Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PERALATAN RADIOLOGI III

[GENERAL X-RAY 3 FASA]

KELOMPOK
Nama/NIM:
1. Nita Nurlina (P27838114001)
2. Yosep Kurniawan (P27838114004)
3. M. Taufik Nur Rohman (P27838114005)
4. Anggit Ananda Solichin (P27838114011)

LAB. PERALATAN RADIOLOGI


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
2017
GENERAL X-RAY 3 FASA

Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, karena atas perkenanNYA Kami dapat menyelesaikan praktikum dan
laporan General X-Ray 3 Fasa dengan baik dan tepat waktu.

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui X-ray 3 Fasa secara umum dan
mempelajari komponen apa saja yang menjadi penyusun General X-Ray 3 Fasa, serta
bagaimana konsep dan cara kerja serta cara pengukurannya.

Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dosen Mata kuliah Praktikum Peralatan Radiologi III, Bapak Tri Bowo
Indrato.
2. Orangtua dan keluarga penulis yang selalu mendoakan serta mendukung
pembuatan laporan ini.
3. Teman-teman sekelompok dan teman-teman angkatan EMT-02 yang sudah
membantu menyusun dan memberi saran penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan praktikum ini
dapat bermanfaat.

Surabaya, 30 Maret 2017

Penulis.

2
Pendahuluan

Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian tubuh manusia dengan
menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik
maupun gelombang mekanik. 

Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x (x-ray) namun


kemajuan teknologi modern memakai pemindaian CT-Scan (scanning), MRI
(Magnetic Resonance Imaging),gelombang sangat tinggi (ultrasonik) seperti
ultrasonography (USG) dan Kedokteran Nuklir.

Radiografi ialah penggunaan sinar pengionan (sinar X, sinar gama) untuk


membentuk bayangan benda yang dikaji pada film. Radiografi umumnya
digunakan untuk melihat benda tak tembus pandang, misalnya bagian dalam tubuh
manusia. Gambaran benda yang diambil dengan radiografi disebut radiograf.
Radiografi lazim digunakan pada berbagai bidang, terutama pengobatan dan
industri.

Fluoroscopy adalah salah satu pelayanan Radiologi yang memberikan jenis


pemeriksaan X-Ray langsung yang dapat dilihat Screen Fluoroscopy atau layar
monitor. Chemotherapy adalah memberikan obat sitostatika melalui suntikan pada
pembuluh darah vena tertentu yang berguna untuk mengobati kanker/tumor ganas

1. Tujuan

a. Untuk mempelajari Rangkaian Star Delta

b. Untuk mempelajari komponen-komponen penyusun General X-Ray 3 Fasa


dan fungsi dari komponen penyusun tersebut.

c. Untuk mempelajari cara kerja General X-Ray 3 Fasa.

d. Untuk mengetahui cara pengukuran beberapa komponen General X-Ray 3


Fasa.

3
2. Alat dan Bahan

a. Alat

- Multimeter

b. Bahan

- Control table

- HTT Tank

- X-Ray tube unit

- Patient table

3. Analisis Kerja Rangkaian

Penjelasan Rangkaian General X-Ray 3 Phase :


Pada saat main switch ditekan ke posisi ON maka kontaktor 1 aktif, tegangan
PLN 3 fasa (RST) akan terhubung ke Fuse sebagai pengaman kemudian akan
masuk ke primer autotranformator dengan menggunakan sistem hubungan delta.
Besarnya tegangan yang masuk bisa dideteksi di Line Volt meter. Tegangan yang
masuk bisa disesuaikan apabila tidak sesuai dengan tegangan input dan tabung,
dengan cara menambah atau mengurangi jumlah lilitan autotrafo. Dimana
pengaturan satu fasa akan otomatis berlaku untuk ketiga fasa lainnya. Pada
sekunder trafo terdapat pengaturan tegangan antara anoda dan katoda pada insert
tube dengan menggunakan KV mayor dan KV minor, kemudian tegangan tersebut
bisa dilihat pada KV meter.
Output KV Mayor & KV Minor pada autotrafo disambungkan dengan
sambungan delta. Dari pemilihan KV mayor tersebut terhubung dengan kontaktor
2, dimana kontaktor ini akan aktif dan terhubung dengan HTT jika ditekan
ekspos, dan sambungannya terhadap primer HTT adalah dengan sambungan delta,
Kontaktor 2 tersebut akan nonaktif jika pada rangkaian timer waktu yang telah
disetting telah terpenuhi.

