Oleh :
DWI KARTIKA TRISNASARI
NIM. 1720026
Oleh :
DWI KARTIKA TRISNASARI
NIM. 1720026
i
SURAT PERNYATAAN
karya tulis ini saya susun tanpa melakukan plagiat sesuai dengan peraturan Stikes
Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Nim 1720026
Pembimbing I Pembimbing II
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Stikes Hang Tuah Surabaya
Ka Prodi D-III Keperawatan
iv
Motto & Persembahan
mungkin. Ketika jatuh bangkit lagi, ketiga gagal mencoba lagi. Karena
sesungguhnya kita tidak akan pernah tahu usaha mana yang akan membawa
Percayalah bahwa Allah SWT tidak melihat hasilnya tapi melihat prosesya
kepadaku.
v
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan
hidayah-Nya pada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini sesuai
Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Saya menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran karya tulis bukan hanya
karena kemampuan saya, tetapi banyak ditentukan oleh bantuan dari berbagai
pihak, yang telah dengan ikhlas membantu penulis demi terselesainya penulisan,
oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih dan
Kepala Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, yang telah memberikan ijin dan
lahan pratik untuk penyusunan karya tulis ilmiah dan selama kami berada di
vi
4. Ibu Diyah Arini, S.Kep., Ns, M.Kes, selaku pembimbing sekaligus penguji
ketua, yang dengan telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
5. Ibu Ida Djuwitawati, S.Kep.,Ns., selaku penguji yang dengan tulus iklas telah
6. Bapak dan ibu dosen STIKES Hang Tuah Surabaya, yang telah memberikan
bekal bagi penuis melalui materi-materi kuliah yang penuh nilai dan makna
dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini, juga kepada seluruh
vii
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas
bantuannya. Penulis hanya bisa berdoa semoga allah SWT membalas amal
baik semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian karya tulis
ilmiah ini.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan kritik yang
kontruktif senantiasa penulis harapkan, semoga karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama bagi Civitas Stikes
penulis
viii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan .........................................................................................4
1.5 Metode penulisan ..........................................................................................5
1.6 Sistematika Penulisan....................................................................................6
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian .....................................................................................................44
4.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................................46
4.3 Perencanaan...................................................................................................47
4.4 Pelaksanaan ...................................................................................................48
4.5 Evaluasi .........................................................................................................49
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan .......................................................................................................50
5.2 Saran ..............................................................................................................52
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
HB : Hemoglobin
BB : Berat Badan
KG : Kilogram
Sdt : sendok teh
TTV : Tanda-tanda Vital
UGD : Unit Gawat Darurat
Mg : Miligram
PB : Panjang Bayi
GCS : Gasglow Coma Scale
Cm : Centimeter
SMRS : Sebelum Masuk Rumah Sakit
MRS : Masuk Rumah Sakit
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
TB : Tinggi Badan
Cc : centimeter cubik
Hct : hematokrit
C : celcius
Kkal : kilogram kalori
N : nadi
RR : respiratory rate
IV : intra vena
IRT : ibu rumah tangga
S : suhu
xiv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
pernapasan akut yang menyerang salah satu bagian saluran nafas mulai dari hidung
(saluran atas) hingga paru-paru (saluran bawah) yang disebabkan oleh masuknya
ISPA diperkirakan sering terjadi pada anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan
tubuhnya lemah atau belum sempurna. Perihal musim hujan juga menimbulkan
risiko serangan ISPA. Yang mengaruskan pasien untuk rawat inap antara lain :
balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan
usia balita dan negara industri 0,05%. Menurut WHO 13 juta anak balita di dunia
meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di negara
Akut (ISPA) merupakan penyebab utama kematian bayi, tahun 2010 mencapai
32%, tahun 2011 mencapai 18,2% dan tahun 2012 mencapai 38,8%. Laporan Subdit
Dasar tahun 2011 menunjukkan prevalensi nasional ISPA sebesar 25,5%, angka
2
kesakitan (morbiditas) pneumonia pada bayi sebesar 2,2% dan pada balita sebesar
3%, untuk angka kematian (mortalitas) pada bayi sebesar 23,8% dan pada balita
pasien penyakit ISPA yang di rawat di ruang Anak D1 pada tahun 2019 mencapai
8 kasus, sedangkan pada tahun 2020 bulan Januari sampai febuari terdapat 1 kasus.
