Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana S-1
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana S-1
JURNAL
Oleh :
VIKRAM RINALDI
NIM. 1031211061
(Analysis Of Break Even Point Results From Granite Stone Explosion Explosion Unit
PT Aditya Buana In Merawang District Regency Bangka)
1 1 1 1
Vikram Rinaldi , E.P.S.B Taman Tono , Alfitri Rosita Irvani
1
Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Bangka Belitung
Abstract
The process of mining granite in PT Aditya Buana Inter is mined with an open pit (quarry)
system. The granite blasting system at PT Aditya Buana Inter consisted of 5 blasting and with 386
3
holes of explosive holes obtained, the total institutional volume was 199.996 m (BCM) and the total
3 3
volume of blasting was 13001, 7 m (BCM) of the target company of 16,000 m (BCM) / month. Drilling
and blasting activities to produce blasting volumes of course there are factors that influence these
activities. Factors that influence drilling and blasting activities affect the costs incurred and the volume
of blasting results produced, the factors that influence these activities include: weather, front
conditions, equipment damage, less optimal blasting geometry measurements. The activity is certainly
not inseparable from the costs that must be incurred by PT Aditya Buana Inter both fixed costs and
variable costs. The total costs incurred by PT Aditya Buana Inter on September 2, 2018 to October
4, 2018 are Rp 352,677,200.00 which includes fixed costs of Rp 170,616,020.00 and variable costs
3
(variable costs) of Rp 182,061,000.00, and variable costs per m the volume of blasting yield is Rp
3 3
14,003 /m . Break even points obtained from calculations for units are 812,468 m and in rupiah Rp
181,992,901.00. PT Aditya Buana Inter income from the sale of split stone is Rp 472,846,080.00
3 3
obtained from the sales volume of 2110.92 m with a selling price of Rp 224,000 /m , the profit (L)
obtained is Rp 90,610,140.00. Calculation of Break Even Point analysis can determine the minimum
amount of volume of rock from the blasting that will be produced and to find out the condition of the
company not making a profit and also not losing.
Keywords: granite, blasting volume, fixed costs, variable costs, break even point
1. Pendahuluan
Kebutuhan sumber daya alam berupa bahan Peledakan tersebut tentunya tidak terlepas dari
galian tambang yang dibutuhkan dalam biaya yang harus dikeluarkan oleh PT ABI,
pembangunan yaitu batu granit sangatlah baik itu biaya tetap maupun biaya tidak tetap.
penting, bagi pembangunan infrastruktur, sarana Biaya tetap yang harus dikeluarkan
dan prasarana sebuah daerah. Ketersediaan meliputi depresiasi kepemilikan peralatan, gaji
batu granit di alam, terdapat di Provinsi karyawan tetap dan pajak peralatan sebesar
Kepulauan Bangka Belitung memiliki potensi Rp 52.404.500,00/bulan, sementara untuk
yang besar. Perusahaan pertambangan yang Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar
memanfaatkan sumber daya alam batu granit, 25% tergantung dari volume penjualan batu
salah satunya adalah PT Aditya Buana Inter belah, yang dijual dengan harga Rp
selanjutnya disingkat PT ABI, terletak di 224.000,00/m³, sedangkan biaya tidak tetap yang
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka yang dikeluarkan tergantung ukuran geometri
sudah memulai penambangan batu granit pada peledakan dan jumlah lubang ledak, yang
tahun 2002. Proses penambangan batu granit di meliputi biaya penggunaan solar, komponen
PT ABI ditambang dengan menggunakan sistem CRD dan bahan peledak. Untuk biaya tidak tetap
tambang terbuka (quarry). pada bulan Agustus 2018 sebesar Rp
Kegiatan peledakan batu granit terdiri dari 175.460.000,00 dan pada bulan September 2018
penguasan lapisan tanah penutup / pembersihan adalah Rp182.061.000,00. Dalam pencapaian
lahan, pemboran dan peledakan. Kegiatan target volume peledakan mempengaruhi biaya
tidak tetap, sedangkan volume penjualan batu
* belah mempengaruhi biaya tetap yang
Korespodensi Penulis: (Vikram Rinaldi)
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, dikeluarkan oleh PT ABI.
