Anda di halaman 1dari 34

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Fakultas :Teknik Sipil dan Perencanaan Pertemuan ke 5 dan 6

Program Studi :Teknik Sipil Tanggal :

Kode Mata Kuliah : Jumlah Halaman :

Nama Mata Kuliah : Rekayasa Perencanaan dan Pengendalian Proyek Mulai Berlaku :September 2007

CRITICAL PATH
METHOD (CPM)
Critical Path Method (CPM)
Penjadwalan dengan Network diagram (Diagram
Jaringan Kerja) adalah diagram penjadwalan yang
menunjukan hubungan-hubungan antar
kegiatan/aktifitas/pekerjaan atau
event/peristiwa/kejadian dan durasinya dalam suatu
proyek

Hubungan antar kegiatan/kejadian didalam network


merupakan hubungan yang logis

Aktifitas/kegiatan/pekerjaan adalah bagian unit


pekerjaan individual yang ada pada suatu proyek yang
memerlukan waktu dan sumber daya dan merupakan
lingkup pekerjaan/kegiatan proyek secara menyeluruh
 CPM adalah metoda network yang didasarkan AOA
 Hubungan kegiatan adalah:
 - Predecessor
 - Successor
 Konstrainnya FS = 0 san SS = 0
 Penggambaran dan aturan = pada CPM sama pada AOA
 Pada CPM ada kegiatan/jalur kritis dan kegiatan-kegiatan yang tidak
mempunyai float (tenggang waktu) sehingga kritis dan tidak boleh
terlambat
 Jalur kritis adalah jalur dari kegiatan-kegiatan yang tidak mempunyai
float (tenggang waktu) sehingga kritis dan tidak boleh terlambat
 Kegiatan kritis adalah kegiatan yang dilalui jalur kritis.
 Dari diagram kegiatan kritis ditunjukkan oleh EET = LET pada nodenya
 tidak mempunyai float
 Jalur/kegiatan nonkritis adalah jalur/kegiatan yang mempunyai
tenggang waktu (float), ditunjukkan oleh EET  LET ada floatnya
Didalam network diagram ada 2 metoda untuk
menggambarkan saat kegiatan/aktifitas yaitu :
1). Activity On Arrow (AOA) yaitu
kegiatan/aktifitas yang digambarkan pada
anak panah (Arrow)  Disini “Node” atau
lingkaran merupakan suatu peristiwa
(event)

Aktifitas Aktifitas

1 2 3

Event 1 Event 2 Event 3


2). Activity On Node (AON), yaitu kegiatan/aktifitas yang
digambarkan pada Node (lingkaran). Di sini anak
panah (Arrow) merupakan hubungan logis antar
kegiatan.

Hubungan Hubungan
aktifitas aktifitas aktifitas
A B C
Logis Logis
Starting Event Finishing Event

Nama Kegiatan
i j
Durasi Kegiatan

- Nama kegiatan pada anak panah


- Durasi kegiatan pada anak panah
- Awal anak panah menunjukan awal kegiatan dan ujung anak
panah menunjukan akhir kegiatan
- Node membatasi awal kegiatan dan akhir kegiatan yang
menandakan event (kejadian) Starting event dan finishing
event
- Finishing event dari suatu kegiatan menjadi starting event
kegiatan berikutnya.
A B

1 2 3

Starting Event Finishing Event


- Tiap titik Node diberi nomor kode/event dari kecil
kebesar 1,2,3, dst
- Tiap Node berisi
Earliest Event Time
EET Yaitu waktu paling awal/dini
suatu peristiwa terjadi(Start/Finis
No Event
Latest Event Time
LET Yaitu waktu paling akhir
suatu peristiwa terjadi (Start/Fini
Hubungan Aktifitas
Hubungan antar aktifitas adalah hubungan logis yang
menunjukkan urutan konstruksi.
Hubungan antar kegiatan didalam CPM didasarkan
pada :
1) Kegiatan yang mendahului (Predecessor)
2) Kegiatan yang mengikuti (Successor)
3) Kegiatan yang bersamaan

Konstrain yang digunakan pada CPM adalah FS (Finish


to Start) sama dengan nol.
FS=0, yang artinya kegiatan yang mengikuti baru
dimulai (start) apabila kegiatan yang
mendahuluinya telah selesai (finish)
Didalam CPM juga dikenal kegitan Dummy dengan tanda --------
----- (anak panah putus-putus) yaitu kegiatan semu yang
durasinya nol (tidak membutuhkan sumber daya) tetapi
mempunyai hubungan logis antara kegiatan yang mendahului
dummy dengan kegiatan yang mengikuti.

Untuk menggambarkan hubungan antar kegiatan dalam CPM


diagram didasarkan pada hubungan kegiatan yang mendahului
(Predecessor) atau hubungan kegiatan yang mengikuti
(Successor) atau keduanya sekaligus sebagai kontrol.