Di poli anak terdapat 18 kasus dari bulan januari- febuari tgl 19 tahun 2020.
stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara bebas akan masuk
dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk,
pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak
akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat
ISPA pada anak data dicegah melalui imunisasi yang lengkap, menjaga
berhubungan dengan klien ISPA salah satunya dengan cara memakai penutup
hidung dan mulut bila kontak lngsung dengan anggota keluarga yang sedang
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka saya akan
Surabaya.
1.4 Manfaat
4
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi
manfaat:
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di rumah sakit
b. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada pasien ISPA.
1. Metode
atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang
a. Wawancara
keluarga.
b. Observasi
c. Pemeriksaan
3. Sumber Data
a. Data primer
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat
4. Studi Kepustakaan
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
2. Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub
BAB 2
7
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit
dan asuhan keperawatan anak dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).
Konsep penyakit akan di uraikan definisi, etiologi, tanda dan gejala, dan cara
pada penyakit ISPA dengan melakukan asuhan keperawatan yang terdiri dari
pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri, dan virus tanpa atau
2.1.2 Etiologi
ISPA dapat disebabkan oleh bakteri dan virus, yang paling sering menjadi
penyebab ISPA diantara bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza
yang diudara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian ats
2013)
1. Hidung
b. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan
kartilago
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang
disebut septum
gerakan silia
f. Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-
paru
9
reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang
2. Faring
b. Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan
laring (laringofaring)
dan digestif
3. Laring
1) Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan
3) Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini
tiroid
6) Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan
8) Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda
asing
4. Trakea
b. Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina (Ikawati,
2011)
konjungtivitis. Suhu badan meningkat antara 4-7 hari, disertai malaise (lemas),
myalgia (nyeri otot), nyeri kepala, anoreksia (tidak nafsu makan), mual, muntah-
muntah dan insomnia. Kadang-kadang dapat juga sebagai diare. Bila peningkatan
Alsagaff,2008)
a. Pilek biasa
c. Kadang bersin-bersin
d. Sakit tenggorokan
11
e. Batuk
f. Sakit kepala
i. Mual muntah
2.1.6 Klasifikasi
Diagnosis gejala ini berdasarkan umur. Batas frekuensi napas cepat pada
anak berusia dua bulan sampai <1 tahun adalah 50 kali per menit dan untuk
bernapas disertai sesak napas atau tarikan dinding dada bagian bawah ke
arah dalam (chest indrawing) pada anak berusia dua bulan sampai <5 tahun.
Untuk anak berusia <2 tahun, diagnosis pneumonia berat ditandai dengan
adanya napas cepat yaitu frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per menit
atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat pada dinding dada bagian bawah
2.1.7 Patofisiologi
sehingga untuk mengatasinya di butuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan
efisien. Ketahanan saluran pernapasan terhadap infeksi maupun partikel dan gas
yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada
orang sehat yaitu kebutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilla, makrofag alveoli,
dan antibodi.
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel
mukosannya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang
dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan
Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah IgA. Antibodi ini banyak
infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita yang rentan
(imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien keganasan yang
mendapat terapi sitostatika /radiasi. Penyebaran infeksi pada ISPA dapat melalui
2008)
2.1.9 Komplikasi
1. Meningitis
2. Pneumonia
3. Bronkitis
4. Sinusits
2.1.10 Pencegahan
2. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan tubuh
3. Mencegah anak berhubungan dengan pasien ISPA. Salah satu cara adalah
memakai penutup hidup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan
(Widoyono, 2011)
2.1.11 Penatalaksanaan
interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
komplek dalam kemampuan gerak kasar dan gerak halus, bicara dan bahasa, serta
motorik kasar secara signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu melompat
dengan kedua kaki, melompat atau melangkah dari kursi, berdiri sebentar pada satu
kaki, dan mengambil dua langkah pada ujung ibu jari kaki.
jari baik, memegang krayon dengan jari bukan menggenggam, menggerakan jari
secara mandiri, dan menggambar, meniru gerakan vertikal dan horizontal, serta
menyilang.
