Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SIMULASI PROSES DENGAN JUDUL SKRIPSI PRARANCANGAN

PABRIK KIMIA KLOROFORM DARI ASETON DAN KALSIUM HIPOKLORIT


KAPASITAS 25.000 TON

Disusun Oleh :
Kelompok B Kelas E
Nur Afwi Afifah 121170018
I Gusti Ngurah Bayu Satya 121170037
Nugraha
Dian Agung Satyanagara 121170073

LABORATORIUM KOMPUTASI PROSES


PROGRAM STUDI S1 TEKNI KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN”YOGYAKARTA
2020

1. Tujuan dan Produk Samping

Tujuan pendirian pabrik kimia kloroform dari aseton dan kalsium hipoklorit untuk
memenuhi kebutuhan kloroform dalam negeri dan tidak menutup kemungkinan untuk
memenuhi kebutuhan ekspor maupun kebutuhan luar Asia Tenggara. Kloroform memiliki
rumusan kimia CHCl 3 atau dalam tatanan penamaan system IUPAC disebut sebagai
triklorometana merupakan suatu komoditas bahan kimia yang cukup banyak dibutuhkan
di Indonesia sebagai bahan untuk anestesi, refrigerant, pelarut dalam industri pembuatan
warna, industri pestisida, pelarut nonpolar, serta pembuatan tetraflouroethylene (teflon).
Pada sasaran perancangan pabrik kimia kloroform kapasitas yyang diambil adalah
sebesar 25.000 ton/tahun.

Prospek pasar pada pabrik kloroform, data ekspor impor menurut data yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), kebutuhan kloroform di Indonesia selalu
meningkat dari tahun per tahun. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu 52,432
ton/tahun, dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan yaitu sebesar 75,843 ton/tahun.

Bahan baku yang digunakan adalah aseton dan kalsium hipoklorit. Produk utama yang
dihasilkan berupa kloroform. Sedangkan produk samping yang dihasilkan berupa aseton,
air dan metil isobutil keton.