Untuk menyederhanakan penggambaran diagram biasanya


kegiatan/aktifitas ditulis dalam bentuk kode  A, B, C dst
Penggambaran diagram CPM
No Kode Kegiatan Prodecessor Successor
1
1 A - B
2 B A C
3 C B -

Maka Penggambarannya
A B C

1 2 3 4

A mendahului B B mengikuti A
B mendahului C C mengikuti B
2 No Kode Kegiatan Prodecessor Successor
1 A - BC
2 B A -
3 C A -

3
A B

1 2

C 4
A predecessor B,C
BC successor A
No Kode Predesessor Successor
3 Kegiatan
1 A - B, C
2 B A D
3 C A E
4 D B -
5 E C -

D
B 3 5
A
1 2
E
4 6
C
No Kode Predesessor Successor
4 Kegiatan
1 A - B,C
2 B A D, E
3 C A E
4 D B -
5 E B, C -

D
3 5
A B

1 2 X
E
C 4 6
B, C predecessor E Ada kegiatan dummy
D, E Successor B (X) dari B ke E
Perhitungan -CPM
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penyusunan
CPM suatu proyek adalah sbb:
1) Menyiapkan dan menyusun daftar kegiatan/pekerjaan yang ada pada
suatu proyek yang akan dibuat CPM-mya. Misalnya memberi kode
untuk setiap jenis kegiatan/pekerjaan.
2) Perhitungan durasi (waktu) yang akan diperlukan untuk menyelesaikan
masing-masing kegiatan/pekerjaan
3) Menentukan hubungan antara kegiatan
Mana kegiatan yang mendahului (predecessor)
Mana kegiatan yang mengikuti (successor)
Mana kegiatan yang bersamaan
4) Menyusun/menggambarkan kegiatan-kegiatan tersebut dalam bentuk
network, dengan memasukkan kode masing-masing kegiatan,
event/node yang saling berhubungan dan durasinya. Angka-angka
pada setiap even pada pangkal arrow. Tiap event/node
EETdisiapkan/dibagi
untuk EET dan LET
LET
5) Menghitung dan menganalisis EET dan LET dari masing-masing
kejadian/event/node untuk setiap kegiatan, dengan perhitungan
dan analisis kemuka (forward) untuk menentukan EET,
perhitungan dan analisis ke belakang (backward) untuk
menentukan LET
1) Perhitungan ke muka (forward)
Untuk menentukan EET setiap event menggunakan perhitungan ke
muka (forward)
Jika hanya satu kegiatan (arrow) menuju event/node, maka
EETj = EETi + D
C EET C
7
i j 2 3 12
D 5
EET3 = EET2+D
=7+5 =12

Jika lebih dari satu kegiatan (arrow) menuju suatu event/node, EET
tersebut diambil yang akan menghasilkan EET maksimum
(terbesar)
8
1 A

5 EET 4.1 = EET1 +DA


16 = 8 + 5 = 13
9 B EET = EET2 +DB
4 4.2
2 = 9+7 = 16
7 EET = EET3 + DC
4.3
= 5+4 = 9
C
5
3 4

 Diambil EET4 yang maksimum = EET 4.2 =16


 EET4 = 16
2. Perhitungan ke belakang (backward)

Untuk menentukan LET setiap event menggunakan perhitungan ke


belakang (backward)
Untuk setiap kegiatan (arrow) menuju event/node  LETi = LETj –D

LET LET
E E
i j 5 6
D 13 7 20

LET 5 = 20 – 7 = 13
Jika lebih dari satu kegiatan (arrow) menuju suatu
event/node, maka LET node tersebut diambil yang
akan menghasilkan LET minimum/terkecil
7
I 25

8
6 J 8
11 18
K 7

9
5
LET = LET7 +DI
6.7
20
= 25 - 8 = 17
LET 6.8 = LET8 +DJ
= 18-7 = 11
LET 6.9 = LET9 + DK
Diambil yang minimum LET6.8= 11
= 20-5 = 15
SOAL

Durasi
NO Kegiatan Predecessor
(minggu)
1 A 5 -
2 B 6 A
3 C 4 A
4 D 4 B
5 E 9 B
6 F 6 BC
7 G 3 D
8 H 6 EF
9 I 4 GH
JAWABAN

11 D 15
3 5
B 11 4 23
G
3
1 0 A 5
6 26 I 30
2 9 E 7 3
0 5 5 26 4 30
C H

4 11 F 20 6
4 6
14 6 20

Wkt Pry = 30 mng.; KRITIS : A – B – E – H - I


FLOAT
1 Pengertian Float
Float atau slack adalah waktu tenggang (waktu
penundaan) yang dimiliki suatu kegiatan non kritis
untuk dimulai paling awal/dini atau paling akhir
atau diantaranya.
Float terdapat pada kegiatan yang EET LETnya.
Kegiatan kritis tidak mempunyai float (EET=LET),
pekerjaan nya tidak dapat ditunda,jika ditunda
menyebabkan pekerjaan terlambat dan proyek akan
terlambat.
2 Jenis dan Perhitungan Float