4
Sekunder HTT dihubungkan dengan rectifier sebagai penyearah gelombang
dengan 4 output, dimana +V1 akan terhubung ke kontaktor tabung anoda untuk
pemilihan tabung, yang tediri dari beberapa tabung yaitu tabung Radiografi I,
Radiografi II, atau tabung fluroscopy. Output –V1 & +V2 terhubung ke mA dan
ground yang berfungsi penunjuk arus tabung, dimana hal ini untuk safety user.
Pada primer trafo filament ada 2 input yang dihubungkan ke salah satu phase
R, S, atau T; sedangkan input satunya dihubungkan ke 0. Input dengan pengaturan
seperti saklar itu digunakan untuk pemilihan berapa besar mA yang dibutuhkan,
sehingga dari mA tersebut akan otomatis memilih filament small focus / large
focus. Output –V2 terhubung ke common, dan trafo filament entah large atau
small focus yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian dari sekunder HTT
–V2, common dan output trafo filamen terdapat 3 set kontaktor yang masing-
masing untuk mengendalikan/mengatur sambungan tegangan ke katoda pemilihan
tabung yaitu tabung radiografi I, radiografi II, atau tabung fluoroscopi.

4. Pembahasan

A. Rangkaian Star Delta

Mungkin semua sudah tahu apa itu rangkaian star delta? Dan apa fungsi dari
rangkaian star delta itu sendiri. Untuk yang belum tahu akan saya jelaskan secara
singkat. Rangkaian star delta adalah rangkaian instalasi motor dengan sambungan
bintang segitiga (Y∆), atau lebih dikenal dengan nama koneksi star delta. lalu apa
fungsi dari koneksi motor secara star delta itu? Fungsi dari koneksi star delta adalah
untuk menurunkan atau mengurangi besarnya arus start motor. 
Bagaimana teori atau metode koneksi star delta ini bisa menurunkan besarnya arus
starting motor? sebelumnya tentu kita tahu besarnya tegangan dan arus itu berbanding
terbalik. Semakin besar tegangan maka arus akan semakin kecil begitu sebaliknya
semakin kecil tegangan maka arus akan semakin besar. Bagaimana itu terjadi ?untuk
menjawab itu kita harus tahu dulu, hubungan antara daya ( P ), tegangan( V ) , dan
arus ( I ). 

5
Dari rumus diatas tentu kita sudah mengerti.  Coba anda hitung berapa
besarnya arus ( I )?, dengan daya (P) yang sama, coba anda bagi dengan tegangan(V)
yang berbeda. Tentu saja hasilnya sudah bisa ditebak, dengan tegangan yang besar
maka arus akan kecil, begitu juga sebaliknya. Lalu apa hubungannya rumus diatas
dengan rangkaian star delta?? Pada koneksi star delta ada perbedaan antara besarnya
tegangan pada koneksi star dan besarnya tegangan pada koneksi delta.

Tegangan dan arus pada koneksi star delta


Besarnya tegangan(V) line pada sambungan star/bintang (Y) adalah akar 3 . V fasa,
dan besarnya arus line pada sambungan star/bintang sama dengan besarnya arus fasa.
Sedangkan pada sambungan delta/segitiga(∆) tegangan(V) line = V fasa, dan arus(I)
line =  akar 3 . arus(I) fasa.
Contohnya dengan tegangan fasa 220V berapa tegangan line untuk hubung star dan
hubung delta?
·         Tegangan pada sambungan star --- Vline = akar 3 . V fasa = 1.73 . 220V = 380V
·         Tegangan pada sambungan delta--- V line = V fasa = 220V
Dari hasil diatas pada hubungan star memiliki tegangan yang lebih besar dibanding
tegangan pada hubungan delta. dan tentu sudah terbukti metode starting motor secara
star delta dapat menurunkan besarnya arus start.

