Anda di halaman 1dari 78

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S USIA TODDLER DENGAN


DIAGNOSA MEDIS ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
ATAS) DI RUANG D 1 RUMKITAL Dr. RAMELAN
SURABAYA

Oleh :
DWI KARTIKA TRISNASARI
NIM. 1720026

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH SURABAYA
2020
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S USIA TODDLER DENGAN


DIAGNOSA MEDIS ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
ATAS) DI RUANG D 1 RUMKITAL Dr. RAMELAN
SURABAYA

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh :
DWI KARTIKA TRISNASARI
NIM. 1720026

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH SURABAYA
2020

i
SURAT PERNYATAAN

Saya bertanda tangan dibawah ini dengan sebenarnya menyatahkan bahwa

karya tulis ini saya susun tanpa melakukan plagiat sesuai dengan peraturan Stikes

Hang Tuah Surabaya.

Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan

bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes

Hang Tuah Surabaya.

Surabaya, 26 Febuari 2020

DWI KARTIKA TRISNASARI


NIM. 1720026

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Setelah kami periksa dan amati selaku pembimbing mahasiswa :

Nama : Dwi Kartika Trisnasari

Nim 1720026

Program Studi : D-III Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan Pada An. S Dengan Diagnsa


Medis Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) Di
Ruangan D1 Rumkital Dr. Ramelan Surabya
Serta perbaikan-perbaikan sepenuhnya, maka kami menganggap dan dapat
menyetujui bahwa karya tulis ini dijadikan dalam siding guna memenuhi
sebagian persyaratan guna memperoleh gelar :

AHLI MADYA KEPERAWATAN (A.Md.Kep)

Surabaya, 26 Febuari 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Diyah Arini, S.Kep., Ns, M.Kes Ida Djuwitawati, S.Kep.,Ns.


NIP.03011 NIP.196802091988032001

Ditetapkan di : STIKES Hang Tuah Surabaya

Tanggal : 26 Febuari 2020

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Dari :


Nama : Dwi Kartika Trisnasari
Nim 1720026
Program Studi : D-III Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Pada An. S Dengan Diagnosa Medis
Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) Di Ruangan D 1
Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
Telah diperhatikan dihadapan dewan sidang Karya Tulis Ilmiah Stikes Hang Tuah
Surabaya, pada :
Hari, tanggal : Rabu, 26 Febuari 2020
Bertempat di : Lab skill B9 STIKES Hang Tuah Surabaya
Dan dinyatakan LULUS dan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar AHLI MADYA KEPERAWATAN pada prodi D-III
Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya
Penguji 1 : Diyah Arini, S.Kep., Ns, M.Kes
Penguji 2 : Ida Djuwitawati, S.Kep.,Ns.

Mengetahui,
Stikes Hang Tuah Surabaya
Ka Prodi D-III Keperawatan

Dya Sustrami, S.Kep., Ns., M.Kes.


NIP 03.007

Ditetapkan : STIKES Hang Tuah Surabaya

Tanggal : 26 Febuari 2020

iv
Motto & Persembahan

“Lakukan setiap hal dengan sebaik mungkin dan dengan seminimal

mungkin. Ketika jatuh bangkit lagi, ketiga gagal mencoba lagi. Karena

sesungguhnya kita tidak akan pernah tahu usaha mana yang akan membawa

kita menuju gerbang kesuksesan”

Percayalah bahwa Allah SWT tidak melihat hasilnya tapi melihat prosesya

Kupersembahkan Karya yang sederhana ini kepada :

1. Kedua orang tua tercinta yang telah berjuang dan

memberi kasih sayang yang tak ternilai. Terimakasih atas

dukungan, pengorbanan dan doa untuk kesuksesan-ku.

2. Dosen-dosenku yang telah menjadi orang tua keduaku di

kampus selama ini yang telah membimbing dan

memberikan motivasi untukku, ucapan terima kasih yang

tak terhingga atas ilmu yang telah kalian berikan

sangatlah bermanfaat untukku.

3. Teman-temanku yang telah menyemangatiku sehingga

dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.

Terimakasih atas semangat yang telah engkau berikan

kepadaku.

v
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan

hidayah-Nya pada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini sesuai

dengan waktu yang telah di tentukan.

Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

program Ahli Madya Keperawatan.

Saya menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran karya tulis bukan hanya

karena kemampuan saya, tetapi banyak ditentukan oleh bantuan dari berbagai

pihak, yang telah dengan ikhlas membantu penulis demi terselesainya penulisan,

oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Laksamana Pertama TNI dr. Raditio Soesanto, Sp.THT-KL. Sp.KL, selaku

Kepala Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, yang telah memberikan ijin dan

lahan pratik untuk penyusunan karya tulis ilmiah dan selama kami berada di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesahatan Hang Tuah Surabaya.

2. Wiwek Liestyaningrum, M. kep selalu Ketua Stikes Hang Tuah Surabaya

yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk praktik di Rumkital

Dr. Ramelan Surbaya dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesahatan Hang Tuah Surabaya.

3. Dya sustrami, Skep.,NS., M.Kes., selaku Kepala Program Studi D-III

Keperawatan yang selalu memberikan dorongan penuh dengan wawasan

dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

vi
4. Ibu Diyah Arini, S.Kep., Ns, M.Kes, selaku pembimbing sekaligus penguji

ketua, yang dengan telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

serta perhatian dalam pemberian dorongan, bimbingan, arahan, dan masukan

dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

5. Ibu Ida Djuwitawati, S.Kep.,Ns., selaku penguji yang dengan tulus iklas telah

memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan dalam penyelesaian

karya tulis ilmiah ini.

6. Bapak dan ibu dosen STIKES Hang Tuah Surabaya, yang telah memberikan

bekal bagi penuis melalui materi-materi kuliah yang penuh nilai dan makna

dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini, juga kepada seluruh

tenaga adminitrasi yang tulus iklas melayani keperluan penulis selama

menjalani studi dan penulisannya.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan tersayang dalam naungan STIKES Hang Tuah

Surabaya yang telah memberikan dorongan semangat sehingga karya tulis

ilmiah ini dapat terselesaikan, saya hanya dapat mengucapkan semoga

hubungan persahabatan tetap terjalin

vii
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

bantuannya. Penulis hanya bisa berdoa semoga allah SWT membalas amal

baik semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian karya tulis

ilmiah ini.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik yang

kontruktif senantiasa penulis harapkan, semoga karya tulis ilmiah ini dapat

memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama bagi Civitas Stikes

Hang Tuah Surabaya.

Surabaya, 26 Febuari 2020

penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i


SURAT PERNYATAAN....................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iv
MOTTO DAN PERESEMBAHAN ....................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan .........................................................................................4
1.5 Metode penulisan ..........................................................................................5
1.6 Sistematika Penulisan....................................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Penyakit............................................................................................7
2.1.1 Pengertian...................................................................................................7
2.1.2 Etiologi .......................................................................................................7
2.1.3 Anatomi Fisiologi.......................................................................................8
2.1.4 Manifestasi Klinis ......................................................................................10
2.1.5 Tanda dan Gejala........................................................................................10
2.1.6 Klasifikasi ..................................................................................................11
2.1.7 Patofisiologi ...............................................................................................11
2.1.8 Diagnosa Banding ......................................................................................12
2.1.9 Komplikasi .................................................................................................12
2.1.10 Pencegahan ...............................................................................................12
2.1.11 Penatalaksanaan .......................................................................................12
2.2 Konsep Anak .................................................................................................13
2.2.1 Pengertian Tumbuh Kembang....................................................................13
2.2.2 Tumbuh Kembang Anak Toddler ..............................................................13
2.3 Hospitalisasi ..................................................................................................14
2.4 Imunisasi .......................................................................................................16
2.4.1 Pengertian Imunisasi ..................................................................................16
2.4.2 Lokasi Pemberian .......................................................................................16
2.4.3 Jenis Vaksin ...............................................................................................17
2.5 Nutrisi Pada Anak Toddler............................................................................18
2.5.1 Kebutuhan Nutrisi pada Anak Toddler ......................................................18
2.5.2 Karakteristik Kebutuhan Nutrisi ................................................................18

2.6 Asuhan Keperawatan ....................................................................................18


ix
2.6.1 Pengkajian ..................................................................................................18
2.6.2 Analisa Data ...............................................................................................20
2.6.3 Diagnosa Keperawatan...............................................................................21
2.6.4 Perencanaan................................................................................................21
2.6.5 Pelaksanaan ................................................................................................24
2.6.6 Evaluasi ......................................................................................................25
2.7 Kerangka Masalah .........................................................................................26

BAB 3 TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian .....................................................................................................27
3.2 Analisa Data ..................................................................................................36
3.3 Prioritas Masalah ...........................................................................................38
3.4 Rencana Keperawatan ...................................................................................39
3.5 Tindakan Keperawatan..................................................................................40

BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian .....................................................................................................44
4.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................................46
4.3 Perencanaan...................................................................................................47
4.4 Pelaksanaan ...................................................................................................48
4.5 Evaluasi .........................................................................................................49

BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan .......................................................................................................50
5.2 Saran ..............................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................


Lampiran

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Cara Pemberian Imunisasi...................................................................16


Tabel 3.1 Genogram ............................................................................................29
Tabel 3.2 Analisa Data ........................................................................................36
Tabel 3.3 Prioritas Masalah.................................................................................38
Tabel 3.4 Rencana Keperaatan ............................................................................39
Tabel 3.5 Tindakan Keperawatan .......................................................................40

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi Pernafasan .........................................................8


Gambar 2.2 Kerangka Masalah ...........................................................................26

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Satuan Acara Penyuluhan ................................................................58


Lampiran 2 Leaflet Penyuluhan ..........................................................................77

xiii
DAFTAR SINGKATAN

HB : Hemoglobin
BB : Berat Badan
KG : Kilogram
Sdt : sendok teh
TTV : Tanda-tanda Vital
UGD : Unit Gawat Darurat
Mg : Miligram
PB : Panjang Bayi
GCS : Gasglow Coma Scale
Cm : Centimeter
SMRS : Sebelum Masuk Rumah Sakit
MRS : Masuk Rumah Sakit
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
TB : Tinggi Badan
Cc : centimeter cubik
Hct : hematokrit
C : celcius
Kkal : kilogram kalori
N : nadi
RR : respiratory rate
IV : intra vena
IRT : ibu rumah tangga
S : suhu

xiv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) merupakan infeksi saluran

pernapasan akut yang menyerang salah satu bagian saluran nafas mulai dari hidung

(saluran atas) hingga paru-paru (saluran bawah) yang disebabkan oleh masuknya

mikroorganisme (bakteri, dan virus) kedalam saluran pernafasan yang

menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Masalah

ISPA diperkirakan sering terjadi pada anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan

tubuhnya lemah atau belum sempurna. Perihal musim hujan juga menimbulkan

risiko serangan ISPA. Yang mengaruskan pasien untuk rawat inap antara lain :

Sinusitis, tonsillitis, pneumonia, dan faringitis. (Widoyono, 2011)

World Health Organization (WHO) memperkirakan insidensi dari Infeksi

Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian

balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan

usia balita dan negara industri 0,05%. Menurut WHO 13 juta anak balita di dunia

meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di negara

berkembang seperti negara Indonesia. Di Indonesia Infeksi Saluran Pernafasan

Akut (ISPA) merupakan penyebab utama kematian bayi, tahun 2010 mencapai

32%, tahun 2011 mencapai 18,2% dan tahun 2012 mencapai 38,8%. Laporan Subdit

ISPA Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Pemukiman (Ditjen P2M-PLP, 2016) Berdasarkan Riset Kesehatan

Dasar tahun 2011 menunjukkan prevalensi nasional ISPA sebesar 25,5%, angka
2

kesakitan (morbiditas) pneumonia pada bayi sebesar 2,2% dan pada balita sebesar

3%, untuk angka kematian (mortalitas) pada bayi sebesar 23,8% dan pada balita

sebesar 15,5%. (Depkes RI, 2012). Di Rumkital Dr.Ramelan Surabaya jumlah

pasien penyakit ISPA yang di rawat di ruang Anak D1 pada tahun 2019 mencapai

8 kasus, sedangkan pada tahun 2020 bulan Januari sampai febuari terdapat 1 kasus.

Di poli anak terdapat 18 kasus dari bulan januari- febuari tgl 19 tahun 2020.

Saat ini yang sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri

stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara bebas akan masuk

dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.

Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk,

pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak

akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat

mengakibat kematian (Widoyono, 2011).

ISPA pada anak data dicegah melalui imunisasi yang lengkap, menjaga

kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih, mencegah anak

berhubungan dengan klien ISPA salah satunya dengan cara memakai penutup

hidung dan mulut bila kontak lngsung dengan anggota keluarga yang sedang

menderita penyakit ISPA (Wijayaningsi, 2013)

1.2 Rumusan Masalah


3

Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka saya akan

melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan ISPA

(Infeksi Saluran Pernapasan Atas) dengan membuat rumusan masalah sebagai

berikut “Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak dengan diagnosa ISPA di

ruang D1 Rumkital Dr.Ramelan Surabaya”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa

ISPA di ruang D1 Rumkital Dr.Ramelan Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengkaji pasien dengan diagnosa ISPA di ruang D1 Rumkital Dr.Ramelan

Surabaya.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan diagnosa ISPA di

ruang D1 Rumkital Dr.Ramelan Surabaya.

3. Merencanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa ISPA di

ruang D1 Rumkital Dr.Ramelan Surabaya.

4. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa ISPA di

ruang D1 Rumkital Dr.Ramelan Surabaya.

5. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa ISPA di

ruang D1 Rumkital Dr.Ramelan Surabaya.

6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa

ISPA di ruang D1 Rumkital Dr.Ramelan Surabaya

1.4 Manfaat
4

Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi

manfaat:

1. Akademis, hasil studi ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan

khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada pasien ISPA (Infeksi

Saluran Pernapasan Atas).

2. Secara praktis, tugas akhir ini akan bermanfaat bagi :

a. Bagi pelayanan keperawatan di rumah sakit.

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di rumah sakit

agar dapat melakukan asuhan keperawatan pasien ISPA dengan baik.

b. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti

berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan

pada pasien ISPA.

c. Bagi profesi kesehatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan

pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada pasien ISPA.

1.5 Metode Penulisan

1. Metode

Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa

atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang

mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan studi pendekatan proses

keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

2. Teknik Pengumpulan Data


5

a. Wawancara

Data diambil di peroleh melalui percakapan baik dengan pasien, atau

keluarga.

b. Observasi

Data yang diambil melalui hasil observasi pasien.

c. Pemeriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat menunjang

menegakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya.

3. Sumber Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang di peroleh dari pasien.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat

pasien, catatan medik perawat, dan hasil-hasil pemeriksaan.

4. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan

dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

1.6 Sistematika Penulisan


6

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami

studi kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian,yaitu :

1. Bagian awal, memuat halaman judul, persetujuan komisi pembimbing,

pengesahan, motto, dan persembahan, kata pengantar, daftar isi.

2. Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub

bab berikut ini :

BAB 1 : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, tujuan,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan studi kasus.

BAB 2 : Tinjauan Pustaka, berisi tentang konsep penyakitdari sudut medis

dan asuhan keperawatan pasien dengan diagnosa ISPA (Infeksi Saluran

Pernapasan Atas), serta kerangka masalah.

BAB 3 : Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian,

diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB 4 : Pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori dengan

kenyataan yang ada di lapangan.

BAB 5 : Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.

3. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

BAB 2
7

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit

dan asuhan keperawatan anak dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Konsep penyakit akan di uraikan definisi, etiologi, tanda dan gejala, dan cara

pencegahan. Asuhan keperawatan akan diuraikan masalah-masalah yang muncul

pada penyakit ISPA dengan melakukan asuhan keperawatan yang terdiri dari

pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

2.1 Konsep Penyakit

2.1.1 Pengertian ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah radang akut saluran

pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri, dan virus tanpa atau

disertai dengan radang parenkim paru (Wijayaningsi, 2013)

2.1.2 Etiologi

ISPA dapat disebabkan oleh bakteri dan virus, yang paling sering menjadi

penyebab ISPA diantara bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza

yang diudara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian ats

yaitu hidung dan tenggorokan. Beberapa faktor lain yang diperkirakan

berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan

antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan (Wijayaningsi,

2013)

2.1.3 Anatomi dan fisiologi


8

Saluran pernafasan atas

Gambar 2.1 anatomi fisiologi pernafasan

1. Hidung

a. Terdiri atas bagian eksternal dan internal

b. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan

kartilago

c. Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi

rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang

disebut septum

d. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak

mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung

e. Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi

lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh

gerakan silia

f. Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-

paru
9

g. Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta

menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru

h. Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena

reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang

sejalan dengan pertambahan usia

2. Faring

a. Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang

menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring

b. Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan

laring (laringofaring)

c. Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius

dan digestif

3. Laring

a. Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang

menghubungkan faring dan trakea

b. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :

1) Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama

menelan

2) Glotis : ostium antara pita suara dalam laring

3) Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini

membentuk jakun (Adam’s apple)

4) Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring

(terletak di bawah kartilago tiroid)


10

5) Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago

tiroid

6) Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan

bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)

7) Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi

8) Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda

asing

4. Trakea

a. Disebut juga batang tenggorok

b. Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina (Ikawati,

2011)

2.1.4 Manifestasi Klinis

Gambaran klinis secara umum yang sering di dapat adalah : nyeri

tenggorokan, batuk-batuk dengan dahak kuning/putih kental, nyeri retrosternal dan

konjungtivitis. Suhu badan meningkat antara 4-7 hari, disertai malaise (lemas),

myalgia (nyeri otot), nyeri kepala, anoreksia (tidak nafsu makan), mual, muntah-

muntah dan insomnia. Kadang-kadang dapat juga sebagai diare. Bila peningkatan

suhu berlangsung lama biasanya menunjukkan adanya penyulit (Hood

Alsagaff,2008)

2.1.5 Tanda dan Gejala

a. Pilek biasa

b. Keluar sekret cair dan jernih dari hidung

c. Kadang bersin-bersin

d. Sakit tenggorokan
11

e. Batuk

f. Sakit kepala

g. Sekret menjadi kental

h. Demam > 37°c

i. Mual muntah

j. Tidak nafsu makan (Wijayaningsi, 2013)

2.1.6 Klasifikasi

Klasifikasi penyakit ISPA terdiri dari :

1. Bukan pneumonia - mencakup kelompok pasien balita dengan batuk yang

tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi napas dan tidak

menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam.

Contohnya adalah common cold, faringitis, tonsilits, dan otitis.

2. Pneumonia - didasarkan pada adanya dan atau kesukaran bernapas.

Diagnosis gejala ini berdasarkan umur. Batas frekuensi napas cepat pada

anak berusia dua bulan sampai <1 tahun adalah 50 kali per menit dan untuk

anak usia 1 sampai <5 tahun adalah 40 kali per menit.

3. Pneumonia berat - didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran

bernapas disertai sesak napas atau tarikan dinding dada bagian bawah ke

arah dalam (chest indrawing) pada anak berusia dua bulan sampai <5 tahun.

Untuk anak berusia <2 tahun, diagnosis pneumonia berat ditandai dengan

adanya napas cepat yaitu frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per menit

atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah

ke arah dalam (Widoyono, 2011)


12

2.1.7 Patofisiologi

Saluran pernapasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar,

sehingga untuk mengatasinya di butuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan

efisien. Ketahanan saluran pernapasan terhadap infeksi maupun partikel dan gas

yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada

orang sehat yaitu kebutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilla, makrofag alveoli,

dan antibodi.

Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel

mukosannya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang

dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan

gas O2 (polutan utama dalam pencernaan udara), sindroma imotil. Pengobatan

dengan O2 konsentrasi tinggi (25% atau lebih).

Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah IgA. Antibodi ini banyak

ditemukan di mukosa. Kekurangan antibodi ini akan memudahkan terjadinya

infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita yang rentan

(imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien keganasan yang

mendapat terapi sitostatika /radiasi. Penyebaran infeksi pada ISPA dapat melalui

jalan hematogen, limfogen, perkontinuitatum dan udara nafas (Hood Alsagaff,

2008)

2.1.8 Diagnosa Banding

1. ISPA oleh karena bakteri.

2. Penyakit alergi saluran pernapasan.

3. Kelainan bronkus sebagai akibat bahan iritan (gas atau debu).


13

2.1.9 Komplikasi

1. Meningitis

2. Pneumonia

3. Bronkitis

4. Sinusits

5. Hipoksia akibat gangguan difusi (Widoyono, 2011)

2.1.10 Pencegahan

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA

pada anak anatara lain :

1. Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik diantaranya, dengan

cara memberikan makanan kepada anak yang mengandung cukup gizi.

2. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan tubuh

terhadap penyakit membaik.

3. Mencegah anak berhubungan dengan pasien ISPA. Salah satu cara adalah

memakai penutup hidup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan

anggota keluarga atau orang yang sedang terkena penyakit ISPA

(Widoyono, 2011)

2.1.11 Penatalaksanaan

1. Bukan Pneumonia – perawatan di rumah

2. Pneumonia – di obati + di beri nasihat tentang perawatan di rumah

3. Pneumonia Berat – di RUJUK ke rumah sakit (Widoyono, 2011)


14

2.2 Konsep Anak

2.2.1 Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan

Pertimbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

komplek dalam kemampuan gerak kasar dan gerak halus, bicara dan bahasa, serta

sosialisasi dan kemandirian (Rivanica & Oxyandi, 2016)

2.2.2 Tumbuh kembang pada Anak toddler

1. Perkembangan motorik kasar anak usia 1-3 tahun,

Diawali dengan : Dalam perkembangan masa anak terjadi perkembangan

motorik kasar secara signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu melompat

dengan kedua kaki, melompat atau melangkah dari kursi, berdiri sebentar pada satu

kaki, dan mengambil dua langkah pada ujung ibu jari kaki.

2. Perkembangan motorik halus anak usia 1-3 tahun,

Dapat di tunjukan dengan membangun menara delapan kotak, koordinasi

jari baik, memegang krayon dengan jari bukan menggenggam, menggerakan jari

secara mandiri, dan menggambar, meniru gerakan vertikal dan horizontal, serta

menyilang.
15

3. Perkembangan bahasa anak usia 1-3 tahun,

Pada perkembangan ini dimana dicapainya kemampuan bahasa pada anak

yang mulai dengan menyebutkan nama pertama dan nama terakhir, menunjuk pada

diri sendiri dengan kata ganti yang tepat, menggunakan kata jamak,dan

menyebutkan satu warna.

4. Perkembangan adaptasi sosial anak usia 1-3 tahun

Ditandai dengan dapat dipisahkan dari ibu dengan lebih mudah, dalam

bermain membantu menyingkirkan sesuatu, dapat membawa barang pecah belah,

mendorong dengan kendali yang baik, mulai mengakui perbedaan jenis kelamin

sendiri, dapat ke toilet sendiri kecuali bercebok (Rivanica & Oxyandi, 2016)

2.3 Hospitalisasi

Hospitalisasi merupakan suatu proses karena suatu alasan yang berencana

atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan

perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak

dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa

penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh

dengan stres (Supartini, 2012)

1. Tahap Protes (Phase of Protest)

Tahap ini dimanifestasikan dengan menangis kuat, menjerit, dan memanggil

ibunya atau menggunakan tingkah laku agresif, seperti menendang, menggigit,

memukul, mencubit, mencoba untuk membuat orang tuanya tetap tinggal dan

menolak perhatian orang lain. Secara verbal, anak menyerang dengan rasa marah
16

seperti mengatakan “pergi”. Perilaku tersebut dapat berlangsung dari beberapa jam

sampai beberapa hari. Perilaku protes tersebut, seperti menangis, akan terus

berlanjut dan hanya akan berhenti bila anak merasa kelelahan. Pendekatan dengan

orang asing yang tergesa-gesa meningkatkan protes.

2. Tahap Putus Asa (Phase of Despair)

Pada tahap ini anak tampak tegang, tangisnya berkurang, tidak aktif, kurang

berminat untuk bermain, tidak ada nafsu makan, menarik diri, tidak mau

berkomunikasi, sedih, apatis, dan regresi. Pada tahap ini, kondisi anak

mengkhawatirkan karena anak menolak untuk makan, minum, atau bergerak.

3. Tahap Menolak (Phase of Denial)

Pada tahap ini, secara samar-samar anak menerima perpisahan, mulai

tertarik dengan apa yang ada disekitarnya, dan membina hubungan dangkal dengan

orang lain. Anak mulai kelihatan gembira. Fase ini biasanya terjadi setelah

perpisahan yang lama dengan orang tua (Supartini, 2012)

2.4 Imunisasi

2.4.1 Pengertian munisasi

Imunisasi adalah upaya yang di lakukan dengan sengaja memberikan

kekebalan (imunitas) pada bayi/anak sehingga terhindar dari penyakit, pentingnya

imunisasi di dasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit merupakan

upaya terpenting dalam pemeliharaan kesehatan anak (Supartini, 2012)


17

2.4.2 Lokasi Pemberian

Vaksin Dosis Cara pemberian


BCG 0,05 cc Intrakutan tepat di insersio
muskulus deltoideus kanan
DPT 0,5 cc Intramuskular
Polio 2 tetes Di teteskan ke mulut
Campak 0,5 cc Subkutan, biasanya di lengan kiri
atas
Hepatitis B 0,5 cc Intramuskular pada paha bagian
luar
Tabel 2.1 Cara pemberian imunisasi dasar (Yupi Supartini, 2012)
2.4.3 Jenis Vaksin

1. Vaksin BCG (Basillus Calmatte Guerin)

Merupakan imunisasi yang di gunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer/yang ringan dapat

terjadi walaupun sudah di lakukan imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya

adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC

tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah

dilemahkan.

2. Vaksin DPT (Diphteria, Pertussis, Tetanus)

Merupakan imunisasi yang di gunakan untk mencegah terjadinya penyakit

difteri, pertussis dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung

racun kuman difteri yang telah di hilangkan sifat racunnya, namun masih dapat

merangsang pembentukan zat anti (toksoid). Pemberian DPT dapat berefek

samping ringan ataupun berat. Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri

pada tempat penyuntikan, dan demam. Efek berat misalnya terjadi menangis hebat,

kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensepalopati,

dan syok.
18

3. Vaksin Polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.

Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.

4. Vaksin campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.

Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi imi memiliki efek

samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas.

5. Imunisasi hepatitis B

Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk

mencegah terjadinya penyakit hepatiti. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam

bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan

penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun

2.5 Nutrisi Pada Anak Usia Toddler

2.5.1 Kebutuhan nutrisi pada anak usia toddler

Anak usia todler mempunyai karakteristik yang khas, yaitu bergerak terus,

tidak bisa diam, dan sulit untuk diajak duduk dalam waktu relatif lama. Selain itu,

pada usia 12 sampai 18 bulan pertumbuhan sedikit lambat sehingga kebutuhan

nutrisi dan kalori menurun. Kebutuhan kalori kurang lebih 100kkal/kgBB

(Supartini, 2012)
19

2.5.2 Karakteristik Terkait Dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

1. Anak sukar atau kurang mau makan

2. Nafsu makan anak sering kali berubah yang mungkin pada hari ini

3. Makan yang cukup banyak dan pada hari berikutnya makannya sedikit

4. Biasanya anak menyukai jenis makanan tertentu

5. Anak cepat bosan, dan tidak tahan makan sambil duduk dalam waktu lama

(Supartini, 2012)

2.5.3 Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu proses dalam merencanakan suatu asuhan

keperawatan yang terdiri dari 4 tahap, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dalam pengumpulan

data dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Dalam proses pengkajian ada 2

tahap, yaitu pengumpulan data dan analisa data.

a. Pengumpulan Data

Pada tahap ini merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi (data-

data) dari klien.yang komprehensif secara lengkap dan relevan untuk mengenai

klien agar dapat memberi tindakan keperawatan.

1) Identitas

Nama klien, nama panggilan, jenis kelamin, jumlah saudara, alamat, Bahasa

yang digunakan, umur, Kebanyakan ISPA yang sering mengenai anak usia di

bawah 3 tahun.
20

2) Keluhan utama

Demam sudah 4 hari disertai batuk berlendir dan pilek

3) Riwayat penyakit dahulu

Penyakit waktu kecil, apa pernah masuk rumah sakit sebelumnya ?

4) Riwayat penyakit sekarang

Mulai dari tanda dan gejala penyakit sampai di bawanya ke rumah sakit.

5) Riwayat penyakit keluarga

Ada anggota keluarga yang menderita penyakit ISPA

6) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum dan tanda-tanda vital : adanya peningkatan suhu tubuh

>37°c.

b) Pernafasan (B1 : Breath)

Membran mukosa hidung faring tampak kemerahan, tonsil tampak

kemerahan dan edema, adanya batuk, tidak ada jaringan parut pada leher, tidak

menggunakan otot bantu nafas, suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada

kedua sisi paru.

c) Cardiovaskuler (B2 : Blood)

Irama jantung reguler, suara jantung S1S2 tunggal

d) Persarafan (B3 : Brain)

Kesadaran compos mentis, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, sklera

putih.

e) Perkemihan (B4 : Bladder)

Perkemihan tidak ada kelainan.


21

f) Pencernaan (B5 : Bowel)

Nafsu makan menurun, porsi makan tidak habis, minum sedikit.

g) Integumen (B6 : Bone)

Warna kulit kemerahan.

h) Pemeriksaan tingkat perkembangan

Tumbuh kembang : BB sesuai dengan usia (1-6 th umur (th) x 2 + 8). TB,

tumbuh kembang sesuai usia. Adaptasi sosial, bahasa, motorik halus,

motorik kasar.

b. Analisa Data

Dari hasil pengkajian kemudian data terakhir dikelompokkan lalu dianalisa

data sehingga dapat ditarik kesimpulan masalah yang timbul dan dapat dirumuskan

diagnosa masalah.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi secret

c. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk

makan)

d. Ansietas berhubungan dengan kurang paparan informasi orang tua terhadap

hospitalisasi.
22

3. Perencana

a. Diagnosa keperawatan 1

Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam suhu tubuh

normal 36-37,5oC

Kriteria hasil : suhu tubuh normal 36-37,5oC, tidak ada peningkatan suhu tubuh,

membrane mukosa lembab.

Intervensi :

1. Observasi tanda-tanda vital

R/ pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan

perawatan selanjutnya

2. Anjurkan klien/keluarga untuk kompres pada bagian aksila

R/ dengan memberikan kompres, maka akan terjadi proses

konduksi/perpindahan panas dengan bahan perantara

3. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan dapat menyerap

keringat seperti pakaian dari bahan katun

R/ dengan menggunakan baju tipis akan membantu menurunkan panas

tubuh klien

4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan dan antipiretik

R/ untuk mengontrol infeksi pernapasan dan menurunkan panas


23

b. Diagnosa keperawatan 2 :

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sekret.

Tujuan : setelah dilakukan keperawatan selama 3X24 jam

Kriteria hasil : Batuk berkurang, produksi sputum menurun, tidak ada ronchi

Intrvensi :

1. Observasi tanda-tanda vital

R/ menhitung perubahan tanda vital berhubungan dengan perubahan

kecepatan nadi dan frekuensi nafas

2. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas

R/ untuk mengetahui adanya infeksi di saluran pernapasan

3. Kaji bunyi nafas, kecepatan nafas

R/ mengetahui sekret berlebih, keceptan nafas tidak stabil menandakan

adanya komplikasi penyakit di saluran pernapasan

4. Anjurkan keluarga untuk memberi banyak minum

R/ pemasukan cairan membantu untuk mengencerkan sekret

5. Kolaborasi obat dengan dokter

R/ obat diberikan untuk mengurangi batuk dan menurunkan produksi sekret

c. Diagnosa Keperawatan 3

Defisit nutrisi berhubungan dengan keenganan untuk makan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam

Kriteria hasil : Nafsu makan membaik, membrane mukosa membaik, bising usus

membaik
24

Intervensi :

1. Observasi dan kaji porsi makan

R/ mengetahui jumlah makanan yang masuk

2. Timbang berat badan klien

R/ mengetahui perubahan berat badan klien

3. Anjurkan keluarga memberi makanan sedikit tapi sering

R/ untuk memperbaiki nutrisi

4. Kolaborasi pemberian makanan dengan tim gizi

R/ untuk memperbaiki nafsu makan klien.

d. Diagnosa Keperawatan 4

Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 jam

Intervensi :

1. Observasi tanda-tanda ansietas

R/ untuk mengetahui tingkat kecemasan

2. Jelaskan tentang proses penyakit, penyebab, tanda dan gejala

R/ Meningkatkan pengetahuan dan mengurangi cemas.

3. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk

mencegah komplikasi.

R/ untuk mencegah terjadinnya keparahan penyakit

4. Diskusikan tentang therapy dan pilihannya.

R/ Memberi gambaran tentang pilihan terapi yang disa digunakan


25

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan rencana keperawatan adalah kegiatan atau tindakan yang

diberikan kepada klien sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan

tergantung pada situasi dan kondisi klien saat itu

Pada diagnosa keperawatan hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

penyakit dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam dengan intervensi

Observasi tanda-tanda vital, Anjurkan klien/keluarga untuk kompres pada bagian

aksila, Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan dapat menyerap

keringat seperti pakaian dari bahan katun, Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian cairan dan antipiretik.

Pada diagnosa keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan

dengan peningkatan produksi secret setelah dilakukan keperawatan selama 3X24

jam dengan intervensi observasi tanda-tanda vital, Monitor tanda dan gejala infeksi

saluran nafas, Kaji bunyi nafas, kecepatan nafas, Anjurkan keluarga untuk memberi

banyak minum, kolaborasi pemberian obat dengan dokter

Pada diagnosa keperawatan defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan

untuk makan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam dengan

intervensi observasi dan kaji porsi makan, timbang berat badan klien, anjurkan

keluarga memberi makanan sedikit tapi sering, kolaborasi pemberian makanan

dengan tim gizi.

Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dengan tujuan setelah dilakukan

tindakan keperawatan 3X24 jam Intervensi observasi tanda-tanda ansietas,

jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala), identifikasi kemungkinan


26

penyebab, diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk

mencegah komplikasi, diskusikan tentang therapy ansietas.

5. Evaluasi

Dilaksanakan suatu penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah

diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan yang ingin

dicapai. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

bersihan jalan nafas efektif, pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi, suhu dapat

kembali stabil.
27

2.7 Gambar 2.2 Kerangka Masalah

Bakteri virus jamur

Jalan nafas

Alveoli

respon radang / inflamasi

pengeluaran zat phyrogen gangguan fungsi pernafasan psikologi

demam sputum meningkat hospitalisasi

MK : Hipertermi batuk/ pilek MK : Ansietas

MK : Bersihan Jalan
Nafas Tidak Efektif
nafsu makan menurun

MK : defisit nutrisi
28

BAB 3

TINJAUAN KASUS

Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada anak dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), maka saya

menyajikan suatu kasus yang diamati mulai tanggal 29 – 31 januari 2020 dengan

data pengkajian pada tanggal 29 januari 2020 jam 10:50 WIB. Anamnesa di peroleh

dari ibu pasien dan file No. Register 64.XX.XX sebagai berikut:

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 Identitas

Pasien adalah seorang perempuan bernama “S” usia 3 tahun, beragama

kristen, bahasa yang sering digunakan adalah bahasa indonesia. Pasien adalah anak

pertama dari Tn.C usia 44 tahun dan Ny.N usia 34 tahun. Pasien tinggal di sidoarjo.

Orang tua pasien beragama kristen, pendidikan ayah adalah S2 dan pendidikan ibu

adalah D3, pekerjaan ayah TNI-AL dan ibu pekerjaan IRT (Ibu Rumah Tangga).

Pasien MRS tanggal 29 januari 2020 jam 07:00 WIB.

3.1.2 Keluhan Utama

Demam sudah 4 hari disertai batuk berlendir dan pilek

3.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien panas, batuk, pilek sejak 4 hari yang lalu dari tanggal 26 januari

2020. Hari senin jam 12:00 WIB demam naik perlahan-lahan hingga S: 40°c.

Kemudian orang tua pasien memberi obat proris dan demam pasien menurun

perlahan lahan, namun demam pasien kembali naik di malam hari. Kemudian pada

tanggal 29 januari 2020 orang tua pasien membawa pasien ke UGD RSAL pada
29

jam 07:00 WIB., karena panas pasien > 38°c dan muntah 1X, berlendir. Di UGD di

berikan tindakan pasang infus kn3b 1200cc/24 jam dan diberikan inj.Antrain

100mg, inj.Ondansentron 1 mg. Kemudian jam 10:51 WIB pasien di pindah ke

ruang D1 dengan hasil observasi S: 37,4°c, N: 117x/menit, RR: 22.

3.1.4 Riwayat Kehamilan dan Persalinan

1. Prenatal Care

Ibu pasien mengatakan selama hamil ibu rutin kontrol ke rumah sakit, untuk

melihat perkembangan janin.

2. Natal Care

Pasien lahir secara normal, ibu pasien bersalin di RSAL, ditolong dokter,

BB pasien 3500gr, dan Panjang : 45cm

3. Post Natal Care

Ibu pasien menyusui asi eksklusif selama 2 tahun.

3.1.5 Riwayat Penyakit Masa Lampau

1. Penyakit-penyakit waktu kecil

Ibu pasien mengatakan pasien pernah sakit panas, batuk biasa dan dibawa

ke dokter.

2. Pernah dirawat di rumah sakit

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit

sebelumnya.

3. Penggunaan obat-obatan

Ibu pasien mengatakan pasien hanya diberi obat proris saat anak demam

4. Tindakan (operasi atau tindakan lain)

Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah di operasi.


30

5. Alergi

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak ada alergi makanan atau obat.

6. Kecelakaan

Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami kecelakaan.

7. Imunisasi

Ibu pasien mengatakan pasien di berikan imunisasi lengkap (hepatitis B,

campak, polio, BCG, DPT)

3.1.6 Pengkajian Keluarga

1. Genogram

3 th

Keterangan :

: laki-laki : pasien

: perempuan ............................................. tinggal 1 rumah

: ada hubungan
31

2. Psikososial keluarga

Ibu pasien mengatakan cemas, ibu pasien tampak mendekap anaknya,

tidur di bet anaknya, dan ibu pasien berharap supaya anaknya cepat sembuh agar

dapat berkumpul dengan keluarga.

3.1.7 Riwayat sosial

1. Yang Mengasuh Anak

Ibu pasien mengatakan, pasien di asuh oleh kedua orang tuanya.

2. Hubungan Dengan Anggota Keluarga

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien di senangi oleh semua anggota

keluarga.

3. Hubungan Dengan Teman Sebaya

Ibu pasien mengatakan bahwa hubungan pasien dengan teman sebayanya

baik.

4. Pembawaan Secara Umum

Pasien terlihat aktif dan tidur-tiduran di tempat tidur.

3.1.8 Kebutuhan Dasar

1. Pola Nutrisi

SMRS : Pasien makan 3x sehari dan menghabiskan 1 porsi, pasien minum

±500 cc.

MRS : pasien tidak nafsu makan, pasien hanya menghabiskan ¼ porsi yang

disediakan, pasien juga jarang minum ±200 cc, ada mual, tidak muntah.

2. Pola Tidur

Ibu pasien mengatakan pasien sebelum tidur selalu mendengarkan cerita


32

3. Pola Aktivitas/bermain

SMRS : pasien senang bisa bermain dengan teman sebayanya dan keluarga.

MRS : pasien hanya berbaring di tempat tidur dan bergurau dengan ibunya

setiap harinya.

4. Pola Eliminasi

SMRS : BAB pasien 1x sehari dengan konsistensi lunak, warna kuning

kecoklatan, BAK frekuensi 4x sehari warna kuning.

MRS : pasien selama di rumah sakit belum BAB, BAK normal sehari

frekuensi 3-4x.hari, warna kuning jernih.

5. Pola Kognitif Perseptual

Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak nafsu makan karena mual. Ibu

pasien yakin bahwa anaknya mau makan lagi dan dapat sembuh.

6. Pola Koping Toleransi Stress

Pasien terlihat akrab saat di datangi dan ditanyai oleh perawat dan dokter di

rumah sakit.

3.1.9 Keadaan Umum (Penampilan Umum)

1. Cara masuk :

Tanggal 29 januari 2020 pasien datang ke UGD di antar oleh kedua orang

tuanya. Pasien di antar ke ruangan D1 dengan menggunakan kursi roda.

2. Keadaan Umum :

Keadaan umum pasien lemah.

3.1.10 Tanda – tanda vital observasi pasien suhu/nadi : 37,4°c / 117x/menit, RR

22x/menit, TB : 97 cm, BB : 14 kg.


33

3.1.11 Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Rambut dan Kepala

Pada kepala tidak ada benjolan, rambut warna hitam dan lebat.

2. Mata :

Gerakan mata pasien normal, sklera mata tidak icterus, mata tidak cowong,

konjungtiva tidak anemis.

3. Hidung :

Septum di tengah, tidak ada epistaksis, ada lender di bagian hidung.

4. Telinga :

Kedua telinga pasien tampak simetris, tidak ada serumen, pendengaran

pasien baik.

5. Mulut dan Tenggorokan

Mukosa bibir pasien lembab, tidak tampak cyanosis, lidah tidak kotor, lidah

warna merah muda, tonsil tidak membesar, tenggorokan terlihat agak

kemerahan.

6. Tengkuk dan Leher

Leher simetris terpusat pada posisi kepala, tidak ada pembesaran kelenjar

thyroid dan getah bening.

7. Pemeriksaan Thorax/Dada

Paru :

Pada inspeksi pasien ada batuk ada lendir, bentuk dada normo chest, tidak

ada nyeri tekan. Suara nafas vesikuler, di temukan suara nafas tambahan

yaitu ronchi.
34

Jantung :

Pada inspeksi pasien tidak sianosis, tidak ada pembengkakan pada jari

tangan dan kaki, irama jantung reguler.

8. Punggung

Pada punggung pasien tidak terdapat dekubitus, dan tidak ada kelainan

tulang belakang, tidak ada benjolan.

9. Pemeriksaan Abdomen

Bentuk perut cembung, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, bising usus

meningkat.

10. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitar

Pasien berjenis kelamin perempuan, tidak ada benjolan, anus normal.

11. Pemeriksaan Muskuloskeletal

Pada pasien tidak terdapat fraktur, pergerakan sendi bebas, kekuatan otot

maksimal.

12. Pemeriksaan Neurologi

Kesadaran pasien compos mentis, GCS 456, tidak ada kejang.

13. Pemeriksaan Integumen

Tidak ada oedeme, akral hangat, turgor kulit elastis, terpasang infus kn3b

1200cc/24 jam.

3.1.12 Tingkat Perkembangan

1. Adaptasi Sosial

Pasien mampu bermain dengan permainan sederhana, menangis jika di

marahi, mengenali anggota keluarga.


35

2. Bahasa

Pasien sudah bisa menyebutkan hingga empat gambar, menyebutkan satu

hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda.

3. Motorik Halus

Pasien sudah dapat menggoyangkan jari-jari kaki, mengambar dua/tiga

bagian, melepas objek dengan jari lurus, dan mampu menjepit benda.

4. Motorik Kasar

Pasien sudah dapat berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat

dengan satu kaki.

5. Kesimpulan

Tumbuh kembang pasien sesuai dengan usianya 3 tahun dan BB 14 kg.

3.1.13 Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

Lab tanggal 29 januari 2020

Leukosit 8000/mm³ n : 4,000-10,000/mm³

HB 11,8 mg/dl n : L : 13,0-17/g%

HCT 35,5% n : L : 40-54%

Trombosit 174,000/mm³ n : 150,000-400,000/mm³

Lab tanggal 30 januari 2020

Leukosit 5200/mm³ n : 4,000-10,000/mm³

HB 12,1 mg/dl n : L : 13,0-17/g%

HCT 37,5% n : L : 40-54%

Trombosit 146,000 n : 150,000-400,000/mm³


36

2. Rontgen

Tidak di lakukan rontgen pada pasien.

3. Terapi

Tgl 29 januari 2020

Inf.kn3b 1200cc/24 jam lewat IV

Inj.Ondancentron 1mg lewat IV

Inj.Antrain 3x150mg lewat IV

Inj.Invomit 1mg (k/p)

Obat oral :

Pyr batuk 3x1bks

Pyr panas 3x1bks

Tgl 30 januari 2020

Inf. D5 ½ Ns 1000cc/ 24 jam

Inj dan obat oral tetap

Surabaya, 29 Januari 2020

Dwi kartika

(Dwi Kartika Trisnasari)

172.0026
37

Tabel 3.2 Analisa Data

Nama px : An. S Ruang/kamar : D1/6

Umur : 3 tahun RM : 64.XX.XX

No. Data Penyebab Masalah


1. Ds : ibu pasien mengatakan Peningkatan Bersihan jalan
anaknya batuk. produksi sekret nafas tidak efektif
Do :
Airway (A)
- Sputum berlebih di daerah
hidung
Breathing (B)
- RR : 22 x/menit
- Pasien tampak batuk ada
lendirnya.
- Suara nafas ronchi
Circulatin ( C )
- Pasien tampak batuk ada
lendirnya di lapang paru
2. Ds : ibu pasien mengatakan Faktor psikologis Defisit nutrisi
anaknya tidak mau makan. (keengganan
Do : untuk makan)
A : Bb SMRS : 15
Bb MRS : 14
B : Hb : 11,8 mg/dl
C : Membran mukosa pucat
Anoreksia (tidak nafsu
makan), mual, tidak
muntah

D : Pasien hanya makan ¼


porsi dari 1 porsi
38

3. Ds: ibu pasien mengakatan Kurang paparan Cemas


bahwa dirinya cemas dengan informasi
kondisi anaknya dan juga
anaknya baru pertama opame
Do :
- Ibu tampak gelisa
- Ibu tampak mendekap
anaknya
- Ibu mendampingi
anaknya tidur di beda
pasien
39

