahan preservatif dan hanya dapat bertahan selama 24 – 36 bulan pada suhu

tersebut.

j. Perhatian khusus

Perhatian khusus harus diberikan kepada pelancong dan penjamah makanan (food handler)

k. Merk dagang:

Avaxim, Havrix, Twinrix, Vaqta, Vivaxim

10. Antigen virus Hepatitis A dan B

1. Jenis & Kandungan

Kombinasi inaktivasi virus hepatitis A dan B

2. Indikasi

Dewasa yang berisiko terkena infeksi hepatitis A dan hepatitis B.

3. Mekanisme

Vaksin mengandung komponen bakteri atau virus yang telah dilemahkan atau

dimatikan. Komponen kuman yang telah di non- aktifkan tidak dapat menyebabkan
penyakit. Vaksin akan menyebabkan tubuh dapat mengenali siapa dan bagaimana

memerangi penyakitnya.

d. Efek Samping

Reaksi lokal: sakit, kemerahan dan bengkak, reaksi umum adalah rasa

lelah, sakit kepala, malaise, mual.

e. Kontraindikasi

hipersensitivitas terhadap komponen vaksin.

f. Interaksi

Respon adekuat mungkin tidak dapat dicapai pada pasien dengan gangguan sistem

imun dan pasien yang menerima terapi imunosupresif, pemberian bersama dengan

imunoglobulin tidak mempengaruhi serokonversi walaupun titer antibodi dapat lebih

tinggi

g. Toksisitas

Granuloma (sensitivitas aluminium), Trombositopenia, Demam, Arthralgia.

h. Sediaan lazim/dosis

Injeksi intramuskular; dewasa dan remaja usia >16 tahun diberikan 3 dosis 1 mL pada

bulan ke 0, 1, dan 6. Anak 1-15 tahun injeksi intra muskular, 3 dosis 0,5 mL.

Vaksinasi yang dipercepat (untuk yang akan bepergian dalam waktu 1 bulan) untuk

dewasa: dosis ke-2, 7 hari setelah dosis pertama, dosis ke-3 setelah 14 hari lagi, dan

dosis ke-4 setelah 12 bulan.Catatan: setelah 1 seri imunisasi lengkap, dapat diberikan
booster dengan vaksin komponen tunggal; area deltoid lebih disukai sebagai tempat

penyuntikan pada dewasa dan anak-anak yang lebih besar; sedangkan anterolateral

thigh lebih disukai untuk bayi; tapi jangan disuntikkan pada bokong (efikasi vaksin

berkurang), pasien dengan gangguan perdarahan dapat diberikan secara subkutan (tapi

respons imun dapat berkurang).Penting. Twinrix tidak dianjurkan sebagai profilaksis

akibat pemaparan virus hepatitis B pada percutaneous ocular (needle-stick) atau ke

membran mukus.

i. Penyimpanan

Simpan di lemari es (2°C - 8°C). Jangan membeku.

j. Perhatian khusus

Pemberian vaksin harus ditunda pada subyek yang menderita demam berat; belum

diketahui apakah vaksin dapat memproteksi mereka yang terinfeksi hepatitis A dan

hepatitis B yang sedang dalam masa inkubasi; vaksin tidak memproteksi terhadap

infeksi hepatitis lain contohnya hepatitis C dan E ; tidak dianjurkan pada profilaksis

pasca- pemaparan.

k. Merk dagang: HBV, Vaqta, Tritanrix Hb

11. Vaksin Influenza

a. Jenis & Kandungan

Inaktivasi virus influenza


b. Indikasi

Profilaksis terhadap influenza pada anak di atas 6 bulan dan

dewasa. Imunisasi influenza juga dianjurkan untuk orang tua usia

lebih dari 65 tahun.

c. Mekanisme:

Vaksin influenza bekerja dengan cara membangun antibodi dalam

tubuh seseorang untuk melawan virus influenza. Vaksin influenza

butuh sekitar dua minggu untuk bekerja menciptakan antibodi

dalam tubuh seseorang.

d. Efek Samping:

- Reaksi lokal: kemerahan, nyeri, bengkak, indurasi dan tekanan,

tetapi dapat hilang segera.

- Reaksi sistemik: malaise, fatigue, gemetar, demam, berkeringat,

sakit kepala, nyeri sendi dan otot. Gejala di atas hilang dalam 1-2

hari tanpa obat. Jarang: neuralgia, paraestesia, kejang dan

trombositopenia sementara, alergi yang dapat menjadi renjatan,

vaskulitis, gangguan saraf seperti ensefalomielitis, neuritis dan

sindrom Gulliain-Barre.

e. Kontraindikasi

Hipersensitivitas terhadap zat aktif dan bahan tambahannya, telur,

protein yang berasal dari ayam, neomisin, formaldehid, dan


oktoksinol-9. Imunisasi harus ditunda sekurangnya 2 minggu pada

pasien yang mengalami demam dan infeksi akut.

f. Interaksi

Efek imunisasi dapat terpengaruh pada pemberian bersamaan

dengan terapi imunosupresan atau pada kondisi imunodefisiensi.

g. Toksisitas

Vaksin Influenza telah menjalani studi toksisitas dosis tunggal dan

berulang pada tikus dan tikus ketika diberikan secara intranasal.

Dalam studi dosis tunggal, dosis vaksin yang lebih tinggi dari normal

diberikan kepada hewan dan diamati selama 14 hari untuk efek

toksik. Tidak ada efek tidak diinginkan terkait vaksin yang

ditemukan pada hewan yang menerima Vaksin Influenza

Dalam studi toksisitas dosis berulang, tiga dosis vaksin yang lebih

tinggi dari normal diberikan pada hewan pada hari ke 0, 7 dan 14

dan selanjutnya dikorbankan. Necropsy dilakukan untuk menilai

efek buruk pada organ apa pun. Tidak ada efek samping terkait

vaksin yang ditemukan pada hewan penelitian yang menerima

Vaksin Influenza.

h. Sediaan Lazim / dosis


Anak mulai 36 bulan dan dewasa, 1 dosis 0,5 mL. Anak 6 – 35 bulan,

1 dosis 0,25 mL. Vaksin influenza diberikan secara intramuskular

atau subkutan.

i. Penyimpanan

Simpan vaksin influenza di lemari es pada suhu 35 ° hingga 46 ° F

(2 hingga 8 ° C). Jangan pernah memaparkan vaksin influenza ke

suhu beku. Tempatkan vaksin di tengah kulkas, jauh dari

kompartemen freezer, dinding belakang, dan bagian bawah kulkas

di mana suhunya biasanya lebih dingin

j. Perhatian khusus

Vaksin influenza tidak boleh diberikan secara intravaskular.

Pemberian vaksin influenza pada ibu hamil dan menyusui harus atas

petunjuk dokter.

k. Merk dagang: Agrippal, Fluarix, Vaxigrip

12. Vaksin Kolera

a. Jenis & Kandungan

Vaksin yang terdiri dari seluruh sel V. Cholerae O1 yang mati dalam

kombinasi dengan subunit B-rekombinan toksin kolera (WC / rBS)


b. Indikasi

Untuk wisatawan yang berkunjung ke daerah endemic. Imunisasi

harus sudah selesai sedikitnya 1 minggu sebelum potensi paparan.

Tetapi, tidak ada persyaratan untuk vaksinasi kolera untuk

perjalanan internasional. WHO tidak merekomendasikan pemberian

vaksin kolera (injeksi) yang diinaktivasi karena hanya memberikan

proteksi sampai dengan 50%. Imunisasi vaksin kolera tidak

memberikan proteksi 100% dan semua wisatawan yang berkunjung

ke negara yang ada kolera harus diperingatkan untuk

memperhatikan makanan, air, dan kebersihan individu.

c. Mekanisme

Membunuh V Cholera 01 dengan subunit toksin A dengan cara

melemahkan dan menyandi untuk toksin A

d. Efek samping

Makanan, minuman, dan obat oral lain harus dihindari 1 jam

sebelum dan sesudah imunisasi. Efek samping vaksin kolera oral

adalah diare, sakit perut, sakit kepala; efek samping yang jarang

adalah mual, muntah, tidak nafsu makan, pusing, demam dan

gangguan saluran napas.

e. Kontraindikasi
Hipersenstivitas pada dosis sebelumnya, bersamaan dengan

penyakit gastroenteritis, bersamaan dengan terapi antimicrobial,

dengan alergi vaksin

f. Interaksi obat

 Adalimumab

 Alefacept

 Anakinra

 Betamethasone

 Blood thinning drugs

 Brentuximab

 Corticorelin

 Corticotropin

 Heparin

 Hydrocortisone

g. Toksisitas

Nyeri pada perut, mual muntah, diare

h. Sediaan lazim/Dosis

dosis pertama, seperti dijelaskan pada label, biasanya 0,5 mL

dengan cara injeksi subkutan dalam atau injeksi intramuskular;

dosis kedua, setelah paling sedikit 1 minggu dan lebih baik 4

minggu, 1 mL; booster setiap 6 bulan bila terjadi pemaparan yang


terus menerus; ANAK usia 1-5 tahun 0,1 mL, dosis kedua 0,3 mL,

usia 5-10 tahun 0,3 mL, dosis kedua 0,5 mL.