Kesalahan pada koneksi star delta


Mungkin semua sudah tahu apa itu star delta beserta fungsi-fungsinya. Namun
mungkin masih banyak yang belum mengerti bagaimanana melakukan

6
instalasi/penyambungan star delta sesuai standar yang benar. Melakukan instalasi
sesuai standar yang benar itu sangat penting agar kita tidak dirugikan dengan
pemasangan instalasi yang salah/ngawur. Contohnya pada koneksi delta jika pada
pemasangannya kita tidak berhati-hati dan tidak sesuai dengan standar tentu bisa
membuat koneksi motor tersebut kehilangan salah satu fasa (phase loss). Dan apa
akibatnya bila motor 3 fasa dioperasikan dengan kehilangan salah satu fasa?, tentu
saja lilitan motor akan terbakar dalam waktu singkat atau jika anda beruntung
mungkin akan membuat breaker atau protector(overload relay) cuma trip. Tetapi itu
dengan catatan jika anda memasang atau mensetting breaker dan protector dengan
standar yang benar. Tentu kita tidak ingin kedua hal tersebut terjadi dan merugikan
kita. Karena itulah standarisasi SPL (single point lesson) begitu penting dan selalu
terapkan di semua perusahaan.
Gambar koneksi star dan koneksi delta

Gambar diatas bisa menjadi patokan bagaimana melihat koneksi star delta yang
benar dan salah. Contohnya secara sederhana begini, jika anda perhatikan gambar
pada sebuah rangkaian daya star delta anda bisa melihat pada koneksi starnya apakah
mirip dengan star/bintang, dan pada koneksi deltanya apakah mirip delta/segitiga
seperti gambar koneksi star delta diatas. Jika itu mirip atau sama bisa dipastikan

7
rangkaian daya itu benar. Dan juga perlu diingat jika anda ingin membalik putaran
motor pada rangkaian star delta dengan membalik salah satu tegangan maka anda juga
harus membalik salah satu tegangan pada satu sisi yang lain.

Tegangan dan arus pada koneksi star delta


Besarnya tegangan (V) line pada sambungan star/bintang (Y) adalah . V fasa, dan
besarnya arus line pada sambungan star/bintang sama dengan besarnya arus fasa.
Sedangkan pada sambungan delta/segitiga(∆) tegangan(V) line = V fasa, dan arus(I)

line =   . Arus (I) fasa.

Contohnya dengan tegangan fasa 220V berapa tegangan line untuk hubung star dan
hubung delta?
 Tegangan pada sambungan star --- V line = . V fasa = 1.73 . 220V = 380V

 Tegangan pada sambungan delta--- V line = V fasa = 220V


Dari hasil diatas pada hubungan star memiliki tegangan yang lebih besar dibanding
tegangan pada hubungan delta. dan tentu sudah terbukti metode starting motor secara
star delta dapat menurunkan besarnya arus star.

Rangkaian daya dan rangkaian kontrol  star delta yang benar

Kesimpulan dari rangkaian star delta. Setelah panjang lebar penjelasan tentang star
delta, kita bisa menarik kesimpulan kalau pemasangan instalasi motor itu harus sesuai
standar yang benar agar tidak terjadi hasil yang tidak diinginkan seperti lilitan motor
terbakar dikarenakan phase loss, hubungan singkat atau sebab-sebab lainnya.
Khususnya kita harus berhati-hati pada motor yang label terminalnya sudah hilang

8
atau motor hasil repairan/perbaikan yang mungkin sudah tidak sesuai lagi antara
terminal dan lilitannya. Jadi kita harus bisa tentukan dulu mana U1U2, V1V2, dan
W1W2. Baca juga artikel tentang "membalik arah putaran motor star delta".