Tabel 3.3 Prioritas Masalah


Nama px : An. S Ruang/kamar : D1/6

Umur : 3 tahun RM : 29.XX.XX

No. Diagnosa keperawatan Tanggal Nama


Ditemukan Teratasi perawat
1. Bersihan jalan 29/1/2020 31/1/2020 Dwi
nafas tidak efektif kartika
berhubungan
dengan peningkatan
roduksi secret
2. Defisit nutrisi 29/1/2020 31/1/2020 Dwi
berhubungan Kartika
dengan Faktor
psikologis
(keengganan untuk
makan)
3. Ansietas 29/1/20 31/1/2020 Dwi
berhubungan Kartika
dengan kurang
paparan sumber
informasi
Tabel 3.4 Rencana Keperawatann
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
.
1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi ttv 1. Mengetahui nilai normal TTV
efektif berhubungan keperawatan 3x24 jam 2. Monitor tanda dan gejala 2. Untuk mengetahui adanya infeksi
dengan peningkatan diharapkan bersihan jalan infeksi saluran nafas 3. Untuk mengetahui adanya secret
produksi secret efektif 3. Kaji bunyi nafas,kecepatan berlebih
Kh : nafas 4. Pemasukan tinggi cairan membantu
1. Batuk berkurang 4. Anjurkan keluarga untuk untuk mengencerkan sekret
2. Produksi sputum memberi banyak minum 5. Mengurangi jumlah sekret berlebih
menurun 5. Berikan obat sesuai indikasi Untuk mengetahui nilai
3. Tidk ada ronchi dokter pyr batuk 3x1, pyr panas
3x1

2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi dan kaji porsi makan 1. Mengetahui jumlah makanan yang
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 2. Timbang berat badan pasien masuk
faktor psikologis diharapkan pemenuhan 3. Anjurkan memberi makanan 2. Mengetahui perkembangan berat badan
(keengganan untuk makan) kebutuhan nutrisi terpenuhi sedikit tapi sering pasien
Kh : 4. Kolaborasi makanan dengan 3. Untuk memperbaiki nutrisi
1. Nafsu makan tim ahli gizi. 4. Untuk memperbaiki nafsu makan
membaik
2. Membrane mukusa
lembab
3. Bising usus membaik
15-35x/menit

40
3. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda ansietas 1. Untuk mengetahui tingkan
dengan kurang paparan keperawatan 3x24 jam 2. Beri penjelasan tentang kecemasan orang tua
informasi diharapkan orang tua tidak penyakit anaknya 2. Agar klien paham tentang penyakit
cemas dengan keadaan 3. Diskusikan perubahan gaya anaknya
anaknya hidup 3. Untuk mencegah terjadinya
Kh : 4. Informasikan tanda dan gejala keparahan penyakit
1. Verbalisasi yang harus dilaporkan dan 4. Untuk meminimalisir resiko yang
kekhawatiran ibu kontrol ulang tidak diinginkan
menurun
2. Perilaku gelisah ibu
menurun

41
Tabel 3.4 Tindakan Keperawatan dan Catat Perkembangan
No Waktu Tindakan TT Waktu Catatan Perkembangan (SOAP) TT
Dx (tgl & jam) perawat (tgl & perawat
jam)
29/1/20 29/1/20
1. 10.51 Menerima pasien baru dari ugd, 14.00 Dx 1
dan bina hubungan saling percaya S : ibu pasien mengatakan bahwa
untuk pengkajian data pasien anaknya batuk berlendir dan berbunyi
grok-grok sudah 4 hari.
1,3 12.00 Melakukan observasi ttv, O : ada batuk, sedikit ada lendir.
sekaligus menjelaskan tentang pasien mau minum tapi sedikit +200cc
kondisi anaknya : Observasai TTV :
Hasil : Dwikar S : 37,6°c Dwikar
S : 37,40C N : 117x/menit
N : 117 x/mnt RR : 22x/menit
RR : 22 x/mnt k.u pasien lemah
A : masalah teratasi sebagian
1. 13.00 Mengkaji bunyi nafas tambahan P : intervensi dilanjutkan no 1,2 dan 5
Hasil: terdapat ronchi di kedua
lapang paru Dx 2
S : ibu pasien mengatakan selama
1,2 13.05 Menganjurkan ibu untuk sakit anaknya tidak mau makan
memberikan banyak minum untuk O : BB SMRS : 15
pasien dan menganjurkan BB MRS : 14
keluarga untuk memberi makanan Pasein tampak menghabiskan
sedikit tapi sering makanan ¼ porsi dari 1 porsi
Hasil : pasien mau minum +200 Mukosa pucat, pasien tampak mual
cc dan pasien makan ¼ porsi

42
2. 13.10 Menimbang berat badan pasien A : masalah teratasi sebagian
Hasil : BB pasien 14 kg P : intervensi dilanjutkan no. 4

1. 13.30 Monitor hasil leb Dx : 3


Hasil : Leukosit 8000/mm³, HB S: ibu pasien mengatakan bahwa
11,8 mg/dl, HCT 35,5%, dirinya khawatir terhadap kondisi
Trombosit 174,000/mm³ anaknya
O : ibu pasien tampak selalu
2. 13.40 Membetulkan infus pasien macet menanyakan apa sakit anaknya
Hasil : infus lancar kembali Ibu pasien tampak mendekap anaknya
Ibu pasien tampak menemani anaknya
tidur di bed pasien
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan no.2, 3 dan 4

43
30/1/20 30/1/20
2. 14.00 Observasi ttv : 22.00 Dx 1
S : 37,2oC S : ibu pasien mengatakan batuk
N : 122 x/mnt anaknya sudah berkurang
RR : 23 x/mnt O : askultasi suara nafas tambahan
berkurang (ronchi berkurang), pasien
1. 14.10 Observasi makan dan minum sudah banyak minum +800cc
Pemberian obat oral pyr batuk dan S : 37,2oC
pyr panas mengganti cairan infus N : 122 x/mnt
RR : 23 x/mnt
1,2 16.00 Monitor hasil lab A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan no. 1,2 dan 5
3. 17.00 Mengobservasi tingkat kecemasan Dwikar Dwikar
ibu Dx 2
S : ibu pasien mengatakan anaknya
makan sedikit tapi banyak minum
O : makan ½ porsi dari 1 porsi,
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan no.3 dan 4

Dx 3
S : ibu pasien mengatakan sudah
sedikit tidak cemas
O : ibu pasien tampak sedikit paham
tentang sakit yang diderita anaknya
Ibu pasien tampak tenang
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan no. 3 dan 4

44
31/1/20 31/1/20
1. 21.00 Memberikan obat oral BP puyer 1 16.00 Dx 1
bungkus. S : ibu pasien mengatakan batuk
anaknya sudah berkurang
1. 05.00 Observasi ttv O : askultasi suara nafas tambahan
Hasil : berkurang (ronchi berkurang), pasien
S : 36,4oC sudah banyak minum +1000cc
N : 122 x/mnt S : 36,2oC
RR : 23 x/mnt Dwikar N : 122 x/mnt
RR : 23 x/mnt Dwikar
1, 2 12.00 Mengkaji suara nafas, A : masalah teratasi sebagian
mengobservasi porsi makan, P : intervensi dilanjutkan
minum, memberi penjelasan menganjurkan ibu pasien memberi
tentang kondisi pasien minum banyak

2. 13.00 Menimbang bb pasien Dx 2


Hasil : 14kg S : ibu pasien mengatakan anaknya
3. 15.00 sudah makan lumayan banyak
Memberi penjelasan tentang tanda O : makan ¼ porsi dari 1 porsi,
dan gejala tentang kondisi A : masalah teratasi sebagian
anaknya P : intervensi di lanjutkan
Hasil : ibu tampak sedikit paham menganjurkan memberi makanan
tentang penjelasan perawat sedikit tapi sering

45
Dx 3
S : ibu pasien mengatakan sudah
sedikit tidak cemas
O : ibu pasien tampak paham tentang
kondisi anaknya, ibu pasien sudah
tidak tidur di bet pasien, ibu pasien
tampak tenang
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan
mengedukasi ibu untuk melaporkan ke
perawat jaga tentang kondisi anaknya

46
BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini saya akan menguraikan tentang kesenjangan yang

terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada

pasien dengan diagnosa ISPA di ruang D1 Rumkital Dr.Ramelan Surabaya yang

meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

4.1 Pengkajian

Pada tahap pengumpulan data, penulis tidak mengalami kesulitan karena

penulis telah mengadakan perkenalan dan menjelaskan maksud penulis yaitu untuk

melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga, sehingga keluarga

pasien terbuka dan mengerti serta kooperatif.

Pada dasarnya pengkajian antara tinjauan pustaka tidak banyak kesenjangan

yaitu pada tinjauan pustaka yang didapat pada keluhan utama biasanya ditandai

dengan demam tinggi dan batuk antara 4-7 hari. Pada tanda dan gejala ISPA

awalnya pasien hipertermi, batuk, pilek, mual, muntah dan anoreksia. Proses

penyakit ini diawali adanya infeksi bakteri yang mudah terjadi pada saluran nafas.

Kekurangan antibodi akan memudahkan terjadinya infeksi saluran nafas, seperti

yang terjadi pada pasien yang memiliki imun yang belum sempurna akan rentan

terkena penyakit ISPA. Pada penyakit dahulu meliputi Penyakit waktu kecil, apa

pernah masuk rumah sakit sebelumnya, pasien pernah mengalami ISPA

sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik Keadaan umum dan tanda-tanda vital : adanya

peningkatan suhu tubuh, batuk, pilek. Pemeriksaan per sistem : pada pernapasan

membran mukosa hidung faring tampak kemerahan, tonsil tampak kemerahan dan

46
47

edema, adanya batuk, tidak ada jaringan parut pada leher, tidak menggunakan otot

bantu nafas, suara nafas tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru. Pada

kardiovaskuler Irama jantung reguler, suara jantung S1S2 tunggal. Pada persarafan

di dapatkan kesadaran compos mentis, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis,

sklera putih. Pada perkemihan tidak ada kelainan. Pada pencernaan di dapatkan

nafsu makan menurun, porsi makan tidak habis, minum sedikit. Pada integumen di

dapatkan warna kulit kemerahan.

