KMNTS 3
KMNTS 3
Assalamualaikum Wr.Wb. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Program-Program Kesehatan atau Kebijakan dalam Menanggulangi Masalah
Kesehatan Utama di Indonesia”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
tugas seminar Keperawatan Komunitas 3. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini banyak
mengalami hambatan, baik materi, tata bahasa, maupun isi. Hal ini dikarenakan keterbatasan
dan pengalaman kami, tetapi dengan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya
kami dapat menyelesaikan makalah. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ns. Sri Ariyanti, M. Kep selaku koordinator Keperawatan Komunitas 3.
2. Ibu Ns. Almumtahanah, M. Kep selaku dosen pengajar dan dosen pembimbing kelompok
2 Keperawatan Komunitas 3.
3. Bapak Ns. Usman, M. Kep selaku dosen pengajar Keperawatan Komunitas 3.
4. Kedua orang tua dan saudara tercinta di rumah yang telah banyak memberikan dukungan
baik berupa moril, dan materil, serta doa yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
5. Teman – teman mahasiswa/i kelas S1 B STIK Muhammadiyah Pontianak yang telah
memberikan dukungan dan saran kepada kami sehingga makalah ini terselesaikan.
6. Pihak – pihak lain yang tidak bisa kami uraikan satu – persatu yang juga telah banyak
membantu kami berupa semangat maupun doa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk membuat makalah yang
lebih baik lagi kedepannya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari – hari. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
A. Latar Belakang
Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan merata untuk
seluruh masyarakat merupakan keinginan yang menjadi landasan pelaksanaan
pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan di Indonesia selama
beberapa dekade yang lalu harus diakui relatif berhasil, terutama pembangunan infra
struktur pelayanan kesehatan yang telah menyentuh sebagian besar wilayah kecamatan
dan pedesaan. Namun keberhasilan yang sudah dicapai belum dapat menuntaskan problem
kesehatan masyarakat secara menyeluruh, bahkan sebaliknya tantangan sektor kesehatan
cenderung semakin meningkat.
Transisi epidemiologis, yang di tandai dengan semakin berkembangnya penyakit
degeneratif dan penyakit tertentu yang belum dapat diatasi sepenuhnya (seperti TBC, DHF
dan malaria); hal ini merupakan sebagian tantangan kesehatan di masa depan. Tantangan
lainnya yang harus ditanggulangi antara lain adalah meningkatnya masalah kesehatan
kerja, kesehatan lingkungan, masalah obat- obatan; dan perubahan dalam bidang ekonomi,
kependudukan, pendidikan, sosial budaya; dan dampak globalisasi yang akan memberikan
pengaruh terhadap perkembangan keadaan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas sangat diperlukan upaya agar masalah kesehatan
di masa depan dapat ditanggulangi sehingga mencapai kualitas kesehatan masyarakat yang
diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan pemukiman ?
2. Apa yang dimaksud dengan masalah kesehatan komunitas di Indonesia?
3. Bagaimanakah program pembinaan kesehatan di Indonesia ?
4. Bagaimanakah strategi pemecahan masalah kesehatan komunitas ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
pemukiman.
2. Menjelaskan definisi masalah kesehatan komunitas di Indonesia.
3. Menjelaskan program pembinaan kesehatan di Indonesia.
4. Menjelaskan strategi pemecahan masalah kesehatan komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Hal ini dapat langsung oleh organism itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya
cacing tambang, melalui gigitan vector misalnya malaria atau melalui luka, misalnya
tetanus.
e. Infeksi melalui plasenta
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada
waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
4. Faktor Pejamu (Host)
Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh faktor-faktor
yang ada pada pejamu itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-penyakit dapat
terjadi pada seseorang tergantung/ditentukan oleh kekebalan resistensi orang yang
bersangkutan
5. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Untuk pencegahan dan penanggulan ini ada 3 pendekatan atau cara yang dapat di
lakukan :
a. Eliminasi Reservior ( sumber penyakit )
Eliminasi reservior manusia sebagai sumber penyebab penyakit dapat dilakukan
1) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien ditempat yang khusu
yang mengurangi kontak dengan orang lain.
2) Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya
bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain
untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita
kusta.
b. Memutus Mata Rantai Penularan
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha
yang penting untuk memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit
menular.
c. Melindungi Orang-Orang (Kelompok)
Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap
penyakit menular. Kelompok usia yang rentan terdapat penyakit menular. Kelompok
usia yang rentatan ini perlu lindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi
baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat prifilaksis tertentu juga dapat
mencegah penyakit malaria, meningitis, dan disentri baksilus.
Pada anak usia mudi gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak
tersebut. Oleh karena itu, meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha
pencegahan penyakit infeksi pada anak.
Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan. Syarat yang terpenting disini adalah lantai tidak berdebu pada
musim kemarau dan tidak basah pada musim penghujan.
(2) Dinding
Rumah yang sehat memerlukan pencahayaan yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
(1) Cahaya alamiah yakni cahaya matahari. Cahaya ini sangat patogendalam
rumah, misalnya basil TBC. Jalan maasuknya cahaya alamiah juga
diusahakan dengan genteng kaca.
(2) Cahaya buatan, yakni menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
(d) Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya,
artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah
penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak
sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah
satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menularkan
penyakitnya ke anggota keluarga lain.
(e) Fasilitas dalam rumah
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebgai berikut :
(1) Penyediaan air bersih yang cukup.
(2) Pembuangan tinja.
(3) Pembuangan air limbah.
(4) Pembuangan sampah.
(5) Fasilitas dapur.
(6) Ruang berkumpul keluarga
Untuk rumah dipedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau
belakang). Disamping fasilitas tersebut diatas ada fasilitas yang lain yang perlu
diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan antara lain yang perlu diadakan
tersendiri untuk rumah pedesaan, yakni :
(a) Gudang merupakan tempat untuk menyimpan hasil panen.
(b) Kandang ternak, karena ternak adalah bagian dari para petani, maka kadang-
kadang ternak tersebut ditaruh didalam rumah.
b. Penyediaan Air Bersih
1) Pengertian
Air bersih
Merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak.
Kebutuhan air bersih
Merupakan banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam
kegiatan sehari-hari misalnya mandi, mencuci, memasak, menyiram tanaman,
mencuci mobil, dan lain sebagainya.
Kualitas air
Merupakan standart kualitas yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
No 82/2001 yang digunakan sebagai parameter air yang meliputi aspek fisik,
kimia, biologi.
2) Air minum
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Kebutuhan
manusia sangat komplek antara lain untuk minum, mandi, masak, mencuci, dsb.
Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan
untuk minum.
Syarat-syarat air minum yang sehat:
(a) Syarat fisik
(1) Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan
karena adanya zat organic atau bakteri/unsur lain yang masuk ke badan air.
(2) Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau karena bau ini dapat
ditimbulkan oleh pembusukan zat organic seperti bakteri serta
kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama
system sanitasi.
(3) Suhu
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air
yang keras pada alat merebus air (panic/ketel) selain mengakibatkan baud
an korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan
pengelolahan air bekas.
(7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman.
Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang
digunankan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter.
Jumlah nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah
menjadi nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobin dalam
daerah membentuk methaemoglobin yang dapat menghalang perjalanan
oksigen didalam tubuh.
(8) Chloride
Pipa ventilasi secara fungsi dan teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1) Mikroorganisme dapat terjamin kelangsungan hidupnya dengan adanya
pipa ventilasi ini, karena oksigen yang dibutuhkan untuk kelangsungan
hidupnya dapat masuk kedalam bak pembusuk, selain itu juga dapat
berguna untuk mengalirkan gas yang terjadi karena adnya proses
pembusukan. Untuk menghindari bau gas dari septic tank maka sebaiknya
pipa pelepas dipasang lebih tinggi agar bau gas dapat langsung terlepas
diudara bebas.
(2) Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan pada
lubang hawanya diberi kawat kasa.
(b) Dinding septic tank
(1) Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran semen.