Universitas Bangka Belitung. Kawasan Kampus Oleh karena itu, maka peneliti melakukan
Terpadu UBB, Merawang, Bangka. analisis ekonomi berdasarkan perhitungan
Email: rinaldivikram@yahoo.com break even point. Penelitian ini ditujukan untuk
1
mengetahui hubungan antara biaya operasional penambangan, batu granit (Quarry) PT ABI
kegiatan peledakan yang bersifat tetap maupun terletak di kawasan Bukit Sambung Giri
tidak tetap terhadap volume batuan dari hasil Desa Jurung, Kecamatan Merawang,
peledakan, volume penjualan batu belah, harga Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung,
jual, laba atau rugi, sekaligus adanya permintaan dengan jarak kurang lebih 15 km dari kota
dari perusahaan untuk mengetahui biaya yang Sungailiat sedangkan jarak tempuh dari Pangkal
dikeluarkan untuk per m batuan hasil peledakan. Pinang kurang lebih 45 km. Lokasi Kondisi jalan
ke area pertambangan tergolong cukup baik dan
Lokasi Penelitian dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua
maupun roda empat
Penelitian ini dilakukan pada wilayah Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada 02
operasi tambang milik PT ABI pada koordinat September 2018 sampai bulan 04 Oktober 2018,
1°56’03,0” LS dan 106°05’02,6” BT dengan Penelitian ini berlangsung kurang lebih selama
koordinat x: 620567,2 dan y: 9786177,1 di 40 hari. Adapun peta lokasii penelitian dapat
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. dilihat pada Gambar 1.
Secara administratif lokasi daerah
PETA LOKASI
PENELITIAN
PT ADITYA BUANA INTER
Kec.Merawang Kab.Bangka
2
( )² Menurut Sigit (1986), biaya tetap adalah
AF11 = ….................…….(3)
( )² biaya yang besarnya relatif tidak berubah atau
tidak tergantung pada perubahan volume
produksi. Jenis biaya yang tergolong biaya tetap
AF12 = ……….........................….....…...(4)
adalah sebagai berikut :
a. Biaya kepemilikan peralatan
b. Spasi (S) Menurut Giatman (2006), depresiasi adalah
Persamaan yang digunakan untuk mencari penyusutan atau penurunan nilai aset
besarnya spasi adalah sebagai berikut : bersamaan dengan berlalunya waktu.
S = Ks x B………………........................(5) Dk = .......................................................(9)
12
c. Kedalaman lubang ledak (H) b. Pajak Peralatan
Kedalaman lubang yang akan diledakkan Pajak merupakan biaya tetap (Fixed Cost)
yang merupakan penjumlahan antara tinggi untuk selama periode tertentu yang harus
jenjang dengan subdrilling. dibayarkan sebagai penjaminan peralatan
H = L + J………………..…………...........(6) terhadap kecelakaan oleh perlindungan asuransi
yang harus dibayar adalah sebesar 10% dari
Volume Peledakan harga penafsiran alat termasuk bunga bank dan
Volume produksi merupakan jumlah output pajak setiap bulan.
total yang dihasilkan dari suatu proses produksi Persamaan 10 yang digunakan untuk faktor
menurut William K. Carter (2009). Untuk investasi, sebagai berikut :
perhitungan volume insitu peledakan (1 n)
meggunakan persamaan 7 menurut Ash.R.L x100% ...........................................(10)
(1963) sebagai berikut : (2 x n)
Vi = B x S x H..................................................(7) dimana ’n’ merupakan umur masa dipergunakan
Secara matematis persamaan 8 berikut ini, alat.
merupakan perhitungan volume total: Perhitungan pajak peralatan ,persamaan berikut
Vtotal = Vi x n...................…...........................(8) ini :
Bahan Peledak ......(11)
Menurut Irwan (1987), bahan peledak c. Gaji Tetap Per Bulan
merupakan bahan kimia yang memiliki Menurut Hamid dkk (2015), karyawan tetap
kemampuan untuk bereaksi secara cepat dengan adalah karyawan yang menerima atau
menghasilkan gelombang kejut (shockwave) memperoleh pembayaran biaya/imbalan dalam
akibat dari pemberian panas, gesekan atau jumlah tertentu secara teratur (berkala).
