Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit tidak menular (PTM) Merupakan penyakit yang tidak dapat

ditularkan sehingga dianggap tidak mengancam kondisi orang lain. PTM

merupakan beban kesehatan utama di negara- negara berkembang dan

negara industri. Berdasarkan laporan WHO, di kawasan Asia Tenggara

paling sering ditemui lima penyakit tidak menular dengan tingkat kesakitan

dan kematian yang sangat tinggi, beberapa diantaranya adalah penyakit

jantung ( kardiovaskuler), kanker, penyakit pernafasan, obstruksi kronik,

penyakit karena kecelakaan dan diabetes mellitus ( Irwan, 2018).

Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas

tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau

glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin

yang dihasilkannya. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang

penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas

yang menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus

dan prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir

(WHO Global Report, 2016).

Diabetes Melitus akan meningkat drastis pada tahun 2045 akan

sampai pada angka 629 juta penderita Diabetes Melitus. Indonesia menjadi

negara dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak nomor 6 dengan

1
2

jumlah 10,3 juta penderita Diabetes, Angka ini diprediksi akan terus

mengalami peningkatan dan mencapai 16, 7 juta pada tahun 2045 ( IDF,

2017).

Di Kepulauan Riau penyakit diabetes mellitus didapatkan data pada

tahun 2013 dengan persentase 1,3 % dan mengalami peningkatan pada

tahun 2018 dengan persentase sebanyak 1,7% ( infodatin, 2018 ). Penyakit

Diabetes mellitus termasuk dalam 10 penyakit terbesar di kota Batam

dengan persentase sebanyak 21,99% dan menduduki urutan kedua dari

penyakit lainnya ( sesi PTM Dinas Kesehatan Kota Batam, 2018). Data

Pada bulan januari – juni 2019 didapatkan dari 20 puskesmas yang ada

dikota Batam sebanyak 9862 kasus, Penyakit diabetes mellitus tertinggi di

puskesmas Sekupang sebanyak 1813 penderita diabetes yang terdiri 5

kelurahan : Tiban Indah 221 kasus, Patam Lestari 274 kasus, Sei Harapan

446 kasus, Tanjung Riau 424 kasus, Tanjung Pinggir 162 kasus (puskesmas

Sekupang, 2019).

Pada penderita diabetes mellitus mengalami gangguan pada kelenjar

pankreas yaitu tidak dapat atau hanya sedikit memproduksi hormon insulin

yang berfungsi memasukkan glukosa ke dalam sel sehingga insulin tidak

dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini awal dari kerusakan seluruh

organ tubuh. Semakin tinggi konsumsi karbohidrat akan semakin tinggi

pula kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol dapat

menyebabkan berbagai komplikasi baik akut maupun kronis disebabkan

oleh kontrol glukosa darah yang buruk ( Ernawati, 2013).


3

Keadaan kadar glukosa darah meningkat dapat menyebabkan

terjadinya resiko ulkus kaki yang sukar disembuhkan antara lain penurunan

kemampuan pembuluh darah dalam berkontraksi maupun relaksasi

akibatnya perfusi jaringan bagian distal dari tungkai kurang baik dan

keadaan hiperglikemia merupakan lingkungan yang subur untuk

berkembang biaknya kuman patogen yang bersifat anaerob karena plasma

darah penderita diabetes yang tidak terkontrol baik dan memiliki

kekentalan (viskositas) yang tinggi akibatnya aliran darah melambat dan

suplai oksigen berkurang ( Maryunani, 2013).

Akibat yang ditimbulkan dari kadar gula darah yang tidak terkontrol

ada berbagai penyakit seperti hipertensi, jantung koroner, stroke, mata,

syaraf, dan ulkus . Penderita diabetes mempunyai resiko 29 kali lebih

tinggi terjadi ulkus dari pada bukan penderita diabetes. Jumlah kasus

diabetes baru didunia sangat mengkhawatirkan. Diabetes telah menjadi

masalah kesehatan di abad 21 ini, dimana sekitar 15% penderita diabetes

didiagnosa dapat beresiko mengalami diabetic ulcers/ ulkus diabetes

(Anik, 2013).

Tingginya angka kejadian Diabetes melitus menyebabkan terjadinya

komplikasi. Salah satu komplikasi dari DM yang sering ditemui adalah

ulkus kaki diabetik. Ulkus kaki diabetik adalah penyakit pada kaki

penderita diabetes dengan karakteristik adanya neuropati sensorik, motorik,

otonom dan atau gangguan pembuluh darah tungkai ( Decroli, 2019 ).