15
yang mulai dengan menyebutkan nama pertama dan nama terakhir, menunjuk pada
diri sendiri dengan kata ganti yang tepat, menggunakan kata jamak,dan
Ditandai dengan dapat dipisahkan dari ibu dengan lebih mudah, dalam
mendorong dengan kendali yang baik, mulai mengakui perbedaan jenis kelamin
sendiri, dapat ke toilet sendiri kecuali bercebok (Rivanica & Oxyandi, 2016)
2.3 Hospitalisasi
atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan
dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa
memukul, mencubit, mencoba untuk membuat orang tuanya tetap tinggal dan
menolak perhatian orang lain. Secara verbal, anak menyerang dengan rasa marah
16
seperti mengatakan “pergi”. Perilaku tersebut dapat berlangsung dari beberapa jam
sampai beberapa hari. Perilaku protes tersebut, seperti menangis, akan terus
berlanjut dan hanya akan berhenti bila anak merasa kelelahan. Pendekatan dengan
Pada tahap ini anak tampak tegang, tangisnya berkurang, tidak aktif, kurang
berminat untuk bermain, tidak ada nafsu makan, menarik diri, tidak mau
berkomunikasi, sedih, apatis, dan regresi. Pada tahap ini, kondisi anak
tertarik dengan apa yang ada disekitarnya, dan membina hubungan dangkal dengan
orang lain. Anak mulai kelihatan gembira. Fase ini biasanya terjadi setelah
2.4 Imunisasi
TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer/yang ringan dapat
terjadi walaupun sudah di lakukan imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya
adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC
tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah
dilemahkan.
difteri, pertussis dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung
racun kuman difteri yang telah di hilangkan sifat racunnya, namun masih dapat
samping ringan ataupun berat. Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri
pada tempat penyuntikan, dan demam. Efek berat misalnya terjadi menangis hebat,
kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensepalopati,
dan syok.
18
3. Vaksin Polio
4. Vaksin campak
Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi imi memiliki efek
5. Imunisasi hepatitis B
mencegah terjadinya penyakit hepatiti. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam
Anak usia todler mempunyai karakteristik yang khas, yaitu bergerak terus,
tidak bisa diam, dan sulit untuk diajak duduk dalam waktu relatif lama. Selain itu,
(Supartini, 2012)
19
2. Nafsu makan anak sering kali berubah yang mungkin pada hari ini
3. Makan yang cukup banyak dan pada hari berikutnya makannya sedikit
5. Anak cepat bosan, dan tidak tahan makan sambil duduk dalam waktu lama
(Supartini, 2012)
dan evaluasi.
1. Pengkajian
data dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Dalam proses pengkajian ada 2
a. Pengumpulan Data
data) dari klien.yang komprehensif secara lengkap dan relevan untuk mengenai
1) Identitas
Nama klien, nama panggilan, jenis kelamin, jumlah saudara, alamat, Bahasa
yang digunakan, umur, Kebanyakan ISPA yang sering mengenai anak usia di
bawah 3 tahun.
20
2) Keluhan utama
Mulai dari tanda dan gejala penyakit sampai di bawanya ke rumah sakit.
6) Pemeriksaan fisik
>37°c.
kemerahan dan edema, adanya batuk, tidak ada jaringan parut pada leher, tidak
menggunakan otot bantu nafas, suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada
putih.