benturan. Menurut Saptono (2006), ada d. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
beberapa sifat bahan peledak yang perlu Dalam Usaha Pertambangan
diketahui antara lain : Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 37
a. Densitas adalah angka yang menyatakan Tahun 2018 menjelaskan pajak penghasilan
perbandingan berat per volume. badan adalah pajak penghasilan yang
b. Sensitifity adalah sifat yang menunjukkan dibayarkan oleh wajib pajak badan sesuai
tingkat kemudahan inisiasi bahan peledak dengan ketentuan peraturan perundang
atau ukuran minimal booster yang diperlukan. undangan dibidang pajak penghasilan sebesar
c. Water Resistance adalah kemampuan bahan 25% dari total volume penjualan.
peledakan untuk menahan perembesan air. Biaya Tidak Tetap
d. Chemical Stability adalah ukuran kestabilan
bahan peledak dalam penyimpanan. Menurut Sigit (1986), biaya tidak tetap yaitu
e. Fumes Charactertic adalah sifat bahan biaya yang umumnya berubah sebanding
peledak yang menggambarkan banyak dengan perubahan volume produksi. Jenis biaya
sedikitnya gas-gas beracun. yang tergolong biaya tidak tetap adalah :
a. Biaya pemakaian solar
Penggolongan Biaya Biaya pemakaian solar adalah biaya yang
Biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan dikeluarkan untuk kegiatan pemboran dan
harus dapat dikelompokkan menurut sifatnya pembersihan lokasi pemboran yang dilakukan
menjadi biaya tetap(Fixed Cost) dan biaya untuk kegiatan peledakan.
variable (Variable Cost), kemudian dihitung b. Komponen Peralatan
besarnya total biaya (Total Cost). Berikut ini Biaya yang dikeluarkan untuk komponen
penggolongan biaya-biaya yang dikeluarkan. CRD dan excavator.
Biaya Tetap c. Biaya Penggunaan Bahan Peledak
3
Biaya penggunaan bahan peledak ini Jadi, QP = FC ........................................(17)
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk VC
pengadaan bahan yang terdiri dari biaya 1
ammonium nitrate dan fuel oil (ANFO), detonator
P
Dimana:
listrik,Dayagel magnum, kabel induk,dayadet
Surface dan In Hole Surface. VC
1 adalah ratio marjinal laba
Perhitungan Break Even Point (Titik Impas) P
Menurut Sigit (1986), suatu perusahaan FC
Jadi, Q = …............(18)
dikatakan break even point (titik impas) apabila Rasio Marinal Laba
setelah dibuat perhitungan rugi – laba dari suatu 2. Grafis
periode kerja atau dari suatu kejadian usaha Perpotongan kurva total cost (TC) dengan total
tertentu, perusahaan itu tidak memperoleh laba, revenue (TR) adalah break even point di mana
tetapi juga tidak menderita kerugian. TC = TR.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
titik impas terjadi pada Persamaan 12 di bawah
ini :
TC = TR..........................................................(12)
Oleh karena itu, penyelesaian analisa titik
impas dapat ditentukan dengan cara :
1. Matematis
Perhitungan total pendapatan kegiatan
peledakan dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan 13 sebagai berikut :
TR = P x Q......................................................(13)
Perhitungan total biaya kegiatan peledakan
dapat dilakukan dengan menggunakan
Persamaan 14 di berikut ini :
TC = FC + (AVC x Q)..............................(14)
Untuk menghitung titik impas dalam nilai uang,
yaitu Jumlah Q unit dikalikan harga Rp (P
rupiah), menjadi Persamaan 15 di bawah ini :
TR = TC Gambar 2. Grafik break even point (Sigit, 1986)
P.Q = FC + Q(AVC) Pengertian Laba
P.Q – Q(AVC) = FC
Q(P – AVC) = FC Menurut Supriyono (1990), laba adalah
FC selisih antara penghasilan penjualan diatas
Jadi, Q = ...................................(15)
( P VC ) semua biaya dalam periode akutansi tertentu.
Untuk menghitung laba dapat menggunakan
Q = FC Persamaan 18 menurut Sigit (1986) :
P VC L=TR – [TC + (AVC ×q)])...............................(19)
(P – VC) adalah marjinal kontribusi per unit. Atau L = TPBEP – TBTTBEP
Jadi, Q :
FC 2. Metode Penelitian
Q= .........(16)
Marjinal Kontribusi per Unit Penelitian lapangan diawali dengan proses
pengambilan data dilapangan untuk
Perhitungan total pendapatan saat titik impas
pengumpulan data primer (Biaya tidak tetap
dapat dilakukan dengan menggunakan
/biaya tidak tetap, geometri peledakan aktual
Persamaan 15 sebagai berikut :
3 dan volume peledakan aktual) serta data
Jumlah Q (m ) dikalikan dengan harga Rp
sekunder (biaya tetap, harga jual batu granit,
(rupiah).
volume penjualan, spesifikasi peralatan dan
QP = FC .P perlengkapan peledakan).