Ulkus kaki diabetik merupakan salah satu penyebab utama penderita


4

diabetes dirawat di rumah sakit. Ulkus, infeksi, gangren, amputasi, dan

kematian merupakan komplikasi yang serius dan memerlukan biaya yang

tidak sedikit dan perawatan yang lebih lama Amputasi merupakan

konsekuensi yang serius dari ulkus kaki diabetikum ( Decroli, 2019 ).

American Diabetes Association (ADA, 2010 ) menegaskan bahwa

setiap 20 detik satu diagnosa diabetes mellitus ditemukan. Setiap 30 detik

terjadi amputasi pada kaki diabetik diseluruh dunia, 60-80% amputasi kaki

non traumatik disebabkan oleh diabetes. Kaki diabetik dengan ganggren

merupakan masalah utama yang sering berakhir dengan kematian selain

koma diabetik ( Connor, H 2008 dalam Anik, 2013 ). Luka diabetik adalah

jenis luka yang ditemukan pada penderita diabetes mellitus. Luka kronis

dapat menjadi luka ganggren dan berakibat fatal serta berujung pada

amputasi. Sebanyak 14,3% akan meninggal dalam setahun setelah

amputasi, dan sebanyak 37% akan meninggal 3 tahun pasca amputasi. Bila

dilakukan deteksi dini dan pengobatan yang adekuat akan dapat

mengurangi kejadian tindakan amputasi ( Decroli, 2019 ).

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di wilayah

kerja Puskesmas Sei Lekop pada tanggal 28-29 agustus 2019 guna

mengetahui gambaran angka resiko ulkus diabetikum dengan menggunakan

lembar observasi inlow’s 60- second diabetic foot screen screening tool

pada 10 orang responden dengan diabetes mellitus yang berusia lebih dari

40 tahun, terdapat 3 orang penderita DM (30%) mengalami resiko tinggi

ulkus diabetikum pada kaki kanan dan 4 orang penderita DM (40%)


5

mengalami resiko sedang ulkus kaki kiri dengan kadar gula darah tidak

terkontrol dan 3 orang penderita DM (30%) dengan resiko rendah ulkus

pada kaki kanan dan kiri dengan kadar gula darah terkontrol. Dari hasil

studi pendahuluan tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase penderita

DM yang beresiko mengalami ulkus lebih banyak dibandingkan yang tidak

beresiko mengalami ulkus, hal ini sejalan dan dapat memberi gambaran

tentang resiko ulkus pada daerah penelitian Puskesmas sekupang

mengingat karakteristik responden yang akan peneliti jadikan sampel

penelitian juga kalangan penderita DM yang berusia lebih dari 40 tahun.

Faktor Resiko yang mempengaruhi ulkus diabetikum meliputi : usia

(50%), lama menderita (73%), neuropati (54%), Obesitas (26,6%),

Hipertensi (25,8%), Kadar HBA1c (8%), Kolestrol (15,9%), Kebiasaan

Merokok (36,1%), Latihan fisik (26,1%), Perawatan Kaki (80%),

Penggunaan Alas Kaki (80%), Ketidakpatuhan Diet (53,1%), Kadar gula

darah tidak terkontrol (53,3% ). Kadar gula darah yang tidak terkontrol

akan menghambat dalam proses penyembuhan luka. Oleh karena itu kontrol

gula darah merupakan upaya primer pencegahan terjadinya komplikasi

diabetes seperti ulkus ( Supriyadi, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Diabetes Control and complication

Trial dan UK Prospective Diabetes Study menunjukkan bahwa kontrol

glukosa darah merupakan hal yang terpenting dalam penatalaksanaan DM.

Telah terbukti bahwa pengendalian glukosa darah yang baik berhubungan


6

dengan menurunnya kejadian retinopati, nefropati, dan neuropati serta

dapat mengurangi kejadian komplikasi pada DM ( ADA, 2010).

Masalah ulkus kaki diabetes akan memberikan dampak sosial berupa

hilangnya kesempatan bekerja, berkurangnya upaya kerja dan tidak jarang

pemutusan hubungan kerja bagi penderita diabetes mellitus yang

diamputasi ( Sanusi, 2004). Faktor Ulkus Diabetik pada pasien DM dapat

dikurangi sebesar 44 -85%, melalui upaya pencegahan yang difokuskan

kepada pengendalian glukosa darah untuk mengurangi terjadinya neuropati,

deteksi dini dan penanganan yang tepat pada pasien dengan kondisi kaki

sangat beresiko, pendidikan mengenai perawatan kaki, penggunaan alas

kaki yang sesuai dan tindakan untuk meningkatkan perawatan (Aguiar,et

al.2003,2, http://www. medscape.com/nurse/journals,diperoleh tanggal 25

oktober 2007).

