PENGUKURAN KINERJA
Kelompok IV
Nama Anggota :
Siti Masitah
Efrem Dosi
Kelas : VI A
Jurusan Akuntansi
Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan penyertaan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah mnengenai “Anggaran sebagai alat
pengukuran kinerja sektor publik” ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada ibu Clara M. Reinamah, S.ST.,M.M.,Ak.CA selaku dosen yang
membimbing dan memberikan tugas ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan berbagai manfaat untuk para
pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 LatarBelakang...............................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1. Pengertian Anggaran....................................................................................................2
2.2 Perencanaan Anggarana..............................................................................................2
2.3. Pelaksanaan Anggaran.................................................................................................4
2.4. Pengukuran Kinerja Berbasis Analisis Anggaran.....................................................5
2.5. Tahap-tahap Analisis Anggaran..................................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau telah dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur .
Sebagaimana diatur dalam UU No.17/2003, pada rancangan undang-undang atau peraturan
daerah tentang Laporan Keuangan pemerintah pusat/daerah disertakan informasi tambahan
mengenai kinerja instansi pemerintah. Hal ini seiring dengan perubahan paradigma
penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasikan keluaran (output) dan
hasil (outcome) dari setiap kegiatan/program dengan jelas.Pengukuran kinerja berbasis
analisis anggaran dilakukan dengan mengukur ketercapaian program kerja dan kegiatan
melalui keterserapan anggaran dalam periode anggaran tertentu. Dalam konteks anggaran
berbasis kinerja (ABK) dimana setiap rupiah uang yang dibelanjakan harus jelas hasilnya,
maka pendekatan ini menjadi kurang relevan. Namun kembali pada pola pikir (mind set),
meskipun saat ini pemerintah Republik Indonesia sudah menerapkan ABK, cara berfikir
tradisional ini masih sangat kuat dijadikan patokan oleh sebagian pengguna anggaran
pemerintahan. Kelebihan utama pendekatan analisis anggaran sebagai alat pengukuran
kinerja di sektor publik adalah ukuran kuantitatif yang mudah dianalisis dan
diinterpretasikan. Anggaran dalam organisasi sektor publik mempunyai peran yang sangat
penting untuk mewujudkan implementasi program dan kegiatan. Dalam konteks sistem
perencanaan komprehensif, anggaran merupakan turunan dari program dan program
merupakan turunan dari visi. Maka, hakikat mengukur ketercapaian anggaran adalah
mengukur ketercapaian visi dalam jangka pendek. Dengan menggunakan pengukuran kinerja
berbasis anggaran kita dapat menilai tingkat keberhasilan entitas dalam
mengimplementasikan anggarannya.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak
perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai dengan
dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul
di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik.
1.2 RumusanMasalah
1. Apa pengertian dari perencanaan dan pelaksanaan anggaran?
2. Bagaimana pengukuran kinerja berbasis analisis anggaran?
3. Apa saja tahap-tahap dalam analisis anggaran?
1.3 Tujuan
Anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya
mencakup jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter. Anggaran ini
merupakan perencanaan jangka pendek organisasi yang menerjemahkan berbagai program ke
dalam rencana keuangan tahunan yang lebih konkret.Anggaran sektor publik dibuat untuk
membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat seperti listrik, air, kualitas kesehatan,
pendidikan, dan sebagainya agar terjamin secara layak. Tingkat kesejahteraan masyarakat
dipengaruhi oleh keputusan yang diambil pemerintah melalui anggaran yang mereka buat.
Selain itu anggaran adalah alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk
mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jadi anggaran merupakan alat utama kebijakan
fiskal pemerintah.
Penyusunan anggaran pada organisasi sektor publik dapat membantu mewujudkan
akuntabilitas. Berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan, masyarakat secara tidak langsung
dapat melakukan pengawasan atau pengendalian. Hal ini karena anggaran sebenarnya dapat
dijadikan standar atas kegiatan pengukuran kinerja. Namun demikian, oleh karena anggaran
ini hanya memuat rencana-rencana keuangan, maka pengukuran kinerja berdasarkan anggaran
ini hanya bermanfaat untuk menilai ekonomi dan efisiensi. Dalam mengukur efektivitas
kegiatan atau program harus dilihat dari outcome, benefit, dan impact-nya, dimana komponen-
komponen ini tidak bisa hanya diukur dengan menggunakan standar anggaran..
Anggaran daerah (dikenal dengan istilah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah/APBD) adalah rencana keuangan Pemerintah Daerah dalam rangka melaksanakan
kewenangannya selama satu tahun anggaran. Dalam konteks pengukuran kinerja berbasis
anggaran, tidak bisa dilepaskan pemahaman kita terhadap 3 (tiga) siklus utama pengelolaan
keuangan daerah, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) pengawasan/pengendalian.
Ketiga proses tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya karena ketiganya
merupakan bagian dari sistem pengelolaan keuangan daerah. Fokus pengukuran kinerja
berbasis anggaran sebenarnya adalah untuk mengetahui kinerja keuangan daerah, yaitu sejauh
mana efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah.
3.1 Kesimpulan
Anggaran adalah perencanaan keuangan untuk masa depan yang pada umumnya
mencakup jangka waktu satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter. Anggaran adalah
alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial
dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dalam konteks pengukuran kinerja berbasis anggaran, tidak bisa dilepaskan dari pemahaman
kita terhadap 3 (tiga) siklus utama pengelolaan keuangan daerah, yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, dan (3) pengawasan/pengendalian. Perencanaan anggaran daerah (APBD)
terdiri dari: (1) formulasi kebijakan anggaran (budget policy formulation) dan (2)
perencanaan operasional anggaran (budget operational planning). Kepala Daerah
menetapkan Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) menjadi Dokumen Anggaran Satuan
Kerja berdasarkan Perda APBD. Dokumen Anggaran Satuan Kerja memuat pendapatan dan
belanja setiap perangkat daerah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan APBD oleh
pengguna anggaran.
Organisasi sektor publik terutama pure non-profit organizations misalnya instansi
pemerintah (pemerintahan daerah) dapat melanjutkan analisis selisih anggaran ini dengan
analytical procedure, yaitu dengan membuat rasio kinerja. Rasio-rasio kinerja berbasis
anggaran tersebut antara lain Rasio Kemandirian Daerah, Rasio Pajak Daerah terhadap PAD,
Rasio Retribusi Daerah terhadap PAD, Rasio Bagian Laba BUMD terhadap PAD, Rasio
Lain-lain PAD yang Sah terhadap PAD, Rasio Belanja Aparatur terhadap Total Belanja,
Rasio Belanja Pelayanan Publik terhadap Total Belanja.
Tahap-tahap analisis selisih anggaran adalah: (1) siapkan data-data Anggaran
dan Laporan Realisasi Anggaran, (2) bandingkan data-data Realisasi Anggaran
dengan Anggarannya untuk setiap item yang sama, (3) hitung Selisih Anggaran, (4)
hitung Persentase Tingkat Ketercapaian Anggaran dan (5) lakukan Analytical
Procedure dengan pembuatan Rasio-Rasio Kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://bahanajar.ut.ac.id/app/webroot/epub/pdf_files/1186/EKAP4404.pdf