B. Sejarah Sinar-X

Sejarah ditemukannya sinar X – sinar rontgen – yang merupakan salah satu


perkembangan di bidang teknologi dunia fisika dimulai pada tahun 1895 saat Wilhelm
Conrad Roentgen menemukan sebuah layar barium platinocyanide yang bercahaya di
laboratoriumnya ketika ia sedang melakukan generasi terhadap sinar katoda dalam
tabung Crooke dengan jarak yang agak jauh. Karena hal ini, ia menghentikan
pekerjaannya di Universitas Wurzburg dimana ia ditunjuk menjadi kepala riset dan ia
menghabiskan waktu 6 minggu di laboratorium, bekerja sendiri, dan tidak
membagikan apapun kepada kolega-koleganya. Meskipun bukan yang pertama
mengamati efek sinar X, Rontgen dianggap sebagai penemu sinar X karena ia yang
pertama mempelajarinya. Rontgen juga yang memberi nama “sinar X”, dimana X bisa
berarti sebuah angka yang tidak diketahui. Beberapa orang juga menyebut sinar X
dengan nama sinar Rontgen.

Penemuan dan Sejarah Ditemukannya Sinar X – Sinar Rontgen 


Sebelum menjadi pelopor sejarah ditemukannya sinar X – sinar Rontgen,
Wilhelm Rontgen hanyalah anak muda biasa yang ingin bersekolah di University of
Utrecht tapi tidak memenuhi persyaratan yang diajukan. Ia kemudian melanjutkan

9
studinya di Zurich, pada sebuah institut dengan nama Federal Polytechnic Institute
yang kini bernama ETH Zurich. Setelah berhasil masuk, Rontgen memilih untuk
mengambil jurusan mechanical engineering. Pada tahun 1869, ia lulus dengan gelar
Ph.D dari University of Zurich dimana ia bertemu Professor August Kundt yang ia
ikuti terus hingga University of Strassburg pada tahun 1873. Mulai tahun 1874,
Rontgen menjadi tenaga pengajar bermula dari University of Strassburg dan
dilanjutkan sebagai professor di Academy of Agriculture di Hohenheim,
Wurttemberg. Ketika pada tahun 1888 dia menjabat sebagai salah satu orang dalam
kursi fisikawan di University of Wurzburg, dia tak pernah menyangka bahwa ia akan
menjadi penulis sejarah ditemukannya sinar X – sinar Rontgen.

Pada tahun 1895, Rontgen sedang menginvestigasi tentang efek eksternal dari
berbagai macam perlengkapan tabung vakum – perlengkapan peninggalan dari
Heinrich Hertz, Johann Hittorf, William Crookes, Nikola Tesla, dan Philipp von
Lenard – ketika ada arus listrik yang dilewatkan melalui mereka hingga ia tak sengaja
melihat sebuah layar barium platinocyanide yang bercahaya di laboratoriumnya ketika
ia sedang melakukan generasi terhadap sinar katoda dalam tabung Crooke dengan
jarak yang agak jauh setelah sebelumnya pada bulan November, ia melakukan
eksperimen menggunakan tabung Lenard di mana kemudian ia menambahkan jendela
aluminium untuk membuat sinar katoda keluar dari tabung, tapi malah menyadari
sinar katoda tadi menyebabkan efek fluorescent.

Pada siang hari tanggal 8 November 1895, sejarah ditemukannya sinar X – sinar
Rontgen – dimulai dengan Rontgen yang sudah yakin untuk melakukan pengetesan
ide yang ia miliki. Dengan hati-hati, ia membuat penutup dari kardus hitam yang sama
dengan yang ia gunakan pada tabung Lenard.  Sebelum percobaan dilakukan, Rontgen
menggelapkan ruangan tempat tes dilakukan untuk mengetahui tingkat kegelapan dari
penutup kardus itu. Ketika Rontgen melewatkan tegangan lewat coil Ruhmkorff, ia
yakin bahwa penutup tersebut kedap cahaya dan siap memulai bagian berikutnya
dalam sejarah ditemukannya sinar X – sinar Rontgen. Pada masa inilah Rontgen
menyadari ada sebuah kilau lemah yang berasal dari sebuah bangku beberapa kaki
dari tabung. Rontgen berspekulasi bahwa ada sebuah sinar baru yang bertanggung
jawab akan hal ini, dan ia kembali melakukan eksperimen serta menuliskan beberapa
catatan.  Percobaan pertama dari sinar baru yang diberi nama “sinar X” oleh Rontgen