Tumbuh kembang : BB sesuai dengan usia (1-6 th umur (th) x 2 + 8). TB,
motorik kasar.
b. Analisa Data
data sehingga dapat ditarik kesimpulan masalah yang timbul dan dapat dirumuskan
diagnosa masalah.
2. Diagnosa Keperawatan
produksi secret
makan)
hospitalisasi.
22
3. Perencana
a. Diagnosa keperawatan 1
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam suhu tubuh
normal 36-37,5oC
Kriteria hasil : suhu tubuh normal 36-37,5oC, tidak ada peningkatan suhu tubuh,
Intervensi :
perawatan selanjutnya
3. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan dapat menyerap
tubuh klien
b. Diagnosa keperawatan 2 :
produksi sekret.
Kriteria hasil : Batuk berkurang, produksi sputum menurun, tidak ada ronchi
Intrvensi :
c. Diagnosa Keperawatan 3
Kriteria hasil : Nafsu makan membaik, membrane mukosa membaik, bising usus
membaik
24
Intervensi :
d. Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi :
mencegah komplikasi.
4. Pelaksanaan
diberikan kepada klien sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan
aksila, Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan dapat menyerap
keringat seperti pakaian dari bahan katun, Kolaborasi dengan dokter untuk
jam dengan intervensi observasi tanda-tanda vital, Monitor tanda dan gejala infeksi
saluran nafas, Kaji bunyi nafas, kecepatan nafas, Anjurkan keluarga untuk memberi
untuk makan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam dengan
intervensi observasi dan kaji porsi makan, timbang berat badan klien, anjurkan
5. Evaluasi
diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan yang ingin
bersihan jalan nafas efektif, pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi, suhu dapat
kembali stabil.
27
Jalan nafas
Alveoli
MK : Bersihan Jalan
Nafas Tidak Efektif
nafsu makan menurun
MK : defisit nutrisi
28
BAB 3
TINJAUAN KASUS
keperawatan pada anak dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), maka saya
menyajikan suatu kasus yang diamati mulai tanggal 29 – 31 januari 2020 dengan
data pengkajian pada tanggal 29 januari 2020 jam 10:50 WIB. Anamnesa di peroleh
dari ibu pasien dan file No. Register 64.XX.XX sebagai berikut:
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas
kristen, bahasa yang sering digunakan adalah bahasa indonesia. Pasien adalah anak
pertama dari Tn.C usia 44 tahun dan Ny.N usia 34 tahun. Pasien tinggal di sidoarjo.
Orang tua pasien beragama kristen, pendidikan ayah adalah S2 dan pendidikan ibu
adalah D3, pekerjaan ayah TNI-AL dan ibu pekerjaan IRT (Ibu Rumah Tangga).
Pasien panas, batuk, pilek sejak 4 hari yang lalu dari tanggal 26 januari
2020. Hari senin jam 12:00 WIB demam naik perlahan-lahan hingga S: 40°c.
Kemudian orang tua pasien memberi obat proris dan demam pasien menurun
perlahan lahan, namun demam pasien kembali naik di malam hari. Kemudian pada
tanggal 29 januari 2020 orang tua pasien membawa pasien ke UGD RSAL pada
29
jam 07:00 WIB., karena panas pasien > 38°c dan muntah 1X, berlendir. Di UGD di
berikan tindakan pasang infus kn3b 1200cc/24 jam dan diberikan inj.Antrain
1. Prenatal Care
Ibu pasien mengatakan selama hamil ibu rutin kontrol ke rumah sakit, untuk
2. Natal Care
Pasien lahir secara normal, ibu pasien bersalin di RSAL, ditolong dokter,
Ibu pasien mengatakan pasien pernah sakit panas, batuk biasa dan dibawa
ke dokter.
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya.
3. Penggunaan obat-obatan
Ibu pasien mengatakan pasien hanya diberi obat proris saat anak demam
5. Alergi
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak ada alergi makanan atau obat.