Untuk mengendalikan diabetes mellitus Kemenkes membentuk Pos

Pembinaaan Terpadu ( Posbindu) untuk memudahkan akses warga dalam

melakukan deteksi dini penyakit diabetes mellitus. Dan Kemenkes

menghimbau masyarakat untuk melakukan aksi CERDIK, yaitu dengan

melakukan cek kesehatan secara rutin untuk mengendalikan dan memeriksa

tensi darah, gula darah dan kolestrol. Enyahkan asap rokok dan tidak

merokok. Rajin melakukan aktivitas fisik 30 menit sehari. Diet yang

seimbang dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang

seperti mengkonsumsi buah dan sayur minimal 5 porsi sehari, mengurangi


7

konsumsi gula dan lainnya. Istirahat yang cukup. Kelola Stress dengan baik

dan benar ( Kemenkes RI, 2018).

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saifudin,

tahun 2014 dengan judul “ Hubungan antara lama menderita dan kadar gula

darah dengan terjadinya ulkus pada penderita diabetes mellitus di RSUP

DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten’’ dengan hasil penelitian Terdapat

Hubungan antara lama menderita dengan kejadian ulkus dengan p = 0,009

atau p <0,5. dan ada hubungan kadar gula darah dengan kejadian ulkus

dengan nilai p= 0,000 (p<0,05).

Selain itu hal ini juga di dukung oleh penelitian Istiqomah, tahun

2014 dengan judul “ Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian

ulkus kaki diabetik pada pasien diabetes mellitus Di RSU Anutapura

Palu’’dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

usia (p = 0,012),lama menderita DM (p = 0,020), hipertensi (p =0,007),

hiperglikemia (p=0,006) , obesitas (p = 0,027), dan merokok ( p = 0,037)

dengan kejadian UKD.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Dionissa tahun 2014

dengan judul “ Hubungan Antara derajat merokok dan kadar gula darah

terhadap resiko terjadinya kaki diabetik pada pasien Diabetes Mellitus pria

Di RSUD Ciawi Bogor’’ dengan hasil dari penelitian ini didapatkan p

=0,012 dan OR = 3,75, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan

antara kadar gula darah yang tidak terkontrol beresiko 3,75 kali lebih besar

untuk mengalami kaki diabetik.


8

Melihat uraian diatas peneliti tertarik untuk mengangkat judul

“Hubungan kadar gula darah Dengan Resiko Ulkus Diabetikum Pada

Penderita Diabetess Mellitus Di Puskesmas Sekupang Kota Batam Tahun

2019 ’’

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian Latar belakang yang dibahas didapatkan rumusan

masalah “Adakah Hubungan Kadar gula darah Dengan Resiko Ulkus

Diabetikum Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Sekupang

Kota Batam Tahun 2019 ?’’

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan kadar gula darah Dengan Resiko

Ulkus Diabetikum Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas

Sekupang Batam Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Hubungan Kadar gula darah pada penderita

diabetes mellitus Di Puskesmas Sekupang Kota Batam Tahun

2019.

2. Untuk mengetahui Resiko Ulkus Diabetikum Pada Penderita

Diabetes Mellitus Di Puskesmas Sekupang Kota Batam Tahun

2019.
9

3. Untuk mengetahui Hubungan Kadar gula darah Dengan Resiko

Ulkus Diabetikum Pada Penderita Diabetes Mellitus Di

Puskesmas Sekupang Kota Batam Tahun 2019.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat teoritis

Diharapkan hasil ini dapat digunakan sebagai pengembangan

teori dan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan

medikal bedah mengenai hubungan kadar gula darah dengan resiko

ulkus diabetikum pada penderita diabetes mellitus Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sekupang kota Batam tahun 2019.

1.4.2 Manfaat praktik

1.4.2.1 Bagi tempat penelitian

sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Sekupang Kota

Batam dalam menganalisa hubungan kadar gula darah

dengan resiko ulkus diabetikum pada penderita diabetes

mellitus di kota batam tahun 2019.

1.4.2.2 Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi bagi calon tenaga kesehatan, khususnya bagi

mahasiswa STIKes Mitra Bunda Persada Batam yang

berminat melaksanakan penelitian dalam ruang lingkup

yang sama.
10

1.4.2.3 Bagi peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan

peneliti tentang konsep - konsep penelitian dan

meningkatkan ilmu pengetahuan peneliti dalam

mengaplikasikan ilmu-ilmu hasil studi yang telah peneliti

terima di bangku perkuliahan.