10
ini baru dilakukan 2 minggu setelah penemuannya dimana ia mengambil foto sinar-X
menggunakan tangan dari istrinya, Anna Bertha. Ketika Anna Bertha melihat
tulangnya dan berteriak “Aku telah melihat kematianku!” inilah orang-orang
menganggap penemuan sinar X mulai tercatat sebagai bagian dari perkembangan
teknologi fisika.

C. Proses Terjadinya Sinar X

Proses pembentukan sinar-X pada pesawat sinar-X adalah sebagai berikut:


1. Arus listrik akan memanaskan filamen sehingga akan terjadi awan elektron
disekitar filamen (proses emisi termionik).
2. Tegangan (kV) di antara katoda (negatif) dan anoda (positif) akan
menyebabkan elektron-elektron bergerak ke arah anoda.
3. Fokus (focusing cup) berfungsi untuk mengarahkan pergerakan
elektron-elektron (berkas elektron) menuju target.
4. Ketika berkas elektron menubruk target akan terjadi proses eksitasi pada atom-
atom target, sehingga akan dipancarkan sinar-X karakteristik, dan proses
pembelokan (pengereman) elektron sehingga akan dipancarkan sinar-X
bremstrahlung.
5. Berkas sinar-X yang dihasilkan, yaitu sinar-X karakteristik dan bremstrahlung,
dipancarkan keluar tabung melalui window.
6. Pendingin diperlukan untuk mendinginkan target karena sebagian besar energi
pada saat elektron menumbuk target akan berubah menjadi panas.

11
D. Bagian – bagian Pesawat Rontgen

1) Control Table

Fungsi tiap komponen :

1. Main Switch
Berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat roentgen.

2. Line Voltage Meter

Berfungsi untuk mengetahui apa tegangan PLN mengalami kenaikan atau


penurunan.

3. Autotrafo

Berfungsi untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain
dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan keseluruh pesawat. Autotrafo

12
adalah transformator yang kumparan primer dan kumparan sekundernya menjadi
satu dalam satu core.

4. Line voltage compensator


Berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan pesawat jika
terjadi penurunan atu kenaikan pada supply PLN.

5.  KVP selector Mayor


Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara anoda
dan katoda, yang besar selisih tiap terminal x 10 KV

6. KVP selector Minor


Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara anoda
dan katoda, yang besar selisih tiap terminalnya 1 KV.
7. mA Kontrol
Berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang kemudian akan digunakan
sebagai penentu besarnya arus tabung yang digunakan.
8. mA limiter
Berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus filamen, maksudnya agar tegangan
pemanas filamen di atas sesuai dengan kemampuan kapasitas filamen tabung
rontgen sehingga pemberian tegangan tersebut memberi pemanasan yang normal. 
9. Timer control
Berfungsi untuk menentukan lamanya penyinaran.
10. Rad/Flor Selector
Berfungsi untuk memilih radiografi atau fluorcopy.
11. Tombol Ready
Berfungsi untuk melakukan ready.
12. Tombol Exposure
Berfungsi untuk melakukan expose.
13. Emergency switch
Untuk memberhentikan segala proses yang sedang dilakukan oleh pesawat
rontgen dalam keadaan emergency.