6. Kecelakaan
7. Imunisasi
1. Genogram
3 th
Keterangan :
: laki-laki : pasien
: ada hubungan
31
2. Psikososial keluarga
tidur di bet anaknya, dan ibu pasien berharap supaya anaknya cepat sembuh agar
keluarga.
baik.
1. Pola Nutrisi
±500 cc.
MRS : pasien tidak nafsu makan, pasien hanya menghabiskan ¼ porsi yang
disediakan, pasien juga jarang minum ±200 cc, ada mual, tidak muntah.
2. Pola Tidur
3. Pola Aktivitas/bermain
SMRS : pasien senang bisa bermain dengan teman sebayanya dan keluarga.
MRS : pasien hanya berbaring di tempat tidur dan bergurau dengan ibunya
setiap harinya.
4. Pola Eliminasi
MRS : pasien selama di rumah sakit belum BAB, BAK normal sehari
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak nafsu makan karena mual. Ibu
pasien yakin bahwa anaknya mau makan lagi dan dapat sembuh.
Pasien terlihat akrab saat di datangi dan ditanyai oleh perawat dan dokter di
rumah sakit.
1. Cara masuk :
Tanggal 29 januari 2020 pasien datang ke UGD di antar oleh kedua orang
2. Keadaan Umum :
Pada kepala tidak ada benjolan, rambut warna hitam dan lebat.
2. Mata :
Gerakan mata pasien normal, sklera mata tidak icterus, mata tidak cowong,
3. Hidung :
4. Telinga :
pasien baik.
Mukosa bibir pasien lembab, tidak tampak cyanosis, lidah tidak kotor, lidah
kemerahan.
Leher simetris terpusat pada posisi kepala, tidak ada pembesaran kelenjar
7. Pemeriksaan Thorax/Dada
Paru :
Pada inspeksi pasien ada batuk ada lendir, bentuk dada normo chest, tidak
ada nyeri tekan. Suara nafas vesikuler, di temukan suara nafas tambahan
yaitu ronchi.
34
Jantung :
Pada inspeksi pasien tidak sianosis, tidak ada pembengkakan pada jari
8. Punggung
Pada punggung pasien tidak terdapat dekubitus, dan tidak ada kelainan
9. Pemeriksaan Abdomen
Bentuk perut cembung, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, bising usus
meningkat.
Pada pasien tidak terdapat fraktur, pergerakan sendi bebas, kekuatan otot
maksimal.
Tidak ada oedeme, akral hangat, turgor kulit elastis, terpasang infus kn3b
1200cc/24 jam.
1. Adaptasi Sosial
2. Bahasa
3. Motorik Halus
bagian, melepas objek dengan jari lurus, dan mampu menjepit benda.
4. Motorik Kasar
Pasien sudah dapat berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat
5. Kesimpulan
1. Laboratorium
2. Rontgen
3. Terapi
Obat oral :
Dwi kartika
172.0026
37
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi dan kaji porsi makan 1. Mengetahui jumlah makanan yang
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 2. Timbang berat badan pasien masuk
faktor psikologis diharapkan pemenuhan 3. Anjurkan memberi makanan 2. Mengetahui perkembangan berat badan
(keengganan untuk makan) kebutuhan nutrisi terpenuhi sedikit tapi sering pasien
Kh : 4. Kolaborasi makanan dengan 3. Untuk memperbaiki nutrisi
1. Nafsu makan tim ahli gizi. 4. Untuk memperbaiki nafsu makan
membaik
2. Membrane mukusa
lembab
3. Bising usus membaik
15-35x/menit
40
3. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda ansietas 1. Untuk mengetahui tingkan
dengan kurang paparan keperawatan 3x24 jam 2. Beri penjelasan tentang kecemasan orang tua
informasi diharapkan orang tua tidak penyakit anaknya 2. Agar klien paham tentang penyakit
cemas dengan keadaan 3. Diskusikan perubahan gaya anaknya
anaknya hidup 3. Untuk mencegah terjadinya
Kh : 4. Informasikan tanda dan gejala keparahan penyakit
1. Verbalisasi yang harus dilaporkan dan 4. Untuk meminimalisir resiko yang
kekhawatiran ibu kontrol ulang tidak diinginkan
menurun
2. Perilaku gelisah ibu
menurun
41
Tabel 3.4 Tindakan Keperawatan dan Catat Perkembangan
No Waktu Tindakan TT Waktu Catatan Perkembangan (SOAP) TT
Dx (tgl & jam) perawat (tgl & perawat
jam)
29/1/20 29/1/20
1. 10.51 Menerima pasien baru dari ugd, 14.00 Dx 1
dan bina hubungan saling percaya S : ibu pasien mengatakan bahwa
untuk pengkajian data pasien anaknya batuk berlendir dan berbunyi
grok-grok sudah 4 hari.