2. Deskripsi Proses
Pabrik kloroform dari aseton dan kalsium hipoklorit dirancang dengan kapasitas
25.000 ton/tahun dengan proses sebagai berikut.
a. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat kloroform adalah aseton
dengan kemurnian 99% (1 % H2O) dan kalsium hipoklorit dengan kemurnian 70% (5%
H20, 25% NaCl) dalam fase padat dan dibantu dengan bahan pendukung berupa H 2O
sebagai pelarut kalsium hipoklorit. Mengirim kalsium hipoklorit 70% dari tangi
penyimpanan (SL-02) menuju mixer (M-01) menggunakan screw conveyor untuk
dilarutkan dengan H2O menjadi larutan kalsium hipoklorit dengan kadar 7% yang berasal
dari utilitas. Larutan kalsium hipoklorit dapat dipompa untuk menaikan tekanannya
menjadi 2 atm dan mengirim larutan tersebut ke heater (HE-02) dari suhu 39,8oC menjadi
61oC, kemudian dialirkan menuju reaktor. Bersamaan dengan itu, memompa aseton dari
tangki penyimpanan (T-02) menuju heater (HE-01) untuk dipanaskan dari suhu 30 oC
menjadi 61oC dan dinaikan tekanannya menjadi 2 atm, kemudian dialirkan menuju
reaktor (R-01).
b. Proses Pembentukan
Reaktor yang digunakan dalam proses ini adalah reaktor alir tangki berpengaduk
(RATB). Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah sebagai berikut : 2CH 3COCH3(l) +
3Ca(OCL)2(aq)  2CHCl3(l) + Ca(CH3COO)2(aq) + 2Ca(OH)2(s)
Reaksi berjalan pada fase cair-cair dengan tekanan 2 atm dan suhu umpan reaktor
61oC, reaktor beroperasi secara isotermal dan non adiabatis sehingga suhu masuk reaktor
sama dengan suhu keluar reaktor karean adanya pendingin berupa air. Reaksi yang
berlangsung bersifat eksotermis karena reaksi pembentukan kloroform bernilai negatif
yang menunjukan reaksi menghasilkan panas. Produk utama yang terbentuk dari reaksi
ini adalah kloroform dengan kemurnian 99% (1% H2O)
c. Pemurnian Produk
Hasil keluaran reaktor (R-01) yaitu aseton sisa, kalsium hipoklorit sisa, natrium
klorida, air, kloroform, kalsium asetat, kalsium hidroksida. Selanjutnya hasil keluaran
reaktor diumpankan ke dekanter (DK-01) untuk memisahkan komponen berdensitas berat
dan berdensitas ringan. Produk utama yaitu kloroform sebagian besar berada di fase
ringan sehingga ditampung dulu di akumulator (AC-01) sebelum diumpankan ke reboiler
Sedangkan komponen fase berat dipompa untuk dikirim ke unit pengolahan lanjut.
Masuk reboiler (RB-01) terdiri dari aseton, kloroform, dan air. Reboiler bertujuan
untuk menguapkan aseton, kloroform dengan membawa sedikit air dengan kondisi
operasi 1 atm, suhu 75oC hasil bawah reboiler (RB-01) dipompa ke unit pengolahan
lanjut. Hasil atas fase gas diumpan ke adsorber (AB-01) untuk dikontakan dengan metil
isobutil keton fase cair sehingga aseton dapat terserap oleh metil isobutil keton. Hasil atas
absorber berupa fase gas yaitu kloroform dan air yang dilanjutkan ke condensor total
(CD-01) untuk mengubah menjadi fase cair dan ditampung di dalam akumulator (AC-
03). Selanjutnya mendinginkan campuran dengan cooler (CL-01) hingga suhu 35oC.
Setelah itu campuran dimasukkan ke dalam dekanter (DK-02) untuk dipisahkan antara
kloroform dan air. Kloroform berada pada hasil bawah yang berdensitas berat dengan
kemurnian 99% sehingga dapat dipompa ke tangki penyimpanan (T-04). Hasil atas
dekanter berupa air dikirim ke unit pengolahan lanjut.
Dalam absorber (AB-01) hasil bawah yaitu aseton, air, dan metil isobutil keton
dipompa menuju heater (HE-03) untuk dinaikan suhunya menjadi 76,3oC tekanan 1,1 atm
sebagai umpan menara destilasi (MD-01). Hasil atas (MD-01), berupa aseton 90%, air
7%, dan metil isobutil keton 3% diembunkan dalam kondensor (CD-02) dan ditampung
dalam akumulator (AC-02). Sebagian hasil atas dikembalikan ke atas menara destilasi
sebagai refluk dan sisanya dikirim ke cooler (CL-02) untuk didinginkan menjadi 35 oC
yang akan disimpan di tangki penyimpanan (T-03) sebagai produk samping. Hasil bawah
(MD-01) berupa metil isobutil keton 97%, dan air 3% dipanaskan dalam reboiler (RB-
02). Selanjutnya, cairan keluar reboiler (RB-2) dipompa ke cooler (CL-03) untuk
didinginkan menjadi 35oC dan ditampung di akumulator (AC-04) agar dapat ditambahkan
dengan umpan segar metil isobutil keton dari tangki penyimpanan (T-01) sehingga
kebutuhan metil isobutil keton untuk umpan absorber (AB-01) konstan.

 Diagram Alir Kualitatif

 Neraca Massa
3. Analisis ekonomi dan kesimpulan
Meninges dari segi ekonomi, pabrik kloroform ini membutuhkan
Fixed Capital sebesar Rp. 182.280.999.611 dan $ 4.726.013.
Working Capital sebesar Rp 1.708.113.356.065.
Analisis ekonomi pabrik kloroform ini menunjukkan nilai ROI sebelum pajak sebesar
40,76 % dan ROI sesudah pajak sebesar 32,61 %. Nilai POT sebelum pajak adalah 1,97
tahun dan POT sesudah pajak adalah 2,35 tahun. BEP sebesar 49,5 % kapasitas produksi
penjualan dan SDP sebesar 22,24 % kapasitas produksi penjualan. DCF sebesar 31,15 %.
Berdasarkan data analisis ekonomi tersebut, serta meninjau dari teknik yang meliputi
pengadaan alat-alat produksi, penerapan teknologi, bahan baku, proses produksi, hasil
produksi dan tenaga kerja maka pabrik kloroform dengan kapasitas produksi 25.000
ton/tahun menarik untuk dipertimbangkan dan dikaji lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai