Anda di halaman 1dari 9

NAMA : SILVI AYU LESTARI

NIM : 201910160311469
PRODI/ KELAS : MANAJEMEN I2
MATA KULIAH : AIK – 2 (Online Class)

SYIRIK DAN BAHAYANYA BAGI MANUSIA

A. Pengertian Syirik
Syirik dari segi bahasa yaitu mempersekutukan, secara istilah
adalah perbuatan yang mempersekutukan Allah SWT dengan sesuatu yang
lain. Sedangkan orang yang melakukan syirik disebut musyrik.
Syirik adalah suatu perbuatan (dalam sikap dan, atau niat) terutama
menyangkut aqidah dimana seseorang melakukan sesuatu bukan sepenuhnya
karena Allah SWT, atau secara sadar mencampur baurkan ke – Esaan dzat
Allah SWT dengan unsur – unsur lain menurut ajaran Islam dapat diartikan
sebagai perbuatan menyekutukan Allah SWT.

B. Bentuk – bentuk Syirik


1. Taqorrub li ghairil llah (Mendekatkan diri selain pada Allah SWT)
a. Menyembah batu/ patung
b. Menyembah pohon
c. Menjadikan kuburan orang – orang saleh sebagai tempat ibadah
2. Istisyfa’ (memohon pertolongan selain pada Allah SWT)
3. Cinta dan loyal yang berlebihan selain pada Allah dan RasulNya
4. Patuh dan taat pada selain Allah SWT.

C. Penyebab Terjadinya Syirik Pada Manusia


1. Memadamkan cahaya – cahya hidayah dan fitrah
Hidayah itu fitah, bersih dan suci. Jadi perbuatan – perbuatan syirik telah
dilakukan maka lambat laun cahaya hidayah itu akan lenyap dari diri kita.

1
2. Mengikuti syahwat
Perbuatan syirik itu dilakukan karena mengikuti hawa nafsu.
3. Hilangnya harga diri/ kemulyaan
Orang yang mempersekutukan Allah tentu harga dirinya tidak ada nilainya
lagi. Dia tiada memiliki kehormatan di sisi Allah SWT, dia sudah dilaknat
oleh Allah SWT.

D. Tindakan Rasulullah Dalam Menangkal Syirik


1. Sifat memuji akan menyebabkan bangga diri
Memuji seseorang termasuk perbuatan setan
2. Kebesaran adalah selendang Allah
Kebesaran hanyalah milik Allah SWT
3. Tidak menyebut seseorang dengan sayyid
Sayyid sebenarnya adalah Allah SWT
4. Kelembutan dan kemurnian tauhid
Para sahabat juga ikut memurnikan tauhid.

E. Syirik Pada Masa Modern


Perilaku syirik apabila dibiarkan akan merusak nilai – nilai tauhid.
Dengan hilangnya paham Tauhid, maka hilanglah iman seseorang yang juga
berdampak pada berkurangnya rasa aman.
Tak dipungkiri, bahwa seiring perkembangan zaman, masalah yang terjadi
sangatlah kompleks. Maka dari itu kita dituntut untuk peka membaca tanda –
tanda zaman dan juga turut andil dalam memberikan solusi akan tantangan
zaman yang semakin hari semakin ruwet.
Kita sebagai umat yang beragama sebaiknya turut pasrtisipatif
dalam melakukan control dan kritik sosial dalam penegakkan hukum yang
berkeadilan dan mampu memberi efek jera kepada para pelaku syirik. Selain
itu, perlunya menghidupkan spirit kenabian secara substansial dalam diri
setiap individu/ umat beragama agar mampu menjadi plonir dalam melakukan
transformasi sosial untuk kehidupan yang lebih baik.

2
F. Bahaya Syirik Bagi Kehidupan Manusia
1. Syirik Ashghar (tidak mengeluarkan dari agama)
a. Merusak amal yang tercampur dengan syirik ashghar
b. Terkena ancaman dari dalil – dalil tentang syirik, karena salaf
menggunakan setiap dalil yang berkenaan dengan syirik akbar untuk
syirik ashghar
c. Termasuk dosa besar yang terbesar.
2. Syirik Akbar
a. Kedzaliman terbesar
b. Menghancurkan seluruh amal
c. Jika meninggal dalam keadaan syirik, maka tidak akan diampuni oleh
Allah SWT.
d. Pelakunya diharamkan masuk surga
e. Kekal didalam neraka
f. Syirik adalah dosa paling besar.

G. Cara Menanggulangi Syirik Pada Masa Modern


1. Dengan memperdalam keimanan kita kepada Allah dan Rasulnya serta
ajaran agama Allah yaitu Islam.
2. Terbiasa dengan kerja keras dan berdoa kepada Allah dalam setiap
pekerjaan yang kita lakukan dan mengharapkan hasil yang terbaik hanya
kepada Allah.
3. Meyakini bahwa tidak ada kekuatan dan kekuasaan yang lebih besar
dibandingkan dengan kekuasaan dan kekuatan Allah.
4. Tingkatan preventif, yakni usaha menjauhkan diri dari bahaya syirik
sebelum terjadi.

3
AQIDAH RUHANIYAH (ALAM GHAIB DAN MAKHLUK GHAIB)

A. Pengertian Aqidah Ruhaniyah


Yaitu meyakini, menjiwai, memahami, segala sesuatu yang bersifat
ghaib (tidak terdeteksi oleh panca indera). Misalnya pahala, dosa, surge,
neraka, adanya Allah, malaikat, jin, adanya alam kubur, adanya kiamat, masa
kebangkitan dan alam akhirat.. Kita sebagai orang islam wajib mengimani
adanya alam dan makhluk ghaib, hal itu karena Islam memiliki 6 rukun iman,
diantaranya iman kepada malaikat dan iman kepada hari kiamat (hari akhir)
yang merupakan makhluk dan tempat yang bersifat ghaib (tidak dapat
terdeteksi oleh panca indera).
Sebagaimana malaikat, kita tidak dapat mengetahui informasi
tentang jin serta alam ghaib lainnya kecuali melalui khabar shadiq (riwayat
dan informasi yang shahih) dari Rasulullah SAW baik melalui Al – Qur’an
maupun hadist belilau yang shahih. Alasannya adalah karena kita tidak dapat
berhubungan secara fisik dengan alam ghaib dengan hubungan yang
melahirkan informasi yang meyakinkan atau pasti.

B. Urgensi Keimanan Kepada Alam dan Makhluk Ghaib


Alam ghaib menyimpan rahasia tersendiri. Rahasia alam ghaib, ada yang
Allah khususkan untuk diri-Nya semata dan tidak diberitakan kepada seorang
pun dari hamba-Nya, sebagaimana dalam firmannya :

“ Dan hanya di sisi Allah – lah kunci – kunci semua yang ghaib. Tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada
didaratan dan dilautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi
dan tidaklah ada sesuatu yang basah ataupun yang kering, melainkan tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Al – An’am: 59).

4
Tentang hal ini Nabi Nuh berkata, sebagaimana dalam firman Allah:

“ Dan aku tidak mengatakan kepada kalian (bahwa): ‘ Aku mempunyai


gudang – gudang rizki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui
yang ghaib’.” (Hud:31)

Demikian pula Nabi Muhammad diperintahkan Allah untuk mengatakan :

“Katakanlah: ‘Aku tidak mampu menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak
(pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya
aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak –
banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah
pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang – orang yang
beriman’.” (Al-A’raf:188)

Diantara perkara yang ghaib yang Allah khususkan untuk diri-Nya semata
adalah apa yang terkandung dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya semata pengetahuan tentang


(kapan terjadinya) hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam Rahim. Dan tiada seorang pun yang bisa
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia dapatkan dihari esok. Dan tiada
seorang pun yang bisa mengetahui bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman:34)

Hal ini sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah ketika ditanya Malaikat Jibril
tentang kapan terjadinya hari kiamat :

