Oleh:
Nim :019141027
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah swt dan sholawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, karena beliaulah yang telah membawa
agama islam dari ini sehingga kita semua berada dalam alam yang penuh dengan cahaya
iman. karena atas segalah limpahan rahmat.hidayah dan inayah yang tak terhitung
nilainya,sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang diberikan sama Dosen, yang
berjudul problematika yang dialami guru, dan penelitian dilakukan berkenaan degan adanya
fenomena rendahnya kompetensi guru, focus penelitian ini tentang problematika internal dan
eksternal guru dalam proses belajar me4 ngajar (PBM) Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui: 1) Problematika profesi guru, 2) Upaya peningkatan kualitas pendidika di MTs
Negeri Nguntoronadi. penelitian ini menggunakan pendekatan peneliitian deskriptif kualitatif.
lokasi penelitian MTs Negeri nguntoronadi kabupaten wonogiri, subyek penelitian adalah
guru dan siswa. informa kepala madrasah, wakil kepalah madrasah, staf tata usaha dan ketua
komite madarasah.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................18
A. KESIMPULAN...................................................................................................19
B. SARAN ...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran guru
dalam menghadapi problematika yang di alami guru dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Faktor eksternal.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan profesionalisme guru
diantaranya,
a. Sarana pendidikan
Dalam proses belajar mengajar sarana pendidikan merupakan faktor dominan dalam
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan tersedianya sarana yang memadai akan
mempermudah pencapain tujuan pembelajaran , sebaliknya keterbatasan sarana pendidikan
akan menghambat tujuan proses belajar mengajar. Terbatasnya sarana pendidikan dan alat
peraga dalam proses belajar mengajar secara tidak langsung akan menghambat profesional
guru. Jadi dengan demikian sarana pendidikan mutlak diperlukan terutama bagi pelaksanaan
upaya guru dalam meningkatkan profesionalnya.
D. Analisis
Masalah pada tataran mikro adalah masalah yang dialami guru secara langsung pada saat
melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. tampak bahwa masalah yang dialami oleh guru
cukup kompleks karena masalah guru terjadi pada semua tahapan pembelajaran, yaitu ada
pada tahapan perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran maupun dalam tahap melakukan
evaluasi.
Pada tahapan perencanaan, guru mengakui bahwa mereka mengalami masalah dalam
mengaitkan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan evaluasi., mereka juga
belum bisa membedakan beberapa istilah khusus yang digunakan dalam penulisan RP
(Rencana Pembelajaran), seperti halnya membedakan istilah standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD).
Memperhatikan masalah riil yang dialami oleh guru, dapat dibayangkan bahwa masalah
yang dialami oleh guru sungguh sangat prinsip dan mendasar karena perencanaan
merupakan awal suksesnya proses pembelajaran. Clark dan Lampert menyatakan bahwa
perencanaan guru adalah faktor penentu terhadap apa yang akan diajarkan oleh guru. Oleh
sebab itu kalau perencanaan yang dibuat guru belum benar maka sulit mengharapkan bahwa
pembelajaran akan membuahkan hasil yang maksimal.
Pada tahapan pelaksanaan, guru menyadari bahwa mereka banyak mengalami masalah
terutama dalam mengelola kelas untuk jumlah siswa yang banyak dan menghadapi siswa
yang heterogen. Guru juga mengakui bahwa mereka kurang kreatif sehingga banyak di antara
mereka kurang terampil untuk mengatur strategi pembelajaran secara berkelompok, serta
merasa tidak memahami berbagai strategi pembelajaran yang inovatif yang bisa digunakan
untuk memvariasikan strategi pembelajaran di dalam kelas.
Alat peraga merupakan sarana penunjang untuk mempercepat tercapainya tujuan
pembelajaran, akan tetapi masih banyak guru yang belum menggunakan alat peraga karena
kurangnya alat peraga yang bisa digunakan di dalam kelas adalah karena minimnya
pengetahuan mereka tentang strategi pembelajaran sehingga mereka tidak tahu media apa
yang harus mereka gunakan dalam menjelaskan suatu konsep atau saat membaca maupun
saat siswa melakukan aktivitas lain. Di samping itu mereka sangat kurang kreatif untuk bisa
memanfaatkan barang-barang sekitar mereka sebagai alat bantu mengajar.
Dalam mengelola kelas masik banyak ditemukan guru belum bisa mengondisikan kelas.
Hal ini tercermin dari ketergantungan guru yang terlalu banyak terhadap lembar kerja siswa
yang dibawa siswa, dan guru seolah-olah kurang kreativitas untuk mampu keluar dari
ketergantungan yang pasif. Sesungguhnya pekerjaan terbesar guru adalah mengembangkan
masyarakat belajar yang demokratis, yaitu semua siswa dinilai, dihargai dan dimotivasi
untuk saling bekerjasama.
Masalah lain yang juga dirasakan guru adalah dalam melakukan evaluasi. Guru
menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui berbagai teknik dan bentuk evaluasi yang bisa
dipakai oleh guru di dalam kelas. Demikian juga halnya dengan cara/teknik evaluasi yang
dipakai untuk mengukur semua domain (kognitif, psikomotor maupun afektif).