Kesenjangan pada pengkajian di tinjauan pustaka mengacu pada pengkajian

B1-B6 dan pada tinjauan kasus penulis menggunakan format pengkajian. Pada

pengkajian pasien tidak didapatkan hipertermi karena panas pasien sudah turun.

Pasien panas pada waktu sebelum masuk MRS dan sudah di bawa ke dokter. Pada

saat pengkajian di dapatkan suhu pasien 37,4°c. Pada tinjauan kasus didapatkan data

fokus pasien ada batuk ada lendir, bentuk dada normo chest, pola nafas teratur, RR

23x/menit, tidak ada nyeri tekan. Suara nafas vesikuler, di temukan suara nafas

tambahan yaitu ronchi. Kenapa di dapatkan suara nafas tambahan karena pasien

batuk dan ada lendirnya. Di dapatkan data pengkajian pasien tidak nafsu makan,

pasien hanya menghabiskan ¼ porsi dari 1 porsi yang disediakan, pasien juga jarang

minum ± 800cc, mukosa bibir kering, mual dan tidak muntah. Karena pasien tidak

nafsu makan dan asupan yang di dapat kurang dari kebutuhan dan pasien juga

jarang untuk minum air putih. Pada pengkajian pengetahuan didapatkan keluarga

pasien tidak tahu penyakit anaknya. Karena keluarga pasien kurang paparan sumber

informasi.
48

Analisa data pada tinjauan pustaka hanya menguraikan teori saja sedangkan

pada kasus nyata disesuaikan dengan keluhan yang dialami pasien karena penulis

menghadapi pasien secara langsung. Kesenjangan lainnya yaitu tentang diagnosa

keperawatan.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ada pada tinjauan pustaka ada 4 yaitu :

1. Bersihan jalanan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produkdi sekret

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologi (keengganan untuk

makan)

3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi penyakit

4. Ansietas berhubungan dengan hospitalisai.

Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berubungan dengan penumpukan jumlah

sekret

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk

makan)

3. Ansietas berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi.

Tidak semua diagnosa keperawatan pada tinjauan pustaka muncul pada

diagnosa kasus ntaya, karena diagnosa keperawatan pada pasien dengan diangnosa

ISPA secara umum sedangkan pada kasus nyata diagnosa keperawatan disesuaikan

dengan kondisi pasien secara langsung.


49

4.3 Perencanaan

Pada perumusan tujuan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada

tinjauan pustaka perencaan menggunakan sasaran, dalam intervensinya dengan

alasan penulis ingin berupaya memandirikan klien dan keluarga dalam pelaksanaan

pemberian asuhan keperawatan melalui peningkatan pengetahuan (Kognitif),

keterampilan mengenai masalah (Afektif) dan perubahan tingkah laku klien

(psikomotor).

Dalam tujuan tinjauan kasus dicantumkan kriteria waktu karena pada kasus

nyata keadaan klien secara langsung. Intervensi diagnosa keperawatan yang

ditampilkan antara timjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesamaan namun

masing-masung intervensi tetap mengacu pada sasaran, data dan kriteria hasil yang

telah ditetapkan.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sekret. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan

tujuan bersihan jalan nafas efektif. Kriteria hasil : batuk berkurang, produksi

sputum menurun, tidak ada ronchi.

Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk

makan). Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan tujuan

kebutuhan nutrisi terpenuhi. Kriteria hasil : mafsu makan membaik, membrane

mukosa lembab, bising usus normal 15-35 x/menit.


50

Ansietas berhubungan dengan kurang paparan informasi setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan tujuan orang tua agar tidak cemas

dengan keadaan klien. Kriteria hasil : verbalisasi kekhawatiran ibu menurun,

perilaku gelisah ibu menurun.

4.4 Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah perwujudan atau realisasi dari perencanaan yang telah

disusun. Pelaksaan pada tinjauan pustaka belum dapat direalisasikan karena hanya

membahas teori asuhan keperawatan. Sedangkan pada kasus nyata pelaksanaan

telah disusun dan direalisasikan pada klien dan ada pendokumentasian dan intervesi

keperawatan.

Pelaksanaan rencana keperawatan dilakukan secara terkoordinasi dan

terintegrasi untuk pelaksanaan diagnosa pada kasus tidak semua sama pada tinjauan

pustaka, hal itu karena disesuaikan dengan keadaan pasien yang sebenarnya.

Dalam melaksanakan pelaksanaan ini pada faktor penunjang maupun faktor

penghambat yang peulis alami. Hal-hal yang menunjang dalam asuhan keperawatan

yaitu antara lain : adanya kerjasama yang baik antara dokter dan perawat maupun

tim kesehatan lainnya.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi secret dilakukan tindakan observasi ttv, monitor tanda dan gejala infeksi

saluran nafas, kaji bunyi nafas,kecepatan nafas, anjurkan keluarga untuk memberi

banyak minum, berikan obat sesuai indikasi dokter pyr batuk 3x1, pyr panas 3x1.

Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan)

dilakukan tindakan obervasi dan kaji porsi makan, timbang berat badan klien,
51

anjurkan memberi makanan sedikit tapi sering, kolaborasi makanan dengan tim

gizi. Ansietas berhubungan dengan kurang paparan informasi dilakukan tindakan

observasi tanda-tanda ansietas, beri penjelasan tentang penyakit anaknya,

diskusikan perubahan gaya hidup, informasikan tanda dan gejala yang harus

dilaporkan dan kontrol ulang

Pada pelaksaan tindakan keperawatan tidak di temukan hambatan karena

klien dan keluarga kooperatif dengan perawat sehingga rencana tindakan

keperawatan dapat dilakukan.

4.5 Evaluasi

Pada tinjauan pustaka evaluasi belum dapat dilaksanakan karena merupakan

kasus semu sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan karena

diketahui keadaan pasien dan masalahnya secara langsung.

Pada waktu dilaksanakan evaluasi bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan peningkatan produksi sekret. Bersihan jalan nafas normal

dalam 3x24 jam masalah teratasi sebagian dilanjutkan dengan mengedukasi

keluarga pasien untuk memberi banyak minum dan minum obat resep dari dokter

puyer batuk pilek. Pada diagnosa keedua defisit nutrisi berhubungan dengan

keenganan untuk makan. Kebutuhan pasien terpenuhi selama 3x24 jam tindakan

yang tepat dan sebagian berhasil masalah teratasisebagian dilanjutkan dengan

mengedukasi ibu pasien memberi maknaan sedikit tapi sering. Pada diagnosa ketiga

ansietas berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi memerlukan

penjelasan selama 3x24 jam dan evaluasi keluarga pasien sedikit mengetahui

tentang kondisi anaknya.


52

Pada akhir evaluasi masalah teratasi hanya sebagian tetapi tetap memberi

edukasi untuk keluarga pasien dengan, memberi makanan sedikit tapi sering,

minum air putih yang banyak dan menganjurkan ibu pasien untuk melaporkan

kondisi pasien jika terjadi apa-apa.

BAB 5

PENUTUP

Setelah saya melakukan pengamatn dan melaksanakan asuhan keperawatan

secara langsung pada pasien dengan kasus ISPA di ruang D1 Rumkital Dr.Ramelan

Surabaya, maka saya dapat menarik beberapa kesimpulan sekaligus saran yang

dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pasien dengan

ISPA.

5.1 Simpulan

Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan pada

klien ISPA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pengkajian pasien tidak di dapatkan hipertermi karena suhu tubuh

pasien sudah dalam batas normal (36oC-37,5oC). Pasien hipertermi sebelum

MRS dan sudah di beri obat proris. Didapatkan data fokus Pasien pada saat

pengkajian di dapatkan suhu pasien 37,4°c. Pada tinjauan kasus didapatkan

data fokus pasien batuk dan ada lender. Didapatkan suara nafas tambahan

(ronchi) di bagian lapang paru pasien, sedangkan pola eliminasi pasien

sehari-hari di rumah BAB 1x sehari, sedangkan di rumah sakit belum BAB

sama sekali. Di dapatkan data pengkajian pasien tidak nafsu makan,


53

pasien hanya menghabiskan ¼ porsi yang disediakan, mukosa bibir pucat.

Pada pengkajian pengetahuan didapatkan keluarga pasien tidak tahu

penyakit anaknya.

2. Masalah keperawatan yang muncul adalah ketidakefektifan bersihan jalan

nafas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, ansietas.

3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi secret, Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

bersihan jalan efektif, dengan kriteria hasil batuk berkurang, produksi

sputum menurun, tidak ada ronchi. Defisit nutrisi berhubungan dengan

faktor psikologis (keengganan untuk makan) Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama diharapkan pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi

dengan kriteria hasil nafsu makan membaik, membrane mukusa membaik,

bising usus membaik. Ansietas berhubungan dengan kurang paparan

informasi, Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan orang tua

tidak cemas dengan keadaan anaknya dengan kriteria hasil verbalisasi

kekhawatiran ibu menurun, perilaku gelisah ibu menurun

4. Beberapa tindakan mandiri keperawatan pada pasien dengan ISPA

menganjurkan keluarga pasien untuk memberikan makan sedikit tapi sering

dikarenakan pada kasus ISPA nafsu makan pasien akan menurun,

dikarenakan adanya mual pada perut. Untuk menyelesaikan masalah

tersebut, penulis melibatkan pasien dan keluarga secara aktif dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan karena banyak tindakan keperawatan yang

memerlukan kerjasama antara perawat, pasien dan keluarga.