13
2) HTT Tank

Fungsi dari tiap komponen :


1. HTT

Berfungsi untuk memberikan beda potensial antara anoda dan katoda dimana
anoda harus selalu mendapat polaritas positif dan katoda harus selalu

14
mendapat polaritas negatif agar elektron-elektron bebas yang ada disekitar
katoda dapat ditarik ke anoda.
2. Trafo Filament
Berfungsi sebagai sumber elektron dan juga sebagai katoda..
Terdiri dari bahan Tungsten yang mempunyai titik lebur yang tinggi 3600 oC
dengan nomor atom 74. Filamen ini berfungsi sebagai sumber elektron dan
juga sebagai katoda
3. Rectifier
Berfungsi sebagai penyearah tegangan tinggi sebagai input anoda agar kualitas
gambar yang dihasilkan lebih bagus.
4. Tube selector switch
Berfungsi untuk memilih tabung yang akan digunakan.
5. Olie
Berfungsi sebagai pendingin dan isolator.

3) X ray Tube Unit

Fungsi dari tiap komponen :

1. Tube Housing

15
Dinding bagian luar tabungdisebut rumah tabung ,terbuat dari metal, bagian
dalamnya terbuat dari lapisan timbal (Pb), Fungsi dinding ini agar dapat
menekan radiasi yang tidak dibutuhkan. Rumah tabung juga dilengkapi
sambungan kabel tegangan tinggi yaitu kabel dari HTT.
2. Insert Tube
Terbuat dari kaca (pyrex) yang tahan panas, karena pada saat pengeksposan
hanya ada 1% sinar-X, dan 99%nya adalah panas. Di dalam insert tube
terdapat bagian-bagian yaitu tabung kaca hampa udara, anoda dan katoda.
a. Anoda
Elektroda positif biasa juga disebut sebagai target jadi anoda disini
berfungsi sebagai tempat tumbukan elektron. Ada 2 macam anoda yaitu
anoda diam dan anoda putar.
1) Anoda diam (Stationary Anode)
Anoda diam pada tabung sinar-X terbuat dari plat tungsten kecil karena
lebih efisien dalam menghasilkan sinar-X, dan mempunyai titik lebur
yang tinggi sekitar 3400oC sehingga mampu menahan suhu tinggi yang
dihasilkan dan juga tungsten baik untuk menyerap panas.

16
2) Anoda putar (rotating anode)
Anoda putar terbuat dari bahan tungsten. Perputaran anoda dalam tabung sinar-X
tersebut mengakibatkan tumbukan berkas elektron akan merata dan mampu
menahan panas yang ditimbulkan dari tumbukan berkas elektron tersebut,
walaupun dengan waktu eksposi yang lama.

b. Katoda

Katoda / filament terbagi 2, yaitu :


1) Katoda Direct

17
Disebut juga katoda langsung yaitu filament yang sekaligus berfungsi
sebagai katoda.
2) Katoda Indirect
Disebut juga katoda tak langsung yaitu filament hanya berfungsi
sebagai sumber elektron sedangkan katodanya dipisah (didepan
filament), katodanya bisa terhubung dengan transformator filament
atau dengan sumber lain.
Pada katoda juga dipasang Focussing Cup yaitu alat yang menyerupai
mangkok untuk mengfokuskan jalannya electron dari anoda ke
katoda.
3. Kolimator
Kolimator merupakan salah satu bagian dari pesawat sinar-X yang memiliki
fungsi untuk  pengaturan besarnya ukuran lapangan radiasi. Kolimator
memiliki beberapa komponen yaitu lampu kolimator, plat timbal pembentuk
lapangan, meteran untuk mengukur jarak dari fokus ke detektor atau ke film,
tombol untuk menghidupkan lampu kolimasi, dan filter Aluminium (Al)
dan/atau tembaga (Cu) sebagai filter tambahan.

4. Filter
Filter sebagai penyaring berkas sinar-X yang mempunyai panjang gelombang
pendek. Dimana jenis panjang gelombang tersebut dapat mengakibatkan
kanker kulit.
5. Stator
Berfungsi sebagai alat untuk memutar anoda. Rotor atau stator ini hanya
terdapat pada tabung sinar x yang menggunakan anoda putar.
6. Oli dialase

18
Oli dialase yang berfungsi sebagai bahan isolasi tegangan tinggi dan juga
sebagai pendingin tabung rontgen.

4) Patient Table
1. Meja
Sebagai tempat pasien melakukan pemeriksaan.

