Anda di halaman 1dari 4

 Jo

 J ournal
urnal of AI D S and
and Clinica
Cli nicall R esea
search

Sarkoma Kaposi Rongga Mulut pada Pasien HIV Positif.


Sebuah Laporan Kasus dan Tinjauan Pustaka

diterjemahkan
diterjemahkan oleh:
Septina Anggun Putri (04074881719016)

Dosen Pembimbing :
drg. Siti Rusdiana Puspa Dewi, M.Kes.

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
 Journal of AI DS and Clinical Research
Sarkoma Kaposi Rongga Mulut pada Pasien HIV Positif. Sebuah Laporan
Kasus dan Tinjauan Pustaka
Septina Anggun Putri (04074881719016)
Dosen Pembimbing : drg. Siti Rusdiana Puspa Dewi, M.Kes.
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Abstrak

Pendahuluan:  Sarkoma Kaposi (KS) adalah kanker jaringan lunak yang dikategorikan ke
dalam 4 subtipe, namun di Amerika Serikat, penyakit tersebut lebih sering terjadi pada pasien
dengan HIV/AIDS sehingga kemudian dikenal sebagai penyakit khas yang timbul pada
 penderita AIDS. Sarkoma Kaposi pada rongga mulut (OKS) pada umumnya terletak di
 bagian palatum keras. Penyakit ini ditemukan pada pasien HIV/AIDS dengan jumlah CD4 di
 bawah 200 dan jarang dilaporkan terjadi di luar populasi pasien tersebut. Pasien HIV
mungkin lebih cenderung dapat mengalami KS karena penurunan fungsi kekebalannya.
Laporan kasus:  Penulis melaporkan kasus seorang pria Afrika Amerika berusia 31 tahun
dengan riwayat 2 tahun HIV yang datang ke klinik Otolaringologi dengan lesi lidah yang
terasa sakit. Jumlah CD4-nya tidak pernah berada di bawah 200, yang membuat kasus ini
merupakan pengecualian di antara epidemiologi KS. Kasus ini unik pada dua faktor berbeda.
Pertama, dorsum lidah adalah salah satu manifestasi yang paling jarang terjadi pada OKS dan
kedua, OKS biasanya dikaitkan dengan jumlah CD4 <200 per mikroliter, namun jumlah CD4
 pasien ini tetap di atas 200 sel per mikroliter selama evaluasi dan pengobatannya. Lesi lidah
menyebabkan disfagia dan odinofagia yang cukup signifikan sehingga menyebabkan pasien
mencari pengobatan.
Diskusi: Meskipun sumber daya untuk terapi HAART relatif memadai di antara populasi
orang Amerika dengan ekonomi rendah, beberapa pasien masih menolak pengobatan yang
efektif ini dan membiarkan terjadinya komplikasi yang langka. Dokter harus secara aktif
memeriksa lesi oral yang mencurigakan pada pasien HIV, terutama ketika kepatuhan terapi
HAART atau fitur berkaitan lainnya tidak dapat dipastikan. Rongga mulut mungkin
merupakan area manifestasi awal untuk KS terkait HIV sehingga setiap lesi yang
mencurigakan pada pasien yang aktif secara seksual harus men garah pada tes HIV.

Kata kunci: HIV / AIDS; AIDS; HIV; Kaposis; Sarkoma;Immunosupresi; HAART

Pengantar
Sarkoma Kaposi (KS) adalah keganasan jaringan lunak yang timbul dari proliferasi
sel-sel spindel yang berasal dari sel endotel vaskular. Penyakit ini paling sering menyerang
 jaringan mukokutan serta saluran aerodigestif viseral. Lesi bisa timbul di mana saja
sepanjang saluran pencernaan, dari rongga mulut ke daerah perianal. Virus herpes manusia
tipe 8 (HHV-8) merupakan faktor penting dalam patogenesis penyakit ini, meskipun
mekanisme patogenesis yang tepat untuk penyakit ini belum bisa dijelaskan. 1  KS memiliki
empat varian epidemiologi utama berdasarkan faktor penyebab penyakit: (1) Klasik, atau
sporadis; (2) Endemik (Afrika); (3) Epidemi (terkait AIDS); dan (4) Iatrogenik (pasca
transplantasi). Selain itu, ada juga laporan OKS yang berhubungan dengan sindrom inflamasi
 pemulihan kekebalan (IRIS). IRIS terkait OKS dapat terjadi atau memburuk ketika sistem
kekebalan tubuh kembali berfungsi dan mulai menyer ang antigen KS.
KS adalah salah satu penyakit oportunistik pertama yang ditemukan pada manusia
dengan infeksi virus imunodefisiensi (HIV). Meskipun pasien bisa mengalami KS pada setiap
tahap infeksi, penyakit tersebut lebih umum terjadi pada pasien dengan jumlah CD4 yang
lebih rendah.2 Insiden KS mulai menurun secara signifikan setelah pertengahan tahun 1990-
an, dengan pengenalan Terapi Antiretroviral dengan Aktivitas Tinggi (HAART), yang
sebagian besar memulihkan fungsi sistem kekebalan tubuh, dan tetap relatif stabil sejak tahun
2000.3  Insiden KS telah menurun di Amerika Serikat (AS) dan Eropa dengan pengenalan
HAART, tetapi di Afrika, KS masih merupakan jenis kanker yang paling umum pada pasien
yang terinfeksi HIV. Di Amerika Serikat, infeksi HIV masih dianggap faktor risiko terbesar
untuk KS. Sekitar 1/3 pasien memiliki manifestasi pada daerah orofaringeal, dan melibatkan
area paling umum dalam rongga mulut yakni palatum. 1,4  Di antara pasien dengan OKS,
sangat sedikit lesi yang melibatkan dorsal lidah. 1  Tujuan dari laporan ini adalah untuk (1)
melaporkan kasus seorang pasien HIV dengan presentasi KS dorsal lidah yang jarang
ditemukan dan (2) untuk memberikan pembaharuan dalam menegakkan diagnosis dan
 pengobatan KS dengan fokus pada rongga mulut.