i. Penyimpanan

Pada Suhu 2o s.d 8oC jauhkan dari cahaya matahari langsung

j. Perhatian khusus

Wisatawan yang berisiko tinggi (mis. Pekerja darurat / penolong)

k. Merk dagang: Dukoral dan SanChol

13. Vaksin MMR (Measles Mumps Rubela)

a. Jenis & Kandungan

Mumps (gondongan), Measles (campak), dan Rubella.

b. Indikasi

Kombinasi vaksin measles mumps rubela (vaksin MMR) ditujukan untuk mengeliminasi

rubela (dan sindrom rubela kongenital), campak, dan gondong. Tiap anak harus mendapat 2

dosis vaksin MMR sejak saat memasuki sekolah dasar, kecuali bila ada hal- hal pasti yang

dikontraindikasikan (lihat di bawah) atau ada penolakan dari orangtua.

c. Mekanisme

Vaksin MMR berfungsi untuk merangsang sistem kekebalan untuk melindungi terhadap

campak, gondong, dan rubela. Vaksin ini dilemahkan secara hidup dan dengan demikian

merupakan versi tidak berbahaya dari agen infeksi yang tidak berbahaya yang memberikan

perlindungan. Karena vaksin MMR dilemahkan, ia memiliki kemanjuran yang sangat baik

tetapi membutuhkan lebih dari satu dosis untuk mencapai kekebalan ini
d. Efek samping

Malaise, demam, atau gatal dapat timbul 1 minggu setelah imunisasi dan berlangsung hingga

2-3 hari. Informasi dalam brosur (leaflet) membantu orangtua bagaimana menurunkan

demam (termasuk penggunaan parasetamol). Pembengkakan parotis kadang- kadang terjadi,

biasanya dalam minggu ke-3. Efek samping biasanya lebih jarang timbul pada dosis kedua

MMR dibandingkan pada dosis pertama (Pionas, 2014)

e. Kontaindikasi

- anak dengan penyakit keganasan yang tak ditangani atau yang kekebalannya berubah, dan

mereka yang menerima obat imunosupresif atau radioterapi, atau kortikosteroid dosis tinggi;

- anak yang menerima injeksi vaksin hidup lain dalam 4 minggu;

- anak yang alergi terhadap neomisin atau gelatin;

- anak yang demam akut (imunisasi harus ditunda);

- bila diberikan pada wanita usia subur, kehamilan harus dihindari

untuk 1 bulan (seperti pada vaksin rubela);

- tidak boleh diberikan dalam 3 bulan setelah injeksi

imunoglobulin.

- Imunisasi rubela selama kehamilan harus dihindari. Tetapi jika

diberikan selama kehamilan, tidak dianjurkan untuk menggugurkan kehamilan karena belum

ada studi yang menunjukkan hubungan imunisasi rubela pada awal kehamilan dengan efek

pada janin.

f. Interaksi obat

- Ifosfamide, melphalan, atau methotrexate – menurunkan efektivitas vaksin campak.

- Aspirin – berisiko menyebabkan pembengkakan hati dan otak

g. Toksisitas
Data manusia yang memadai tentang penggunaan Priorix-TetraTM selama kehamilan tidak

tersedia dan penelitian pada hewan tentang toksisitas reproduksi belum dilakukan.

h. Sediaan lazim/ Dosis pertama

- 0,5 mL secara subkutan dalam atau injeksi intramuskular.

- vaksin MMR diberikan pada anak usia 12-15 bulan. Dosis kedua (booster) diberikan pada

usia 3-5 tahun.Anak pada masa prasekolah yang belum mendapat dosis pertama MMR harus

diberi 1 (satu) dosis MMR dilanjutkan dengan dosis kedua 3

bulan.

i. Penyimpanan

Pada Suhu 2o s.d 8oC

j. Perhatian khusus

Diberikan pada anak yang mendapat tranfusi darah/produk darah atau imuno- globulin (3-11

bulan), trombositopenia, dan riwayat purpura trombositopenia.

k. Merk dagang: Priorix dan Trimovax.