1,3 12.00 Melakukan observasi ttv, O : ada batuk, sedikit ada lendir.
sekaligus menjelaskan tentang pasien mau minum tapi sedikit +200cc
kondisi anaknya : Observasai TTV :
Hasil : Dwikar S : 37,6°c Dwikar
S : 37,40C N : 117x/menit
N : 117 x/mnt RR : 22x/menit
RR : 22 x/mnt k.u pasien lemah
A : masalah teratasi sebagian
1. 13.00 Mengkaji bunyi nafas tambahan P : intervensi dilanjutkan no 1,2 dan 5
Hasil: terdapat ronchi di kedua
lapang paru Dx 2
S : ibu pasien mengatakan selama
1,2 13.05 Menganjurkan ibu untuk sakit anaknya tidak mau makan
memberikan banyak minum untuk O : BB SMRS : 15
pasien dan menganjurkan BB MRS : 14
keluarga untuk memberi makanan Pasein tampak menghabiskan
sedikit tapi sering makanan ¼ porsi dari 1 porsi
Hasil : pasien mau minum +200 Mukosa pucat, pasien tampak mual
cc dan pasien makan ¼ porsi
42
2. 13.10 Menimbang berat badan pasien A : masalah teratasi sebagian
Hasil : BB pasien 14 kg P : intervensi dilanjutkan no. 4
43
30/1/20 30/1/20
2. 14.00 Observasi ttv : 22.00 Dx 1
S : 37,2oC S : ibu pasien mengatakan batuk
N : 122 x/mnt anaknya sudah berkurang
RR : 23 x/mnt O : askultasi suara nafas tambahan
berkurang (ronchi berkurang), pasien
1. 14.10 Observasi makan dan minum sudah banyak minum +800cc
Pemberian obat oral pyr batuk dan S : 37,2oC
pyr panas mengganti cairan infus N : 122 x/mnt
RR : 23 x/mnt
1,2 16.00 Monitor hasil lab A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan no. 1,2 dan 5
3. 17.00 Mengobservasi tingkat kecemasan Dwikar Dwikar
ibu Dx 2
S : ibu pasien mengatakan anaknya
makan sedikit tapi banyak minum
O : makan ½ porsi dari 1 porsi,
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan no.3 dan 4
Dx 3
S : ibu pasien mengatakan sudah
sedikit tidak cemas
O : ibu pasien tampak sedikit paham
tentang sakit yang diderita anaknya
Ibu pasien tampak tenang
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan no. 3 dan 4
44
31/1/20 31/1/20
1. 21.00 Memberikan obat oral BP puyer 1 16.00 Dx 1
bungkus. S : ibu pasien mengatakan batuk
anaknya sudah berkurang
1. 05.00 Observasi ttv O : askultasi suara nafas tambahan
Hasil : berkurang (ronchi berkurang), pasien
S : 36,4oC sudah banyak minum +1000cc
N : 122 x/mnt S : 36,2oC
RR : 23 x/mnt Dwikar N : 122 x/mnt
RR : 23 x/mnt Dwikar
1, 2 12.00 Mengkaji suara nafas, A : masalah teratasi sebagian
mengobservasi porsi makan, P : intervensi dilanjutkan
minum, memberi penjelasan menganjurkan ibu pasien memberi
tentang kondisi pasien minum banyak
45
Dx 3
S : ibu pasien mengatakan sudah
sedikit tidak cemas
O : ibu pasien tampak paham tentang
kondisi anaknya, ibu pasien sudah
tidak tidur di bet pasien, ibu pasien
tampak tenang
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan
mengedukasi ibu untuk melaporkan ke
perawat jaga tentang kondisi anaknya
46
BAB 4
PEMBAHASAN
terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada
4.1 Pengkajian
penulis telah mengadakan perkenalan dan menjelaskan maksud penulis yaitu untuk
yaitu pada tinjauan pustaka yang didapat pada keluhan utama biasanya ditandai
dengan demam tinggi dan batuk antara 4-7 hari. Pada tanda dan gejala ISPA
awalnya pasien hipertermi, batuk, pilek, mual, muntah dan anoreksia. Proses
penyakit ini diawali adanya infeksi bakteri yang mudah terjadi pada saluran nafas.