Laporan Kasus
Pasien seorang pria Afrika Amerika berusia 31 tahun, pertama kali didiagnosis
dengan infeksi HIV ketika ia datang ke bagian gawat darurat dengan myalgia dan eksaserbasi
asma pada bulan Februari 2010. Dia melaporkan riwayat penyalahgunaan tembakau yang
signifikan serta sejarah penyalahgunaan kokain di masa lalu. Pada saat itu, jumlah virusnya
lebih dari 500.000 per mililiter (ml) dan limfosit sel T CD4 mutlak (CD4) terhitung 281 sel
 per mikroliter. Selama masuk rumah sakit pada saat itu, pasien ditemukan memiliki lesi pada
 paru-paru kiri yang diperkirakan sebagai pneumonia. Pada CT scan selanjutnya, persistensi
lesi menyebabkan tes diagnostik lebih lanjut diperlukan.  Mycobacteria kansasii  kemudian
ditemukan dalam jumlah banyak sehingga dilakukan terapi dengan klindamisin, isoniazid,
rifabutin, siprofloksasin dan etambutol pada Agustus 2011. Pasien memiliki persistensi
 Mycobacterium aviumin  (MAC) pasca perawatan antibiotik. Jumlah CD4 pada April 2011
adalah 926 sel per mikroliter dan jumlah virus HIV adalah 56.510 per ml. Pasien tidak patuh
dengan terapi HAART selama fase awal infeksi HIV-nya dan telah menolak terapi ART
 beberapa kali. Tidak jelas apakah pasien pernah memulai terapi HAART.
nyeri dan pengembalian fungsi oral yang pada akhirnya menghasilkan peningkatan kualitas
hidup pada pasien-pasien tersebut.1
Kerugian yang disebabkan tumor ini dapat menjadi signifikan bagi banyak pasien
karena mungkin dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, adanya edema terkait tumor,
disfagia orofaringeal dan mungkin juga termasuk penurunan fungsi estetik. Penerapan terapi
HAART yang tepat diharapkan dapat mengurangi insidensi dan komplikasi tumor yang
 berhubungan dengan KS oral. Hal yang penting juga adalah untuk bertanya pada pasien
dengan risiko KS, terkait adanya kemungkinan temuan mukokutan, yang memungkinkan
dokter untuk membuat diagnosis ini lebih cepat dan mengurangi beban penyakit secara
keseluruhan. Kita harus mengedukasi pasien yang datang tentang pentingnya terapi HAART
dan manisfestasi orofaringeal yang mungkin terjadi dari KS.
Penegakkan diagnosis banding yang luas untuk lesi oral sangat penting dilakukan,
termasuk: limfoma (plasmablastik non-Hodgkin), karsinoma sel skuamosa, melanoma,
hemangioma, angiomatosis basiler ( Bartonella henselae) dan granuloma piogenik. 12,13
Contoh dari hal ini telah ditunjukkan melalui kasus ini dengan penyakit nondiagnostik pada
awalnya.

Kesimpulan
Rongga mulut mungkin satu-satunya atau daerah pertama yang terjangkit KS,
sehingga menjadi penting dalam diagnosis. Pemeriksaan rongga mulut harus dilakukan secara
teratur pada pasien dengan imunosupresi, karena sejumlah lesi dapat muncul pertama kali
 pada daerah ini. Dokter harus menegakkan diagnosis banding yang luas, termasuk: limfoma,
karsinoma sel squamous, melanoma, hemangioma, dan granuloma piogenik. Terutama, pada
 pasien HIV dengan jumlah CD4 rendah, dokter harus pada batas ambang rendah untuk biopsi
ketika lesi yang diidentifikasi tidak berespon terhadap pengobatan. Diagnosis ini mungkin
tidak dipertimbangkan pada tahap awal paska adanya terapi HAART. Penting untuk
mempertahankan kecurigaan klinis yang tinggi dan bahkan jika pasien memiliki jumlah CD4
yang normal, sistem kekebalan mungkin tidak berfungsi secara normal pada kehadiran HIV
aktif.

Anda mungkin juga menyukai