( P VC ) Setelah data primer dan data sekunder
FC 1 diperoleh, dilakukan pengolahan data
Q.P = : menggunakan perhitungan geometri peledakan
( P VC ) 1 / P
menurut Ash.R.L (1963) untuk mengetahui
Q.P = FC volume peledakan, selanjutnya analisis break
P VC even point (Sigit, 1986).
P P
4
3. Hasil dan Pembahasan tetap dan biaya tidak tetap (biaya variabel) pada
tanggal 02 September 2018 sampai 04 Oktober
Pada penelitian perhitungan analisis break 2018.
even point dalam unit dan rupiah, dimulai dengan
pengambilan data primer dengan mengukur Tabel 2. Total Seluruh Biaya PT Aditya Buana
geometri peledakan aktual dan penggolongan Inter
biaya tidak tetap sedangkan data sekunder
dengan pengambilan data biaya tetap, harga jual No Jenis Biaya / Jenis Penjualan Biaya Total
dan volume penjualan. Biaya Tetap
1 Depreasi Kepemilikan Peralatan Rp20.365.000 Rp20.365.000
Geometri Peledakan dan Volume Peledakan 2 Gaji Karyawan Tetap Rp25.930.000 Rp46.295.000
Aktual 3 Pajak Peralatan Rp6.109.500 Rp52.404.500
4 Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp118.211.520 Rp170.616.020
Pengukuran geometri peledakan aktual
Biaya Tidak Tetap
dilakukan dengan manual menggunakan alat
1 Solar CRD dan Excavator Rp76.494.000 Rp247.110.020
ukur berupa pita ukur dan meteran, data 2 Komponen CRD Rp35.874.300 Rp282.984.320
geometri peledakan yang diukur yaitu burden, 3 Bahan Peledak Rp69.692.700 Rp352.677.020
spasi, dan kedalaman lubang ledak untuk setiap
data geometri peledakan diambil sebanyak 10 a. Matematis
data setiap peledakan. Perhitungan break even point secara
matematis terbagi menjadi 2 persamaan menurut
Tabel 1. Geometri Peledakan dan Volume Sigit (1986). Persamaan 15 break even point
Peledakan Aktual dalam unit jumlah barang atau jasa (volume
peledakan) yang harus diperoleh menurut
Burden Spasi Kedalaman Jumlah Volume Total
Tanggal Volume Sigit (1986), berikut ini persamaannya.
(B) (S) (H) Lubang Institu
Peledakan Peledakan
(meter) (meter) (meter) (n) (BxSxH) (BxSxHxN) Perhitungan diperoleh dari biaya tetap (FC)
06/09/2018 2,225 2,236 5,82 64 28,955082 1853,13 adalah Rp 170.616.020,00 dengan harga jual (P)
3 3
13/09/2018 2,236 2,225 5,729 62 28,5023479 1767,15
Rp 224.000/m batu belah dan biaya per m
3
(AVC) adalah Rp 14.003/m , diperoleh break
20/09/2018 2,783 2,828 8,727 57 68,68431755 3915,01 3
even point unit adalah 812,468 m .
27/09/2018 2,224 2,238 2,826 37 14,06588371 520,438 Sedangkan, Persamaan 17 diperoleh
2,22 2,422 5,73 74 30,8092932 2279,89 menurut Sigit (1986), untuk perhitungan berapa
04/10/2018 2,235 2,229 5,817 92 28,97921786 2666,09 rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk
Total 386 199,9961422 13001,7 mendapat break even point dalam rupiah, berikut
ini persamaannya.
5
Rp 300.000.000 TR
sebesar Rp170.616.020,00 dan biaya tidak tetap
3
Rp182.061.000,00. Biaya variabel per m volume
3
hasil peledakan Rp14.003/m dan harga jual
Rp 250.000.000 TC 3
Penjualan dan Biaya (Rp)