yang terjadi pada pasien yang memiliki imun yang belum sempurna akan rentan
terkena penyakit ISPA. Pada penyakit dahulu meliputi Penyakit waktu kecil, apa
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik Keadaan umum dan tanda-tanda vital : adanya
peningkatan suhu tubuh, batuk, pilek. Pemeriksaan per sistem : pada pernapasan
membran mukosa hidung faring tampak kemerahan, tonsil tampak kemerahan dan
46
47
edema, adanya batuk, tidak ada jaringan parut pada leher, tidak menggunakan otot
bantu nafas, suara nafas tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru. Pada
kardiovaskuler Irama jantung reguler, suara jantung S1S2 tunggal. Pada persarafan
sklera putih. Pada perkemihan tidak ada kelainan. Pada pencernaan di dapatkan
nafsu makan menurun, porsi makan tidak habis, minum sedikit. Pada integumen di
B1-B6 dan pada tinjauan kasus penulis menggunakan format pengkajian. Pada
pengkajian pasien tidak didapatkan hipertermi karena panas pasien sudah turun.
Pasien panas pada waktu sebelum masuk MRS dan sudah di bawa ke dokter. Pada
saat pengkajian di dapatkan suhu pasien 37,4°c. Pada tinjauan kasus didapatkan data
fokus pasien ada batuk ada lendir, bentuk dada normo chest, pola nafas teratur, RR
23x/menit, tidak ada nyeri tekan. Suara nafas vesikuler, di temukan suara nafas
tambahan yaitu ronchi. Kenapa di dapatkan suara nafas tambahan karena pasien
batuk dan ada lendirnya. Di dapatkan data pengkajian pasien tidak nafsu makan,
pasien hanya menghabiskan ¼ porsi dari 1 porsi yang disediakan, pasien juga jarang
minum ± 800cc, mukosa bibir kering, mual dan tidak muntah. Karena pasien tidak
nafsu makan dan asupan yang di dapat kurang dari kebutuhan dan pasien juga
jarang untuk minum air putih. Pada pengkajian pengetahuan didapatkan keluarga
pasien tidak tahu penyakit anaknya. Karena keluarga pasien kurang paparan sumber
informasi.
48
Analisa data pada tinjauan pustaka hanya menguraikan teori saja sedangkan
pada kasus nyata disesuaikan dengan keluhan yang dialami pasien karena penulis
keperawatan.
produkdi sekret
makan)
sekret
makan)
diagnosa kasus ntaya, karena diagnosa keperawatan pada pasien dengan diangnosa
ISPA secara umum sedangkan pada kasus nyata diagnosa keperawatan disesuaikan
4.3 Perencanaan
Pada perumusan tujuan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Pada
alasan penulis ingin berupaya memandirikan klien dan keluarga dalam pelaksanaan
(psikomotor).