54

5. Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat di capai karena adanya kerjasama

yang baik antara pasien, keluarga dan tim kesehatan. Hasil evaluasi pada

harapan masalah teratasi sebagian dan lanjut memberi edukasi dan

menganjurkan keluarga pasien untuk rutin memberi obat sesuai resep

dokter.

5.2 Saran

Bertolak dari kesimpulan diatas saya memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan

yang baik dan keterlibatan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.

2. Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai

pengetahuan, keterampilan yang cukup serta dapat bekerjasama dengan tim

kesehatan lainnya dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien

dengan ISPA.

3. Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang profesional alangkah

baiknya diadakan suatu seminar atau suatu pertemuan yang membahas

tentang masalah kesehatan yang ada pada pasien.

4. Pendidikan dan pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu

ditingkatkan baik secara formal dan informal khususnya pengetahuan dalam

bidang pengetahuan.

5. Kembangkan dan tingkatkan pemahaman perawat terhadap konsep manusia

secara komprehensif sehingga mampu menerapkan asuhan keperawatan

dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Kartika. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta : TIM

Alsagaff, Hood. (2008). Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : University


Airlangga
Widoyono. (2011). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.
Rivanic, R., & Oxyandi, M. (2016). Buku Ajar Deteksi Dini Tumbuh Kembang dan
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir. Jakarta : Salemba Medika.
Ikawati, Z. (2011). Penyakit Sistem Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya.
Yogyakarta : Bursa Ilmu.

55
56

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Pokok Bahasan : Ispa pada anak

2. Sub Pokok Bahasan :

a. Menyebutkan pengertian ispa

b. Menyebutkan penyebab ispa

c. Menyebutkan tanda dan gejala ispa

d. Mengetahui cara mengatasi ispa di rumah

e. Mengetahui cara pencegahan ispa

3. Sasaran : Orang Tua/Keluarga Pasien

4. Tempat : Ruangan D1 RSAL Dr. Ramelan Surabaya

5. Hari/Tanggal : Jumat, 21 November 2019

6. Waktu : Pukul 08.30 – 09.00 WIB

7. Tujuan :

a. Umum : Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan menambah

pengetahuan orang tua dan keluarga pasien tentang penyakit Ispa pada

anak.

b. Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan

1) Orang tua atau keluarga pasien mengerti pengertian

penyakit Ispa

2) Orang tua atau keluarga pasien mengerti penyebab Ispa

pada anak

3) Orang tua atau keluarga pasien mengerti tanda dan gejala

penyakit Ispa pada anak


57

4) Orang tua atau keluarga pasien mengerti cara mengatasi

penyakit Ispa pada anak saat di rumah

5) Orang tua atau keluarga pasien mengerti cara mencegah

penyakit Ispa pada anak

8. Metode : Penyuluhan dan Tanya jawab

9. Media : Leaflet

10. Pengorganisasian

1. Penyaji : Dwi Kartika

11. embagian Tugas

1. Penyaji : Menyajikan materi penyuluhan

12. Materi : Terlampir

13. Kegiatan

KEGIATAN MEDIA
No KEGIATAN PENYULUHAN WAKTU
PESERTA
1. Pembukaan :  Menjawab Salam
 Memberi Salam Pembuka  Mendengarkan
5 Menit
 Perkenalan Diri  Memperhatikan
 Menjelaskan Tujuan
2. Kegiatan Inti :
 Menjelaskan Pengertian
Penyakit Ispa
 Mendengarkan
 Menjelaskan penyebab Ispa Leaflet 15 Menit
 Memperhatikan
Pada Anak
 Menjelaskan tanda dan gejala
Ispa Pada Anak
58

 Menjelaskan cara mengatasi


Ispa pada anak saat dirumah
 Menjelaskan pencegahan
Penyakit Ispa Pada Anak
3.  Bertanya Dan
Penutup :
Aktif
 Menjawab
 Memberikan Kesempatan
Pertanyan
Peserta Untuk Bertanya
 Mendengarkan
 Melakukan Evaluasi
Dan
 Menyimpulkan Materi
Memperhatikan
 Memberi Salam Penutup
 Menjawab Salam

14. Rencana Evaluasi :


a. Apakah orang tua atau keluarga mengerti tentang pengertian
penyakit Ispa
b. Apakah orang tua atau keluarga mengerti tentang pencegahan
penyakit Ispa pada anak
c. Apakah orang tua atau keluarga mengerti tentang tanda dan gejala
penyakit Ispa pada anak
d. Apakah orang tua atau keluarga mengerti tentang cara mengatasi
penyakit Ispa saat dirumah
e. Apakah orang tua atau keluarga mengerti tentang pencegahan
penyakit Ispa pada anak
59

15. Lampiran Materi


A. Pengertian Penyakit ISPA
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada
anak-anak dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut
muncul secara bersamaan. Ispa mempunyai pengertian sebagia berikut :
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli beserta
organ adneksa seperti simrs-sinus, rongga tengah dan pleura ISPA secara
anatomis mencakup saluran pemafasan bagian atas.
Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit
yang digolongkan ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14 hari

B. Penyebab Ispa Pada Anak


1. Virus dan bakteri
Seperti virus influeuza sterptococcus, shapilococcus, haemopilus
influenzae.
2. Alergen spesifik
Alergi yang disebabkan oleh debu asap dan udara dingin atau panas .
3. Perubahan cuaca dan lingkungan
Kondisi cuaca yang tidak baik seperti peralihan suhu panas ke hujan dan
lingkungan yang tidak bersih atau tercemar.
4. Aktifitas
Kondisi dimana anak memiliki kegiatan yang banyak tanpa memperhatikan
kondisi tubuh atau daya tahan tubuh yang dapat menyebabkan anak-anak
menderita ISPA.
5. Asupan gizi yang kurang.
60

C. Tanda dan Gejala Penyakit Ispa Pada Anak


1. Gejala dari ISPA Ringan
Seseorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu
atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a. Batuk
b. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara
(misalnya pada waktu berbicara atau menangis)
c. Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37oC
2. Gejala dari ISPA Sedang
Seseorang dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala
dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a. Pernafasan cepat (fast breating) sesuai umur yaitu: untuk kelompok
umur kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih
dan kelompok umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun : frekuensi
nafas 50 kali atau lebih untuk umur 2 sampai kurang dari 12 bulan
dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12 bulan sampai kurang
dari 5 tahun.
b. Suhu lebih dari 39 O C (diukur dengan termometer)
c. Tenggorokan berwarna merah
d. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak
e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
f. Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)
3. Gejala dari ISPA Berat
Seseorang dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejal-
gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-
gejala sebagai berikut :
a. Bibir atau kulit membiru
b. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
c. Pernafasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah
d. Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas
e. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
61

D. Cara Mengatasi Penyakit Ispa Saat di rumah


Perawatan ISPA di rumah
a. Memberi makan
Pemberian makanan yang cukup dan bergizi untuk menghindari
penurunan berat badan yang akan rnengakibatkan malnutrisi. Berikan
makan sedikit-sedikit tapi sering dari biasanya, lebih-lebih jika anak
muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu juga tetap diberikan.
b. Pemberian cairan atau minuman
Anak dengan infeksi saluran pernafasan dapat kehilangan cairan
lebih banyak dari biasanya terutama bila demam, menambah pemberian
minum atau cairan untuk menghindari dehidrasi. Dehidrasi akan
melemahkan anak dan dapat memperberat penyakitnya, pemberian
cairan akan membantu mengencerkan dahak,
c. Menjaga kelancaran pernafasan
Menjaga kelancaran pernafasan dengan cara mengajarkan anak agar
bila ia batuk lendirnya dikeluarkan.
d. Bersihkan hidung
Membersihkan hidung dengan memakai kain bersih yang lunak
untuk membersihkan lubang hidung,jika hidung tersumbat karena ingus
yang telah mengering, tetesilah dengan air garam untuk membasahinya.
e. Mengatasi panas
Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun, demam diatasi dengan
paracetamol dan atau dengan kompres (bayi dibawah 2 bulan dengan
demam harus segera dirujuk). Pemberian kompres dengan cara: gunakan
kain bersih celupkan pada air (air hangat kuku) peras seperlunya,
kemudian letakkan diatas dahi anak, lipat paha, lipat ketiak, ulangi bila
kan sudah dingin.

f. Istirahat
62

Berikan istirahat yang cukup karena dengan istirahat gejala bisa


berkurang.
g. Berikan obat batuk herbal
Jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
sendok teh , diminum tiga kali sehari.

E. Pencegahan Penyakit Ispa Pada Anak

Kegiatan atau jenis-jenis yang dapal dilakukan dalam mencegah terjadinya


penyakit ISPA pada anak antara lain :
a. Perbaikan peningkatan gizi
1) Penyusunan atau pengaturan menu
2) Cara pengolahan makanan
3) Variasi menu
b. Perbaikan dan santasi lingkungan
c. Pemeliharaan Kesehatan perorangan
d. Tindakan pencegahan pada bayi:
1) Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan terhadap penyakit
tertentu.
2) Perbanyak ASI eksklusif
3) Jauhkan dari penderita ISPA.

Anda mungkin juga menyukai