(2) Dinding septic tank harus dibuat rapat air.
(3) Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang sama.
(c) Pipa penguhubung
(1) Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air.
(2) Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15 cm.
(3) Tutup septic tank, Tepi atas dari septic tank harus terletak paling sedikit 0,3
meter dibawah permukaan tanah halaman, agar keadaan temperature di
dalam septic tank selalu hangat dan konstan shingga kelangsungan hidup
bakteri dapat lebih terjamin. Tutup septic tank harus terbuat dari beton
(kedap air).
d. Pengelolahan Sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dapat dipakai lagi oleh
manusia atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia
dan dibuang.
1) Sumber-sumber sampah.
(a) Sampah-sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes).
(b) Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.
(c) Sampah dari perkantoran.
(d) Sampah yang berasal dari jalan raya.
(e) Sampah yang berasal dari industry.
(f) Sampah yang berasal dari pertanian / perkebunan.
(g) Sampah yang berasal dari pertambangan.
(h) Sampah yang berasal dari perternakan dan perikanan.
2) Jenis-jenis sampah
Meliputi 3 jenis sampah, yaitu sampah padat, sampah padat dapat dibagi menjadi
berbagai jenis, antara lain :
a) Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
(1) Sampah an organic adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk.
Misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastic dan sebagainya.
(2) Sampah organic adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk.
Misalnya : sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
b) Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar
(1) Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain
bekas, dan lain-lain.
(2) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya : kaleng bekas, logam/besi,
kaca, dan lain-lain.
c) Berdasarkan karakteristik sampah
(1) Garbage yaitu jenis sampah hasil pengelolahan atau pembuatan makanan
yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran,
hotel, dan sebagainya.
(2) Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang
mudah terbakar maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kertas, karton,
plastic, kaleng bekas, klip, gelas dan lain-lain.
(3) Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar,
termasuk abu rokok.
(4) Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari
pembersihan jalan yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah,
daun-daunan, kertas, plastic, pecahan kaca, besi, debu, dan lain sebagainya.
(5) Sampah industry yaitu sampah yang berasal dari industry atau pabrik-
pabrik.
(6) Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang telah mati
karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.
(7) Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) yaitu bangkai mobil, sepeda,
sepeda motor.
(8) Sampah pembangunan (construction waste), yaitu sampah dari proses
pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-puing,
potongan kayu, besi beton, bambu, dan sebagainya.
3) Pengumpulan dan Pengelolahan sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah
tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri
pathogen) , dan binatang serangga sebagai penyebar penyakit (vector). Oleh
karena itu sampah harus dikelola dengan baik sekecil mungkin tidak mengganggu
atau mengancam kesehatan masyarakat. Pengumpulan sampah adalah menjadi
tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang
menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau
mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Mekanisme, system
atau cara pengangkutan sampah diperkotaan merupakan tanggung jawab
pemerintah daerah setepat yang didukung oleh partisipasi masyarakat setempat.
Sedangkan pada daerah pedesaan pada umumnya sampah telah dikelola oleh
masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPA maupun TPS.
4) Cara pengolahan air limbah secara sederhana
1) Pengenceran
Air limbah direncanakan sampai mencapai konsentrasi yng cukup rendah,
kemudian baru dibuang kebadan-badan air. Dengan makin bertambahnya
penduduk yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah
air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan air pengenceran
terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping
itu, cara ini meimbulkan kerugian lain yaitu : bahaya kontaminasi terhadap
badan-badan air masih tetap ada., pengendapan akhrnya menimbulkan
pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan
sebagianya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
2) Kolam oksidasi
Pada prinsipnya cara pengolahan ini dalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang, bakteri, dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah
dialirkan ke dalam kolam besar berbeentuk segi empat dengan kedalaman
antara 1-2 meter.
3) Irigasi
Air limbah dialirkan kedalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan
merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang
pertanian atau perkebunan dan sekaligus untuk pemupukan. Hal ini terutama
dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan, susu sapi,
rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat organik dan
protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.