14. Vaksin Meningokokus

a. Jenis & Kandungan

Vaksin polisakarida meningokokus yang terdiri dari serotipe A, C, W- 135 dan Y sebaiknya

diberikan bagi yang melakukan perjalanan ke suatu daerah berisiko terinfeksi meningokokus

terutama untuk mereka yang akan bepergian ke daerah tertentu atau hidup atau bekerja

dengan penduduk asli selama terjadi kejadian luar biasa (KLB) (Depkes, 2005).

b. Indikasi

Imunisasi aktif terhadap meningitis meningokokus karena meningokokus serogrup A, C, W-

135, Y, pada dewasa dan anak usia lebih dari 14 tahun yang berisiko, contohnya mereka yang
tinggal atau yang akan mengunjungi daerah epidemik atau endemik tinggi, dan pada mereka

yang dekat dengan pasien meningokokus serogrup A, C, W-135, Y.

c. Mekanisme

Vaksin polisakarida meningokokus (MPSV4) dibuat dari kapsul polisakarida luar bakteri

meningokokus. Vaksin meningokokus menginduksi produksi antibodi bakterisidal khusus

untuk polisakarida kapsular dari serogrup Neisseria meningitidis A, C, Y, dan W-135.

Antibodi anti-kapsul bakteri telah dikaitkan dengan perlindungan terhadap penyakit

meningokokus invasif.

d. Efek samping

Efek samping vaksin polisakarida meningokokus grup A, C, W135 dan Y adalah reaksi pada

tempat penyuntikan dan yang sangat jarang adalah sakit kepala, urtikaria, ruam, demam dan

drowsiness. Pernah dilaporkan adanya reaksi hipersensitivitas termasuk anafilaksis. eritema,

indurasi ringan, tenderness atau sakit pada tempat penyuntikan.

e. Kontraindikasi

Subyek dengan hipersensitivitas pada komponen vaksin atau pernah menunjukkan

hipersensitivitas pada pemberian vaksin sebelumnya.

f. Interaksi obat

Ocrelizumab: (Sedang) Berikan semua vaksin tidak hidup setidaknya 2 minggu sebelum

inisiasi ocrelizumab, jika memungkinkan. Ocrelizumab dapat mengganggu efektivitas vaksin

virus tidak hidup.

Siponimod: (Sedang) Berikan semua vaksin tidak hidup setidaknya 4 minggu sebelum

inisiasi siponimod, bila memungkinkan

g. Toksisitas

Belum dilakukannya studi untuk penggunaan dosis toksik pada manusia maupun hewan.

h. Sediaan lazim/dosis
Satu dosis 0,5 mL.

i. Penyimpanan

- Produk yang direkonstitusi harus didinginkan (35 hingga 46 derajat F) dan digunakan dalam

waktu 35 hari

- Dinginkan (antara 36 dan 46 derajat F)

j. Perhatian khusus

Pemberian vaksin harus ditunda pada pasien yang menderita demam akut parah; Tidak dapat

memproteksi meningokokus selain tipe A, C, W-135, Y; tidak dapat menginduksi respons

efektif jika diberikan pada subyek dengan respon kekebalan yang terganggu; serokonversi

pada anak usia kurang dari 2 tahun adalah rendah; tidak ada data pemberian pada wanita

hamil dan menyusui.

k. Merk dagang

Menactra, Menveo, Menomune, MenAfriVac, Other


JADWAL IMUNISASI PADA ANAK
Imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang dianjurkan agar mendapatkan respon
imun yang maksimal. Dalam penyusunan jadwal imunisasi perlu dipertimbangkan faktor
epidemiologi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, antibodi maternal, respon
antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin, jenis vaksin, dan keamanan vaksin.
Jadwal Imunisasi Dasar Depkes
Umur Bayi Jenis Imunisasi
0 bulan Hepatitis B (HB) 0
1 bulan BCG, Polio
2 bulan DTP-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DTP-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DTP-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak

Jadwal Imunisasi Lanjutan


Umur Anak Jenis Imunisasi
18 bulan DTP-HB-Hib 4
24 bulan Campak

Jadwal Imunisasi Lanjutan Anak Sekolah Dasar


Sasaran Imunisasi Waktu Pelaksanaan
Kelas 1 SD Campak Agustus
DT November
Kelas 2 SD Td November
Kelas 3 SD Td November
JADWAL IMUNISASI ORANG DEWASA
Imunisasi dewasa diperuntukkan bagisetiaporang dewasa (usia >12 tahun) yang
menginginkan kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit tertentu. Namun ada beberapa
kelompoki ndividu yang berisiko tinggi terhadap penyakit-penyakit menular tertentu, oleh
karena itu sangat dianjurkan untuk meiakukan vaksinasi (lihat gambar)
JADWAL IMUNISASI PADA IBU HAMIL
Sering ditanyakan apakah imunisasi pada ibu hamil membahayakan bagi kandungannya.
idealnya, imunisasi dilakukan sebelum kehamilan karena beberapa vaksin tidak benar-benar
aman pada kehamilan.Namun kadang ibu hamil juga divaksinasi, misalnya karena perjalanan
keluar negeri atau terjadi wabah penyakit.

Anda mungkin juga menyukai