“1/4 termasuk dari lima perkara (ghaib) yang tidak diketahui kecuali oleh
Allah semata. Kemudian Nabi membaca ayat (dari surat Luqman tersebut.-
pen).” (HR Al – Bukhari dalam Shahihnya no. 50 , dari sahabat Abu Hurairah)

5
Al – Imam Al – Qurthubi berkata : “ Berdasarkan hadist ini , tidak ada celah
sedikit pun bagi seorang pun untuk mengetahui (dengan pasti) salah satu dari
lima perkara (ghaib) tersebut. Dan Nabi telah menafsirkan firman Allah Al –
An’am:59 (diatas) dengan lima perkara ghaib (yang terdapat dalam
Luqman:34,-pen) tersebut, sebagaimana yang terdapat dalam Al – Shahih (Al
– Bukhari ).” (Fathul Bari, karya Al – Hafizh Ibnu Hajar 1/150 – 151)

Diantara perkara ghaib, ada yang diberitakan Allah kepada para Rasul yang
diridhai-Nya, termasuk diantaranya Nabi Muhammad SAW. Allah berfirman :

“(Dialah Allah) Yang Maha Mengetahui perkara ghaib , maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorang pun tentang perkara ghaib itu, kecuali yang
Dia ridhai dari kalangan Rasul.” (Al-Jin: 26-27)

“Dan Allah sekali – kali tidak akan memperlihatkan kepada kalian perkara –
perkara ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa saja yang dikehendaki – Nya
diantara para Rasul-Nya.” (Ali Imran:179)

Maka dari itulah perkara ghaib tidak mungkin diketahui secara pasti dan benar
kecuali dengan bersandar pada keterangan dari Allah dan Rasul-Nya . Lalu
bagaimanakah dengan orang – orang yang mengaku mengetahui perkara ghaib
tanpa bersandar kepada keterangan dari keduanya?

Al-Imam Al-Qurthubi berkata : “Barang siapa mengaku bahwa dirinya


mengetahui perkara ghaib tanpa bersandar kepada keterangan dari Rasulullah
maka dia adalah pendusta dalam pengakuannya tersebut.” (Fathul Bari, karya
Al-Hafizh Ibnu Hajar 1/151)

Apakah jin (setan) mengetahui perkara ghaib? Jawabannya adalah Tidak. Jin
tidak mengerti perkara ghaib, sebagaimana yang Allah nyatakan:

6
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang
menunjuk – kan kepada mereka (tentang kematiannya) itu kecuali rayap yang
memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa
kalau sekiranya mereka mengetahui perkara ghaib tentulah mereka tidak akan
berada dalam kerja keras (untuk Sulaiman) yang menghinakan.” (Saba:14)
Adapun apa yang mereka beritakan kepada kawan – kawannya dari kalangan
manusia (dukun, paranormal, orang pintar, dll) tentang perkara ghaib. Maka
itu semata – mata dari hasil mencuri pendengaran di langit – langit.
Sebagaimana firman Allah :

“ Dan Kami menjaganya (Langit) dari tiap – tiap setan yang terkutuk. Kecuali
setan yang mencuri – curi (berita) yang dapat didengar (dari Malaikat) lalu dia
dikejar oleh semburan api yang terang.” (Al-Hijr: 17-18)

C. Macam – macam Makhluk Ghaib


1. Malaikat
Malaikat merupakan tentara – tentara Allah yang ditugaskan untuk urusan
– urusan tertentu. Diantara malaikat – malaikat Allah kita mengenal
anatara lain malaikat yang sepuluh, delapan malaikat yang mengusung
Arsy Allah (QS Al-Haaqqah:17), dan malaikat yang ditugaskan untuk
menolong orang – orang mukmin yang sedang berjihad (QS Al-Anfal:9)
Sifat – sifat malaikat :
a. Memiliki dua, tiga, atau empat sayap (QS Faathir:1) kecuali Jibril yang
merupakan malaikat yang paling besar – memiliki 600 atau 700 sayap
(Shahih Al-Bukhari)
b. Suka berkumpul dimajelis – majelis dzikir/ ilmu sembari memohonkan
ampun bagi yang berada disitu dan mengepak – ngepakkan sayap
mereka sebagai tanda ridha
c. Merupakan tentara – tentara Allah yang tidak pernah bermaksiat
(membangkan) atas perintah Allah kepada mereka dan senantiasa
mengerjakan apa yan g diperintahkan oleh Allah kepada mereka
d. Tidak menikah, tidak makan, dan tidak minum