2. Motor sliding/Teltling
Sebagai control gerakan meja pasien dalam posisi sliding atau tiltling.
3. Bucky kaset
Tempat menaruh kaset

4. Moving Grid
Untuk menahan radiasi hambur agar kualitas gambar yang dihasilkan makin
bagus.
5. Spot film device

19
Untuk merekan gambar saat dilakukan kegiatan fluoroskopi.

E. Penggunaan Sinar X Dalam Dunia Medis dan Lainnya


Penemuan Sinar X yang diprakarsai oleh Wilhelm Rontgen tentang bagaimana
sinar X dapat mengidentifikasi susunan tulang, sinar X mulai sering digunakan untuk
medical imaging. sejarah ditemukannya sinar X – sinar Rontgen – dalam dunia medis
pertama kali dicatat pada sebuah paper tentang subjek ini, dan hingga tahun 2010, ada
5 triliun studi yang dilakukan dalam bidang medical imaging di seluruh dunia. Meski
begitu, radiasi yang ditimbulkan oleh medical imaging menyumbangkan 50% total
radiasi ion di Amerika Serikat.

Salah satu penggunaan sinar X dalam dunia medis adalah sebagai radiograf.
Radiograf sendiri merupakan gambar sinar X yang didapat dari meletakkan bagian
dari tubuh pasien di depan sebuah pelacak sinar X dan kemudian menyinarinya
menggunakan gelombang sinar X pendek. Karena tulang memiliki banyak kalsium,
mereka dapat menyerap sinar X secara efektif. Kegunaan lain dari sejarah
ditemukannya sinar X – sinar Rontgen – dalam dunia medis ialah dalam Tomografi
Terkomputasi (CT Scanning), sebuah model medical imaging dimana gambar-gambar
tomografik atau potongan dari beberapa area tubuh diambil melalui sinar X dua
dimensi yang besar.

20
Selain dunia medis, penggunaan sinar X ada dalam beberapa bidang termasuk
diantaranya adalah:
 Kristalografi sinar X
 Astronomi sinar X
 Mikroskopik sinar X
 Kilau sinar X
 Radiografi industri
 CT industri
 Penggunaan sinar X dalam lukisan untuk mengetahui underdrawing
 Pengamanan bandara
 Kontrol perbatasan negara
 Seni sinar X
 Sinar X penghilang rambut
Faktanya, meskipun sinar X menyumbang 50% dari total radiasi yang ada di Amerika
Serikat, banyak kemajuaan teknologi terutama di bidang medis yang berhutang
kepada sejarah ditemukannya sinar X – sinar Rontgen.

F. Dampak Negatif Radiasi

 Merusak jaringan sel


 Menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit
 Menyebabkan kerusakan kulit dan sistem saraf
 Menyebabkan kemandulan dan mutasi pada keturunan karena radiasi unsur
radioaktif dapat merusak kelenjar kelamin
 Menyebabkan penyakit leukimia, yaitu penambahan sel darah putih yang
berlebihan.

G. Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknik yang
membahas tentang kesehatan lingkungan yang berhubungan dengan

21
pemberian perlindungan terhadap seseorang atau sekelompok orang dari
kemungkinan akibat negative dari radiasi pengion.
Tujuan proteksi radiasi adalah membatasi peluang terjadinya resiko
stokastik dan mencegah terjadinya efek non stokastik. Misalkan katarak pada
lensa mata, dan kerusakan sel kelamin yang mengakibatkan kemandulan
merupakan efek non stokastik, sedangkan efek genetic dianggap sebagai efek
stokastik.