Float dapat dibedakan/diklasifikasikan


1. Total Float (TF)
Yaitu jumlah waktu tenggang (tunda)
maksimum yang masih mungkin suatu
kegiatan dimulai atau diakhiri tanpa
menunda kegiatan dini/awal berikutnya.
Total Float dibedakan :
a. Start Float
b. Finish Float
Total Float

EETi

10 18
i j
D (5) 23

TFiJ = LETJ – EETi –DiJ LETj


= 23 – 10 – 5 =8

Total float = LF – ES – D
= 23 –10 –5 = 8
Start Float = (LF – D) – ES
= LS – ES = 18 –10 =8
Finish Float = LF – (ES + D)
= LF – EF = 23 – 15 = 8
2. Free Float
Yaitu jumlah waktu tenggang (tunda)
maksimum antara kegiatan dini/awal yang
masih mungkin tanpa mengakibatkan
terlambatnya waktu start awal kegiatan
berikutnya.
EETi EETJ

10 A 18
i J
12 D (5) 20

FFij = EETj – EETi - Dij


3. Independent Float
Yaitu jumlah waktu tenggang (tunda)
maksimum mulai suatu kegiatan akhir yang
masih mungkin tanpa mengakibatkan
kegiatan dini/awal berikutnya terlambat.
EETJ
18

10 A
i J
12 D (5) 20

LETi

IFij = EETj – LETi - Dij


Jenis dan Perhitungan Float (lanjutan)
Perhitungan Float
C D
9 16
3 5
9 7 16 F
B
5
0 5 21
A 4
1 2
0 5 21
5 C G
8 E 13
3 4 4 2
14 19
5

Jalur/kegiatan Kritis : A-B-D-F


Jalur/kegiatan Non Kritis : C-E-G
Perhitungan Float (lanjutan)
Perhitungan Float Kegiatan Non Kritis
~ Kegiatan C
TFc = LET4 – EET2 –Dc
= 14 – 5 -3 = 6
5 C 8
FFc = EET4 – EET2 –Dc
2 4
5 14 = 14 – 5 -3 = 6
3 IFc = EET4 – LET2 – DC
= 8 – 5 –3 = 0
~ Kegiatan E
TFE = LET6 – EET4 –DE
8 E 13 = 19 – 8 -5 = 6
4 6 FFE = EET6 – EET4 –DE
14 19 = 13 – 8 -5 = 0
5
IFE = EET6 – LET4 – DE
= 13–14–5= -6=0
Perhitungan Float (lanjutan)
Perhitungan Float Kegiatan Non Kritis
~ Kegiatan G
TFG = LET7 – EET6 –DG
13 G 21 = 21 – 13 -2 = 6
6 7 FFG = EET7 – EET6 –DG
19 21 = 21 – 13 -2 = 6
2
IFG = EET7 – LET6 – DG
= 21 – 19 –2 = 0
Perhitungan Float (lanjutan)
Kegiatan Kritis
~ Kegiatan A
TFA = LET2 – EET1 –DA
= 5–0-5=0
0 A 5
FFA = EET2 – EET1 –DA
1 2
0 5 = 5–0-5=0
5 IFA = EET2 – LET1 – DA
= 5–0–5=0
~ Kegiatan B
5 B 9
TFB = 9 – 5 - 4 = 0
2 3
9
FFB = 9 – 5 - 4 = 0
5
4 IFB = 9 – 5 – 4 = 0
Perhitungan Float (lanjutan)
Kegiatan Kritis
~ Kegiatan D

9 D 16 TFD = 16 – 9 - 7 = 0
3 5 FFD = 16 – 9 - 7 = 0
9 16 IFD = 16 – 9 – 7 = 0
7

~ Kegiatan F
16 F 21
TFF = 21 – 16 - 5 = 0
5 7
21
FFF = 21 – 16 - 5 = 0
16
5 IFF = 21 – 16 – 5 = 0
Jenis dan Perhitungan Float (lanjutan)

Earlinest Latest Float Kete-


NO Kegiatan Event Durasi
ES EF LS LF TF FF IF rangan

1 1-2 A 5 0 5 0 5 0 0 0 Kritis

2 2-3 B 4 5 9 5 9 0 0 0 Kritis

3 2-4 C 3 5 8 9 14 6 0 0

4 3-5 D 7 9 16 9 16 0 0 0 Kritis

5 4-6 E 5 8 13 14 19 6 0 0

6 5-7 F 5 16 21 16 21 0 0 0 Kritis

7 6-7 G 2 13 15 19 21 6 0 0

Anda mungkin juga menyukai