Disamping itu masalah memberi motivasi belajar anak masih lemah, dibuktikan dengan
lemahnya tingkat konsentrasi siswa dalam belajar, kurang senangnya dalam mengikuti
pelajaran atau sebaliknya lebih suka disaat berangkat dan pulang dari sekolah. Selain
motivasi anak yang menurun, karakter anak juga menurun, hal ini sudah banyak terjadi
dilembaga – lemaga pendidikan yang lebih menekankan kecerdasan intelektual dan
melupakan karakkter anak, sehingga menyebabkan sopan santun anak berkurang, lebih
banyak mengarah ke hal yang negatif seperti suka tawuran antar pelajar, narkoba, pergaulan
bebas, dll.
Dengan melihat permasalahan – permasalahan diatas, solusi yang dapat mengurangi
problem guru antara lain :
1. Peningkatan professional guru melalui pelatihan - pelatihan. Seyogyanya pelatihan guru
bertolak dari kebutuhan nyata dilapangan, sehingga dampak pelatihan secara
berkesinambungan akan :
a. Menambah kemampuan dan keterampilan instruksional pada guru
b. Memajukan pola dan jenis interaksi guru – murid ke tahap yang lebih baik
c. Mengembangkan perilaku guru dalam pengelolaan kelas yang lebih kreatif
d.Menumbuhkan kretifitas dan komitmen guru dalam memberikan bantuan pelayanan
terhada siswa.
2. Peningkatan professional guru melalui kegiatan bedah super
Kegiatan bedah super ini merupakan sebuah rangkaian kegiatan untuk membedah RPP,
bedah proses pembelajaran dan supervisi yang dilaksanakan secara periodik, dan
dilaksanakan oleh sekelompok guru yang memiliki latar belakang tertentu.
3. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekola.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dari hasil peneliatian yang telah di lakukan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. problematika profesi guru yang telah terjadi di madrasah sanawiyah negri nungtoronadi
kabupaten wonogiri meliputi dua faktor yakni: faktor inter nal dan faktor eksternal.
faktor internal berasal dari dalam diri pribadi guru, yaitu lemahnya sentuhan pedagogi,
didaktik, metodik, serta kurang mencintai profesinya merupakan indikasi ketidak
selarasan kompetensi guru pada umumnya. sedangkan faktor eksternal berasal dari
lingkungan guru seperti ukuran kelas yang besar, karena kekurangan local dan
berpengaruh pada situasi atau suasana belajar di kelas, fasilitas dan sumber belajar yang
kurang memadai, terutama laboratorium yang belom di miliki madrasah dan terpenting
terutama yang menyangkut lingkungan kerja, misalnya: upah kerja yang dapat
memenuhi kebutuhan, Susana/iklim kerja yang menggairahkan, sikap jujur dan
pengertian di kalangan pekerja, dapat di percaya dari kalangan pemimpin terwujud
dalam kenyataan, adanya penghargaan terhadap hasrat dan kebutuhan yang berprestasi
serta saran yang menunjang bagi kesejahteraan mental dan fisik.
2. solusi dalam mengahadapi problematiak progfesi guru di madrasah Negri Nungturonadi
adalah dengan memberdayakan sumber daya manusia maupun fasilitas madarsah yang
sudah di miliki guna menunjang peningkatan kualitas pendidikan, antara lain: a) bagi
guru atau staf di beri kesempatan melanjutkan studi belajar ke jenjang yang lebih tinggi
(pre-serviceducation ), b) super visi baik kelas maupun adminstrasi/pengawasan, c)
percakapan pribadi (personal approach),
B. SARAN
dari hasil penelitian tetang hasil problematika profesi guru dan solusinya bagi peningkatan
mutu pendidikan di MTS Negri nungturonadi, maka penelitian menyampaikan beberapa
saran sebagai:
1. bagi kemeterian agama
a.) kemeterian agama sebagai lembaga Pembina pendidikan madarasah harus
merespon dan mengupayakan terhadap segala permasalahan yang di hadapi
madrasah terutama dalam hal rendahnya mutu guru kerena kurangnya
pendidikan dan pelatihan bagi guru.
2. bagi kepala madrasah
kepala madarasah hendkanya memperhatikan dan selalu memonitor keadaan tenaga
pengajar di madrasahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, iskandar, 2010 meningkatkan kreaktivitas pembelajaran bagi guru, Jakarta Bestari
Buana murni.
…….2014 mengembangkan profesionalitas guru, upaya meningkatakan kompetensi dan
profesionalitas kinerja guru, Jakarta: Bee M edia Pustaka.
Bafadal Ibrahim,2003. manejemen peningkatan mutu sekolah dasar dari sentralisasi menuju
ke desentrlisasi, Jakarta: Bumi Aksara
Marimba, Ahmad D, (2006). pengantar filsafat pendidikan, BANDUNG: PT. Almaarif
Ismail SM, 2009, strategi pembelajaran agama islam berbasis PAIKEM, semarang:Rasail.