7
e. Tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat patung – patung
atau gambar – gambar yang diharamkan
f. Menyukai tempat – tempat yang bersih

2. Jin
Jin dan manusia yang dua makhluk Allah yang dibekali dengan syariat
agama, sehingga dikenai pahala dan siksa. Semua jin bisa meninggal dunia
kecuali iblis dan keturunannya yang ditangguhkan kematiannya sampai
hari kiamat. Iblis dahulunya juga jin tetapi setelah menolak sujud kepada
Adam atas perintah Allah, ia beserta keturunannya dilaknat oleh Allah.
Jadi iblis danketurunannya kafir seluruhnya, berbeda dengan jin yang
terdiri atas mukmin dan kafir. Jin yang kafir ini sering juga disebut
sebagai syaithon karena memiliki sifat yang serupa. Disamping itu, istilah
syaithan juga dipakai untuk manusia yang memiliki sifat - sifat syaithan.
Adapun jin yang muslim, sebagaimana manusia ada yang benar – benar
taat da nada pula yang suka berbuat maksiat.
Syaithan dan jin menikah, makan, dan juga minum. Keduanya tinggal di
alam yang tidak terlihat oleh manusia, tetapi mereka bisa melihat manusia.
Tetapi jika mereka menamppakkan diri dialam tampak dalam wujud alam
tampak maka manusia bisa melihat mereka.
Syaithan dan jin yangingkar menyukai tempat – tempat yang kotor dan
rumah – rumah yang tidak dibacakan Al-Qur’an didalamnya dan rumah –
rumah yang penghuninya tidak pernah berdzikir kepada Allah SWT

3. Lima perkara ghaib


a. Hari kiamat
b. Turunnya hujan
c. Apa yang ada didalam Rahim
d. Apa yang dikerjakan/ diperoleh besok hari
e. Di bumi mana manusia akan meninggal

8
D. Implementasi Keimanan Kepada Makhluk Ghaib
Makhluq ghaib harus kita percayai keberadaannya karena dengan
kita meyakini atau mengimani keberadaan makhluq ghaib berarti kita iman
kepada hal yang ghaib. Iman kepada hal yang ghaib berarti meyakini ciptaan
Allah SWT yang berada diluar dunia nyata. Dan meyakini secara penuh
tentang kekuasaan-Nya. Namun percaya atau beriman kepada hal yang ghaib
bukan berarti meyakini bahwa makhluk ghaib itu memiliki kekuatan penuh,
karena jika hal ini sampai terjadi maka akan mengakibatkan kemusyrikan atau
menganggap ada sesuatu kekuatan selain kekuatan Allah SWT.
Kita sebagai seorang muslim yang baik, wajiblah bagi kita untuk
mengimani semua rukun iman yang enam. salah satunya adalah beriman
kepada yang ghaib. Banyak cara untuk kita mengimani dan meyakininya,
seperti melalui berita (akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah dalam Al-
Quran maupun sabda Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali ayat-ayat
Al-Quran dan hadits yang menjelaskan perihal tentang makhluk ghaib. Karena
kita mengimani kebenaran sumber (Al-Quran dan Hadits), maka berita tentang
makhluk ghaib pun kita imani. kemudian kita dapat mengetahui dan
mengimani keberadaan yang ghaib melalui bukti-bukti nyata yang ada di alam
semesta yang menunjukkan bahwa makhluk ghaib itu benar-benar ada.

Anda mungkin juga menyukai