Dalam tujuan tinjauan kasus dicantumkan kriteria waktu karena pada kasus
ditampilkan antara timjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesamaan namun
masing-masung intervensi tetap mengacu pada sasaran, data dan kriteria hasil yang
telah ditetapkan.
produksi sekret. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan
tujuan bersihan jalan nafas efektif. Kriteria hasil : batuk berkurang, produksi
makan). Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan tujuan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan tujuan orang tua agar tidak cemas
4.4 Pelaksanaan
disusun. Pelaksaan pada tinjauan pustaka belum dapat direalisasikan karena hanya
telah disusun dan direalisasikan pada klien dan ada pendokumentasian dan intervesi
keperawatan.
terintegrasi untuk pelaksanaan diagnosa pada kasus tidak semua sama pada tinjauan
pustaka, hal itu karena disesuaikan dengan keadaan pasien yang sebenarnya.
penghambat yang peulis alami. Hal-hal yang menunjang dalam asuhan keperawatan
yaitu antara lain : adanya kerjasama yang baik antara dokter dan perawat maupun
produksi secret dilakukan tindakan observasi ttv, monitor tanda dan gejala infeksi
saluran nafas, kaji bunyi nafas,kecepatan nafas, anjurkan keluarga untuk memberi
banyak minum, berikan obat sesuai indikasi dokter pyr batuk 3x1, pyr panas 3x1.
dilakukan tindakan obervasi dan kaji porsi makan, timbang berat badan klien,
51
anjurkan memberi makanan sedikit tapi sering, kolaborasi makanan dengan tim
diskusikan perubahan gaya hidup, informasikan tanda dan gejala yang harus
4.5 Evaluasi
kasus semu sedangkan pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan karena
keluarga pasien untuk memberi banyak minum dan minum obat resep dari dokter
puyer batuk pilek. Pada diagnosa keedua defisit nutrisi berhubungan dengan
keenganan untuk makan. Kebutuhan pasien terpenuhi selama 3x24 jam tindakan
mengedukasi ibu pasien memberi maknaan sedikit tapi sering. Pada diagnosa ketiga
penjelasan selama 3x24 jam dan evaluasi keluarga pasien sedikit mengetahui
Pada akhir evaluasi masalah teratasi hanya sebagian tetapi tetap memberi
edukasi untuk keluarga pasien dengan, memberi makanan sedikit tapi sering,
minum air putih yang banyak dan menganjurkan ibu pasien untuk melaporkan
BAB 5
PENUTUP
secara langsung pada pasien dengan kasus ISPA di ruang D1 Rumkital Dr.Ramelan
Surabaya, maka saya dapat menarik beberapa kesimpulan sekaligus saran yang
ISPA.
5.1 Simpulan
Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan pada
MRS dan sudah di beri obat proris. Didapatkan data fokus Pasien pada saat
data fokus pasien batuk dan ada lender. Didapatkan suara nafas tambahan
penyakit anaknya.
5. Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat di capai karena adanya kerjasama
yang baik antara pasien, keluarga dan tim kesehatan. Hasil evaluasi pada
dokter.
5.2 Saran
yang baik dan keterlibatan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
dengan ISPA.
bidang pengetahuan.
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
55
56
7. Tujuan :
pengetahuan orang tua dan keluarga pasien tentang penyakit Ispa pada
anak.
penyakit Ispa
pada anak
9. Media : Leaflet
10. Pengorganisasian
13. Kegiatan
KEGIATAN MEDIA
No KEGIATAN PENYULUHAN WAKTU
PESERTA
1. Pembukaan : Menjawab Salam
Memberi Salam Pembuka Mendengarkan
5 Menit
Perkenalan Diri Memperhatikan
Menjelaskan Tujuan
2. Kegiatan Inti :
Menjelaskan Pengertian
Penyakit Ispa
Mendengarkan
Menjelaskan penyebab Ispa Leaflet 15 Menit
Memperhatikan
Pada Anak
Menjelaskan tanda dan gejala
Ispa Pada Anak
58
f. Istirahat
62