1.4.2.4 Untuk penelitian berikutnya

Hasil penelitian itu dapat dijadikan data dasar dalam

pengembangan penelitian lain dengan ruang lingkup yang

sama.

1.5 Tabel keaslian

Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Resiko Ulkus Diabetikum Pada


Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Sekupang Tahun 2019
NO Judul Karya Variabel Jenis penelitian Hasil penelitian
Tulis Ilmiah

1. Saifudin, tahun Variabel Penelitian Hasil penelitian faktor


2014 dengan terikat : analitik dengan kejadian ulkus
judul “ kejadian pendekatan case berdasarkan lama
Hubungan ulkus. control atau menderita sebagian
antara lama Variabel retrospective besar adalah lama
menderita dan bebas : dengan teknik sebanyak 20 orang
kadar gula lama pengambilan (62,5%), berdasarkan
darah dengan menderita, sampel accidental kadar gula darah puasa
terjadinya dan kadar sampling. sebagian besar tidak
ulkus pada gula terkendali sebanyak 21
penderita darah. orang (65,6%).
diabetes Kejadian ulkus di
mellitus di rsup RSUP Dr. Tirtonegoro
dr. Soeradji Klaten sebanyak 16
Tirtonegoro orang (50%). Terdapat
Klaten. hubungan antara lama
menderita dengan
kejadian ulkus dengan
p= 0,009 atau p< 0,5.
Dan ada hubungan
antara kadar gula darah
11

dengan kejadian ulkus


dengan nilai p=0,000
(p<0,005).

2. Istiqomah, Variabel Penelitian Hasil penelitian yang


tahun 2014 terikat : analitik dengan dilakukan dengan
dengan judul Kejadian rancangan jumlah sampel 54
“ Faktor resiko ulkus pendekatan cross orang.Hasil penelitian
yang diabetik. sectional, teknik menunjukkan bahwa
berhubungan Variabel pengambilan ada hubungan antara
dengan bebas : sampel dengan usia (p = 0,012),lama
kejadian ulkus Faktor menggunakan menderita DM (p =
kaki diabetik resiko. metode 0,020), hipertensi (p
pada pasien accidental =0,007), hiperglikemia
diabetes sampling. (p=0,006) , obesitas (p
mellitus Di = 0,027), dan merokok
RSU ( p = 0,037) dengan
Anutapura kejadian UKD.
Palu.

3. Dionissa, tahun Variabel Penelitian Pasien DM lebih dari


2014 dengan terikat : analitik dengan 10 tahun dengan kaki
judul “ resiko rancangan case diabetik dan tanpa kaki
Hubungan kejadian control, diabetik, pria, perokok,
antara derajat ulkus kaki menggunakan dan usia 50-65 tahun,
merokok dan diabetik. teknik dengan 33 responden
kadar gula Variabel consecutive dan hasil dari penelitian
darah terhadap bebas : sampling. ini didapatkan p= 0,012
resiko derajat dan OR= 3,75,
terjadinya kaki merokok sehingga dapat
diabetik pada dan kadar disimpulkan terdapat
pasien diabetes gula hubungan antara kadar
mellitus pria di darah. gula darah tidak
RSUD Ciawi terkontrol beresiko 3,75
Bogor”. kali lebih besar untuk
mengalami kaki
diabetik.

1.6 Sistematika penulisan

Proposal ini terdiri dari 3 BAB, yaitu BAB I ( Satu), BAB II ( Dua),

dan BAB III ( Tiga).

1.6.1 Bab I Pendahuluan : Pada BAB I diuraikan pendahuluan terdiri

dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian


12

yang terdiri dari tujuan umum dan khusus, manfaat penelitian,

keaslian penelitian dan sistematika penulisan.

1.6.2 Bab II Tinjaun Pustaka : Pada BAB II diuraikan tinjauan teoritis

yang mendukung penelitian meliputi : konsep dasar diabetes

mellitus, konsep dasar ulkus kaki diabetik, konsep dasar kadar gula

darah, kerangka konseptual, dan hipotesis penelitian.

1.6.3 BAB III Metode Penelitian : Pada BAB III diuraikan jenis dan

rancangan penelitian, kerangka konsep, populasi dan sampel

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, variabel penelitian,

kerangka kerja penelitian, prosedur penelitian, pengumpulan data,

pengelolaan dan analisis data, defenisi operasional, etika

penelitian, keterbatasan penelitian.


1
2

Anda mungkin juga menyukai