Berbagai cara dilakukan untuk melindungi seseorang terhadap efek


negative radiasi pengion diantaranya:
1. Pembatasan dosis
Pekerja radiasi tidak boleh berumur kurang dari 18 tahun dan wanita
menyusui tidak diijinkan bekerja di daerah yang berkontaminasi tinggi.
Misalkan, Nilai Batas Dosis (NBD) untuk penyinaran seluruh tubuh adalah
5000 mrem per tahun. NBD untuk masyarakat umum (seluruh tubuh)
adalah 500 mrem dalam setahun.
2. Pembagian daerah kerja
Daerah kerja dibedakan menjadi:
- daerah pengawasan, yaitu daerah yang memungkinkan seseorang
menerima dosis radiasi kurang dari 1500 mrem dalam satu tahun dan bebas
kontaminasi,
- daerah pengendalian, yaitu daerah yang memungkinkan seseorang
menerima dosis radiasi 1500 mrem atau lebih dalam setahu
3. Klasifikasi pekerja radiasi
Untuk pembatasan penyinaran dan monitoring, maka pekerja radiasi di
golongkan menjadi dua, yaitu: kategori A, untuk mereka yang dapat
menerima dosis sama dengan atau lebih dari 1500 mrem per tahun, dan
kategori B, yaitu mereka yang mungkin menerima dosis lebih kecil dari
1500 mrem per tahun.
4. Pemeriksaan dan pengujian perlengakapan
Pemeriksaan dan pengujian perlengakapan proteksi radiasi dan alat ukur
radiasi.
5. Pengendalian bahaya radiasi

22
Pengendalian bahaya radiasi melalui pembatasan waktu kerja (bekerja
sesingkat mungkin: Dosis = laju dosis x waktu) pengendalian jarak kerja
(bekerja sejauh mungkin, laju dosis x jarak2 = konstan) dari sumber
radiasi, dan penggunaan penahan radiasi (sehelai kertas untuk radiasi alfa,
aluminium atau plexiglass untuk radiasi beta, dan timbale untuk radiasi
gamma dan sinar X).

5. Daftar pustaka

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090304173110AAjmMoU

http://felt-o-licious.blogspot.co.id/2014/12/sejarah-ditemukannya-sinar-x-
sinar.html

http://trikueni-desain-sistem.blogspot.co.id/2013/08/Rangkaian-Star-Delta.html

http://medicareku.blogspot.co.id/2016/04/laporan-pratikum-peralatan-
radiologi.html

http://gonnabefine23.blogspot.co.id/2010/03/rancangan-pesawat-rontgen-
konvensional.html

http://ilmuradiologi.blogspot.co.id/2011/03/tabung-sinar-x.html

http://electromedicalengineering.blogspot.co.id/2008/12/dasar-dasar-pesawat-
rontgen.html

23
http://wanona-muti.blogspot.co.id/2012/05/pesawat-sinar-x.html

http://roes-rusmanto.blogspot.co.id/2012/06/kolimator-pesawat-sinar-x-dan.html

H. Lampiran

1. Gambar Rangkaian

2. Pengukuran

a. Cara menyambungkan primer dan sekunder HTT

Di primer HTT tersambung dengan sistem delta. Di primer HTT


terdapat 3 trafo dengan ujung U,V,W dan pangkal X,Y,Z. U
terhubung dengan Z, untuk mengetahui posisi Z menggunakan
Avometer dengan selektor resistansi, V terhubung dengan X, W
terhubung dengan Z. Kemudian setelah mengetahui posisinya, kita
rangkai dengan sambungan delta dimana untuk sambungan delta U
terhubung dengan Z, X terhubung dengan V, dan W terhubung
dengan Y.

24
Di sekunder HTT terdapat 6 trafo dan tersambung dengan sistem star,
dimana X2 tersambung dengan Y2 dan Z2. Sedangkan X3
tersambung dengan Y3 dan Z3.

b. Cara menentukan Large atau Small Focus

Untuk menentukan Small atau large focus kita menggunakan


Avometer dengan selektor ohm. Dimana Small/large focus diukur
dengan common, bagian dengan hambatan besar merupakan large
focus, dan dengan hambatan kecil merupakan small focus.

25

Anda mungkin juga menyukai